Disusun oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
BANGKALAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah disusun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dari makalah ini. Dari segi susunan kalimatnya maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana penulisan huruf Ejaan Yang Disempurnakan?
3. Bagaimana penggunaan tanda baca Ejaan Yang Disempurnakan?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,
yaitu:
3
1. Penulisan huruf besar
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal,yaitu :
1. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
1. Dia menulis surat di kamar.
2. Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2. Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
1. Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
2. “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya:
1. Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Penyayang.
2. Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4. Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan,
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
1. Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
2. Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, dan nama tempat.
Misalnya:
1. Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
2. Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
6. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya:
1. Anindya Aulia Rizqytsani.
2. Witria.
4
7. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
nama bahasa.
Misalnya:
1. bangsa Indonesia
2. suku Sunda
8. Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
1. tahun Hijriyah hari Jumat.
2. proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
9. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya:
1. Laut Jawa Jazirah Arab.
2. Asia Tenggara Tanjung Harapan.
10. Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali
terdapat kata penghubung.
Misalnya:
1. Republik Indonesia
2. Dewan Permusyawaratan Rakyat
11. Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan
dan pengacuan.
Misalnya:
1. Surat Saudara sudah saya terima.
2. Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12. Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya:
1. Surat Anda telah saya balas.
2. Apakah Anda sudah sholat?
5
13. Digunakan sebagai huruf pertaman unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
1. Dr. Ibrahim Naki
2. Abdul Manaf Husain, S.H
14. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa.
2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15. Diguankan sebagi huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah,
surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata
penghubung.
Misalnya:
1. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
2. Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
2.Penulisan huruf miring
Huruf miring digunakan untuk:
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan.
Misalnya:
1. Buku Negara kertagama karangan Prapanca.
2. Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
2. Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata.
Misalnya:
1. Huruf pertama kata abad adalah a.
2. Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
6
2.3 Pemakaian Tanda Baca
7
8. Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
9. Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
10. Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
11. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
12. Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau seru.
3. Tanda Titik Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada:
1. Akhir kalimat tanya.
2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
4. Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan,ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
5. Tanda Titik Koma (;)
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Memisahkan
kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
6. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai:
1. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
2. Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
8
3. Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
4. Di antara jilid atau nomor dan halaman.
5. Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
6. Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
7. Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pertanyaan.
7. Tanda Elipsis (...)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan
menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika
yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik
terakhir diberi jarak atau loncatan.
8. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring (/) dipakai pada:
1. Dalam penomoran kode surat.
2. Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
9. Tanda Penyingkat atau Aspotrof (`)
1. Tanda penyingkat menunjukkan penghilang sebagian huruf.
2. Tanda petik tunggal (`)
Tanda petik tunggal dipakai:
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
10. Tanda Petik (“...”)
Tanda petik dipakai:
1. Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus,
kiasan atau yang belum.
2. Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
3. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,
atau bahan tertulis lain.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11