Makalah Sospol Bab 3
Makalah Sospol Bab 3
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Ø MITA SARI
Ø SUHENDRI
Ø KARVITA NURANTI
Ø ALFINDRA PRATAMA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) YAYASAN SETIH SETIO MUARA
BUNGO
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kelompok
Sosial dan Kehidupan Masyarakat“. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Sosiologi.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Mengetahui
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
B. Rumuasan masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah....................................................................................................... 2
D. Kegunaan makalah................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Landasan Teori
2. Pengertian Masyarakat........................................................................................ 3
B. Pembahasan
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai mahluk sosial tentu manusia tidak dapat hidup
sendiri. Mereka akan saling ketergantungan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati.
Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup
dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut juga social animal atau
hewan sosial. Karena sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan
pokok yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi
satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Hubungan kesinambungan antara manusia dengan manusia lainnya akan menghasilkan pola
pergaulan yang dinamakan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial terjadi hubungan
antar manusia (lebih dari 1 pelaku). Proses tersebutlah yang mejadi awal terbentuknya kelompok
sosial. Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.
Sifat dan struktur kelompok sosial berbeda-beda. Ada yang terbentuk dengan di sengaja, atau
tidak disengaja. Ada yang terorganisir, ada yang tidak. Ada kelompok yang terikat secara
lahiriah dan ada yang terikat secara batin. Dan banyak lagi perbedaan-perbedaan yang terdapat
pada kelompok sosial. Perbedaan tersebut disebabkan karena sifat kelompok sosial yang dinamis
atau sering berubah-ubah setiap waktu.
Berkenaan dengan latar belakang diatas, maka perlu disusun makalah yang mampu menjadi
pendoman bagi mahasiswa Geografi umumnya masyarakat untuk lebih peka dan mengkaji lebih
dalam berkenaan dengan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat khususnya mengenai
kelompok sosial yang sering kita temui dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu penulis
menulis sebuah makalah yang berjudul “Kelompok-kelompok Sosial dan Kehidupan
Masyarakat”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu acuan berdasarkan pada latar belakang masalah diatas
sehingga penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan Makalah
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang terkait dengan pembahasan yang
ada dalam makalah ini.
1. Secara teoretis, hasil studi pustaka ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pembaca mengenai kelompok sosial dan klasifikasi tipe-tipenya, kehidupan masyarakat pedesaan
dan perkotaan, serta dinamika yang terjadi pada kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu semua pihak dalam
membentuk kelompok-kelompok sosial yang teratur. Misalnya organisasi-organisasi
kemasyarakatan. Sehingga kelompok-kelompok tersebut bukan hanya sebagai wadah interaksi
atau pergaulan saja, tetapi dapat bermanfaat dan mensejahterakan setiap anggotanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoretis
Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosologi. Hal ini
dikarenakan titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua
manusia atau individu yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang
bernama keluarga, kemudian berkembang ke dalam lingkungan masyarakat.
Istilah kelompok sosial merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “sosial groups”, socialberarti
sosial/kemasyarakatan, sedangkan groups berarti kelompok.
Hendro Puspito (2010:10) mendefinisikan bahwa “Kelompok sosial adalah suatu kumpulan
nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan
guna mencapai tujuan bersama.”
Robert K. Merton (2010:10) berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah kelompok yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah matang.”
Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt (2010:11) menjelaskan bahwa “Kelompok sosial adalah
kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi
2. Pengertian Masyarakat
Menurut Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang tertikat oleh rasa identitas
bersama.
B. Pembahasan
Kepentingan yang sama menjadi pendorong sekumpulan manusia untuk membentuk sebuah
kelompok sosial. Berbagai kelompok sosial berdasarkan kesamaan kepentingan akhir-akhir ini
semakin berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin modern, misalnya
kelompok olahragawan, kelompok arisan, dan lain-lain.
Keturunan menjadi dasar persatuan dan tali persaudaraan yang paling kuat bagi manusia. Mereka
yang merasa satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang dianggap mempunyai
persamaan latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang kemudian membentuk sebuah
kelompok sosial misalnya kelompok keturunan India, kelompok keturunan Tiongkok, dan
sebagainya.
Kelompok sosial terbentuk atas dasar daerah atau wilayah yang sama ditinggali cenderung
membentuk organisasi yang mantap dan kelompok sosial yang kuat. Sebagai contoh adalah
paguyuban masyarakat Padang yang tinggal di Jawa.
Warna kulit, warna rambut dan bentuknya, bentuk hidung, mata dan ciri fisik lainnya merupakan
salah satu faktor pendorong dibentuknya kelompok sosial.
Menurut Charles Horton Chooley dalam bukunya yang berjudul Social Organization(1909)
menyatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya
ciri-ciri saling mengenal antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi.
a. Antaranggota kelompok saling berdekatan secara fisik dan terjadi interaksi secara intensif.
b. Kelompok tersebut kecil, sehingga masing-masing individu akan mudah berinteraksi secara
langsung.
Salah satu sifat dari hubungan antar anggota kelompok primer adalah kesamaan tujuan dari
individu-individu yang tergabung dalam kelompok tersebut, sehingga hubungan bukan saja
sebagai alat untuk mencapai tujuan melainkan menjadi salah satu tujuan utama.
Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal,
tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh kelompok sekunder adalah sebagai berikut :
4. Pola hubungan cenderung mengarah pada hubungan formal karena sedikitnya kontak antar
anggota dan kotak tersebut baru akan terjadi ketika ada kepentingan dan tujuan tertentu saja.
1. Paguyuban (Gemeinschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang bersifat alamiah dan kekal.
b) Private, adalah adanya hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang
saja.
c) Exclusive, bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain
di luar “kita”
Apabila dalam suatu paguyuban terjadi pertentangan antar anggota maka pertentangan tersebut
tidak akan bisa diatasi hanya dengan suatu hal saja dan akan menjalar ke bidang-bidang lain. Hal
tersebut disebabkan adanya hubungan yang menyeluruh diantara anggotanya.
c. Gemeinschaft of Mind : yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian,
pekerjaan atau pandangan yang sama meskipun diantara mereka tidak memiliki hubungan darah
dan tinggal secara berjauhan. Pada umumnya paguyuban ini tidak memiliki ikatan yang sekuat
paguyuban karena darah ataupun keturunan.
2. Patembayan (Gesselschaft)
Patembayan adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas,
contohnya ikatan para pedagang atau pekerja yang memiliki kepentingan secara rasional.
Formal grup merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan
sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya
Informal group merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang
berulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
Membership group merupakan kelompok sosial yang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut. Batasan yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok
secara fisik tidak bisa dilakukan secara mutlak hal tersebut diakibatkan adanya perubahan-
perubahan keadaan. Kondisi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam suatu
kelompok. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksi dalam
kelompok maka ditemukan adanya dua istilah yaitu nominal group-member dan peripheral
group-member. Seorang anggota nominal group adalah orang yang dianggap berinteraksi dengan
kelompok sosial oleh orang lain, meskipun interaksinya tidak intens. Sedangkan peripheral group
dianggap tidak berhubungan lagi dengan kelompok sosial yang bersangkutan sehingga kelompok
tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun juga atas anggota ataupun kelompok tersebut.
Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan dalam perilaku maupun
mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan
kelompok tersebut. Bisa juga diartikan sebagai kelompok sosial yang menjadi acuan bagi
seseorang bukan anggota untuk membetuk pribadi dan perilakunya.
Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia, dan lain-
lain.
Kelompok volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak
mendapatkan perhatian masyarakat.
A. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang
bersamaan.
5) Spectator Crowds atau kerumunan penonton merupakan kerumunan yang terjadi karena
orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, kerumunan ini tanpa direncanakan.
B. Publik
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat
komunikasi seperti radio atau televisi.
Dalam masyarakat yang modern, sering di bedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Masyarakat kota(rural Community) adalah masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
(geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah
interaksi yang lebih besar diantara anggota, dibandingkan dengan interaksi penduduk diluar
batasan masyarakat.
Masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari
manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan
lain-lain. Mayoritas penduduknya hidup dengan bermacam-macam jenis pekerjaan yang bersifat
non-agraris.
Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu sebagai berikut :
c. Memiliki tingkah laku yang bergerak maju, mempunyai sikap kreatif, radikal dan dinamis.
e. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain.
f. Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
h. Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut oleh masyarakat perkotaan, menyebabkan
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
i. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga
pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang
individu.
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses tersebut
terjadi menyangkut 2 aspek yaitu :
b. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal
dari desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di
kota).
Ada beberapa sebab yang mengakibatkan urbanisasi diantaranya :
a. Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibu kota (seperti Jakarta).
b. Letak tempat tersebut yang sangat strategis untuk usaha-usaha perdagangan atau
perniagaan, misalnya kota pelabuhan atau kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan
mentah.
Faktor pendorong masyarakat desa untuk meninggalkan daerah kediamannya adalah sebagai
berikut :
b. Penduduk desa pada umumnya para muda-mudi merasa tertekan pada adat istiadat yang
mengakibatkan cara hidup yang monoton.
d. Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting di bidang spiritual kurang sekali dan
kalau juga ada perkembangan sangat lambat.
e. Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain selain bertani seperti misalnya
kerajinan tangan tentu menginginkan pasar yang sangat luas bagi hasil produksinya. Ini tidak
mungkin di dapatkan di desa.
Sebaliknya akan di jumpai pula beberapa faktor penarik dari kota, antara lain sebagai berikut:
a. Penduduk desa beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan banyak penghasilan.
f. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
pergaulan dengan segala macam orang dan dari segala lapisan.
Small group adalah suatu grup yang secara teoretis terdiri paling sedikit dari dua orang, di mana
orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap
hubungan itu sendiri, penting baginya. Yang termasuk small group misalnya awak pesawat,
keluarga batih dan sebagainya.
Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan. Perubahan dalam setiap kelompok sosial,
ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan
dengan cepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang mempunyai ciri-ciri yang sama,
mempunyai pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, dan mempunyai kesadaran
bersama akan keanggotaannya.
2. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang tertikat oleh rasa identitas bersama.
3. Dasar pembentukan kelompok sosial diantaranya : Kepentingan yang sama (Common
Interest), Kesamaan darah dan keturunan (Common Ancestry), daerah atau wilayah yang Sama
dan ciri fisik yang sama.
5. Kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri saling
mengenal antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi
dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
7. Formal group merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan
dengan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Kelompok formal disebut juga dengan istilah asosiasi atau organisasi. Sedangkan informal
grupmerupakan kelompok sosial
yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa memiliki kepentingan
dan pengalaman yang sama.
9. Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
Sedangkan kelompok volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak
mendapatkan perhatian masyarakat.
10. Kerumunan (crowd) adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada
waktu yang bersamaan.
11. Publik merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh
alat-alat komunikasi seperti radio atau televisi.
12. Masyarakat pedesaan (rural community) yaitu suatu masyarakat yang mempunyai suatu
hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga
masyarakat pedesaan lainnya. Sedangkan masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat
yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan
hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
13. Small group adalah suatu grup yang secara teoretis terdiri paling sedikit dari dua orang, di
mana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang
menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya.
14. Dinamika kelompok sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam setiap kelompok sosial,
ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan
dengan cepat.
Daftar Pustaka
· Mansyur, Cholil. (1980). Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya : Usaha Nasional