Anda di halaman 1dari 5

Listianingsih

No. 20
Xll APHP A
Menyusun Laporan Keuangan
Ujung dari proses akutansi adalah menyusun laporan keuangan. Proses akutansi dimulai dari
tansaksi yang dicatat dalam buku jurnal dilanjutkan dibukukan dalam buku rekrning dalam
buku besar. Di akhir periode akitansi buku besar disusun laporan keuangan yang terdiri dari
netaca , laporan laba rugi, laporan perubahan modaldan laporan petubahan posisi keuangan.
Tahapan dalam menyusun laporan keuangan:
1. Pembuatan Jurnal
2. Menyusun Neraca Saldo
3. Mengumpulkan data untuk pembuatan jurnal penyesuaian
4. Menyusun neraca lajur
5. Menyusun laporan keuangan
6. Penyesuaian dan penutupan rekening
7. Penyesuaian kembali rekening
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir “analisis laporan keuangan adalah analisis
laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap , analisis laporan keuangan
yaitu:
“Menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Menurut Leopold A. Bernstein dikutip oleh Dwi Prastowo
analisis laporan keuangan yaitu:
“Suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan
utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.”
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat
dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan
suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan datakeuangan serta kecenderungannya
terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Tujuan dan Manfaat Analisis
Menurut Kasmir (2012:68), ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai
pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa
tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta,
kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak
karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

a. Analisis Trend
Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan
dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat
apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun atau tetap serta seberapa besar
perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase
b. Analisis Persentase per Komponen
Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan
antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan baik yang ada di neraca maupun
laporan laba rugi.
c. Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang
ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan
laba rugi.
d. Metode abalisis rasio
Metode analisa rasio merupakan teknik analisa dengan membandingkan masing-masing pos
laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan

5. Analisis Rasio
Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannnya, meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,
analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan
datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan
tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Analisis rasio keuangan yang bisa digunakan dalam menganalisa laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio Likuiditas (Liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aset lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory).
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia
untuk membayar utang.
4. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.
Jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan, diantaranya:
a. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak
dibandingkan dengan penjualan.
b. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment atau ROI)
Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya.
c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity atau ROE)
Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
C. Rasio solvabilitas atau leverage ratio
Rasio leverage memiliki ragam jenis yang cukup banyak. Dari jenis-jenis rasio leverage tersebut
digunakan sebagai dasar atau bahan pertimbangan oleh analis pasar, investor, dan kreditur.
Berikut jenis-jenis rasio leverage yang umum digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
a. Rasio utang terhadap aset (Debt-to-Assets Ratio)
Rasio utang terhadap aset sering kali hanya disebut sebagai rasio utang saja. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mengandalkan utang untuk membiayai
asetnya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang dengan total aset yang
dimiliki perusahaan, yang diformulasikan seperti berikut.
Rasio utang = Total utang / Total aset
b. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio)
Rasio utang terhadap ekuitas merupakan rasio keuangan yang proporsi relatif antara utang dan
ekuitas yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Untuk menghitung rasio ini, total
kewajiban utang dibagi dengan total ekuitas. Adapun formula dari rasio ini sebagai berikut.
Rasio utang terhadap ekuitas = Total utang / Total ekuitas
C. Rasio utang terhadap modal (Debt-to-Capital Ratio)
Rasio utang terhadap modal merupakan salah satu rasio utang yang berfokus pada kewajiban
utang sebagai komponen basis total modal perusahaan. Utang mencakup seluruh kewajiban
baik jangka pendek maupun panjang. Sementara modal termasuk utang perusahaan dan
ekuitas pemegang saham.
Manfaat dari rasio utang terhadap modal adalah untuk mengevaluasi struktur modal atau
keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam membiayai operasional bisnis perusahaan.
Jika rasio utang terhadap modal pada suatu perusahaan tinggi dibandingkan dengan
perusahaan lainnya, maka risiko gagal bayar yang dihadapi oleh perusahaan tersebut juga tinggi
sebagai dampak utang terhadap operasional bisnisnya.
Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang dengan total utang setelah
dijumlahkan dengan total ekuitas. Berikut formulasi rumusnya.
Rasio utang terhadap modal = Total utang saat ini / (Total utang + Total ekuitas)
D. Rasio utang terhadap laba kotor (Debt-to-EBITDA Ratio)
EBITDA adalah akronim dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and
Amortization yaitu penghasilan yang diperoleh sebelum dikurangi dengan beban bunga, pajak,
depresiasi, dan amortisasi, atau singkatnya adalah laba kotor. Rasio utang terhadap laba kotor
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya. Rasio ini
juga digunakan untuk menentukan probabilitas risiko gagal bayar terhadap utang. Jika rasio ini
mencapai lebih dari 3, maka artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban utangnya
cukup mengkhawatirkan. Dengan kata lain, tingkat risiko gagal bayar cukup tinggi. Sebab, total
kewajiban utang yang harus dibayar perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan
pencapaian profitabilitasnya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan membagi total utang
dengan laba kotor. Berikut rumusnya.
Rasio utang terhadap laba kotor = Total utang / Laba kotor
Semakin tinggi rasio leverage, maka semakin tinggi pula risiko gagal bayar kewajiban utang yang
dihadapi perusahaan. Namun, tingginya rasio leverage bisa memberikan dampak positif bagi
kelangsungan operasional bisnis perusahaan, apabila didukung dengan pencapaian
profitabilitas yang tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai