Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN CBL ASKEP GANGGUAN SELAMA KEHAMILAN

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

Disusun Oleh :
1. Hardianti (202201106)
2. Irwandy Purba (202201107)
3. Kelvin Kurniawan (202201108)
4. Lusi Anindya Mahatasari (202201109)
5. Muhajir Ridho Sanjaya (202201110)
6. Putri Nurmentari (202201112)
7. Sekar Trisnaningrum (202201115)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020 – 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah impian untuk para pasangan yang sudah menikah. Namun,
kehamilan adalah periode rawan yang harus dilewati sebelum seorang ibu melahirkan.
Pada masa kehamilan seringkali terjadi banyak gangguan kesehatan, yang bisa
membahayakan bagi seorang ibu bahkan bayi yang dikandungnya (Herawati, dkk.
2019). United Nations International Children’s Emergency Found (UNICEF) (2012)
menyatakan bahwa setiap tahun hampir 10.000 wanita meninggal karena masalah
kehamilan dan persalinan.
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering terjadi pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari, gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60- 80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat
(Wiknjosastro dalam Fitria, 2017). Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu
meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan oleh
pre eklampsia dan eklampsia (Manuaba, 2007).
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2000, diabetes melitus
gestasional terjadi 7% pada kehamilan setiap tahunnya. Pada ibu hamil dengan riwayat
keluarga diabetes melitus, prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1%. Penyakit
jantung adalah penyebab kematian nomor satu di dunia dan merupakan penyebab
utama ketiga kematian pada wanita usia subur, dalam hal ini penyakit jantung telah
mempersulit proses kehamilan. Meskipun angka kematian ibu yang terkait dengan
kardiovaskular telah mengalami penurunan namun penyakit jantung masih berperan
signifikan dalam mortalitas ibu hamil.

B. Learning Outcome
1. Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum?
2. Bagaimana tanda dan gejala dari hiperemesis gravidarum?
3. Bagaimana asuhan keperawatan dari pasien dengan hiperemesis gravidarum?
4. Apa yang dimaksud dengan preeklamsia berat?
5. Bagaimana tanda dan gejala dari preeklamsia berat?
6. Bagaimana asuhan keperawatan dari pasien dengan preeklamsia berat?
7. Apa yang dimaksud dengan kehamilan dengan diabetes melitus?
8. Bagaimana tanda dan gejala dari kehamilan dengan diabetes melitus?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari kehamilan dengan diabetes melitus?
10. Apa yang dimaksud dengan kehamilan dengan gangguan cardiovaskuler?
11. Bagaimana tanda dan gejala dari kehamilan dengan gangguan cardiovaskuler?
12. Bagaimana asuhan keperawatan dari kehamilan dengan gangguan cardiovaskuler?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan
timbul asetonuria (Nugroho dalam Cahyaningrum&Oktafiyani, 2009)
(Hardianti)
Menurut Wikinjosastro (2002) Hiperemesis gravidarum adalah gejala
yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
(Sekar)
2. Tanda dan Gejala
Menurut Mochtar dalam Nisak&Wigati (2018) berdasarkan berat
ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkatan
yaitu:
a. Tingkat 1: muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada, berat badan
turun, dan nyeri epigastrum. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100
kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah
kering, dan mata cekung
b. Tingkat 2: pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil
dan cepat, suhu kadang naik dan mata sedikit ikterik. BB turun,
timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas
berbau aseton
c. Tingkat 3: kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, muntah
berhenti, nadi kecik dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah
makin turun. (Hardianti)
3. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Hiperemesis Gravidarum
1) Pengkajian
a. Aktifitas istirahat: Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi
meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego: Konflik interpersonal keluarga, kesulitan
ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan
tak direncanakan.
c. Eliminasi: Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan
frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan: Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8
minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10
Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht
rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan: Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan: Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus dan dapat
jatuh dalam koma
g. Seksualitas: Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu
membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial: Perubahan status kesehatan/stressor
kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang
dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem
pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan:
1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi
apalahi kalau belangsung sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal
3. Turgor kulit berkurang, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine. (Sekar)
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
hiperemesis gravidarum adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengen muntah yang berlebihan dan intake
yang tidak adekuat.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah terus menerus.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan muntah yang
berulang, peningkatan asam lambung.
4. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya
peredaran darah dan makanan ke janin.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
keterbatasan informasi.
6. Ansietas berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
7. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat
nutrisi yang tidak adekuat. (Hardianti)
3) Rencana Keperawatan
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake
yang tidak adekuat.
Intervensi:
- Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
- Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain
(misalnya Ulkus peptikum, gastritis)
- Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,
input/output dan berat jenis urine.
- Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
- Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbohidrat,
makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan
tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari
tidur.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah terus menerus.
Intervensi:
- Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
- Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis
rendah, misalnya Phenergan 10- 20mg/i.v.
- Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
- Catat intake dan output.
- Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
- Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit,
roti dan teh (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang
hari dan sebelum tidur
- Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan
dalam periode tertentu.
- Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
- Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta
penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin
- Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit 12 mg/dl atau
kadar Ht
- Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
- Ukur pembesaran uterus
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan muntah yang
berulang, peningkatan asam lambung.
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri
- Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit
setelah makan
- Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum
makan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
- Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung
- Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetik dan sedative
4. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya
peredaran darah dan makanan ke janin.
Intervensi:
- Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi
pertumbuhan dan perkembangan janin
- Periksa fundus uteri
- Pantau denyut jantung janin
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
keterbatasan informasi.
Intervensi:
- Jelaskan tentang hiperemesis gravidarum dan kaji
pengetahuan pasien
- Berikan informasi yang berhubungan dengan situasi resiko
tinggi
- Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus
menerus
- Berikan pendkes tentang hiperemesis gravidarum
6. Ansietas berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
Intervensi:
- Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
- Kaji tingkat fungsi psikologis klien
- Berikan suport psikologis
- Berikan penguatan positif
- Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
7. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat
nutrisi yang tidak adekuat.
Intervensi:
- Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang
cukup
- Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat
- Bantu klien beraktifitas secara bertahap
- Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
(Sekar & Hardianti)

B. Preeklamsia Berat
1. Pengertian Preeklamsia Berat
Menurut Obgynacea (2009) Preeklamsia adalah kelainan multiorgan
spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi, edema
dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler
atau hipertensi sebelumnya, adapun gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 20 minggu. (Irwandy)
2. Tanda dan Gejala
Ibu yang mengalami penyebab preeklampsia, biasanya akan mengalami
gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Tiba-tiba mengalami pembengkakan pada muka, kaki, tangan, dan
mata
2. Tekanan darah menjadi sangat tinggi, yaitu lebih dari 140/90mmHg
3. Terjadi peningkatan berat badan dalam 1 atau 2 hari
4. Nyeri pada perut bagian atas
5. Nyeri kepala yang sangat parah
6. Timbul rasa mual dan muntah
7. Penglihatan kabur
8. Penurunan frekuensi dan jumlah urine
9. Terdapat protein pada urine (hal ini diketahui setelah melakukan
pemeriksaan urine)
Namun terkadang ibu hamil yang mengalami preeklampsia juga tidak
mengalami gejala yang begitu jelas. Oleh karena itu, penting untuk
memeriksakan diri ke dokter saat hamil secara rutin. (Irwandy)
3. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Preeklamsia Berat
1) Pengkajian
a. Identitas pasien: nama pasien, tgl lahir, umur, JK, status
perkawinan, alamat dll.
b. Riwayat kesehatan:
1. Riwayat kesehatan ibu : kemungkinan ibu menderita penyakit
hipertensi sebelum kehamilan, biasanya mudah terjadi pada
ibu obesitas, ibu pernah menderita penyakit GGK
2. Riwayat kesehatan sekarang : ibu merasa sakit kepala bagian
frontal, terasa sakit di ulu hati, gangguan serebral, edema pada
ekstremitas dan Tengkuk terasa berat
c. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital:
- Keadaan umum: tampak lemah
- Tekanan darah : tekanan darah tinggi (diatas 140/90
mmHg)
- Nadi : meningkat
- Suhu: normal
2. Kepala
- klien mengeluhkan nyeri pada kepala
- pasien mengeluh nyeri
3. Mata
- konjungtiva sedikit anemis
- pasien mengeluh nyeri
4. Telinga
- tidak terjadi keluhan, namun bila keadaan semakin
buruk maka keluhan yang di rasakan akan semakin
berat di seluruh bagian tubuh
5. Hidung
- tidak terjadi keluhan, namun bila keadaan semakin
buruk maka keluhan yang di rasakan akan semakin
berat di seluruh bagian tubuh
6. Mulut
- tidak terjadi keluhan, namun bila keadan semakin
buruk maka keluhan yang di rasakan akan semakin
berat di seluruh bagian tubuh
7. Leher
- terdapat nyeri di leher akibat pendarahan diabdomen
yang mencapai diafragma.
8. Dada
- terdapat nyeri di dada akibat pendarahan diabdomen
yang mencapai diafragma
9. Pencernaan abdomen
- nyeri pada daerah epigastrium, anoreksi, mual dan
muntah
10. Ekstrimitas
- edema pada kaki juga pada tangan juga pada jari-jari.
11. Genituorinaria: oligura, proteinuria
12. Pemeriksaan janin. (Kelvin & Irwandy)
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
preeklamsia berat adalah:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
2. Kelebihan volume cairan interstitial berhubungan dengan
penurunan tekanan osmitik, perubahan permeabilitas pembuluh
darah, retensi sodium dan air.
3. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan (Kelvin & Irwandy)
3) Rencana Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
Intervensi:
- Kaji tingkat intensitas nyeri
- Jelaskan penyebab nyerinya
- Ajarkan ibu relaksasi napas dalam untuk
mengantisipasi nyeri his saat timbul
- Bantu ibu mengusap/massage pada bagian yang nyeri
2. Kelebihan volume cairan interstitial berhubungan dengan
penurunan tekanan osmitik, perubahan permeabilitas pembuluh
darah, retensi sodium dan air.
Intervensi:
- Monitor intake dan output cairan setiap hari
- Monitor vital sign
- Monitor timbang berat badan klien
- Observasi keadaan oedema
- Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet rendah garam
- Kaji distensia Vena jugularis dan Perifer
- Kolaborasi dengan dokter pemberian diuretik.
3. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri kecemasan ibu
- Jelaskan mekanisme proses persalinan
- Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
- Beri support system pada ibu (Kelvin & Irwandy)

C. Kehamilan dengan Diabetes Melitus


1. Pengertian Kehamilan dengan Diabetes Melitus
Menurut Brunner dan Suddarth (2013) diabetes mellitus merupakan
sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan gangguan
peningkatan kadar glukosa darah akibat kerusakan pada sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya.
Menurut World Health Organization(WHO) dengan sedikit modifikasi
yang telah dilakukan oleh American Diabetes Association (ADA),
diabetes mellitus gestational (GDM) adalah intoleransi glukosa pada
waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai gangguan
toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan. (Kelvin)
2. Tanda dan Gejala
Menurut Sunarya (2011) gejala umum yang akan terjadi yang terserang
penyakit Diabetes Mellitus, yaitu:
1. Rasa haus yang berlebihan
2. Sering buang air kecil dengan volume yang banyak
3. Merasakan lapar yang luar biasa
4. Selalu merasa lelah dan kekurangan energi
5. Mengalami infeksi dikulit
6. Berat badan menurun
7. Penglihatan menjadi kabur
8. Peningkatan abnoramal kadar gula dalam darah
9. Urin atau air mengandung glukosa
10. Pusing dan mual
11. Ketahanan tubuh berhubungan saat beraktivitas. (Kelvin)
3. Asuhan Keperawatan Kehamilan dengan Diabetes Melitus
1) Pengkajian
a. Identitas klien, meliputi: Nama pasien, tanggal lahir,umur,
agama, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
No rekam medis.
b. Keluhan utama:
1. Kondisi hiperglikemi: Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan
banyak kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit
kepala.
2. Kondisi hipoglikemi: Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi,
gelisah, rasa lapar, sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo,
konfusi, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir, pelo,
perubahan emosional, penurunan kesadaran.
c. Riwayat kesehatan sekarang: Biasanya klien masuk ke RS dengan
keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang disertai bisul/lalu tidak
sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur, kelemahan
tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poliurea, polidipsi,
anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang
disertai nyeri perut, kram otot, gangguan tidur/istirahat, haus,
pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah
impoten pada pria.
d. Riwayat kesehatan dahulu: DM dapat terjadi saat kehamilan,
penyakit pankreas, gangguan penerimaan insulin, gangguan
hormonal, konsumsi obat-obatan seperti glukokortikoid,
furosemid, thiazid, beta bloker, kontrasepsiyang mengandung
estrogen.
e. Riwayat kesehatan keluarga: Adanya riwayat anggota keluarga
yang menderita DM
f. Pemeriksaan Fisik:
1. Aktivitas dan Istirahat
- Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram
otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat dan tidur.
- Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat
atau dengan aktivitas, letargi, disorientasi, koma
2. Sirkulasi
- Gejala: adanya riwayat penyakit hipertensi, infark
miokard akut, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
- Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi
menurun, disritmia, krekels, kulit panas, kering dan
kemerahan, bola mata cekung.
3. Integritas ego
- Gejala: stress, tergantung pada orang lain, masalah
finansial yang berhubungan dengan kondisi.
- Tanda : ansietas, peka rangsang.
4. Eliminasi
- Gejala: perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia,
rasa nyeri terbakar, kesulitan berkemih, ISK, nyeri
tekan abdomen, diare.
- Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus
lemah, hiperaktif pada diare.
5. Makanan dan cairan
- Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak
mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
- Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan,
distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid, napas
bau aseton
6. Neurosensori
- Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parastesia, gangguan penglihatan.
- Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma,
gangguan memori, refleks tendon menurun, kejang.
7. Kardiovaskuler: Takikardia / nadi menurun atau tidak ada,
perubahan TD postural, hipertensi dysritmia, krekel, DVJ
(GJK)
8. Pernapasan
- Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau
tanpa sputum.
- Tanda: pernapsan cepat dan dalam, frekuensi
meningkat.
9. Seksualitas
- Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
10. Gastrointestinal: Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi
abdomen, anseitas, wajah meringis pada palpitasi, bising usus
lemah/menurun.
11. Muskuloskeletal: Tonus otot menurun, penurunan kekuatan
otot, ulkus pada kaki, reflek tendon menurun kesemuatan/rasa
berat pada tungkai.
12. Integumen: Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata
cekung, turgor jelek, pembesaran tiroid, demam, diaforesis
(keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus. (Kelvin)
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ibu hamil dengan
diabetes melitus adalah:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
3. Keletihan berhubungan dengan. status penyakit, kehamilan NIC :
Energy Management - Monitor nutrisi dan sumber energi yang
adekuat
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan,
ancaman pada status kesehatan
5. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
6. Risiko Trauma
7. Risiko Infeksi
8. Risiko Cedera (Janin). (Kelvin & Irwandy)
3) Rencana Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif
NIC: Fluid management
- Pertahankan intake dan output yang adekuat
- Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat)
- Monitor vital sign
- Kolaborasikan pemberian cairan IV
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan
NIC:
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan
vitamin C
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang di butuhkan pasien.
3. Keletihan berhubungan dengan. status penyakit, kehamilan
NIC: Energy Management
- Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
- Bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan
pasien
- Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas
(tingkatkan oeriode istirahat)
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan
makanan yang berenergi tinggi (selain karbohidrat) sesuai
dengan kebutuhan pasien
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan,
ancaman pada status kesehatan
NIC: Anxiety Reduction
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Dorong pasien mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
- Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
5. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
NIC: Hyperglikemia Management
- Pantau tanda-tanda dan gejala hiperglikemia : poliuria,
polidipsia, polifagia, lemah, lesu, malaise atau sakit kepala
- Kelola insulin seperti yang ditentukan
- Dorong asupan cairan oral
- Antisipasi situasi dimana kebutuhan insulin akan
meningkat
- Dorong pemantauan diri, pengukuran kadar glukosa darah
- Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala
hiperglikemi menetap/memburuk.
6. Risiko Trauma
NIC: Environmental Management Safety
- Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
- Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan
kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
- Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
- Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung tentang adanya perubahan status kesehatan
dan penyebab penyakit.
7. Risiko Infeksi
NIC: Infection Control
- Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh dan
penampilan urine)
- Instruksikan untuk menjaga personal hygiene
- Manajemen nutrisi.
8. Risiko Cedera (Janin)
NIC: Pemantauan Janin Elektronik Intraparteum
- Pasang transeduser USG ke area uterus tempat denyut
jantung janin dapat dilacak dan di dengar dengan jelas.
- Interpretasikan hasil perekaman DJJ
- Informasikan kepada dokter tentang perubahan yang
terjadi pada irama DJJ, intervensi pola yang
mengkhawatirkan respon janin selanjutnya. (Kelvin &
Irwandy)

D. Kehamilan dengan Gangguan Cardiovaskuler


1. Pengertian Kehamilan dengan Gangguan Cardiovaskuler
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita
berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada
wanita usia subur, penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 persen
kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya.
Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri
terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya
janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan
pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung. (Ridho)

2. Tanda dan Gejala


Menurut Raybura & William (2001) gejala-gejala seperti kelelahan, dan
sesak nafas ringan dan tanda-tanda klinik seperti desah sistolik, suara
jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda penyakit jantung
merupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk menetapkan penyakit jantung jika ada sembarangan
gejala dan tanda berikut, sesak nafas yang cukup berat buat mengganggu
kegiatan, ortopnea progresif, sesak nafas malam hari yang paroksimal,
nyeri dada seperti angina menyertai setiap kegiatan fisik atau stress,
emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik
atau terus-menerus), pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat,
sianosis, dan pelebaran ujung-ujung jari (clubbing).
Menurut Manuaba & Bagus Gde (1998) tanda dan gejala pada kehamilan
dengan gangguan cardiovaskuler adalah:
1. Cepat merasa lelah
2. Jantung berdebar-debar
3. Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
4. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5. Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai.
(Ridho)
Untuk tanda dan gejala dari gangguan cardiovascular ditandai dengan
cepat merasa lelah sesak nafas, jantung berdebar, edema tungkai/berat pd
kehmln muda, mengeluh bertambah besarnya rahim yg tdk sesuai. (Lusi)
3. Asuhan Keperawatan Kehamilan dengan Gangguan Cardiovaskuler
1) Pengkajian
a. Data Demografi, meliputi: Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat
b. Aktifitas dan istirahat: ketidakmampuan melakukan aktifitas
normal
c. Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga Sirkulasi
takikardia, palpitasi, disritmia
d. Riwayat penyakit jantung congenital:
- Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran
jantung sebanding dengan uterus.
- Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur
diastolic dan sistolik secara kontinu.
- Peningkatan tekanan darah clubbing dan sianosis
- Nadi mungkin menurun
- Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, dan
trobositopenia.
e. Riwayat hipertensi kronis
f. Dada: Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa aktivitas
g. Pernafasan: Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit Krekle,
Hemoptisis,Takipnea,Dispnea,Ortopnea.
h. Eliminasi: Menurunnya keluaran urine
i. Makanan dan cairan: obesitas, mual dan muntah, malnutrisi
diabetes mellitus
j. Ekstremitas: Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah nyeri
dan rasa nyaman Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa
paktivitas Pernafasan. Pernafasan mungkin kurang dari 14 x /
menit Krekle, Hemoptisis,Takipnea,Dispnea,Ortopnea. (Ridho)
2) Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
volume sirkulasi, disritmia, perubahan kontraktilitas, miokard dan
perubahan inotropik pada jantung
2. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan
perubahan volume sirkulasi
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan
kognitif. (Ridho & Lusi)
3) Rencana Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
volume sirkulasi, disritmia, perubahan kontraktilitas, miokard dan
perubahan inotropik pada jantung
Intervensi:
- Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
- Catat bunyi jantung
2. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan
perubahan volume sirkulasi
- Selidiki perubahan tiba-tiba, contoh cemas, bingung,
pingsan
- Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin, catat kekuatan
nadi perifer
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan
kognitif
- Diskusikan fungsi jantung normal
- Kuatkan rasional pengobatan. (Ridho)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningrum, E.D & Oktafiyani, R. 2009. Faktor-faktor penyebab hiperemesis


gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Jurnal Viva Mmedika. Vol 02, No 03
Herawati, N., Simpony, B.K., & Alawiyah, T. 2019. Implementasi Metode
Certainty Factor Untuk Diagnosa Gangguan Kehamilan. IJCIT. Vol.4, No.1,
107-115
Nisak, A.Z & Wigati, A. 2018. Status Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Trimester 1 Dengan Hiperemesis Gravidarum. Indonesia Jurnal Kebidanan.
Vol 2, No 2, 63-68.
Yusniar, S.R. 2020. Karya Tulis IlmiahnAsuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil
Dengan Hiperemesis Gravidarum Yang Dirawat Di Rumah Sakit.
Perpustakaan Kampus C Poltekkes Kemenkes Kaltim.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/id/eprint/1080. Diakses tanggal 9
November 2020

Anda mungkin juga menyukai