Disusun Oleh :
1. Hardianti (202201106)
2. Irwandy Purba (202201107)
3. Kelvin Kurniawan (202201108)
4. Lusi Anindya Mahatasari (202201109)
5. Muhajir Ridho Sanjaya (202201110)
6. Putri Nurmentari (202201112)
7. Sekar Trisnaningrum (202201115)
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah impian untuk para pasangan yang sudah menikah. Namun,
kehamilan adalah periode rawan yang harus dilewati sebelum seorang ibu melahirkan.
Pada masa kehamilan seringkali terjadi banyak gangguan kesehatan, yang bisa
membahayakan bagi seorang ibu bahkan bayi yang dikandungnya (Herawati, dkk.
2019). United Nations International Children’s Emergency Found (UNICEF) (2012)
menyatakan bahwa setiap tahun hampir 10.000 wanita meninggal karena masalah
kehamilan dan persalinan.
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering terjadi pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari, gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60- 80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat
(Wiknjosastro dalam Fitria, 2017). Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu
meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan oleh
pre eklampsia dan eklampsia (Manuaba, 2007).
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2000, diabetes melitus
gestasional terjadi 7% pada kehamilan setiap tahunnya. Pada ibu hamil dengan riwayat
keluarga diabetes melitus, prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1%. Penyakit
jantung adalah penyebab kematian nomor satu di dunia dan merupakan penyebab
utama ketiga kematian pada wanita usia subur, dalam hal ini penyakit jantung telah
mempersulit proses kehamilan. Meskipun angka kematian ibu yang terkait dengan
kardiovaskular telah mengalami penurunan namun penyakit jantung masih berperan
signifikan dalam mortalitas ibu hamil.
B. Learning Outcome
1. Apa yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum?
2. Bagaimana tanda dan gejala dari hiperemesis gravidarum?
3. Bagaimana asuhan keperawatan dari pasien dengan hiperemesis gravidarum?
4. Apa yang dimaksud dengan preeklamsia berat?
5. Bagaimana tanda dan gejala dari preeklamsia berat?
6. Bagaimana asuhan keperawatan dari pasien dengan preeklamsia berat?
7. Apa yang dimaksud dengan kehamilan dengan diabetes melitus?
8. Bagaimana tanda dan gejala dari kehamilan dengan diabetes melitus?
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari kehamilan dengan diabetes melitus?
10. Apa yang dimaksud dengan kehamilan dengan gangguan cardiovaskuler?
11. Bagaimana tanda dan gejala dari kehamilan dengan gangguan cardiovaskuler?
12. Bagaimana asuhan keperawatan dari kehamilan dengan gangguan cardiovaskuler?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah suatu penyakit dimana wanita hamil
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan
timbul asetonuria (Nugroho dalam Cahyaningrum&Oktafiyani, 2009)
(Hardianti)
Menurut Wikinjosastro (2002) Hiperemesis gravidarum adalah gejala
yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
(Sekar)
2. Tanda dan Gejala
Menurut Mochtar dalam Nisak&Wigati (2018) berdasarkan berat
ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkatan
yaitu:
a. Tingkat 1: muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada, berat badan
turun, dan nyeri epigastrum. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100
kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah
kering, dan mata cekung
b. Tingkat 2: pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil
dan cepat, suhu kadang naik dan mata sedikit ikterik. BB turun,
timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas
berbau aseton
c. Tingkat 3: kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, muntah
berhenti, nadi kecik dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah
makin turun. (Hardianti)
3. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Hiperemesis Gravidarum
1) Pengkajian
a. Aktifitas istirahat: Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi
meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego: Konflik interpersonal keluarga, kesulitan
ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan
tak direncanakan.
c. Eliminasi: Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan
frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan: Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8
minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10
Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht
rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan: Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan: Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus dan dapat
jatuh dalam koma
g. Seksualitas: Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu
membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial: Perubahan status kesehatan/stressor
kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang
dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem
pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan:
1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi
apalahi kalau belangsung sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal
3. Turgor kulit berkurang, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine. (Sekar)
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
hiperemesis gravidarum adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengen muntah yang berlebihan dan intake
yang tidak adekuat.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah terus menerus.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan muntah yang
berulang, peningkatan asam lambung.
4. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya
peredaran darah dan makanan ke janin.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
keterbatasan informasi.
6. Ansietas berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
7. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat
nutrisi yang tidak adekuat. (Hardianti)
3) Rencana Keperawatan
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake
yang tidak adekuat.
Intervensi:
- Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
- Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain
(misalnya Ulkus peptikum, gastritis)
- Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,
input/output dan berat jenis urine.
- Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
- Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbohidrat,
makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan
tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari
tidur.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah terus menerus.
Intervensi:
- Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
- Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis
rendah, misalnya Phenergan 10- 20mg/i.v.
- Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
- Catat intake dan output.
- Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
- Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit,
roti dan teh (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang
hari dan sebelum tidur
- Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan
dalam periode tertentu.
- Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
- Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta
penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin
- Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit 12 mg/dl atau
kadar Ht
- Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
- Ukur pembesaran uterus
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan muntah yang
berulang, peningkatan asam lambung.
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri
- Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit
setelah makan
- Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum
makan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
- Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung
- Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetik dan sedative
4. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya
peredaran darah dan makanan ke janin.
Intervensi:
- Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi
pertumbuhan dan perkembangan janin
- Periksa fundus uteri
- Pantau denyut jantung janin
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
keterbatasan informasi.
Intervensi:
- Jelaskan tentang hiperemesis gravidarum dan kaji
pengetahuan pasien
- Berikan informasi yang berhubungan dengan situasi resiko
tinggi
- Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus
menerus
- Berikan pendkes tentang hiperemesis gravidarum
6. Ansietas berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
Intervensi:
- Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
- Kaji tingkat fungsi psikologis klien
- Berikan suport psikologis
- Berikan penguatan positif
- Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
7. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat
nutrisi yang tidak adekuat.
Intervensi:
- Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang
cukup
- Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat
- Bantu klien beraktifitas secara bertahap
- Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
(Sekar & Hardianti)
B. Preeklamsia Berat
1. Pengertian Preeklamsia Berat
Menurut Obgynacea (2009) Preeklamsia adalah kelainan multiorgan
spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi, edema
dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler
atau hipertensi sebelumnya, adapun gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 20 minggu. (Irwandy)
2. Tanda dan Gejala
Ibu yang mengalami penyebab preeklampsia, biasanya akan mengalami
gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Tiba-tiba mengalami pembengkakan pada muka, kaki, tangan, dan
mata
2. Tekanan darah menjadi sangat tinggi, yaitu lebih dari 140/90mmHg
3. Terjadi peningkatan berat badan dalam 1 atau 2 hari
4. Nyeri pada perut bagian atas
5. Nyeri kepala yang sangat parah
6. Timbul rasa mual dan muntah
7. Penglihatan kabur
8. Penurunan frekuensi dan jumlah urine
9. Terdapat protein pada urine (hal ini diketahui setelah melakukan
pemeriksaan urine)
Namun terkadang ibu hamil yang mengalami preeklampsia juga tidak
mengalami gejala yang begitu jelas. Oleh karena itu, penting untuk
memeriksakan diri ke dokter saat hamil secara rutin. (Irwandy)
3. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Preeklamsia Berat
1) Pengkajian
a. Identitas pasien: nama pasien, tgl lahir, umur, JK, status
perkawinan, alamat dll.
b. Riwayat kesehatan:
1. Riwayat kesehatan ibu : kemungkinan ibu menderita penyakit
hipertensi sebelum kehamilan, biasanya mudah terjadi pada
ibu obesitas, ibu pernah menderita penyakit GGK
2. Riwayat kesehatan sekarang : ibu merasa sakit kepala bagian
frontal, terasa sakit di ulu hati, gangguan serebral, edema pada
ekstremitas dan Tengkuk terasa berat
c. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital:
- Keadaan umum: tampak lemah
- Tekanan darah : tekanan darah tinggi (diatas 140/90
mmHg)
- Nadi : meningkat
- Suhu: normal
2. Kepala
- klien mengeluhkan nyeri pada kepala
- pasien mengeluh nyeri
3. Mata
- konjungtiva sedikit anemis
- pasien mengeluh nyeri
4. Telinga
- tidak terjadi keluhan, namun bila keadaan semakin
buruk maka keluhan yang di rasakan akan semakin
berat di seluruh bagian tubuh
5. Hidung
- tidak terjadi keluhan, namun bila keadaan semakin
buruk maka keluhan yang di rasakan akan semakin
berat di seluruh bagian tubuh
6. Mulut
- tidak terjadi keluhan, namun bila keadan semakin
buruk maka keluhan yang di rasakan akan semakin
berat di seluruh bagian tubuh
7. Leher
- terdapat nyeri di leher akibat pendarahan diabdomen
yang mencapai diafragma.
8. Dada
- terdapat nyeri di dada akibat pendarahan diabdomen
yang mencapai diafragma
9. Pencernaan abdomen
- nyeri pada daerah epigastrium, anoreksi, mual dan
muntah
10. Ekstrimitas
- edema pada kaki juga pada tangan juga pada jari-jari.
11. Genituorinaria: oligura, proteinuria
12. Pemeriksaan janin. (Kelvin & Irwandy)
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
preeklamsia berat adalah:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
2. Kelebihan volume cairan interstitial berhubungan dengan
penurunan tekanan osmitik, perubahan permeabilitas pembuluh
darah, retensi sodium dan air.
3. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan (Kelvin & Irwandy)
3) Rencana Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
Intervensi:
- Kaji tingkat intensitas nyeri
- Jelaskan penyebab nyerinya
- Ajarkan ibu relaksasi napas dalam untuk
mengantisipasi nyeri his saat timbul
- Bantu ibu mengusap/massage pada bagian yang nyeri
2. Kelebihan volume cairan interstitial berhubungan dengan
penurunan tekanan osmitik, perubahan permeabilitas pembuluh
darah, retensi sodium dan air.
Intervensi:
- Monitor intake dan output cairan setiap hari
- Monitor vital sign
- Monitor timbang berat badan klien
- Observasi keadaan oedema
- Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet rendah garam
- Kaji distensia Vena jugularis dan Perifer
- Kolaborasi dengan dokter pemberian diuretik.
3. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri kecemasan ibu
- Jelaskan mekanisme proses persalinan
- Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
- Beri support system pada ibu (Kelvin & Irwandy)
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA