Pertemuan 3 - Penawaran Dan Keseimbangan Pasar Uang
Pertemuan 3 - Penawaran Dan Keseimbangan Pasar Uang
PERTEMUAN 3
PENAWARAN UANG
Daftar Pustaka :
1. Suparmoko, M., Yusuf, furtasan Ali, 2017. Pokok-
Pokok Ekonomika, Jakarta, In Media
1
Lihat Boediono, Ekonomi Moneter, BPFE, Yogyakarta, 1988, halaman 9.
i%
Mk Ms = M k + M g
Mg
0 Ms
Gambar 3.1
Penawaran Uang Kartal dan Uang Giral
jumlah uang giral yang cukup cepat. Mula-mula pada tahun 1969/70 uang
kartal mencapai 60% dari seluruh jumlah uang yang beredar dan uang giral
hanya 40% dari seluruh jumlah uang beredar. Keadaan itu berubah setiap
tahun dan cenderung jumlah uang giral menjadi lebih besar daripada uang
kartal. Mulai bulan Maret 1975/76 tercatat bahwa uang giral sudah mencapai
54% dan uang kartal hanya mencakup 46% dari seluruh jumlah uang beredar;
dan pada bulan September 1986/87, 48% jumlah uang beredar terdiri dari
uang kartal dan sisanya 52% terdiri dari uang giral. Hal ini merupakan
pertanda bahwa perekonomian Indonesia sudah semakin maju dilihat dari sisi
instrumen keuangan.
Tabel 3.1 menyajikan data jumlah uang beredar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara 2004-2008. Uang beredar dibedakan menjadi M1
(uang kartal dan uang giral) sebagai uang beredar dalam arti sempit dan M 2
(uang kartal + uang giral + uang kuasi) sebagai jumlah uang beredar dalam
arti luas, M2 mengukur likuiditas perekonomian. Jumlah uang beredar M1
meningkat terus dari Rp253.818,00 miliar pada tahun 2004 menjadi
Rp466.379 miliar pada tahun 2008, suatu kenaikan rata-rata sekitar 20,93%
per tahun antara 2004 sampai dengan 2008. Demikian pula likuiditas
perekonomian M2 meningkat dari Rp1.033.528,00 miliar pada tahun 2004
menjadi Rp1.833.851,00 pada tahun 2008; sehingga merupakan kenaikan
rata-rata setinggi 19,35% per tahun dalam kurun waktu 4 tahun 2004 – 2008.
Tabel 3.1
Jumlah Uang Beredar, 1969/1970 – 1986/1987
(dalam Miliar Rupiah)
Uang Kartal Uang Giral Uang Kartal
Akhir Waktu
Rp % Rp % + Uang Giral
Tabel 3.2.
Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,
2004 – 2008
(dalam Rp miliar)
7. Tagihan bersih pada pem. Pusat 498.019 498.901 506.489 487.478 379.217
Tagihan pada lembaga pem. dan
8. 26.919 28.059 38.946 56.152 66.571
BUMN
Tagihan pada perusahaan swasta
9. 588.885 710.783 798.125 984.844 1.282.257
dan perorangan
10. Lainnya bersih -343.943 -347.610 -374.752 -419.974 -446.541
Sumber: BPS, Bank Indonesia dalam Statistik Indonesia, 2009.
Catatan: Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah kewajiban sistem moneter yang terdiri dari uang kartal dan uang
giral. Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah likuiditas sistem perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter
yang terdiri atas M1 dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada
Bank Umum.
Rangkuman
Sejalan dengan bertambahnya jumlah uang beredar di Indonesia,
likuiditas perekonomian Indonesia juga meningkat dengan pesat. Keadaan
likuiditas perekonomian ini dapat dilihat dari jumlah uang kartal, uang giral,
tabungan, serta deposito berjangka. Tabungan dan deposito berjangka ini
sering disebut sebagai uang kuasi atau uang semu sebab tingkat likuiditasnya
rendah, dan kadang-kadang masih dianggap sebagai bukan bagian dari jumlah
uang beredar.2 Seperti halnya dengan barang-barang pada umumnya, maka
permintaan akan uang dan penawaran akan uang akan menentukan adanya
keseimbangan pasar uang, hal ini ditunjukkan oleh tingkat bunga
2
Nopirin, op. cit., halaman 7.
i%
Mso
i* Ms1
i*1
Md
0 M* M*1 Md.Ms
Gambar 3.2
Keseimbangan Pasar Uang
Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan penawaran uang?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi tinggi rendahnya jumlah uang
beredar?
3. Bagaimana pergerakan tingkat suku bunga dalam keseimbangan pasar
uang bila diketahui jumlah uang yang beredar berkurang, jelaskan!
4. Upaya apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga keseimbangan
di pasar uang!