Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERTEMUAN 3
PENAWARAN UANG

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa memahami penawaran akan uang dan


faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang
beredar, terbentuknya keseimbangan pasar uang,
dan upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan
keseimbangan di pasar uang.

Sub Pokok Bahasan : 3.1 Penawaran Uang


3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi JUB

Daftar Pustaka :
1. Suparmoko, M., Yusuf, furtasan Ali, 2017. Pokok-
Pokok Ekonomika, Jakarta, In Media

2. Mankiw, N. Gregory, 2009. Macroeconomics, 7th


Edition, New York, Prentice Hall
Pertemuan 3 Penawaran Uang

3.1 Penawaran Uang


Penawaran uang secara umum disebut sebagai jumlah uang yang
beredar yang diartikan sebagai semua uang kartal dan uang giral yang ada di
tangan masyarakat bukan bank, atau sebagai jumlah uang kartal dan uang
giral di luar sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik. Uang kartal
ini adalah uang logam dan uang kertas yang dikeluarkan oleh Pemerintah yang
diwakili oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Jumlah uang kartal ini besar
kecilnya tidak dipengaruhi oleh variabel lain kecuali oleh kebijaksanaan
pemerintah sendiri, sedangkan uang giral adalah uang yang diciptakan oleh
bank umum karena bank umum memberikan kredit kepada nasabah. Karena
kredit yang diberikan ini sering dalam bentuk giro yang setiap saat dapat
diambil guna melakukan pembayaran apa saja, maka giro itu dapat diartikan
sebagai uang; yang dalam ini pembayaran dengan uang giral dapat dilakukan
dengan cek. Adapun terciptanya uang giral adalah Bank umum diharuskan
oleh bank sentral untuk memiliki sejumlah deking yang dapat berupa valuta
asing, sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, maupun emas. Dalam hal
pemberian kredit, bank umum diberi ketentuan yang disebut sebagai
kebutuhan deking atau cadangan (reserve requirement), misalnya sebesar
20%. Ini berarti bahwa bank umum boleh memberikan kredit sebanyak 5
(lima) kali besarnya deking tersebut. Kalau deking itu dimiliki oleh suatu bank
umum senilai 1 miliar rupiah, maka bank umum tersebut boleh memberikan
kredit sebesar 100/20 x 1 miliar rupiah sama dengan 5 miliar rupiah. Oleh
karena itu uang kartal dan cadangan bank adalah sumber atau benih bagi
terciptanya uang beredar secara keseluruhan, sehingga uang kartal dan
cadangan disebut sebagai uang inti. 1

3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi JUB


Kemudian yang kita pertanyakan adalah faktor apakah yang
mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah uang giral yang beredar dalam

1
Lihat Boediono, Ekonomi Moneter, BPFE, Yogyakarta, 1988, halaman 9.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2


Universitas Budi Luhur
Pertemuan 3 Penawaran Uang

masyarakat. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat bagaimana


terjadinya perubahan dalam nilai deking atau berapa besar kecilnya keharusan
deking yang dimiliki oleh bank umum. Nilai deking khususnya yang berupa
deposito berjangka akan meningkat apabila terjadi kenaikan tingkat bunga.
Dengan tingkat bunga yang lebih tinggi, maka masyarakat cenderung untuk
menyimpan dana dalam bentuk deposito berjangka. Tambahnya nilai deposito
berjangka yang dimiliki oleh bank umum itu akan memberikan kemampuan
yang lebih besar pada bank umum untuk memberikan kredit kepada nasabah
dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dengan bertambah tingginya tingkat bunga akan bertambah pula jumlah uang
giral yang beredar dalam masyarakat, dan dengan sendirinya secara
keseluruhan jumlah uang yang beredar juga bertambah banyak. Jadi ada
hubungan yang positif antara jumlah uang yang beredar dan tingkat bunga.
Fungsi penawaran uang ini dapat digambarkan pada Gambar 3.1, di mana
sumbu horizontal menunjukkan jumlah uang beredar dan sumbu vertikal
menunjukkan tingkat bunga.

i%

Mk Ms = M k + M g
Mg

0 Ms

Gambar 3.1
Penawaran Uang Kartal dan Uang Giral

Keadaan moneter di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah uang beredar


meningkat terus sejak awal Pelita I, terutama ditunjang oleh peningkatan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 3


Universitas Budi Luhur
Pertemuan 3 Penawaran Uang

jumlah uang giral yang cukup cepat. Mula-mula pada tahun 1969/70 uang
kartal mencapai 60% dari seluruh jumlah uang yang beredar dan uang giral
hanya 40% dari seluruh jumlah uang beredar. Keadaan itu berubah setiap
tahun dan cenderung jumlah uang giral menjadi lebih besar daripada uang
kartal. Mulai bulan Maret 1975/76 tercatat bahwa uang giral sudah mencapai
54% dan uang kartal hanya mencakup 46% dari seluruh jumlah uang beredar;
dan pada bulan September 1986/87, 48% jumlah uang beredar terdiri dari
uang kartal dan sisanya 52% terdiri dari uang giral. Hal ini merupakan
pertanda bahwa perekonomian Indonesia sudah semakin maju dilihat dari sisi
instrumen keuangan.
Tabel 3.1 menyajikan data jumlah uang beredar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara 2004-2008. Uang beredar dibedakan menjadi M1
(uang kartal dan uang giral) sebagai uang beredar dalam arti sempit dan M 2
(uang kartal + uang giral + uang kuasi) sebagai jumlah uang beredar dalam
arti luas, M2 mengukur likuiditas perekonomian. Jumlah uang beredar M1
meningkat terus dari Rp253.818,00 miliar pada tahun 2004 menjadi
Rp466.379 miliar pada tahun 2008, suatu kenaikan rata-rata sekitar 20,93%
per tahun antara 2004 sampai dengan 2008. Demikian pula likuiditas
perekonomian M2 meningkat dari Rp1.033.528,00 miliar pada tahun 2004
menjadi Rp1.833.851,00 pada tahun 2008; sehingga merupakan kenaikan
rata-rata setinggi 19,35% per tahun dalam kurun waktu 4 tahun 2004 – 2008.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 4


Universitas Budi Luhur
Pertemuan 3 Penawaran Uang

Tabel 3.1
Jumlah Uang Beredar, 1969/1970 – 1986/1987
(dalam Miliar Rupiah)
Uang Kartal Uang Giral Uang Kartal
Akhir Waktu
Rp % Rp % + Uang Giral

1969/1970 Maret 126,3 60 84,4 40 210,7


1970/1971 Maret 166,8 62 103,4 38 270,2
1971/1972 Maret 210,3 58 150,0 42 360,3
1972/1973 Maret 291,1 55 239,2 45 530,3
1973/1974 Maret 421,1 54 363,2 46 784,3
1974/1975 Maret 538,5 52 488,6 48 1.027,1
1975/1976 Maret 659,3 46 768,6 54 1.427,9
1976/1977 Maret 863,4 47 962,0 53 1.815,4
1977/1978 Maret 1.035,8 49 1.075,1 51 2.110,9
1978/1979 Maret 1,368,7 49 1.431,2 51 2.799,9
1979/1980 Maret 1.773,9 47 2.023,2 53 3.797,1
1980/1981 Maret 2.228,6 43 2.985,5 57 5.214,1
1981/1982 Maret 2.541,3 38 4.233,4 62 6.774,7
1982/1983 Maret 3.000,7 41 4.378,7 59 7.379,4
1983/1984 Maret 3.553,5 44 4.501,2 56 8.054,7
1984/1985 Maret 3.785,2 42 5.203,2 58 8.988,4

1985/1986 Juni 4.276,3 45 5.151,4 55 9.427,7


September 4.267,6 45 5.146,2 55 9.413,8
Desember 4.440,3 44 5.663,4 56 10.103,7
Maret 5.044,6 48 5.430,8 52 10.475,4
Kumulatif – – – – –

1986/1987 April 4.839,0 47 5.561,0 53 10.400,0


Mei 5.062,0 49 5.272,0 51 10.334,0
Juni 4.834,0 47 5.521,0 53 10.355,0
Juli 4.758,0 47 5.347,0 53 10.105,0
Agustus 4.882,0 48 5.360,0 52 10.242,0
September 5.166,0 48 5.531,0 52 10.697,0
Sumber: Nota keuangan dan RAPBN, 1987/1988, halaman 130.

Adapun faktor-faktor atau komponen yang mempengaruhi besarnya


jumlah uang beredar adalah perubahan dalam sektor aktiva luar negeri, sektor
tagihan pada perusahaan perorangan dan lembaga pemerintah, sektor
pemerintah pusat, sektor simpanan berjangka dan tabungan, serta sektor lain.
Dalam kurun waktu 2004-2008, tampaknya tagihan pada perusahaan swasta
dan BUMN merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi jumlah
uang beredar, disusul dengan tagihan bersih pada pemerintah pusat dan
aktiva luar negeri.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 5


Universitas Budi Luhur
Pertemuan 3 Penawaran Uang

Tabel 3.2.
Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,
2004 – 2008
(dalam Rp miliar)

No. Rincian 2004 2005 2006 2007 2008


Uang beredar

1. Uang kartal 109.265 124.316 151.009 183.419 209.378

2. Uang giral 144.553 157.589 210.064 277.423 257.001

3. M1 253.818 281.905 361.073 460.842 466.379

4. Uang kuasi 779.710 921.310 1.021.000 1.182.361 1.417.472


Faktor yang mempengaruhi uang
5. 1.033.528 1.203.215 1.382.073 1.6433.203 1.883.851
beredar (M2)
6. Aktiva luar negeri 263.647 313.082 413.265 524.703 602.347

7. Tagihan bersih pada pem. Pusat 498.019 498.901 506.489 487.478 379.217
Tagihan pada lembaga pem. dan
8. 26.919 28.059 38.946 56.152 66.571
BUMN
Tagihan pada perusahaan swasta
9. 588.885 710.783 798.125 984.844 1.282.257
dan perorangan
10. Lainnya bersih -343.943 -347.610 -374.752 -419.974 -446.541
Sumber: BPS, Bank Indonesia dalam Statistik Indonesia, 2009.
Catatan: Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah kewajiban sistem moneter yang terdiri dari uang kartal dan uang
giral. Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah likuiditas sistem perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter
yang terdiri atas M1 dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan penduduk pada
Bank Umum.

Rangkuman
Sejalan dengan bertambahnya jumlah uang beredar di Indonesia,
likuiditas perekonomian Indonesia juga meningkat dengan pesat. Keadaan
likuiditas perekonomian ini dapat dilihat dari jumlah uang kartal, uang giral,
tabungan, serta deposito berjangka. Tabungan dan deposito berjangka ini
sering disebut sebagai uang kuasi atau uang semu sebab tingkat likuiditasnya
rendah, dan kadang-kadang masih dianggap sebagai bukan bagian dari jumlah
uang beredar.2 Seperti halnya dengan barang-barang pada umumnya, maka
permintaan akan uang dan penawaran akan uang akan menentukan adanya
keseimbangan pasar uang, hal ini ditunjukkan oleh tingkat bunga

2
Nopirin, op. cit., halaman 7.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 6


Universitas Budi Luhur
Pertemuan 3 Penawaran Uang

keseimbangan yang ditentukan oleh pertemuan atau perpotongan antara


kurva permintaan dan kurva penawaran akan uang. Pada Gambar 3.2 sumbu
horizontal menunjukkan jumlah uang yang diminta dan ditawarkan, dan
sumbu vertikal menunjukkan tingginya tingkat bunga. Keseimbangan di pasar
uang tercapai pada tingkat bunga i* dengan jumlah uang yang diminta (Md)
sama dengan jumlah uang yang ditawarkan (Ms) yaitu pada M*. Apabila terjadi
tambahan jumlah uang yang beredar misalnya karena pemerintah mencetak
uang baru, maka kurva penawaran uang bergeser ke kanan dari Ms0 menjadi
Ms1.

i%

Mso

i* Ms1

i*1

Md

0 M* M*1 Md.Ms

Gambar 3.2
Keseimbangan Pasar Uang

Sebagai akibatnya perpotongan antara kurva permintaan dan kurva


penawaran uang pindah dan menyebabkan tingkat bunga keseimbangan turun
menjadi i1*. Dengan kata lain tingkat bunga itu merupakan harga uang.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 7


Universitas Budi Luhur
Pertemuan 3 Penawaran Uang

Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan penawaran uang?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi tinggi rendahnya jumlah uang
beredar?
3. Bagaimana pergerakan tingkat suku bunga dalam keseimbangan pasar
uang bila diketahui jumlah uang yang beredar berkurang, jelaskan!
4. Upaya apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga keseimbangan
di pasar uang!

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 8


Universitas Budi Luhur

Anda mungkin juga menyukai