Anda di halaman 1dari 8

TUGAS HUKUM PERBANKAN DAN LEMBAGA KEUANGAN

Dr. Yunus Husein, S.H., LL.M


Dr. Aad Rusyad Nurdin, S.H., M.Kn.
______________________________________________________________________________
Nama : Melita Kristin BR Meliala
NPM : 2006615862
Kelas : Hukum Ekonomi (Sore)

saya yang membuat surat pernyataan :


Nama : Melita Kristin BR Meliala
NPM : 2006615862

Menyatakan, adalah benar tulisan yang saya sampaikan untuk tugas hukum perbankan merupakan
tulisan saya sendiri, memenuhi persyaratan anti Plagiarism dan dapat dipertanggung jawabkan
apabila terdapat kesamaan tulisan dengan tulisan orang lain.

Melita Kristin BR Meliala

1. Perbankan berperanan sangat penting dalam perekonomian sehingga jika mengalami krisis
selalu diupayakan penyehatannya, mengapa demikian? Dan hal ini berbeda dengan industri
keuangan lainya.
Jawab :
Peranan perbankan sangat penting dalam perekonomian dikarenakan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyakarat dalam bentuk kredit dan atau bentuk. Lainnya
guna meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Seperti kita ketahui bersama
perbankan menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian, dimana fungsi
utama dari perbankan ialah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta
bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Karena perbankan memiliki fungsi krusial dalam perekonomian negara maka apabila
mengalami krisis sudah seharusnya pemerintah melakukan berbagai upaya guna
mengatasinya. Perbankan yang mengalami kondisi krisis akan menimbulkan berbagai
permasalahan. Bank yang mengalami kesulitan akan mempengaruhi bank lainnya.
Kondisi tersebut akan menimbulkan situasi dimana masyarakat akan melakukan
tindakan penarikan uang, hal tersebut memberikan pengaruh psikologis pada
masyarakat dan menimbulkan keresahan masyakarat. Adanya penarikan uang oleh
masyarakat secara serentak seperti pada peristiwa krisis moneter tahun 1998
mengakibatkan perekonomian negara terdampak, hingga nilai rupiah anjlok. Selain
turunnya nilai rupiah, akan terjadi juga kenaikan suku bunga dan krisis kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan. Hal tersebut yang membedakan perbankan dengan
industri lainnya.
Industri keuangan lain seperti Lembaga keuangan non bank berfungsi untuk
melakukan kegiatan dibidang keuangan tetapi tidak boleh menerima dana dari
masyarakat. Lembaga keuangan bukan bank dalam menghimpun dana dengan cara
mengeluarkan kertas berharga atau sertifikat deposito sebagai sumber dana dan dapat
mendirikan kantor-kantor (di daerah juga) untuk menyalurkan dana ke masyarakat
guna pembiayaan investasi perusahaan. Tujuan pendirian Lembaga keuangan bukan
bank untuk mendorong pengembangan pasar uang dan pasar modal dan membantu
permodalan perusahaan, khususnya para penguasa kecil/lemah. Sehinga signifikan
perbedaannya bila dilihat peranan dan fungsi bank dan Lembaga keuangan bukan
bank dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

2. Bagaimanakah hubungan antara perbankan dengan Lembaga-lembaga keuangan lainnya di


Indonesia? Jelaskan sekurangnya dengan 3 lembaga keuangan dimaksud? Apakah
dimungkinkan suatu bank untuk dapat mendirikan anak-anak perusahaan? Bagaimana
pengaturannya? Jika suatu bank akan mendiirkan anak perusahaan, mengapa ada
pembatasannya?
Jawab :
Terkait dengan hubungan antara perbankan dengan Lembaga-lembaga keuangan lainnya di
Indonesia, perbankan yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip Syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas perbankan.
Disamping menyalurkan dana dan atau pemberiankredit kepada masyarakat juga
menghimpun dana (tabungan, simpanan giro dan deposito). Sedangkan Lembaga keuangan
lainnya ialah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana,
menyalurkan dana atau kedua-duanya. Lembaga keuangan lainnya lebih diarahkan kepada
penyalur dana dan atau pemberi pinjaman atau kredit kepada masyarakat. Lembaga keuangan
lainnya terdiri dari pasar modal, pasar uang, koperasi simpan pinjam, pegadaian, sewa guna
usaha (leasing), anjak piutang/pac toring/fee/jasa tagih, dan kartu plastik/kartu kredit/uang
plastik. Hubungan antara perbankan dan Lembaga keuangan lainnya adalah sama-sama
menentukan harga yang harus dibayar dan atau dibeli nasabah yang ditentukan tingkat
bunganya.
Lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal ialah tempat pertemuan transaksi antara
pencari dana (emiten) dengan penanam modal (investor), pasar modal juga melakukan jual
beli efek-efek atau surat berharga seperti: saham, obligasi yang disebut modal jangka
Panjang. Pasar modal ialah tempat transaksi jual beli mata uang atau mencari dana dan
investasi dana. Kopderasi simpan pinjam ialah Lembaga keuangan lainnya dengan kegiatan
melakukan simpan pinjam dan sumber dananya dari anggota dan dipinjamkan ke anggota
lainnya, hal tersebut dilakukan dengan pembagian sisal hasil usaha (SHU). Untuk pegadaian
kegiatannya memberi pinjaman kepada masyarakat dengan memberikan agunan (jaminan)
dan bunga atas jasa. Sewa guna usaha (leasing) kegiatannya memberikankredit pada
masyakarat berupa aktivitas tetap dimana perusahaan leasing memfasilitasinya, dimana
masyarakat memberi agunan membayar bunga atas jasa leasing. Anjak piutang/pac
toring/fee/jasa tagih ialah perusahaan membantu perusahaan yang mempunyai masalah
kesulitan penagih atau pengelola utang dengan mendapat jasa tagih (fee) sesuai kesepakatan.
Kartu plastic/kartu kredit/uang plastic yakni kartu yangdigunakan sebagai pengganti uang
tunai yang dapat digunakan untuk kebutuhan dan keperluan pengguna.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/24/PBI/2012 Tentang Kepemilikan
Tunggal Pada Perbankan Indonesia, suatu bank dimungkinkan untuk mendirikan anak
perusahaan dengan adanya pembatasan pemenuhan kewajiban ketentuan kepemilikan tunggal,
dapat dilakukan dengan cara:
1. Merger atau konsolidasi atas bank-bank yang dikendalikannya;
2. Membentuk perusahaan induk dibidang perbankan; atau
3. Membentuk fungsi holding.
Namun ketentuan diatas bisa dikecualikan bagi pemegangsaham pengendali pada 2 (dua)
bank yang salah satunya berupa bank Syariah atau bank campuran.

3. Mengapa hanya ada 2 jenis bank saja dan apa beda keduanya? Jelaskan pula jenis badan
usaha yang dapat digunakan oleh bank? Bagaimanakah persyaratan dan prosedur pendirian
bank umum?
Jawab :
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 1967 jenis perbankan menurut fungsinya
terdiri dari Bank Umum, Bank Pembangunan,Bank Tabungan, Bank Pasar,Bank Desa,
Lumbung Desa, Bank pegawai dan bank lainnya. Lalu keluarlah Undang-Undang Perbankan
Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang membagi bank
berdasarkan fungsinya yakni Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (selanjutnya disebut
BPR).
Bank Umum ialah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sifat jasa yang diberikan umum, yakni dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Untuk wilayah operasinya dapat dilakuakn di seluruh Indonesia hingga
membuka cabang di luar negeri.
Bank Perkreditan Rakyat ialah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip Syariah. Kegiatan BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit bila dibandingkan
dengan kegiatan atau jasa bank umum.
Untuk badan usaha yang dapat digunakan oleh bank berdasarkan Pasal 21 pada Undang-
Undang nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang 10 Tahun 1998
menyebutkan bentuk hukum suatu bank umum dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi
atau Perusahaan Daerah. Untuk bentuk hukum suatu bank perkreditan rakyat dapat berupa,
Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas dan bentuk lain yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Salah satu persyaratan untuk memperoleh izin pendirian bank umum ialah menentukan
bentuk hukum bank yang akan didirikan,apakah berupak Perseroan Terbatas, Koperasi atau
Perseroan Daerah. Menurur prosedur pendirian bank umum yang terdapat pada Pasal 22
Undang-Undang nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang 10 Tahun
1998, menyatakan:
“Pasal 22
(1) Bank Umum hanya dapat didirikan oleh:
a Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia;atau
b Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga
negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.
(2) Ketentuan mengenai persyaratan pendirian yang wajib dipenuhi pihak-pihak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Bank Indonesia.”
Secara rinci untuk pendirian bank umum dan menjalankan usahanya harus dengan izin dari
Menteri Keuangan setelah mendenngarkan pertimbangan dari Bank Indonesia. Bank umum
dapat didirikanoleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, atau atas Kerjasama
antar warga negara Indonesia, atau badan hukum Indonesia dengan bank yang berkedudukan
di luar negeri. Berdasarkan Pasal 2 Surat Keputusan Menteri Keuangan mengenai Bank
Umum, menyatakan pemberian izin mengenai Bank Umum dilakukan dalam 2 (dua) tahap,
yakni:
1. Tahap pertama ialah tahap persetujuan prinsip, yautu persetujuan untuk melakukan
persiapan pendirian bank yang bersangkutan;
2. Tahap kedua ialah pemberian izin usaha yang diberikan untuk meakukan usaha setelah
persiapan selesai dilakukan, selama belum mendapatkan izin usaha, pihak yang
sebelumnya telah mendapatkan izin prinsip pada tahap pertama, tidak diperkenankan
melakukan kegiatan usaha apapun dibidang perbankan.
Untuk permohonan mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang-kurangnya oleh salah
satu calon pemilik bank, dengan melampirkan Rancangan anggaran Dasar. Lalu melampirkan
Daftar calon pemegang saham, berikut dengan pernyataan masing-masing dan simpanan
wajib serta daftar pihak yang akan melakukan penyertaan, berikut jumlah penyertaan bagi
bank umum apabila akan berbentuk koperasi. Lampiran Susunan organisasi perusahaan
seperti calon direksi, susunan direksi, dewan komisaris. Melampirkan rencana kerja tahun
pertama dan lampiran bukti setoran modal sekurang-kurangnya sebesar 30% (tiga puluh
persen) dari modal sector.
Untuk mendapatkan izin usaha, surat permohonan wajib melampirkam amnggaran dasar dan
atau akta pemdirian yang telah disahkan instansi berwenang, daftar nama pemegang saham,
susunan direksi dan dewan komisaris, susunan organisasi berikut system dan prosedur kerja
termasuk dengan susunan personalia, bukti pelunasan moda disetor minimum dan bukti
kesiapan personalia lainnya. Surat permohonan untuk izin usaha tersebut juga harus
melampirkan beberapa surat pernyataan, yakni surat pernyataan tidak merangkap jabatan
sebagai anggota direksi atau jabatan eksekutif lainnya pada perusahaan lain bagi anggota
direksi, surat pernyataan dari anggota direksi dan anggota dewan komisaris bahwa yang
bersangkutan mempunyai atau tidak mempunyai hubungan keluarga sampai sederajat kedua
dengan anggota direksi, dan anggota dewan lainnya, dan surat pernyataan dari anggota direksi
bahwa yang bersnagkutan baik secara sendiri-sendiri maupun Bersama-sama tidak memiliki
saham melebihi 25% (dua puluh lima persen) pada suatu perusahaan lain.
Terkait dengan persetujuan harus diberikan oelh Menteri Keuangan selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari setelah permohonan diterima secara lengkap. Pertimbangan Bank Indonesia
atau permohonan persetujuan prinsip atau izinusaha dismapaikan kepada Menteri Keuangan
dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja setelah tembusan permohonan diterima secara
lengkap.

4. Jelaskan mengenai pasar uang dan pasar modal dan bagaimana hubungan antara bank dengan
pasar modal?
Jawab :
Pasar keuangan merupakan titik pertemuan antara penawaran dan permintaan aktiva
keuangan (financial asset). Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal, dimana
dalam pasar modal terdapat pasar perdana (primary market), pasar sekunder (secondary
market), pasar ketiga (third market) dan pasar keempat (fourth market).
Pasar Uang ialah titik pertemuan antara permintaan uang dana jangka pendek dengan
penawaran dana jangka pendek. Untuk supplier dana jangka pendek dalam pasar uang
terdapat bank komersial dan institusi non keuangan yang memiliki kelebihan dana.
Instrument pasar uang terdiri dari sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU), sertifikat deposito, commercial paper, interbank call money, repurchase agreement,
banker’s acceptance, dan treasury bills. Para pemain di pasar uang yakni pihak yang
membutuuhkan dana dan pihak yang menanamkan dana.
Pasar Modal ialah tempat atau saranan bertemunya antara permintaan dan penawaran atas
instrument keuangan jangka Panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun, seperti obligasi dan
saham. Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta Lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek. Termasuk didalamnya adalah bank komersial dan semua
Lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga. Instrumen
pasar modal terdiri dari saham (Stocks), obligasi (bonds), bukti right, waran, dan opsi. Para
pemain di pasar modal adalah emiten, investor, danlembaga penunjang.
Hubungan antara pasar uang dan pasar modal dilihat dari jenis transaksinya yakni transaksi
aktiva keuangan, sirkulasi dananya merupakan transaksi kredit masyarakat, perilaku pasarnya
merupakan pertemuan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak yang kelebihan dana.
Lalu hubungan antara bank dengan pasar modal ialah dalam perputaran dana di pasar modal
semua melalui bank dikarenakan perusahaan efek selaku anggota pasar modal sudah tidak
boleh menjadi pihak ke-tiga dalam hal penyimpanan dana.

5. Mengapa untuk perbankan Syariah hanya dimungkinkan berbadan hukum Perseroan Terbatas
namun hal yang berbeda dengan perbankan konvensional? Jelaskan jawaban Saudara disertai
argumentasi hukum dengan membandingkan badan-badan usaha yang berbadan hukum.
Jawab :
Perbankan syariah terdiri dari Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya
berasaskan prinsip syariah, dmeokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian. Kegiatan usaha
yang berasaskan prinsip Syariah ialah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur riba,
masisir, gharar, haram dan zalim. Kegiatan usaha yang berasaskan demokrasi ekonomi
Syariah dimaksud yakni yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan
kemanfaatan. Lalu yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian yaitu pedoman pengelolaan
bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yangs ehat, kuat dan efisien sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Alasan mengapa perbankan syariah hanya
dimungkinkan berbadan hukum Perseroan Terbatas dikarenakan ketentuan pada Pasal 7
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mengatur terkait
bentuk badan hukum Bank Syariah adalah perseroan terbatas. Bank Syariah hanya bisa
berbadan hukum Perseroan Terbatas untuk memastikan kepemilikan dari bank Syariah
tersebut, untuk kepastian hukum bagi nasabah dan berdasarkan fatwa dari MUI.
Perseroan terbatas merupakan bentuk yang paling idela bgi banksyariah dikarenakan
kedudukan dan sifatnya yang dapat mendukung usaha bank dan memberikan kepastian
hukum. Dengan persereoan terbatas sebagai badan hukum maka bank Syariah mempunyai
kekayaan sendiri dan kekayaan tersebut berawal dari pendiri yang sekaligus pemegang
saham. Pertanggungjawaban perseroan berada pada badan hukumnya dan pendiri hanya
bertanggungjawab terbatas pada modal yang dimasukkan saja. Pertanggungjawaban perseroan
tersebut juga memberikan kepastian hukum bagi nasabah apabla dikemudian hari terjadi hal
yang tidak diinginkan. Dengan bentuk hukum berupa perseroan terbatas, diharapkan bank
Syariah dapat lebih mudah memenuhi ketentuan di bidang perbankan, antara lain dalam hal
penambahan modal mengingat dalam perseroanterbatas dikenal prinsip one shar one vote,
dalam hal pengambilan keputusan jadi lebih mudah dibandingkan dengan badan hukum
lainnya. Seperti Koperasi yang menerapkan one man one vote tentu akan menimbulkan
masalah kompleks tersendiri. Untuk Rapat Umum Pemegang Saham juga lebih sederhana
prosedurnya dibandingkan dengan Rapat Anggota koperasi.
Untuk perbankan konvensional ketentuan mengenai bentuk hukum diatur dalam Pasal 21
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, dimana bentuk hukum suatu bank umum
dapat berupa perseroan terbatas, koperasi atau perusahaan daerah. Untuk bentuk hukum suatu
Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa perusahaan daerah, koperasi, perseroan terbatas dan
bentuk lain yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Selain bentuk hukum yang
ditentukan dalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1988 dan Undang-Undang
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, bentuk hukum lainnya tidak diperkenankan beroperasi
dalam kegiatan perbankan.
Bentuk hukum koperasi dapat menjalankan usaha perbankan konvensional, baik sebagai bank
umum maupun bentuk bank perkreditan rakyat. operasi merupakan badan usaha yang
memiliki status sebagai badan hukum, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 9
Undangg-Undang Perkoperasian Tahun 1992. Koperasi sebagai badan usaha mempunyai
kekhususan, yaitu dalam menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip koperasi,
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas kekeluargaan. Dengan
demikian anggota koperasi, adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Usaha yang
dilakukan koperasi dikaitkan langsung dengan anggota untuk meningkatkan usaha, dan
berperan utama di segala bidang kehidupan ekonomi, termasuk kegiatan perbankan. Dalam
hal kegiatan perbankan yang berbentuk hukum koperasi inipun maka kegiatan tersebut,
adalah usaha untuk mensejahterakan masyarakat. Pengelolaan atas kegiatan usaha perbankan
tersebut menjadi tanggung jawab pengurus, yang dipertanggung jawabkan kepada rapat
anggota luar biasa (Pasal 31 UU Perkoperasian Th. 1992). Pengurus baik bersama-sama atau
sendiri-sendiri, menanggung kerugian diderita koperasi, karena tindakan yang dilakukan
dengan kesengajaan, atau kelalaian.
Bentuk hukum perseroan terbatas menurut Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nmpr 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagai dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaan
lainnya, kegiatan perseroan harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Sesuai dengan UU
Perbankan No. 10 Th. 1998 bentuk hukum Perseroan Terbatas ini dapat menjalankan kegiatan
bank baik berupa Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat. Perseroan Terbatas yang
bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat seperti PT yang berusaha di bidang
perbankan menurut UU Perseroan Terbatas wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang
anggota direksi. Kelengkapan organisasi (organ) Perseroan Terbatas yang merupakan
kesatuan, dan merupakan pengertian yang lengkap bagi Perseroan Terbatas, terdiri dari Rapat
Umum Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris.
Baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat dapat didirikan oleh perusahaan daerah.
Pada masa berlakunya UU Perbankan tahun 1967, banyak bank milik pemerintah daerah
hanya didirikan dengan peraturan daerah atas kuasa UU Nomor 13 Tahun 1962, hal tersebut
sebagai alat kelengkapanotonomi daerah, yaitu untuk mengembangkan perekonomian daerah,
sebagai sumber salah satu pendapatan daerah dan sebagai sumber kas pemerintah daerah.
Setelah UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 berlaku maka bentuk hukum Bank
Pembangunan Daerah tersebut harus menyesuaikan diri dengan ketentuan bentuk hukum yang
berlaku dalam UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998. Pada masa transisi maka bentuk
hukum bagi bank pembangunan daerah adalah menjadi perusahaan daerah. Dalam Ketentuan
Pasal 2 Permendagri Nomor 8 Tahun 1992 menyebutkan bahwa pelaksanaan penyesuaian
peraturan pendirian Bank Pembangunan Daerah serta perubahan bentuk hukum bank tersebut
menajdi perusahaan daerah harus ditetapkan melalui peraturan daerah setelah dengan
mengacu kepada ketentuan UU No. 5 Th. 1962 tentang Perusahaan Daerah dan UU
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992.

Anda mungkin juga menyukai