Anda di halaman 1dari 3

Bab Delapan

Perempuan Bakul di

Pedesaan Jawa

KETERLIBATAN perempuan desa dalam sektor perda

gangan sangat menonjol sehingga tampak bahwa sektor

perdagangan di desa didominasi oleh perempuan Ting

kata partisipasi perempuan yang tinggi di bidang perda-

gangan bertolak belakang dengan anggapan umum ten

tang perempuan Perempuan dianggap sebagai golongan

masyarakat yang lembut dan halus budi". padahal pe

kerjaan berdagang dianggap bernilai rendah karena

penuh dengan tipu muslihat Mengapa mereka memilih

dunia ini dan bagaimana mereka melakukan kegiat

an perdagangan di samping kedudukan mereka sebagai

ibu rumah tangga? Dua pertanyaan di atas menjadi

sasaran pembahasan tulisan ini

Kegiatan perdagangan masih dikaitkan dengan

cincin yang bersifat negatif seperti penipuan dan dan

Penduduk Jatinom berjumlah 49.455 orang pada

tahun 1980, terdiri dari 11 137 kepala keluarga Apabila

dibandingkan dengan beberapa kecamatan di sekitarnya,

perti karanganom dan Kemalang. Jatinom merupakan

daerah yang jumlah penduduknya relatif besar karena

yang lain masing-masing hanya berpenduduk 47.247

orang dan 30.992 orang

Luas Jatinom adalah 35,54 km2, sebagian besar

(29,6 km2) berbentuk tanah kering atau tegalan dan


sebagian kecil (5,9 km2) berupa tanah sawah Sementara

itu, luas tanah sawah yang mendapat pengairan teknis

hanya 0,11 km dan selebihnya merupakan pengairan

setengah teknis dan tadah hujan. Oleh sebab itu, hasil

pertanian utama dari daerah ini adalah ketela pohon

jagung palawija dan beberapa jenis tanaman semusim

lain

Wilayah Jatinom beriklim tropis sehingga me

mungkinkan tumbuhnya berbagai tanaman pangan se

perti palawija, padi dan buah-buahan. Sebagian pendu

duk pedesaan mengalami kekurangan air karena sebagai

an wilayah Jatinon terletak di lereng-lereng bukit, mes

kipun curah hujan dapat dikatakan cukup Upaya meng

atasi hal itu adalah dengan membuat bak-bak penam

pungan air hujan

b. Pasar dan Pasaran

Ada empat jenis pasar yang terdapat di Jatinom

yaitu pasar adang-adang, pasar periodik non-permanen,

pasar permanen periodik, dan permanen non-periodik

Keempat pasar ini membentuk suatu jaringan perda

gangan yang menentukan efektivitas peredaran barang

dari dan ke Jatinom

Pasar adhang-adhang merupakan sebuah pasar yang

tidak mempunyai bangunan fisik tetap dan merupakan

tempat terjadinya transaksi perdagangan antara petani

dan bakul (pedagang kecil). Berbagai komoditas di pasar

kan di pasar ini, meliputi jeruk, pisang. kelapa, cabai,

ketela pohon, jagung, dan lain-lain. Lokasi pasar itu pada

umumnya terletak di persimpangan jalan atau di tempat


Pasar tempat kulakan biasanya merupakan tempat

berkumpul (1) petani yang menjual sendiri komoditi ke

pasar (2) penebas atau bakul kecil-kecilan yang mem

bawa barang hasil tebasan tetangga dalam jumlah ter

batas, (3) para bakul yang membeli barang dari pasar

lain; dan (4) para juragan yang membeli barang dalam

jumlah besar untuk dibawa ke pasar jauh. Para pedagang

kecil cenderung kulakan secara tetap di pasar tertentu

dan jarang pindah ke tempat atau pasar lain. Mereka

tidak mau menanggung resiko rugi atau tertipu karena

belum mengetahui pasti keadaan pasar baru dan belum

mengenal orang-orang di pasar tersebut.

Para pedagang juga tidak mudah mengganti-ganti

jenis barang dagangan karena ada konsep jodoh dalam

alam pikiran para pedagang Konsep jodoh ini menunjuk

kepada kesesuaian tempat dirinya dalam lingkungan

yang harus ditempati pedagang. Jika seseorang peda

garg merasa jodoh dengan jenis usaha tertentu, maka

mereka tidak akan mengganti jenis dagangannya dengan

jenis yang lain selama barang itu masih mungkin diper

oleh. Mereka juga tidak pindah ke pasar lain karena

belum tentu jodoh bagi mereka. Walaupun mendapat

informasi tentang pasar yang sangat maju dan lebih laris,

pedagang tetap tidak ingin pindah karena belum tentu

Anda mungkin juga menyukai