Anda di halaman 1dari 10

!

Volume 1 No.1 Pebruari 2012 ISSN : 2089-9505

BAKTI UNPATTI
!

(Journal of Community Service)


LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON!

PEMBINAAN PENGUSAHA USAHA MIKRO PADA


PASAR TRADISIONAL WAYAME
Fanny M. Anakotta

PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PEMBERIAN KETRAMPILAN RUMAH


TANGGA MISKIN MENGELOLA SUMBER DAYA LOKAL DI NEGERI
HUTUMURI KOTA AMBON
Prapti Murwani dan Ishaka Lalihun

PELATIHAN PEMBUKUAN USAHATANI DI DESA HUTUMURI KECAMATAN


LEITIMUR KOTA AMBON
Ester D. Leatemia dan R. Milyaniza Sari

PELATIHAN TEKNIK BUDIDAYA TOMAT DALAM POT MENGGUNAKAN


URIN (SAPI SEBAGAI PUPUK
Hermelina Sinay

PERAN MASYARAKAT DALAM LINGKUNGAN HIDUP


Izack Timisela

KELOMPOK USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DUSUN TOISAPU


DESA HUTUMURI KOTA AMBON
Fransesca Soselisa dan T. Tjio

PEMBINAAN PENGUSAHA IKAN OLAHAN DALAM PENGEMBANGAN


INDUSTRI IKAN OLAHAN DI DESA GALALA KOTA AMBON

Wilda R. Payapo

RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TES KEBERHASILAN


PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER SMK MUHAMMADIYAH AMBON

Nasir Suruali dan Imran Oppier


Jurnal Bakti Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 17

PELATIHAN PEMBUKUAN USAHATANI DI DESA HUTUMURI


KECAMATAN LEITIMUR KOTA AMBON
Ester D. Leatemia dan R. Milyaniza Sari

ABSTRAK

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah melakukan transfer


pengetahuan mengenai pembuatan pembukuan usahatani kepada petani sehingga petani
tahu, mau dan mampu untuk membuat pembukuan usahataninya dengan benar, dan
melatih petani dalam mengelola keuangan usahataninya sehingga pada akhirnya petani
dapat memisahkan antara keuangan usahatani dengan keuangan rumah tangganya.
Metoda yang dipakai dalam kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan dan pelatihan
dengan melibatkan 30 orang petani yang mewakili petani di Desa Hutumuri. Penentuan
peserta dilakukan secara acak yang dapat mewakili kelompok-kelompok usahatani di Desa
Hutumuri. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian menunjukan jumlah peserta/petani
yang memiliki pengetahuan mengenai pembukuan usahatani berupa arti, kegunaan dan
waktu pelaksanaan pembukuan usahatani meningkat sebesar 69.23 persen setelah
diadakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan.
Kata Kunci: Penyuluhan, Pelatihan dan Pembukuan Usahatani

Latar Belakang seperti luas lahan yang dimiliki, jumlah


Pembangunan pertanian merupakan modal usaha yang relatif kecil, faktor alam
bagian penting dalam pembangunan dan lain sebagainya.
nasional dan tidak terpisahkan dari Petani dalam melalukan usahataninya
pembangunan ekonomi. Sasaran dari selain berperan sebagai dirinya sendiri
pembangunan pertanian diarahkan juga sebagai manager (pengelola).
kepada peningkatan pendapatan dan Sebagai pengelola, petani harus bisa
kesejahteraan petani melalui mengatur berbagai faktor produksi yang
pemberdayaan masyarakat tani. Dalam dimilikinya seperti lahan, tenaga kerja,
pencapaian sasaran pembangunan dan modal yang dimiliki. Sebagian besar
tersebut, maka kebijakan dan strategi petani dalam melakukan usahanya
pembangunan pertanian dilakukan melalui mempunyai tujuan untuk memperoleh
pengembangan sistem agribisnis dan keuntungan. Untuk mengetahui apakah
usaha-usaha ke arah perbaikan usahatani yang dijalankan oleh petani
kehidupan petani secara utuh dan mengalami keuntungan atau tidak
terpadu. diperlukan adanya pembukuan atau
Penduduk Indonesia sebagian besar pencatatan usahatani secara lengkap dan
atau 70 persen hidup di pedesaan dan teliti, baik menyangkut pengeluaran atau
hampir 50 persen dari jumlah tersebut penerimaan usahatani dalam jangka
yang mengantungkan hidupnya pada waktu tertentu (periode usaha) misalnya
sektor pertanian dengan tingkat satu musim tanam atau satu tahun usaha.
pendapatan yang relatif rendah. Namun disayangkan hampir sebagian
Pendapatan yang relatif rendah dimiliki besar petani dalam menjalankan
oleh petani berkaitan erat dengan usahataninya tidak pernah melakukan
produktifitas yang dihasilkan. Produksi pencatatan penerimaan dan pengeluaran
yang dihasilkan oleh petani tidak terlepas dalam usahataninya. Mereka hanya
dari berbagai faktor yang mempengaruhi mengingat-ingat biaya-biaya riil yang
dikeluarkan dalam menjalankan 26 km dari pusat kota. Sebagian besar
usahataninya. penduduknya bermata pencaharian
Jumlah pendapatan yang diperoleh sebagai petani yang mengusahakan
petani dalam satu musim tanam, mungkin tanaman hortikultura seperti sayuran dan
menurut mereka mendapatkan buah-buahan juga tanaman perkebunan
keuntungan tetapi apabila dilakukan seperti pala, cengkeh, dll. Pola tanam
pencatatan keuangan yang lebih rinci yang umumnya dilakukan petani adalah
ternyata petani tersebut mengalami pola tanam campuran, antara tanaman
kerugian. Hal ini disebabkan tidak semua utama dengan tanaman pangan lainnya
biaya dihitung, seperti misalnya tenaga (Yakomina R. N., 2006). Usahatani yang
kerja keluarga yang membantu dalam dilakukan oleh petani di Desa Hutumuri
usahatani walaupun tidak diupah tetapi masih bersifat sederhana seperti petani
tenaga yang dikeluarkan oleh mereka kebanyakan di pedesaan, yang mana
perlu diperhitungkan. hasil produksi yang didapat kemudian
Pembukuan usahatani bukan hanya dijual dan digunakan untuk mencukupi
dilakukan oleh petani-petani yang telah kebutuhan keluarganya.
maju atau perkebunan-perkebunan besar Faktor manajemen usahatani
tetapi perlu juga diterapkan kepada merupakan salah satu faktor yang kurang
petani-petani yang skala usahanya kecil mendapat perhatian dari petani di Desa
(pertanian rakyat). Sehingga membantu Hutumuri, diantaranya tentang
mereka dalam melakukan perencanaan pembukuan usahatani. Para petani belum
usaha pada musim tanam berikut, menyadari arti penting dari pembukuan
mengetahui apakah usahatani tersebut usahatani. Jika dilihat lebih jauh, keadaan
untung atau rugi dan sebagai bahan ini disebabkan perilaku petani yang
evaluasi kegiatan usahatani dalam satu meliputi pengetahuan, sikap dan
tahun. ketrampilan tentang pembukuan
Berdasarkan data dari Badan Pusat usahatani memang masih rendah.
Statistik (BPS) Kota Ambon tahun 2007 Meskipun di Desa Hutumuri terdapat
menunjukkan bahwa jumlah penduduk kelompok-kelompok tani, tetapi materi
yang bekerja pada sektor pertanian penyuluhan belum pernah menyentuh
sebanyak 7.804 orang (10 %) setelah tentang pembukuan usahatani. Hal ini
sektor jasa (37 %), sektor perdagangan mengindikasikan pembukuan usahatani
(24 %) dan sektor komunikasi (15 %). dipandang tidak perlu, padahal dengan
Walaupun jumlah penduduk di Kota pembukuan usahatani yang baik dan
Ambon yang bekerja di sektor pertanian benar, petani akan dapat mengelola
hanya 10 persen, tetapi sektor pertanian keuangan usahatani dengan baik
masih memiliki peranan yang strategis. sehingga perencanaan usahatani
Hal ini dapat dilihat dari luas lahan kering kedepan menjadi lebih baik. Sehubungan
yang digunakan untuk usaha pertanian dengan itu, dipandang perlu dilakukan
78,85 persen (28.343,72 ha) dan sisanya kegiatan pelatihan tentang pembukuan
untuk usaha yang bukan pertanian. Usaha usahatani dengan mengambil target pada
pertanian di kota Ambon didominasi oleh satu kelompok tani sasaran.
usaha pertanian rakyat dengan tanaman Perumusan Masalah
yang diusahakan adalah palawija dan 1. Bagimana membuat pembukuan
hortikultura. usahatani?
Desa Hutumuri merupakan salah satu 2. Bagaimana mengelola keuangan
desa di Kota Ambon yang berada di usahatani?
Kecamatan Leitimur yang memiliki jarak
Jurnal Bakti Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 19

Tujuan Kegiatan petani tertentu apakah ia seorang pemilik,


Pelatihan ini dilaksanakan dengan penyakap atau manajer yang digaji.
tujuan : Pengertian organisasi usahatani
1. Melakukan transfer pengetahuan dimaksudkan sebagai organisasi dimana
mengenai pembuatan pembukuan harus ada yang diorganisir dan ada yang
usahatani kepada petani sehingga mengorganisir, ada yang memimpin dan
petani tahu, mau dan mampu untuk ada yang dipimpin. Mengorganisir
membuat pembukuan usahataninya usahatani adalah petani dibantu oleh
masing-masing dengan benar. keluarganya, yang diorganisir adalah
2. Melatih petani dalam mengelola faktor-faktor produksi yang dikuasai atau
keuangan usahataninya sehingga pada dapat dikuasai. Ada empat faktor produksi
akhirnya petani dapat memisahkan yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan
antara keuangan usahatani dengan pengelolaan (management) (Hernanto,
keuangan rumah tangganya. 1996).
Manfaat Kegiatan
Pelatihan ini diharapkan dapat 2. Modal
memberikan manfaat kepada :
1. Petani : Modal adalah barang atau uang yang
a) Manfaat IPTEK : Petani dapat bersama-sama dengan faktor produksi
membuat pembukuan tanah dan tenaga kerja menghasilkan
usahataninya dengan benar. barang-barang baru, dalam hal ini adalah
b) Manfaat Ekonomi : Sebagai alat hasil pertanian. Modal petani yang berupa
pengontrol untuk memilih cabang- barang di luar tanah adalah cangkul,
cabang usahatani yang bajak dan alat-alat pertanian lain seperti
menguntungkan baginya. pupuk, bibit hasil panen yang belum
2. Pelaksana kegiatan : dapat dijual. Tanah dapat dimasukan pula
mengembangkan potensi diri dengan sebagai modal. Bedanya adalah tanah
memberikan pengetahuan yang dimiliki tidak dibuat oleh manusiatetapi diberikan
kepada masyarakat yang oleh alam (Mubyarto, 1995).
membutuhkannya.
3. Biaya Produksi
TINJAUAN PUSTAKA Biaya yang dikeluarkan oleh seorang
1. Usahatani petani dalam proses produksi serta
Usahatani sebagai organisasi dari membawanya menjadi produk disebut
alam, kerja dan modal yang ditujukan biaya produksi. Termasuk didalamnya
kepada produksi di lapangan pertanian barang yang dibeli dan jasa yang dibayar
(Rivai dalam Hernanto, 1996). Organisasi didalam maupun diluar usahatani.
ini ketatalaksananya berdiri sendiri dan Selanjutnya menurut Hernanto (1996) ada
diusahakan oleh seorang atau empat kategori atau pengelompokan
sekumpulan orang, segolongan sosial, biaya yaitu :
baik yang terikat genologis, politis maupun 1. Biaya tetap (fixed costs) adalah biaya
teritorial sebagai pengelolanya. Menurut yang penggunaannya tidak habis
Mosher dalam Mubyarto (1995), dalam satu masa produksi atau jenis
usahatani sebagai suatu tempat atau biaya yang besar kecilnya tidak
bagian dari permukaan bumi dimana tergantung pada besar kecilnya
pertanian diselenggarakan oleh seorang produksi. Tergolong dalam kelompok
biaya ini antara lain : sewa atau bunga
tanah yang berupa uang, penyusutan keberhasilan petani satu terhadap yang
alat dan bangunan pertanian, lainnya. Berkaitan dengan pendapatan,
pemeliharaan pompa air, traktor dan Bunasor (1976) menyatakan bahwa
lain sebagainya. pendapatan merupakan selisih dari
2. Biaya variabel atau biaya-biaya penerimaan (produksi fisik X harga jual)
berubah (variable costs). Besar dan biaya yang digunakan selama
kecilnya sangat tergantung kepada berlangsungnya proses produksi.
biaya skala produksi. Tergolong dalam Hernanto (1996) mengatakan bahwa
kelompok ini antara lain : biaya untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan pendapatan usahatani yaitu luas lahan,
penyakit, buruh atau tenaga kerja tingkat produksi, pilihan dan kombinasi
upahan, biaya panen, biaya cabang usaha, intensitas pengusahaan
pengolahan tanah baik yang berupa pertanaman dan efisiensi tenaga kerja.
kontrak maupun upah harian.
3. Biaya tunai dari biaya tetap dapat
berupa air dan pajak tanah. 5. Pembukuan Usahatani
Sedangkan untuk biaya variabel Pembukuan usahatani pada dasarnya
antara lain berupa biaya untuk merupakan kegiatan pencatatan dan
pemakaian bibit, pupuk, obat-obatan, dilajutkan dengan perhitungan mengenai
tenaga kerja keluarga. kedudukan dari perubahan kekayaan dan
4. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) modal, penerimaan, dan pengeluaran dari
meliputi biaya tetap seperti biaya untuk operasi usahatani sebagai satuan
tenaga kerja keluarga. Sedangkan organisasi ekonomi yang berdiri sendiri,
untuk biaya variabel antara lain biaya dengan berbagai tujuan kegunaannya.
panen dan pengolahan tanah dari Kegiatan ini dilakukan secara kontinyu
keluarga. dalam jangka waktu tertentu (Hernanto,
1996).
4. Pendapatan Menurut Abdul Rodjak (2006),
Pembukuan usahatani dapat dibedakan
Kegiatan usahatani bertujuan untuk atas :
mencapai produksi dibidang pertanian. 1. a) Pembukuan tunggal yang hanya
Pada akhirnya akan dinilai dengan uang mencatat hasil-hasil yang dijual dan
yang diperhitungkan dari nilai produksi biaya-biaya yang dikeluarkan
setelah dikurangi atau memperhitungkan dalam waktu-waktu tertentu, dan
biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan b) Pembukuan tunggal yang
usahatani atau pendapatannya akan mencakup inventarissai, sarana
mendorong petani untuk dapat serta prasarana, hasil-hasil yang
mengalokasikannya dalam kegunaan dijual dan biaya-biaya yang
seperti biaya produksi periode dikeluarkan yang dicatat dalam
selanjutnya, tabungan dan pengeluaran satu buku tertentu.
lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 2. Pembukuan majemuk, pembukuan
Bentuk penerimaan dapat yang mencakup catatan yang terdapat
menggambarkan tingkat kemajuan pada pembukuan (a) dan (b) di atas
ekonomi usahatani dalam spesialisasi dan ditambah catatan fisik produk yang
pembagian kerja. Besarnya pendapatan dihasilkan usahatani. Pembukuan ini
tunai atau besarnya proporsi penerimaan akan memberikan informasi yang
tunai dari total penerimaan dapat lengkap untuk bahan analisis
digunakan untuk perbandingan usahatani dalam periode usaha
Jurnal Bakti Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 21

tertentu, yang mencakup semua pertanyaan pilihan ganda (MCQ). Hasil


cabang usahatani yang dikelola petani test dianalisis untuk disesuaikan dengan
yang bersangkutan dalam jangka materi penyuluhan.
waktu tertentu.
Hasil pembukuan usahatani tersebut 2. Pelatihan.
dapat digunakan untuk membuat neraca Kegiatan ini dilakukan dengan belajar
untung rugi perusahaan atau usahatani bersama petani (learning by doing)
pada akhir kegiatan usaha. Dengan membuat pembukuan usahatani masing-
menganalisis neraca untung rugi tersebut masing petani. Kepada petani diberikan
maka akan diketahui posisi keuangan waktu untuk menyelesaikan pembukuan
suatu usahatani pada akhir tahun. usahataninya. Selama proses pembutan
pembukuan ini, pelaksana kegiatan
melakukan monitoring dan
Metode Penerapan Ipteks pendampingan. Akhir dari kegiatan
1. Khalayak Sasaran pelatihan diadakan post test untuk
mengukur penilaian akhir petani tentang
Penerima manfaat dari kegiatan ini pembukuan usahatani. Post test berisikan
adalah 30 orang petani yang mewakili materi-materi yang telah diberikan baik
petani di Desa Hutumuri. Penentuan dalam kegiatan penyuluhan maupun
petani dilakukan secara acak yang dapat pelatihan.
mewakili kelompok-kelompok usahatani di
Desa Hutumuri. Penentuan petani
dilakukan dengan terlebih dahulu 3. Evaluasi
melakukan koordinasi dengan pemerintah Evaluasi dilakukan tiga tahap yaitu :
desa. Dampak langsung dari pelatihan ini 1. Evaluasi tahap 1 merupakan evaluasi
adalah 30 peserta pelatihan yang pra kegiatan pelatihan. Evaluasi ini
bertindak sebagai agen pembelajar dilakukan untuk mengetahui
(change of learning) dan dampak tidak kemampuan peserta pelatihan
langsungnya yaitu seluruh petani di Desa sebelum dilaksanakan kegiatan
Hutumuri. penyuluhan dan pelatihan.
2. Evaluasi tahap 2 merupakan evaluasi
2. Metode Yang Digunakan proses pelatihan. Evalusi yang
dilakukan selama kegiatan
Metode yang digunakan dalam berlangsung yang dilakukan
kegiatan pelatihan untuk petani agar bersamaan dengan kegiatan
tercapainya tujuan yang diharapkan monitoring dan pendampingan.
adalah : 3. Evaluasi hasil pelatihan. Evaluasi
setelah kegiatan selesai dilaksanakan.
1. Penyuluhan.
Kegiatan ini dimulai dengan persiapan
kelompok tani yang menjadi target HASIL DAN PEMBAHASAN
pelatihan dengan jumlah anggota 30
orang petani yang mengusahakan 1. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
tanaman hortikultura dan tanaman Pelaksanaan kegiatan pelatihan
perkebunan. Selanjutnya diadakan test pembukuaan usahatani dilakukan pada
awal (Pre test) untuk mengukur kondisi tanggal 13 September 2008 bertempat di
awal petani (sikap, pengetahuan dan Kantor Desa Hutumuri, sebelumnya
ketrampilan) tentang pembukuan dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai
usahatani. Test diberikan dalam bentuk pembukuan usahatani. Peserta pelatihan
pembukuan usahatani berasal dari Desa diberikan kepada petani yaitu haruslah jeli
Hutumuri dan Dusun Toisapu yang melihat permintaan sayuran di pasar
merupakan anak desa dari Desa dengan melakukan pembukuan secara
Hutumuri. Peserta pelatihan merupakan sederhana.
para petani yang mengusahakan tanaman Evaluasi pra kegiatan dilakukan
perkebunan seperti tanaman cengkih, sebelum penyuluhan dan pelatihan
pala, kakao, kelapa dan tanaman mengenai pembukuan usahatani. Setelah
hortikultura seperti tanaman sayuran dan selesai melaksanakan evaluasi berupa
buah. Selain tanaman perkebunan dan test awal (pre test), penyuluhan mengenai
tanaman hortikultura yang diusahakan pembukuan usahatani pun diberikan
juga ada petani yang membudidayakan kepada peserta pelatihan dimana dalam
rumput laut. penyuluhan tersebut dijelaskan mengenai
Penyuluhan merupakan kegiatan awal apa itu pembukuan usahatani, mengapa
tim sebelum melaksanakan kegiatan pembukuan usahatani penting dilakukan,
pelatihan. Materi penyuluhan yang jenis pembukuan usahatani dan poin-poin
diberikan kepada peserta pelatihan yang terdapat dalam pembukuan
diantaranya mengenai pengelolaan usahatani. Dalam pelaksanaan
usahatani dan pembukuan usahatani. penyuluhan mengenai pembukuan
Alasan untuk memberikan materi usahatani juga diberikan mengenai
mengenai pengelolaan usahatani sebelum bagimana mengelola keuntungan yang
ke materi pembukuan usahatani, yaitu diperoleh, agar modal untuk usahatani
agar petani sebagai seorang manager pada musim tanam berikut tetap tersedia.
dalam melakukan usahatani dapat Setelah contoh pembukuan usahatani
menentukan, mengorganisir dan diberikan pada saat penyuluhan,
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi kemudian peserta dilatih untuk membuat
yang dimilikinya untuk memperoleh pembukuan usahataninya masing-masing
produksi yang diharapkan dengan tujuan berdasarkan komoditi yang diusahakan.
untuk memperoleh keuntungan. Dalam pelaksanaan pelatihan, juga
Berdasarkan hasil diskusi dengan peserta dilakukan kegiatan monitoring.
setelah materi penyuluhan mengenai Kegiatan pelatihan pembukuan diawali
pengelolaan usahatani disampaikan, dengan tiap-tiap peserta pelatihan
ternyata petani sayuran mengalami menulis mengenai identitasnya, komoditi
kesulitan dalam menanam tanaman yang diusahakan dengan luas lahan yang
sayuran, karena hujan yang dimiliki. Kemudian peserta
berkepanjangan mengakibatkan banyak mengidentifikasi biaya-biaya apa saja
sayuran yang mati. Solusi yang yang dikeluarkan dalam melakukan
disampaikan kepada petani yaitu haruslah usahatani sesuai dengan komoditi yang
dibuat atap untuk melindungi tanaman diusahakan serta berapa besar jumlah
sayuran dari hujan dengan produksi yang dihasilkan. Pada dasarnya
memperhatikan jalan air agar tidak petani di Desa Hutumuri petani semi
tergenang. Masalah lain juga yang komersial dimana hasil usahataninya tidak
dihadapi oleh petani di Desa Hutumuri semuanya dijual tetapi juga untuk
yaitu pada saat sayuran yang dihasilkan konsumsi keluarga. Setelah petani
banyak ternyata harga sayur tersebut melakukan identifikasi terhadap biaya dan
rendah. Hal ini membuat petani menjadi produksi dari usahatani yang dijalankan,
rugi, sementara pedagang mengalami kemudian peserta pelatihan membuat
keuntungan. Setelah masalah yang pembukuaan usahataninya masing-
disampaikan tersebut maka solusi yang masing. Evaluasi hasil kegiatan (post test)
Jurnal Bakti Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 23

dilaksanakan setelah pelatihan pelatihan mengenai pembukuan


pembukuan berakhir. Berdasarkan hasil usahatani yang dilaksanakan, ternyata
evaluasi ternyata para petani sangat pengetahuan mengenai arti dan kegunaan
merasa puas dan senang karena menurut dari pembukuan usahatani oleh peserta
mereka pelatihan mengenai pembukuan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil
usahatani dapat menambah pengetahuan test akhir (post test) yang menunjukkan
mereka dalam menjalankan usahataninya. bahwa peserta yang tahu arti dan
Hal ini karena penyuluhan mengenai kegunaan pembukuan usahatani sebesar
pembukuan usahatani belum pernah 92.31 persen sedangkan sisanya 7.69
disampaikan oleh Penyuluh Pertanian persen tidak tahu arti dan kegunaan
Lapangan (PPL). pembukuan usahatani (Tabel 1.).
2. Monitoring Peserta yang tidak tahu arti dan kegunaan
Kegiatan monitoring atau pemantuan pembukuan usahatani walaupun sudah
dilakukan pada saat pelaksanaan mengikuti penyuluhan dan pelatihan
pelatihan pembuatan pembukuan merupakan peserta yang usianya tua
usahatani. Berdasarkan hasil pemantauan (diatas 70 tahun). Hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa peserta sudah dapat bahwa usia sangat berpengaruh dalam
membuat pembukuan usahataninya mengadopsi pengetahuan yang baru.
masing-masing berdasarkan komoditi Pengetahuan peserta mengenai arti dan
yang diusahakan walaupun pengetahuan kegunaan usahatani juga sangat
mengenai pembukuan masih baru bagi berpengaruh terhadap ketrampilan petani
mereka. dalam membuat pembukuan usahatani.
Sebelum penyuluhan dan pelatihan
pembukuan usahatani, peserta yang tahu
3. Evaluasi mengenai arti dan kegunaan pembukuan
Kegiatan evaluasi yang dilakukan usahatani saja yang dapat menyebutkan
pada pelatihan pembukuan usahatani poin-poin yang terdapat dalam
dilakukan tiga tahap yaitu evaluasi pra pembukuan usahatani.
kegiatan penyuluhan dan pelatihan, Pengetahuan peserta mengenai kapan
evaluasi proses pelatihan dan evalusi sebaiknya pembukuan usahatani
akhir. Evaluasi pra kegitan dan akhir dilakukan sangat bervariasi sebelum
kegiatan dilakukan dengan memberikan dilakukan penyuluhan dan pelatihan.
beberapa pertanyaan yang harus dijawab Menurut peserta pelatihan, pembukuan
oleh peserta. Pertanyaan yang diberikan usahatani dilakukan ketika hendak
menyangkut aspek pengetahuan melakukan penanaman sebesar 7,69
(kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan persen. Sedangkan menurut 69,23 persen
(psikomotorik) yang berhubungan dengan peserta pelatihan, pembukuan usahatani
pembukuan usahatani. dilakukan selama kegiatan usahatani
Berdasarkan hasil evaluasi pre test berlangsung yaitu dari mulai pengolahan
(test awal) sebelum dilaksanakan tanah hingga penjualan hasil panen.
penyuluhan mengenai pembukuan Peserta yang tidak mengetahui kapan
usahatani, menunjukkan bahwa peserta pembukuan usahatani harus dilakukan
yang tahu arti dan kegunaan pembukuan sebesar 23,08 persen (Lampiran 3). Hal
usahatani hanya 23.08 persen. ini menunjukkan bahwa sebagian besar
Sedangkan sisanya 76.92 persen tidak peserta pelatihan (petani) sudah
mengetahui arti dan kegunaan dari mengetahui kapan dilakukan pembukuan
usahatani. Setelah penyuluhan dan usahatani.
Walaupun petani sebagian besar
sudah mengetahui kapan sebaiknya
dilakukan pembukuan usahatani, namun
mereka tidak pernah melakukan
pembukuan usahatani dengan berbagai
alasan yaitu mereka tidak tahu cara
pembuatan pembukuan usahatani, tidak
terbiasa melakukan pembukuan usahatani
dan karena belum mengetahui
manfaatnya. Seluruh peserta pelatihan
sangat setuju ketika diminta untuk
melakukan pembukuan usahatani (100%).
Alasan mereka untuk mau melakukan
pembukuan usahatani sangat bervariasi
yaitu ingin mengetahui cara pembuatan
pembukuan usahatani, untuk mengetahui
untung rugi usahatani, supaya dapat
mengetahui manfaat dari pembuatan
pembukuan usahatani.
Pada akhir kegiatan, menurut peserta
pelatihan pembukuan usahatani sangat
bermanfaat bagi mereka dalam
menjalankan usahataninya, namun
mereka sadar bahwa mereka belum
Jurnal Bakti Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012 25

Tabel 1. Hasil Evaluasi Pre Test dan Post Test Peserta Pelatihan
Pembukuan Usahatani di Desa Hutumuri
Evaluasi Pre Test EvaluasiPostTest
Peserta
(%) (%)
Tahu arti dan kegunaan pembukuan usahatani 23.08 92.31
Tidak tahu arti dan kegunaan pembukuan usahatani 76.92 7.69
Sumber : Analisis data primer 2008

terbiasa dengan proses pencatatan tiap mengenai pembukuan usahatani


transaksi yang berhubungan dengan masih baru bagi mereka.
usahataninya. Karena selama ini, usaha Saran:
yang mereka lakukan lebih banyak
untuk konsumsi keluarga sedangkan Membuat satu kelompok
sisanya barulah dijual ke pasar. Menurut percontohan yang hanya
peserta pelatihan mereka juga sangat mengusahakan satu komoditi tertentu
kekurangan modal sehingga tidak dapat saja dan didampingi untuk membantu
mengembangkan usahataninya. Untuk memberikan solusi kepada kelompok
itu peserta pelatihan sangat apabila menghadapi masalah dalam
menginginkan agar mereka terus di usahataninya serta pendampingan
dampingi bukan hanya pada saat untuk pembukuan selama kegiatan
pelatihan ini saja, tetapi juga dapat usahatani berlangsung.
didampingi apabila mereka menghadapi
masalah dalam usahataninya baik DAFTAR PUSTAKA
masalah modal maupun masalah dalam
pengelolaan usahataninya. Abdul Rodjak, 2006. Manajemen
Usahatani. Pustaka Giratuna, Bandung.
KESIMPULAN DAN SARAN Badan Pusat Statistik Kota Ambon,
Kesimpulan: 2007. Kota Ambon Dalam Angka.
1. Pengetahuan peserta mengenai Bunasor, 1976. Penelaan Usahatani
pembukuan usahatani meningkat dan Usaha Pengembangannya. Proyek
setelah diadakan kegiatan Pendidikan dan Latihan Petugas
penyuluhan dan pelatihan (92,31 Lapangan Bantuan, Fakultas Pertanian
persen) berupa arti dan kegunaan Bogor.
pembukuan usahatani serta kapan Hernanto F., 1996. Ilmu Usahatani.
sebaiknya pembukuan usahatani Penebar Swadaya, Jakarta.
dilakukan.
2. Peserta pelatihan setuju ketika Loekman Soetrisno, 1999. Pertanian
diminta untuk melakukan pembukuan pada Abad ke 21. Direktorat Jenderal
usahatani dengan berbagai alasan Pendidikan Tinggi Departemen
seperti ingin mengetahui cara Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
pembuatan pembukuan usahatani, Mubyarto, 1995. Pengantar Ekonomi
untuk mengetahui untung rugi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
usahatani dan dapat mengetahui
Yakomina R. N., 2006. Kontribusi
manfaat dari pembukuan usahatani.
Usahatani Cabai Bagi Pendapatan
3. Peserta pelatihan sudah dapat
Petani Di Desa Hutumuri Kecamatan
membuat pembukuan usahataninya
Teluk Ambon Baguala Kota Ambon.
dengan baik walaupun pengetahuan
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Pattimura,

Anda mungkin juga menyukai