Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi Seimbang Pada Balita


Sasaran : Ibu-ibu warga Dsn. Krajan Selatan RT 03/RW 01 Panti
Target : Ibu- ibu pengjian
Waktu : 18-30-19.00 WIB
Hari/Tanggal : Sabtu / 05 Mei 2018
Tempat : Halaman Rumah Bapak Mudin Dsn. Krajan Selatan

A. LATAR BELAKANG
Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui
makanan sehari-hari sehingga tubuh dapat aktif, sehat, dan tidak terkena penyakit.
Pemenuhan kebutuhan gizi seimbang merupakan indikator penting dalam proses
tumbuh kembang balita. Balita memiliki proses pertumbuhan yang pesat,
sehingga memerlukan zat gizi yang maksimal. Permasalahan gizi pada balita yang
sering diketahui yaitu kurangnya pemenuhan gizi seimbang yang disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi setiap masa
pertumbuhan balita. Gizi yang tidak dapat terpenuhi pada balita dapat
menyebabkan kurangnya berat badan, mudah terserang penyakit, cepat letih,
defisiensi atau gangguan gizi, sehingga menjadikan terhambatnya pertumbuhan
dan perkembangan baik fisik dan psikologis balita.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU) / Standart Kompetensi


Setelah dilakukan penyuluhan tentang Gizi Seimbang Pada Balita
diharapkan warga dusun krajan selatan dapat mengerti dan memahami hal-hal
yang berkaitan dengan gizi yang dibutuhkan oleh balita.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)/ Kompetensi Dasar


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mengetahui:
1. Memahami dan menyebutkan pengertian gizi seimbang
2. Memahami dan menyebutkan manfaat gizi seimbang
3. Memahami dan mengetahui menu makanan pada balita
4. Memahami dan mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi pada balita

D. GARIS BESAR MATERI


1. Pengertian gizi pada balita
2. Manfaat gizi pada balita
3. Menu makanan pada balita
4. Faktor yang mempengaruhi gizi pada balita

E. METODE
Ceramah dan tanya jawab.

F. MEDIA
Leaflet dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Afif Priyatmoko dan Benaya Sriharja
2. Penyaji : Zulaikhah, Evi Rosita, Noti Talia
Meidiyah, Vita, dan Mufida
3. Moderator : Mita Siska dan Larasati R
4. Dokumentasi : Putri Puput, Khusniya Fatin Nur’aini dan Nur’aini
Elita Putri
H. PROSES KEGIATAN
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Ket.
1. Pendahulua  Salam pembuka  Menjawab 1 menit 5 menit
n salam
 Perkenalan
 Menyampaikian  Mendengarkan 1 menit
tujuan  Menyimak 1 menit
penyuluhan penyuluh
 Apersepsi  Mendengarkan, 2 menit

menjawab
pertanyaan

2. Kerja  Penyampaian  Mendengarkan 22


materi: dengan penuh menit
a. Pengertian perhatian 2 menit
gizi pada
balita 2 menit
b. Manfaat gizi
pada balita 2 menit
c. Menu
makanan
pada balita 2 menit
d. Faktor yang
mempengaru
hi gizi pada
balita 3 menit
 Memberi
kesempatan
peserta untuk
bertanya 2 menit
 Menjawab
pertanyaan
 Evaluasi a. Menanyakan 3 menit
hal-hal yang
belum jelas
b. Mendengarkan 3 menit
dan
memperhati-
kan jawaban
dari penyuluh
c. Menjawab 3 menit
pertanyaan
penyuluh
3. Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan 3 menit 3 menit
 Salam penutup  Menjawab
salam
TOTAL WAKTU 30 menit

I. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
a) Warga bersedia diberi penyuluhan (100%)
b) Persiapan materi yang disampaikan
c) Persiapan media yang akan disampaikan
d) Persiapan klien yang akan diberi penyuluhan
e) Kontrak waktu dengan klien sebelumnya
b. Evaluasi Proses
a) Warga antusias terhadap materi yang diberikan
b) Warga tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai.
c) Warga bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar
d) Warga dapat menerapkan materi yang telah didapatkan
c. Evaluasi SAP
a) Warga dapat menjelaskan defenisi gizi seimbang pada balita
b) Warga dapat mengetahui manfaat gizi seimbang pada balita
c) Warga dapat mengetahui menu makanan pada balita
d) Warga dapat mengetahui factor yang mempengaruhi gizi pada balita

J. DAFTAR PUSTAKA
Candra, A. 2013. Pentingnya Asupan Gizi Anak Usia 6-24 Bulan.
https://lifestyle.kompas.com/read/2013/09/17/0833031/Pentingnya.Asu
pan.Gizi.Anak.Usi a.6-24.Bulan. (Diakses tanggal 19 April 2018)
UNICEF Indonesia. 2013. ASI adalah penyelamat hidup paling murah dan
efektif di dunia. New York,USA. United Nations International
Children's Emergency

Rizqie Auliana, M. K. 2011. Gizi seimbang dan makanan sehat untuk anak
usia dini. Journal of Nutrition and Food Research. 2(1):1–12.

Nurapriyanti, I. 2015. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi


Balita. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Bidan Stikes 'Aisyiyah

Kurniasih Dedeh. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT
Gramedia

LAMPIRAN

1.1 Definisi gizi pada balita


Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-sehari yang
mengandung zat-zat gizi dalam jenis dari jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi
seimbang di Indonesia divisualisasikan dalam bentuk tumpeng gizi seimbang
(TGS) yang sesuai dengan budaya Indonesia. TGS dirancang untuk
membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat
sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi,balita, remaja, dewasa
dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas
fisik, sakit).

TGS terdiri dari beberapa potongan tumpeng, yaitu:

1) 1 potongan besar: golongan makanan karbohidrat,


2) 2 potongan sedang dan 2 potongan kecil yang merupakan golongan
sayuran dan buah,
3) 2 potongan kecil diatasnya yang merupakan golongan protein hewani dan
nabati, dan
4) 1 potongan terkecil di puncak yaitu gula, garam, dan minyak dikonsumsi
seperlunya.
5) Potongan TGS juga dilapisi dengan air putih yang idealnya dikonsumsi 2
liter atau 8 gelas sehari.
6) Luasnya potongan TGS ini menunjukkan porsi konsumsi setiap orang per
hari karbohidrat dikonsumsi 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi sedikit lebih
besar dari buah, buah 2-3 porsi, serta protein hewani dan nabati 2-3 porsi.
7) Konsomsi ini dibagi untuk makan pagi, siang, dan malam. Kombinasi
makanan per harinya perlu dilakukan.
8) Dibagian bawah TGS terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, yaitu:
pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau
berat badan.

Prinsip gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini hingga usia
lanjut. Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun
merupakan kelompok usia yang penting menerapkan prinsip gizi seimbang
ini. Kelompok ini adalah kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang
akan menentukan masa depan kualitas hidup manusia. Khusus untuk ibu
hamil, akan mengalami periode window of opportunity, kesempatan singkat
untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan dan memanfaatkan zat gizi
untuk kesehatan ibu dan janin. Periode ini berkisar dari sebelum kehamilan
hingga anak berumur 2 tahun. Prinsip gizi seimbang dinilai efektif
dilakukan dalam periode ini karena jika calon ibu kekurangan gizi dan
berlanjut hingga ibu hamil, makan janin akan kekurangan gizi dan dapat
menimbulkan beban ganda masalah gizi pada anak yaitu anak kurang gizi,
lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ketika dewasa
kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif. (Rizqie Auliana,
2011)

1.2 Manfaat gizi pada balita


Secara umum manfaat pemenuhan gizi balita adalah :
1. Untuk mengoptimalkan dan mepercepat tumbuh kembang pada balita
2. Untuk menunjang kecerdasan berpikir dan pertumbuhan otak balita
3. Menjaga daya tahan tubuh balita
4. Sebagai sumber energi balita daam meakukan aktivitas sehari-hari

Gizi pada balita juga dapat diperoleh dari ASI, manfaat ASI ekskusif sendiri
yaitu
1. ASI sebagai gizi terbaik bagi bayi
2. Mengandung berbagai elemen humoral imunoogik yang infektif terhadap
bakteri usus halus
3. Mengandung laktoferin yang dapat mengikat zat besi
4. Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal
5. Mencegah alergi pada bayi
6. Mengurangi resiko terkena penyakit kronis dan penyakit infeksius
7. Meningkatkan kecerdasan pada bayi
8. Lebih ekonomis dan tersedia setiap saat serta terlindung dari kuman
9. Bagi ibu pemberian ASI ekskusif dapat mengurangi resiko kanker
ovarium dan payudara
Macam-macam zat gizi dan manfaatnya yang diperlukan balita, meliputi :

1) Energi
Fungsi energi adaah untuk menunjang keseuruhan proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
2) Protein
Fungsi protein adalah untuk menunjang keseluruhan proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
3) Lemak
Lemak berperan penting dalam proses tumbuh kembang sel-sel saraf otak
untuk kecerdasan anak
4) Vitamin A
Vitamin A berperan untuk menjaga kesehatan mata, kelembutan kulit, dan
membuat pertumbuhan optimal pada anak
5) Vitamin C
Vitamin C berfungsi untuk pembentukan kolagen, meningkatkan daya
tahan tubuh, dan diperlukan dalam pembentukan tuang dan gigi.
6) Yodium
Yodium bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita.
Yodium juga berperan daam proses metaboisme tubuh, mengubah karoten
yang terdapat dalam makanan menjadi vitamin A.
7) Kalsium
Kalsium penting dalam pembentukan tulang dan gigi, kontraksi dalam
otot, membantu penyerapan vitamin B12.
8) Zat besi
zat besi diperlukan untuk pertumbuhan fisik Dn mempengaruhi
penggunaan enegi yang diperlukan tubuh, pembentukan sel darah yang
membantu proses penyebaran zat gizi serta oksigen ke seluruh tubuh.
9) Asam folat
Asam folat berperan penting daam produksi sel darah merah dan sel darah
putih dalam sumsum tulang dan berperan daam pematangan sel darah
merah dan mencegah anemia.

1.3 Mengetahui menu makanan pada balita


Air susu ibu (ASI) adalah sau-satunya makanan yang mengandung semua zat
gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. ASI eksklusif
tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan pertama dalam
kehidupan manusia yang bergizi seimbang.

1. Makanan untuk usia 6-12 bulan.


a. Usia 6 bulan
Pada usia ini diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-
ASI). Hal ini boleh dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek
mengunyah dengan pencernaan yang lebih kuat. Makanan tambahan
diberikan dalam bentuk halus dan rendah serat, misalnya pisang yang
dihaluskan, sari jeruk, labu, pepaya dan biskuit yang di haluskan
dengan susu. Pola pemberian dilakukan secara bertahap sebanyak 2
sendok makan per waktu makan dan diberikan 2 kali sehari. Kenalkan
setiap jenis makanan 2-3 hari. Baru lanjutkan mengenal jenis makanan
yang lain.
b. Usia 7 bulan.
Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan dengan bubur tim di campur
dengan sayuran dan protein hewani yang dihancurkan. Sehingga pola
menunya terdiri dari buah dihaluskan, bubur dan sayuran yang sudah
dihaluskan.
c. Usia 8 bulan.
Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membangtu
merangsang peetumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi
dapat mengunyah dengan gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi,
makanan pada usia ini dapat ditambah minyak. Minyak akan
menambah kalori untuk meningkatkan penyerapan vitamin A dan zat
gizi lain.
d. Usia 9 bulan
Secara bertahap mulai dikenalkan pada makanan yang lebih kental
dan berikan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan selingan
berupa : bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu.
e. Usia 10 bulan.
f. Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai
dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12 bulan.
Apa yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI?
1. Buatlah makanan dari bahan segar yang bebas pestisida dan
pengawet.
2. Jangan menggunakan MSG untuk menggantikannya dapat
digunakan keju atau keldu.
3. Kenalkan gula dan garam saat usia 12 bulan
4. Variasikan sehingga anak tidk bosan sehingga kelak anak terhindar
dari kesulitan maka di usia berikutnya.
5. Jika memebeli makanan bayi kemasan : perhatikan tanggal
kadaluarsa.
g. Makanan anak usia 1-5 tahun.
Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan
keluarga, yaitu : sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali
selingan, porsi makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa.
Memasuki usia 1 tahun pertumbuhan mulai lambat dan permasalahan
sulit makan mulai muncul. Sementara itu aktivitas mulai bertambah
dengan bermain sehingga makan dapat dilakukan sambil bermain.
Namun selanjutnya akan lebh baik kalau makan dilakukan bersama di
meja makan. Beberaopa hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian makan usia 1-5 tahun :
1. Selalu variasikan makanan yang diberikan meliputi makanan
pokok, lauk pauk, sayuran dan buah. Usahakan protein yang
diberikan juga berganti sehingga semua gizi terpenuhi.
2. Variaskian cara mengeolah sehingga semua bahan makanan dapat
masuk, misalnya anak tidak mau makan bayam maka bayam
dapat dimasukkan dalam telur dadar.
3. Berikan air putih setiap kali habis makan.
4. Hindari memberikan makanan selingan mendekati jam utama.
5. Ketika masuk usia 2 tahun ejalskan manfaat makanan yang harus
dimakan sehingga dapat mengurangi rasa tidak sukanya. (Rizqie
Auliana, 2011)

1.4 Faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita


a. Hubungan pola asuh
pola asuh anak yang kurang akan mempunyai resiko anak balita KEP
(kekurangan energid an protein ) 1,5 kali dibandingkan dengan anak batita
dengan pola asuh cukup (Adriani & Wirjatmadi, 2014).
b. Hubungan penyakit infeksi
Infeksi penyakit berhubungan dengan gangguan gizi melalui beberapa
cara, yaitu mengetahui nafsu makan, menyebabkan kehilangan bahan
makanan karena muntah/ diare, atau memengaruhi metabolisme makanan
sehingga dapat berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
c. Hubungan asupan makanan
Anak yang kurang asupan zat gizinya akan memiliki risiko mengalami
status gizi yang buruk lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang asupan
zat gizinya baik.
d. Hubungan ketahanan pangan
Hasil uji bivariat hubungan ketahanan pangan dengan status gizi balita di
Posyandu Manis Jangan 13 Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo I
didapatkan hasil bahwa nilai sig < 0,05 yang artinya ada pengaruh antara
ketahanan pangan dengan status gizi balita (sig 0,009). Ketahanan pangan
dikeluarga terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi
sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli
keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
e. Hubungan kesehatan lingkungan
Keadaan lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai
jenis penyakit, antara lain diare dan infeksi saluran pencernaan. Dimana
keadaan tersebut akan berpengaruh juga terhadap status gizi seseorang.
f. Hubungan ASI Ekslusif
Hasil uji bivariat didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara riwayat
ASI eksklusif dengan status gizi balita yakni nilai sig 0,027. Hasil ini
didukung oleh penelitian Novitasari (2012) yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita
dan diketahui pula bahwa anak yang tidak diberikan ASI eksklusif 9 kali
lebih berisiko terjadi malnutrisi dibandingkan dengan anak yang diberi
ASI eksklusif .
g. Hubungan tingkat Pendidikan
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hitchock et al (2009) yang
mengemukakan bahwa tingkat pendidikan mempunyai kaitan dengangan
status gizi seseorang (sig 0,007) dan seseorang yang tingkat pendidikan
rendah mempunyai 3,5 kali lebih berisiko mengalami status gizi buruk dan
kurang dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi baik.
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan
perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi
yang baik (Suliha, 2001).
h. Hubungan pekerjaan
orangtua yang tidak bekerja cenderung mempunyai banyak waktu untuk
memperhatikan dan mengawasi tumbuh kembang anak termasuk dalam
memperhatikan asupan nutrisi anak. Sehingga pola konsumsi anak
terhadap makan-makanan yang dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi
dapat dijaga dan lebih ketat terpantau oleh ibu (Nirwana, 2012).
i. Hubungan pendapatan orang tua
peningkatan pendapatan akan mengakibatkan individu cenderung
meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan harga yang lebih
mahal per unit zat gizinya yang akhirnya berdampak positif terhadap status
gizi
j. Multivariat
Makanan didalam tubuh mempunyai tiga fungsi uama yaitu sebagai zat
pembangun, sumber tenaga, dan sebagi zat pengatur. Dengan
memanfaatkan ketiga golongan bahan makanan tersebut maka dapat
terpenuhi kebutuhan hidup kita akan zat – zat makanan dan status gizi
yang baik hingga tubuh dapat melakukan kegiatan hidup dengan baik.
Balita yang mendapatkan asupan makanan yang kurang, mempunyai
peluang mengalami status gizi tidak normal dibandingkan dengan balita
yang asupan nutrisinya baik. (Purwaningrum,2012).

Anda mungkin juga menyukai