Walisongoagamadio
Walisongoagamadio
Disusun Oleh :
Mochammad Dio Prasetyo
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat hidup dan
nikmat iman serta kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain.
Sebagai manusia kita wajib untuk senantiasa mensyukuri nikmatnya dan berusaha
membalas semua kebaikan yang Allah berikan kepada kita semua dengan cara
menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Shalawat serta
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang Rosul
yang di dalam dirinya terdapat suri tauladan yang baik bagi kita semua. Dalam
makalah yang berjudul “Wali Songo Penyebar Islam” Alhamdulillah telah bisa
disusun dengan mengumpulkan berbagai macam referensi. saya menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, saya
mohon maaf atas kekurangan tersebut. Besar harapan saya agar makalah ini dapat
berguna untuk semua orang yang membaca.
M. Dio Prasetyo
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah wali berasal dari bahasa Arab, artinya tercinta, pembantu, penolong dan
pemimpin. Bentuk pluralnya adalah auliya’. Al-Qur’an menyifati para wali Allah sebagai
orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Tidak adak kekhawatiran pada mereka
dan tidak pula mereka bersedih hati. Wali Songo disini diartikan sekumpulan orang (semacam
dewan dakwah) yang dianggap memiliki hak untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat Islam
di bumi Nusantara pada zamannya.1
Kata “wali” menurut istilah, ialah sebutan bagi orang-orang Islam yang dianggap
keramat, penyebar agama Islam, mereka dianggap “kekasih Allah”, orang-orang yang dekat
1
dengan Allah, dikaruniai tenaga gaib, mempunyai kekuatan-kekuatan batin yang sangat berlebih,
mempunyai ilmu yang sangat tinggi, dan sakti berjaya-kewijayaan (Effendy Zarkasi, 1977: 52).
Sebagian penulis berpendapat bahwa istilah Wali Songo berasal dari bahasa Arab , yaitu
wali dan tsana’(mulia), sehingga berarti para wali yang mulia. Sebagian lagi berpendapat istilah
Wali Songo berasal dari bahasa Jawa, yaitu wali dan sana (baca: sono), yaitu tempat. Ada pula
yang menyebut dengan Wali Songo berarti sembilan wali atau bahkan ada yang menyatakan
Wali Sangha.
Dari berbagai pendapat tersebut, yang paling kuat adalah berdasarkan istilah dan fakta
sejarah, yaitu bahwa Wali Songo adalah sebuah dewan dakwah, dewan mubaligh 2, organisasi
ulama dalam bentuk lembaga dakwah para wali yang berjumlah
sembilan. Setiap ada yang wafat atau meninggalkan Jawa maka
diangkat wali lain sebagai penggantinya sehingga tetap berjumlah
sembilan. Para Wali Songo adalah pembaharu masyarakat pada
masanya. Pengaruh mereka terasa dalam beragam bentuk manifestasi
peradaban baru masyarakat jawa mulai dari perniagaan, pelayaran dan
perikanan, bercocok tanam dan persawahan, pengobatan, kebudayaan,
kesenian, pendidikan, kemasyarakatan, hingga kedalam masalah aqidah, politik, militer, hukum,
dan pemerintahan dikerajaan-kerajaan Islam.
3
Kerajaan Islam di pulau Jawa. Dialah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama
Demak. Disamping itu, Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid
Agung Demak pada tahun 1479 bersama wali-wali lain.
Pada awal islamisasi pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan
agar masyarakat menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju bahwa
kebiasaan masyarakat seperti kenduri, selamatan, sesaji dan sebagainya
tetap hidup dalam sistem sosio-kultural masyarakat yang telah memeluk
agama Islam. Namun wali-wali yang lain berpendapat bahwa untuk
sementara semua kebiasaan tersebut harus dibiarkan karena masyarakat sulit meninggalkannya
secara serentak.
Akhirnya, Sunan Ampel menghargainya. Hal tersebut terlihat dari persetujuannya ketika Sunan
Kalijaga dalam usahanya menarik penganut Hindu dan Budha, mengusulkan agar adat istiadat
Jawa itulah yang diberi warna Islam. Sunan Ampel salah seorang wali yang berjuang
menegakkan Islam. Jasanya sangat besar dalam menggelorakan dakwah dan jihad ditanah Jawa. 4
Dan beliau wafat pada tahun 1478 dimakamkan disebelah masjid Ampel.
5
Kriswantoro Kawarasan, “Sejarah Wali Songo Lengkap (Cerita Wali Songo)” diakses dari
https://juragansejarah.blogspot.com/2013/05/sejarah-wali-songo-lengkap-cerita-wali.html pada tanggal
14 Oktober 2019 pukul 09:19
sebenarnya anak muda yang patuh dan kuat kepada agama dan orang tua, tapi tidak bisa
menerima keadaan sekelilingnya yang terjadi banyak ketimpangan,
hingga dia mencari makanan dari gudang kadipaten dan dibagikan
kepada rakyatnya. Tapi ketahuan ayahnya, hingga dihukum yaitu
tangannya dicampuk 100 kali sampai banyak darahnya dan diusir.
Setelah diusir selain mengembara, ia bertemu orang berjubah
putih, dia adalah Sunan Bonang. Lalu Raden Sahid diangkat menjadi
murid, lalu disuruh menunggui tongkatnya di depan kali sampai
berbulan-bulan sampai seluruh tubuhnya berlumut. Maka Raden Sahid disebut Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran Islam, antara lain
dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh
para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga
dengan tanpa terasa mereka telah tertarik pada ajaran-ajaran Islam sekalipun, karena pada
awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh
seniman wayang. Ia tidak pernah meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi
di dalam cerita itu disisipkan ajaran agama dan nama-nama pahlawan Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama Islam merupakan agama yang universal, yang tidak hanya membawa hal-hal
tentang agama, tetapi juga membawa kebudayaannya dan mempengaruhi terhadap berbagai hal,
di antaranya pegaruh dibidang bahasa, pengaruh di bidang pendidikan, arsitektur dan juga
kesenian. Kedatangan islam membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan sosial,
ekonomi maupun politik di dunia. Walisongo dipercaya sebagai peletak batu pertama Islam di
pulau Jawa. Kiprah Walisongo dalam peta dakwah Islam di Indonesia pada umumnya, di pulau
Jawa khususnya memang merupakan fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Para Walisongo
dalam melakukan aktivitas dakwahnya antara lain sangat memperhitungkan wilayah strategis.
Beranjak dari sinilah, para Walisongo yang dikenal jumlahnya ada sembilan orang tersebut
melakukan pemilihan wilayah dakwahnya. Walisongo ketika itu sangat bijak memanfaatkan seni
yang telah berakar dan berkembang dalam masyarakat untuk menopang keberhasilan dakwah
mereka.
3.2 Saran
Saran dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati saya sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun.
Terakhir saya berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi saya begitu juga
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R. 2015. Wali Songo Glora Dakwah Dan Jihad Ditanah Jawa (1404-1482 M).Solo: Al-Wafi
Zakky, 2018. “Nama-Nama Wali Songo Beserta Sejarah, Silsilah, Kisah dan Fotonya”
https://www.zonareferensi.com/nama-nama-wali-songo/ di akses pada tanggal 14 Oktober 2019
pukul 01:11