KOMUNIKASI ETNOGRAFI
Dosen Pembina:
Hastuti ,S.Sos.,M.I.Kom
Di Susun Oleh:
BAUBAU 2019
KOMUNIKASI ETNOGRAFI
Menurut Hymnes Masyarakat tutur (speech community) adalah suatu kategori masyarakat
dimana anggota-anggotanya tidak saja sama-sama memiliki kaidah untuk berbicara,tetapi juga
satu variasi linguistic tertentu.Sementara menurut Seville-Troike,yang dimaksud masyarakat
tutur tidak harus memiliki satu bahasa,tetapi memiliki kaidah yang sama dalam
berbicara(Syukur,dalam Kuswarno,2008;39,40).Jadi batasan utama yang membedakan
masyarakat tutur satu dengan yang lain adalah kaidah-kaidah untuk berbicara.Sehingga suatu
suku bangsa atau kebudayaan bisa saja memiliki dua atau lebih masyarakat tutur.
Ruben dan Stewerdn menyebut komunikasi adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam
suatu hubungan kelompok, organisasi, dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk
beradaptasi dengan linkungan satu sama lain. Sedangkan dalam paradigma Laswell menyebutkan bahwa
komunikasi itu harus memiliki komunikator, pesan, media, komunikan, efek.
Pendapat lain, datang dari Canale yang menyebut komunikasi sebagai pertukaran dan perundingan
informasi antara paling sedikit dua orang pribadi melalui penggunaan lambang-lambang verbal dan non
verbal, mode-mode lisan dan tertulis/visual, serta proses produksi dan komprehensi.Melihat dari
berbagai definisi tentang komunikasi tersebut, perlu sekali melihat definisi bahasa sebagai satu titik
pencarian hubungan antara keduanya.Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua
definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem
generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Dari dua definisi bahasa ini, bila kita kaitkan dengan pengertian komunikasi. Maka bisa didapatkan
bahwa keduanya memiliki kebutuhan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan
alat untuk terciptanya sebuah komunikasi yang baik. Begitu pula komunikasi, bahasa merupakan satu
hal yang primer untuk mencapai komunikasi yang baik.Dengan demikian, relasi keduanya sangatlah erat.
Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik. Budaya mempengaruhi komunikasi
dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi budaya. Hubungan timbal balik antara
komunikasi dan budaya penting untuk dipahami karena dengan budayalah orang-orang
dapat belajar berkomunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi akan memungkinkan
pemberian makna yang cenderung mirip pula terhadap suatu realitas sosial atau peristiwa
tertentu. Sebagaimana kita memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda maka
dengan sendirinya akan mempengaruhi cara dan praktek berkomunikasi kita, banyak aspek/
unsur dari budaya yang dapat mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Pengaruh
tersebut muncul melalui suatu proses persepsi dan pemakna suatu realitas.
Dalam sebuah kebudayan terkandung sebuah makna yang ingin disampaikan kepada
masyarakat, dimana sebuah kebudayaan pasti menggambarkan identitas/ciri dari sebuah
tempat/pemilik kebudayaan tersebut. Peran komunikasi sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga
kelestarian dan untuk memperkenalkan sebuah kebudayaan tertentu ke ranah yang lebih luas. Banyak
kebudayaan yang tidak dikenal atau tidak di ketahui oleh masyarakat luas di karenakan kurangnya
pengenalan atau komunikasi terhadap daerah luar, yang menyebabkan sebauh kebudayaan tidak kenal.
Hal ini banyak menyebabkan sebuah kebudayaan cepat hilang/punah yang tergerus oleh kebudayaan-
kebudayaan baru yang lebih komunikatif dan mudah dipahami. Jadi hubungan antara kebudayaan dan
komunikasi sudah sangat jelas terlihat, di dalam sebauh kebudayaan pun juga terkandung sebuah
makna yang ingin disampaikan, dan komunikasi itu sendiri membantu mengenalkan kebudayaan itu ke
ranah yang lebih luas untuk dikenal masyarakat luas.
Contoh kasusnya:
Seorang mahasiswa yang berasal dari suku batak yang namanya butet berbincang-bincang dengan lilis
yang asli dari orang sunda. Dialek yang terdengar baik dari butet maupun lilis tersebut mencerminkan
identitas budaya masing-masing. Dari dialek batak yang disampaikan oleh butet setidaknya memberi
gambaran bahwa ia adalah seorang anggota dari komunitas budaya batak, begitupun dengan lilis yang
asalnya dari orang sunda.
PERISTIWA KOMUNIKASI
Setelah menemukan atau mengidentifikasi masyarakat tutur, maka tahap selanjutnya bagi
etnografer adalah menemukan aktivitas komunikasi-nya. Atau mengidentifikasi peristiwa komunikasi
atau proses komunikasi. Menurut Hymes, tindak tutur atau tindak komunikasi mendapatkan statusnya
dari konteks sosial, bentuk gramatika dan intonasinya. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis
aktivitas komunikasi dalam etnografi komunikasi, maka kita memerlukan pemahaman mengenai unit-
unit diskrit aktivitas komunikasi. Hymes mengemukakan unit diskrit komunikasi itu adalah (Syukur dalam
Kuswarno, 2008:41):
Peristiwa komunikatif atau keseluruhan perangkat komponen yang utuh yang meliputi
tujuan umum komunikasi, topic umum yang sama, partisipan yang secara umum menggunakan
varietas bahasa yang sama, dengan kaidah-kaidah yang saya dalamberinteraksi dan dalam
setting yang sama.Tindak komunikatif, yaitu fungsi interaksi tungga seperti pernyataan,
permohonan, perintah ataupun perilaku non verbal.
Pendeknya, yang dimaksud aktivitas komunikasi dalam etnografi komunikasi tidak lagi
bergantung / bertumpu pada pesan, komunikator, komunikan, media, dan efeknya melainkan
aktivitas khas yang kompleks di mana di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa khas komunikasi
yang melibatkan tindak-tindak komunikasi khusus dan berulang.