BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan merupakan rantai yang berkesinambungan yang
mencakup proses ovulasi (pelepasan ovum), migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, implantasi (nidasi pada uterus),
pembentukan plasenta, serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm. Dengan adanya kehamilan, akan terjadi berbagai perubahan fisik dan
psikologis.
Kehamilan merupakan periode episode dramatis pada kondisi biologis
wanita yang menimbulkan berbagai perubahan psikologis serta
membutuhkan upaya adaptasi dari wanita yang mengalaminya. Sebagian
besar wanita menganggap kehamilan sebagai peristiwa kodrati yang harus di
lalui, sedangkan sebagian lain menganggapnya sebagai peristiwa khusus
yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Pada umumnya, dalam periode kehamilan akan terjadi perubahan kondisi
fisik dan tanda-tanda fisiologis mulai dari mual dan muntah-muntah, kepala
pusing sampai timbulnya keluhan secara umum seperti rasa panas dalam
perut khususnya pada lambung (heartburn). Persoalannya adalah keluhan-
keluhan tersebut akan terus meningkat setiap berat janin
bertambah.Penambahan berat janin mengakibatkan posisi rahim dalam
perut naik atau meninggi, kemudian rahim serta segala hal yang termuat di
dalamnya akan mendesak lambung.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan upaya
adaptasi untuk menyesuaikan pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang tumbuh dari
norma sosial-budaya, dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat
menjadi pencetus berbagai reaksi fisiologis, mulai dari reaksi emosional
ringan hingga gangguan jiwa yang berat.
1
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan
suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi
tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek,
peristiwa, konsep abstrak, seperti kematian, kehidupan, keberhasilan, dan
kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik yang
berhubungan erat dengan masa usia subur atau mencukupkan diri dengan
kehidupan atau makanan.
Lamadhah (2011) mengungkapkan bahwa keluhan berkaitan dengan
timbulnya rasa panas dalam perut tergolong sederhana namun dapat
menimbulkan kegelisahan dan kelelahan pada ibu hamil. Seiring dengan
perubahan-perubahan tersebut terjadi pula perubahan emosional yang
kompleks, sehingga memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup
dengan proses kehamilan yang terjadi.
Mustika (2008) dalam buku Panduan Spiritual Kehamilan menyebutkan
satu ungkapan Jack Canfield dalam Chicken Soup for the Expectant Mother’s
Soul, bahwa segala sesuatunya tidak akan pernah sama lagi. Tubuh kita
mengalami perubahan-perubahan drastis, sementara emosi kita berganti-
ganti antara antisipasi dan rasa takjub ketika merasakan getar-getar
kehidupan yang pertama di dalam tubuh kita, sampai pada kecemasan
membayangkan saat melahirkan dan kesanggupan kita untuk menjadi orang
tua. Mulai dari rasa mual sampai eforia, kehamilan benar-benar merupakan
pengalaman mendebarkan.
Pada proses kehamilannya, para wanita disamping mengalami
perubahan-perubahan fisik dan tanda-tanda fisiologis sebagaimana
dijelaskan di atas, perubahan yang kemudian mampu menimbukan masalah
sosial dalam keluarga adalah perubahan-perubahan yang bernuansa
psikologis terutama pada aspek emosionalnya seperti prilaku menjadi
mudah tersinggung, mudah sedih, suka khawatir, merasa kurang
diperhatikan, merasakan sesuatu yang tidak nyaman dan tidak jelas
penyebabnya, termasuk memiliki permintaan yang tidak masuk akal seperti
2
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
minta jenis buah yang tidak pada musimnya, dan cenderung harus dipenuhi.
Jika tidak terpenuhi, maka tidak sedikit dari wanita hamil kemudian
mengekspresikan perasaan dan pikirannya pada prilaku yang terkadang
tidak wajar seperti meminta yang harus segera dipenuhi, tersinggung dan
menyalahkansebagai bentuk pertahanan ego. Tentu hal ini akan menjadi
persoalan baru menyangkut keharmonisan sosial dalam keluarga dan
lingkungannya manakala kurangnya saling mengerti dan memahami dengan
baik. Dalam kontek konseling, fenomena di atas memunculkan kebutuhan
adanya sebuah layanan konseling yang dilakukan sebagai upaya
membangun self awareness pada konseli ( wanita hamil dansuaminya), serta
pihak-pihak yang terkait dengan konseli.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa perubahan emosi pada ibu hamil
sangat jelas dan jika berkelanjutan tanpa penanganan yang tepat mampu
mengakibatkan reaksi kecemasan yang berat bahkan gangguan jiwa pada
ibu hamil itu sendiri. (Spielberger: 1979; Correy:1997; Wiknjosastro: 1999;
Ibrahim: 2011).
Perubahan-perubahan psikologis selama menjalani kehamilan ternyata
juga disadari oleh para ibu hamil itu sendiri. Berikut ungkapan singkat
seorang wanita bernama Sofia yang dihasilkan dari wawancara dalam
prariset. Sofia menjelaskan bahwa pada masa kehamilannyamengalami
perasaan yang berbeda dari masa sebelum hamil. Beberapa hal yang
dirasakannya seperti menjadimudah sedih, manja dan ingin selalu ditemani
suami. Semua yang diinginkan harus dipenuhi dan jika tidak,maka direspon
dengan menangis.Hal lain yang lebih mencemaskan apabila membayangkan
proses melahirkan.Perasaannya sering takut, khawatir jika ada apa-apa
dengan bayinya memikirkan kira-kira selamat atau tidak, termasuk menjadi
suka bertanya-tanya sendiri. Padahal sudah cukup rajin periksa ke bidan dan
sering dinasihati ibunya. Menurutnya,semua hal di atas sering
mengakibatkan sakit kepala, perut terasa pedih,dan rasanya malas jika mau
makan.
3
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mitos pada masa kehamilan ?
2. Bagaimana perubahan fisik dalam masa kehamilan ?
3. Bagaimana teori dalam perubahan psikologi pada ibu hamil ?
4. Bagaimana gangguan psikologi pada masa kehamilan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mitos pada masa kehamilan
2. Untuk mengetahui perubahan fisik dalam masa kehamilan
3. Untuk mengetahui teori dalam perubahan psikologi pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui gangguan psikologi pada masa kehamilan
4
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
BAB II
PEMBAHASAN
5
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
6
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
membakar lemak yang berlebih. Akan tetapi, perlu diingat bahwa jangan
terlalu lama berenang bila tidak ingin kedinginan.
8. Benarkah makan pisang dempet pada awal kehamilan bisa membuat
anak yang dilahirkan kembar siam?
Fakta : Mitos tersebut slaah. Makan pisang dempet tidak ada
hubungannya dengan bayi yang dilahirkan juga ikut dempet. Bila kita
makan pisang, sering kita temukan ada dua buah pisang yang
berdempetan. Ada yang mengatakan sebelum memakan pisang dempet
harus dipisahkan dulu dan pisang tersebut salah satunya harus diberikan
pada orang lain, tidak boleh dimakan sendiri. Hal tersebut dengan alasan
biar anaknya tidak kembar dempet. Mitos-mitos seperti ini masih sering
kita jumpai dan masih beredar di masyarakat
7
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Tanda Kehamilan :
1) Pembesaran perut
2) Tanda Hegar
3) Tanda Piscaseck
Ketidaknyaman Fisiologis :
Terjadi penekanan pada beberapa sistem antara lain sistem
perkemihan. Pencernaan, pernapasan, kardiovaskular, dan neurologi.
Kebutuhan Fisiologis :
Berhubungan dengan perubahan sistem yang lain.
b. Serviks
Perubahan fisiologis :
Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks akibat
peningkatan hormon progesteron. Peningkatan lendir serviks yang
disebut dengan operkulum. Kerapuhan meningkat sehingga mudah
berdarah saat melakukan senggama.
Tanda kehamilan :
1) Tanda Chadwick
2) Tanda Goodel
3) Keputihan
Ketidaknyaman Fisiologis :
1) Keputihan
Kebutuhan fisiologis :
1) Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
2) Pakaian dalam menggunakan bahan katun yang memiliki daya serap
tinggi, jangan gunakan nilon.
3) Cara cebok yang benar yaitu darah arah vagina ke belekang.
4) Selalu keringkan vulva setelah BAB atau BAK.
5) Ganti celana dalam setiap kali basah
6) Hindari semprotan air
8
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
c. Vagina
Perubahan fisiologis :
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina,
hipervaskularisasi pada vagina.
Tanda kehamilan :
1) Tanda Chadwick
2) Keputihan
d. Ovarium
Perubahan fisiologis :
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat
perkembangan dari korpus luterum.
Tanda kehamilan : amenorea
e. Payudara
Perubahan fisiologis :
Terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan
hormon progesteron. Selain itu, juga terjadi peningkatan hormon
somatomamotropin untuk produksi ASI sehingga menjadi lebih besar.
Tanda kehamilan :
1) Hipervaskularisasi areola mamae dan papilla
2) Pembesaran kelenjar Montgomery
3) Pembesaran mamae
Kebutuhan fisiologis :
Kebersihan payudara utnuk persiapan laktasi dengan menggunakan
perawatan payudara ibu hamil (terlampir).
2. Sistem Pencernaan
a. Mulut dan Gusi
Perubahan fisiologis :
Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatkan aliran
darah ke rongga mulut; hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler
gusi sehingga terjadi edema dan hiperplastis; ketebalan epitelial
9
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
10
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
11
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
3. Sistem Kardiovaskular
a. Jantung
Perubahan fisiologis :
1) Hipertrofi
Hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung.
Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas
dan berotasi ke depan; antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut
meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit,
kemudian menetap sampai aterm.
a) Volume dan komposisi darah.
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM
(normal: 4-5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung
kepada jumlah besi yang tersedia, massa SDM meningakt 30-
33% pada kehamilan aterm, jika ibu mengonsumsi suplemen
besi. Apabila tidak mengonsumsi suplemen besi, SDM hanya
meningkat 17% pada beberapa wanita.
b) Sirkulasi darah.
Terjadi gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan
penekanan uterus terutama pada vena pelvis ketika duduk
dan vena cara inferior ketika berbaring; peningkatan
penyerapan kapiler.
Tanda kehamilan :
1) Anemia fisiologis
Ketidaknyamanan fisiologis :
1) Palpitasi jantung
2) Edema umum
Kebutuhan fisiologis :
1) KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan.
12
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
13
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
14
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
15
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
16
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Kebutuhan fisiologis :
17
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
18
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
19
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
20
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
21
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Fase Quickening
Quickening menunjukan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utama yaitu : mengembangkan identitas sebagai ibu bagi
drinya sendiri yang berbeda dari ibunya.
Menjelang akhir timester pertama dan selama fase pra Quickening
berlangsung wanita tersebut akan mengalami sekaligus sekalian
mengevaluasi kembali semua aspek hubungan yang ia jalani dengan
ibunya sendiri. Semua masalah interpersonal yang dahulu pernah
dialami hingga kini dianalisis.
Hal lain yang terdapat dalam proses ini adalah evolusi wanita
tersebut mulai dari menjadi penerima kasih sayang dan perhatian
kemudian menjadi pemberi kasih sayang dan perjatian (persiapan
menjadi ibu). Ia akan mengalami konflik berupa kompetisi dengan
ibunya agar telihat sebagai ibu yang “baik”. Penyelesaian aktual dalam
konflik ini tidak berlarut-larut sampai lama setelah bayi dilahirkan, tetapi
perhatian wanita terhadap ibunya dan proses-proses yang berkaitan
dengan hal tersebut akan berakhir setelah terjadi perubahan identitas
dirinya sendiri menjadi pemberi kasih sayang, pada saat yang sama ia
juga menjadi penerima kasih sayang, menuntut perhatian dan cinta
kasih.
Dengan timbulnya Quickening muncul sejumlah perubahan karena
kehamilan telah menjadi jelas dalam pikiranya. Kontak sosial berubah ia
lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil dan ibu baru lainya yang
minat serta aktifitasnya berfokus pada kehamilan, cara membesarkan
anak dan persiapan unuk menerima peran baru.
Quickening memudahkan wanita mengkonseptualisasi bayinya
sebagai individu yang terpisah dari dirinya. Kesadaran baru ini memulai
perubahan dalam fokusnya dari dirinya sendiri kepada bayi yang ia
kandung.
22
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Pada saat ini jelas kelamin bayi bukan hal yang penting, perhatian
ibu pada kesejahteraan bayi dan menyambut menjadi anggota keluarga.
Sebagian besar wanita lebih erotis selama trimester II, kurang
lebih 80% wanta mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan
seksual mereka dibanding pada trimester I dan sebelum hamil.
Trimester II relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan
ukuran perut belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin
banyak, kecemasan kekhawatiran dan masalah-masalah yang
sebelumnya menimbulkan ambivalensi mulai mereda dan ia telah
mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya
menjadi seorang yang mencari kasih sayang dari pasanganya dan semua
faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
3. Trimester III
Trimester III disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran
bayinya.
Trimester III merupakan waktu perpisahan yang aktif terlihat dan
memanti kelahiran bayi dan dan menjadi orang tua sementara perhatian
utama wanita terfokus pada yang akan dilahirkan.
Perasaan takut akan muncul, ibu mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan dirinya sendiri seperti apakah bayinya akan lahir
abnormal, terkait persalinan (nyeri, kehilangan kendali dan lain-lain).
Ibu juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil,
perpisahan ia dengan bayinya yang tidak dapat dihindari, persaan
kehilangan uterus yang penuh secara tiba-tiba mengempis dan ruang
tersebut menjadi kosong. Depresi ringan merupakn hal yang umum
terjadi dan wanita menjadi lebih tergantung dan lebih menutup diri
karena perasaan rentanya.
23
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
24
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
25
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
26
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
27
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
28
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
29
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
30
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
31
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
32
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
c) Stress antepartum
d) Dukungan sosial
e) Rasa percaya diri
f) Penguasaan rasa takut, ragu, dan depresi
Maternal role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu
memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan
penjabaran yang lengkap tentang dirinya sendiri.
b. Pencapaian peran ibu
Salah satu dari penekanan dari karya Mercer adalah pencapaian
Peran Ibu “menjadi seorang ibu berarti mengambil suatu identitas
baru. Mengambil suatu identitas baru mencakup suatu pemikiran
kembali secara menyeluruh dan mendefinisikan kembali mengenai
dirinya sendiri.
Bidan di Amerika menaruh perhatian pada pencapaian peran ibu
karena menurut Mencer minat peran ini adalah penting karena
beberapa orang mengalami kesulitan datang memikul peran ini
dimana menurut Mencer ada konsekuensinya untuk anak-anak
mereka.
Mencer seperti rubin mengambil pendekatan saling
mempengaruhi (interactionist) dalam memahami proses di mana
seseorang mengambil suatu peran baru. Pandangan dari
interactionist adalah bahwa cara seseorang berperan dan bertindak
dalam suatu peran tergantung dari reaksi dan interaksi yang mereka
alami dengan orang-orang disekitarnya, misalnya suaminya,
keluarganya, dan orang lain.
Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya
termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Lebih
lanjut Mercer menyebutkan tentang stress antepartum terhadap
fungsi keluarga baik yang positif maupun negatif. Bila fungsi
keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress
33
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
34
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
35
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
36
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
37
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
38
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
39
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
juga terhadap seorang istri yang infertile yang ingin tetap dicintai oleh
suaminya.
Tanda-tanda kehamilan pseoudosiesis:
a. Berhentinya haid
b. Membesarnya perut
c. Payudara besar dan ASI
d. Panggul melebar
e. Terjadi perubahan pada kelenjar endokrin
Wanita dengan pseudocyesis memiliki kondisi psikologis seperti
berikut ini :
a.Adanya sikap yang ambivalen terhadap kehamilannya, yaituingin sekali
menjadi hamil, sekaligus tidak ingin menjadi hamil. Ingin memiliki
anak yang dibarengi dengan rasa takut untuk menteralisasi keinginan
mempunyai anak.
b.Keinginan untuk menjadi hamil terutama sekali tidak timbul dari
dorongan keibuan, akan tetapi khusus dipacu oleh dendam, sikap
bermusuhan, dan harga diri. Sebagai contoh pada wanita yang steril.
c.Secara bersamaan muncul kesediaan untuk menyadari, sekaligus
kesediaan untuk tidak mau menyadari bahwa kehamilannya adalah
ilusi belaka.
d.Wanita dengan pseudocyesis tidak terlepas dari pseudologi, yaitu
fantasi-fantasi kebohongan yang selalu ditampilkan ke depan untuk
mengingkari ha-hal yang tidak menyenangkan.
3. Kehamilan di Luar Nikah
Hamil di luar nikah adalah hamil di luar ikatan perkawinan. Pada
umumnya terdapat pada wanita pubertas atau odolescen. Prosesnya
adalah permainan seksual yang belum matang yang merupakan
perbuatan seksual sebagai eksperimen atau coba-coba yang dilakukan
para remaja. Kehamilan di luar nikah biasanya diakibatkan oleh pergaulan
bebas yang diakibatkan oleh didikan dari keluarganya berupa:
40
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
41
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
42
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
43
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
44
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
45
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
Hamil dengan janin mati adalah kematian janin dalam kandung yang
dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti;
a. Kurang gizi
b. Stres yang berkepanjangan
c. Infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
Ibu dari janin yang meninggal pada periode perinatal akan mengalami
penderitaan. Selama kehamilan mereka telah mullai untuk mengenali
mereka telah mulai untuk mengenali dan merasa dekatan dengan
janinnya, ibu yang mengalami proses kehilangan atau kematian janin
dalam kandungan akan mereka kehilangan. Pada proses berduka ibu
memperlihatkan perilaku yang khas dan merasa emosianal tertentu. Hal
ini di kelompokkan kdedalam berbagai tahapan meliputi :
1) Syok dan menyangkal, ketika di sampaikan janinnya mati reaksi orang
tua atau ibu pertama kali adalah syok, tidak percaya dan menyangkal.
2) Marah dan bergeming, beberapa ahli menyebut ini sebagai tahap
pencarian karena orang tua mencari alasan tentang kematian. Mereka
biasanya mencari hal-hal yang mungkin mereka lakukan dengan
berbeda
3) Disorientasi dan depresi, emosi predomininan pada fase ini adalah
kesedihan berduka dibarengi dengan kehilangan, mereka menolak
dan menarik diri, orang tua mungkin mengalami kesulitan untuk
kembali ke kehidupan normal sehari – hari.
4) Reorganisasi dan penerimaan, fase akhir berduka meliputi
penerimaan rasa kehilangan dan kembali beraktvitas normal sehari –
hari. Hal yang sangat individu ini mungkin membutuhkan waktu
beberapa bulan. Energi emosianal ditinggalkan dan dikurangi serta
mengalami kembali hubungan baru serta aktivitas baru.
46
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
47
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
48
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
49
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
50
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
51
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
52
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
53
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
54
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
j. Varises Vena
Gangguan ini muncul akibat sirkulasi buruk dan melemahnya
dinding pembuluh darah. Untuk mereduksinya, bidan bisa
memberikan anjuran kepada ibu hamil lebih banyak berolahraga,
jalan kaki di pagi hari secara teratur, dan tidak melipat kaki saat
duduk.
k. Kram Kaki
Penyakit ini muncul akibat spase otot grastokemios dan kurangnya
kalsium. Untuk mereduksinya, bidan dapat menganjurkan agar ibu
melakukan kegiatan senam hamil, periksalah darah, mengurangi
makanan yang mengandung kalsium dan magnesium atau mengurut
kaki mulai ujung kaki hingga paha dan jangan mengencangkan otot
kaki secara mendadak dan selalu berolahraga dengan teratur.
l. Nyeri Punggung
Untuk mereduksinya, bidan dapat menganjurkan agar ibu tidak
mengangkat barang-barang berat, tidak menggunakan sepatu hak
tinggi atau ibu bisa berendam dengan air hangat. Jika lagi duduk
gunakan bantal sebagai penyangga dan hindari berdiri dalam waktu
lama.
m. Sesak Napas
Cara mengatasi sesak napas masa kehamilan adalah tidur posisi
miring, memeluk bantal posisi kaki sebelah ditumpangkan ke atas
bantall guling. Dengan begitu diafragma dapat dikurangi dibandingkan
bila ibu tidur telentang. Kurangi berat badan dengan tidak berlebihan.
55
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki berbagai corak
kebudayaan yang masing – masing kebudayaan juga memiliki mitos tentang
kehamilan. Bentuk – bentuk mitos kehamilan yang berlaku sangat bervariatif
dan contoh – contoh yang umum ialah selama masa kehamilan tidak
diperkenankan ibu untuk minum es karena dianggap membuat tubuh janin
bertambah besar, tidak boleh makan nenas, pisang ambon dan sebagainya.
Ciri – ciri umum perubahan fisik selama masa kehamilan ialah tidak haid
(Amenorea), meningkatnya aktivitas hormon, membesarnya payudara,
perubahan bentuk rahim, perubahan sistem organ – organ tubuh,
membesarnya perut, naiknya berat badan, melemahnya relaksasi otot – otot
saluran pencernaan, ensivitas pada penginderaan, kaki dan tangan mulaii
membesar.
Perubahan adaptasi psikologi pada masa kehamilan mulai dari trimester I,
trimester II, dan trimester III.
1. Trimester I : Rasa cemas bercampur bahagia, perubahan emosional,
sikap ambivalen, ketidakyakinan atau ketidakpastian, perubahan seksual,
fokus pada diri sendiri, stress, dan goncangan psikologis.
2. Trimester II : klasifikasi periode trimesteer kedua dikelompokkan
menjadi dua fase, yakni fase pre-quickening dan post quickening.
3. Trimester III : Trimester III disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran
bayinya. Perasaan takut akan muncul, ibu mungkin merasa cemas
dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri seperti apakah bayinya akan
lahir abnormal, terkait persalinan (nyeri, kehilangan kendali dan lain-
lain).
56
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
57
PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
58