Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANDIRI

“ MENGKAJI KURIKULUM IPA KELAS RENDAH”


PEMBELAJARAN IPA KELAS RENDAH
Dosen Pengajar :
Widdy H. F. Rorimpandey, S.TP, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Putri S. Mamahit


Nim : 18105025
Kelas : 5G

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Istilah “kurikulum” berasal dari bahasa Latin, yaitu curriculum, awalya mempunyai
pengertian a running course dan dalam bahasa Prancis yakni courier berarti to run =
berlari. Istilah ini kemudian akan digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (couses) yang
harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan, yang
dikenal dengan ijazah.

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang cukup dipandang sebagai definisi yang
popular yang pantas tampaknya untuk ditelaah.

• Ralp Tiler (1949); semua pelajaran-pelajaran siswa yang direncanakan dan dilakukan
oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
• E. Eisner(1979); kurikulum adalah pengalaman yang ditawarkan kepada siswa dibawah
petunjuk dan bimbingan sekolah.
• G. Saylor, W. Alexander & A. J . Lewis (1981); kurikulum adalah suatu rencana untuk
memberikan sejumlah kesempatan-kesempatan belajar pada orang lain untuk dididik.
• M. Skilbeck (1984); kurikulum adalah pengalaman-pengalaman siswa yang
diekpresikan dan diantisipasikan dalam cita-cita dan tujuan-tujuan rencana-rencana dan
desain-desain untuk belajar dan implementasi dari rencana dan desain-desain tersebut
di llingkungan sekolah.
• Glatthorn (1987); kurikulum ialah rencana-rencana yang dibuat untuk membimbing
kegiatan belajar di sekolah yang biasanya meliputi dokumen, level secara umum dan
aktualisasi dari rencana-rencana itu dikelas, sebagai penglaman siswa, yang telah
dicatat dan ditulis oleh seorang ahli, pengalaman-pengalaman tersebut ditempatkan
dalam lingkungan belajar yang juga memepengaruhi apa yang dipelajari.
B. Ruang Lingkup Kurikulum IPA SD

IPA SD tentu juga tidak lepas dari kurikulum. Adapun latar belakang dibutuhkannya
kurikulum pendidikan IPA SD adalah pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dengan demikian, akan selalu ada
hubungan dengan prospek pengembangan lebih lanjut dala menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup.

Pada saat penerapan KTSP, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di
SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan
menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Untuk kurikulum
2013, Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti adalah acuan utama bagi pembelajaran.

Adapun ruang lingkup dalam pendidikan IPA SD mencakup empat hal. Empat hal itu adalah
makhluk hidup dan proses kehidupan; benda serta sifat dan kegunaannya; energi dan
perubahannya; dan Bumi serta alam semesta.

Ruang lingkup makhluk hidup dan proses kehidupan mempelajari materi yang berhubungan
dengan manusia, hewan, tumbuhan, serta interaksi ketiganya, dan juga hubungannya dengan
kesehatan. Sedangkan ruang lingkup benda materi serta sifat dan kegunaannya berisi tentang
benda padat, cair, dan gas. Ruang lingkup energi dan perubahannya berisi tentang gaya, bunyi,
panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. Terakhir, ruang lingkup Bumi dan alam
semesta berisi materi tentang tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

C. KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013

Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram Kerangka Kerja berikut:

• Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat Indonesia.


Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis kesenjangan mengenai kemampuan yang
perlu dimiliki warganegara bagi kehidupan berbangsa dan bernegara pada dekade ketiga
dan keempat abad ke-21. Adanya tantangan seperti keterikatan Indonesia dalam perjanjian
internasional seperti APEC, WTO, ASEAN Community, CAFTA. Hasil dari analisis ini
menunjukkan bahwa penguasaan soft skills perlu mendapatkan prioritas dalam
pengembangkan kemampuan warganegara untuk kehidupan masa depan.
• Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan kurikulum. Setiap upaya
pengembangan kurikulum haruslah didesain untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum sebagai jiwa pendidikan (the heart of education) harus selalu dirancang untuk
mencapai kualitas peserta didik dan bangsa yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Kajian dari tujuan pendidikan nasional memberi arah yang juga mengacu kepada
pengembangan soft skills yang berimbang dengan penguasaan hard skills.
• Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi anak dan psikologi
perkembangan, tahap-tahap perkembangan kemampuan intelektual peserta didik serta
keterkaitan tingkat kemampuan intelektual peserta didik dengan jenjang kemampuan
kompetensi yang perlu mereka kuasai. Analisis ini diperlukan agar kompetensi yang
dikembangkan dalam Kurikulum 2013 bersesuaian untuk menerapkan prinsip belajar.
Prinsip belajar mengatakan bahwa proses pembelajaran dimulai dari kemampuan apa yang
sudah dimiliki untuk mencapai kemampuan di atasnya dapat diterapkan dalam
pengembangan kurikulum.
• Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan bahwa perlu pengembangan Standar
Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan Standar Kompetensi Lulusan yang sudah
ada. Standar Kompetensi Lulusan Baru di arahkan untuk lebih memberikan keseimbangan
antara aspek sikap dengan pengetahuan dan ketrampilan. Walau pun Standar Kompetensi
Lulusan bukan kurikulum tetapi berdasarkan pendekatan pendidikan yang berstandar
standar sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional maka pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Sesuai dengan pendekatan berdasarkan standar
maka kurikulum harus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
• Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang menjadi dasar dari
KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2005 tentang Standar
Isi. Dalam Standar Isi terdapat Kerangka dasar Kurikulum dan struktur kurikulum. Analisis
terhadap dokumen kurikulum tersebut menunjukkan bahwa desain kurikulum
dikembangkan atas dasar pengertian bahwa kurikulum adalah daftar sejumlah mata
pelajaran. Oleh karena itu satu mata pelajaran berdiri sendiri dan tidak berinteraksi dengan
mata pelajaran lainnya. Melalui pengembangan kurikulum yang demikian maka ada
masalah yang cukup prinsipiil yaitu konten kurikulum yang dikategorikan sebagai konten
berkembang (developmental content) tidak mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan
secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap dan ketrampilan (intelektual
dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum yang menempatkan satu mata pelajaran
dalam jaringan keterkaitan horizontal dan vertikal dengan mata pelajaran lain. Dari hasil
analisis tersebut maka dikembangkan desain baru yang memberikan jaminan keutuhan
kurikulum melalui keterkaitan vertikal dan horizontal konten.
• Berdasarkan rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang baru maka dikembangkanlah
Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup Kerangka Filosofis, Yuridis, dan
Konseptual. Landasan filosofis yang dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu
memberikan dasar bagi pengembangan individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari
aspek intelektual, moral, sosial, akademik, dan kemampuan yang diperlukan untuk
mengembangkan kehidupan individu peserta didik, sebagai anggota masyarakat dan bangsa
yang produktif, dan memiliki kemampuan berkontribusi dalam meningkatkan kehidupan
pribadi, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka yuridis kurikulum adalah
berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya pendidikan di Indonesia. Kerangka
konseptual berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi yang dinyatakan
dalam ketetapan pada Undang-undang Sisdiknas. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum ditetapkan antara lain termasuk penyederhanaan konten kurikulum,
keseimbangan kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik sebgai subjek dalam
belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada model pembelajaran sains, dan penetapan
Kompetensi Inti sebagai unsur pengikat (organizing element) bagi KD mata pelajaran.
• Kegiatan pengembangan berikutnya adalah penetapan struktur kurikulum. Struktur
kurikulum menggambarkan kerangka kurkulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran,
pengelompokkannya, posisi mata pelajaran, beban belajar mata pelajaran per minggu dan
jumlah beban belajar keseluruhan per minggu. Berdasarkan prinsip penyederhanaan
kurikulum maka jumlah mata pelajaran dikurangi tetapi jam belajar baik untuk setiap mata
pelajaran mau pun untuk keseluruhan ditambah. Penambahan jam belajar adalah untuk
memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik mengembangkan kompetensi
ketrampilan dan sikap melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada sains.
• Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya dirumuskan
Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari berbagai Kompetensi Dasar.
Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin terjadinya integrasi Kompetensi Dasar antarmata
pelajaran dan antarkelas. Proses pengembangan Kompetensi Dasar melibatkan
pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para pakar pendidikan.
• Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan maka dikembangkan silabus. Pengembangan silabus dimaksudkan
agar ada patokan minimal mengenai kualitas hasil belajar untuk seluruh Indonesia. Dalam
silabus ditetapkan sebagai patokan minimal adalah indikator yang dikembangkan dari
Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam Materi Pokok, proses pembelajaran yang
dikembangkan dari kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi, dan mengomunikasi.
Keempat kemampuan ini dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik dapat menjadi
kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Silabus tidak
membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran
karena silabus akan dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi RPP yang kemudian
diterjemahkan dalam proses pembelajaran.
• Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku panduan
guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari KD sedangkan
buku panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat dalam buku teks peserta
didik dan komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian. Adanya buku teks peerta didik
dan guru adalah patokan yang memberikan jaminan kualitas hasil belajar minimal yang
harus dimiliki peserta didk.

D. LANDASAN PELAKSANAAN KURIKULUM

KERANGKA DASAR KURIKULUM

Kerangka dasar kurikulum satuan pendidikan {Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah


(MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs.), Sekolah Menengah
Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK)} merupakan landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang
berfungsi sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan
pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum
pada {Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs.), Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) }.

➢ Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik


yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi
peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut.

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan
generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar
yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan
makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan
cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisi-kan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan


akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama
disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih
baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013
bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam


mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

➢ Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-


based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
➢ Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional; dan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

E. KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi


adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan
pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar
dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan
sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh
peserta didik.

Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:

1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk
setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses
pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan
pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan
intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu
kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.

F. PROSES PEMBELAJARAN

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan


pembelajaran ekstra-kurikuler. Pembelajaran intra kurikuler didasarkan pada prinsip berikut:

❖ Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan


mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
❖ Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
❖ Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
❖ Pembelajaran ekstra-kurikuler

Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-
kurikuler wajib.
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum.Kegiatan
ekstra-kurikulum berfungsi untuk:

❖ Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,
❖ Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan, hubungan
sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup.

Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:

1. Sekolah
2. Masyarakat
3. Alam

Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intra-kurikuler.

G. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah
rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik
setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan,
kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu
satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang
dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan
dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang
harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap
jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar
Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar
Kompetensi satuan pendidikan.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa
sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas
secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan
ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran,
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal)
dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam
pembelajaran.

H. STRUKTUR KURIKULUM

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata


pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu
untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar
dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum


mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang
pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar
seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang
tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk
menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan
beban belajar pada setiap satuan pendidikan.

I. Tujuan pembelajaran dan dampaknya terhadap pembelajaran IPA SD


Tujuan pembelajaran IPA SD/MI yang disuratkan dalam latar belakang mata pelajaran IPA
SD/MI menegaskan bahwa pembelajaran IPA bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah melalui inkuiri ilmiah, dan mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup; untuk mengembangkan kemampuan menerapkan
konsep IPA yang dimiliki siswa melalui pembelajaran Salingtemas, dalam bentuk kegiatan
merancang dan membuat suatu karya.

Pelaksanaan pembelajaran IPA harus selalu menerapkan pesan dalam 2 tujuan pembelajaran,
yaitu dilaksanakan dengan:

1. Inkuiri ilmiah (penyelidikan)à memberi pengalaman belajar secara langsung melalui


penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan silap ilmiah.

2. Berorientasi pada pembelajaran SALINGTEMAS (Sains, Lingkungan,


Teknologi, dan Masyarakat).

Pembelajaran IPA harus:

1) tidak melalui pemindahan pengetahuan (istilah, fakta, konsep, prinsip, hukum/teori) dari
guru kepada siswa,
2) melalui inkuiri ilmiah (penyelidikan), dan melalui penerapan konsep-konsep IPA dalam
bentuk merancang dan membuat suatu karyaàmemberi kebermaknaan hasil belajar bagi diri
siwa dalam menjalani kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai