Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rheumathoid Arthritis (RA) merupakan gangguan peradangan kronis

autoimun atau respon autoimun, dimana imun seseorang bisa terganggu

dan turun yang menyebabkan hancurnya organ sendi dan lapisan pada

sinovial, terutama pada tangan, kaki dan lutut. Penyakit ini termasuk dalam

penyakit degeneratif yang terjadi akibat adanya perubahan pada sel tubuh

salah satunya penurunan sendi yang disebabkan oleh adanya proses

penuaan dan perubahan gaya hidup seseorang (Sakti & Muhlisin, 2019).

Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis pada lansia mengalami

penurunan. Masalah degeneratif dapat menurunkan daya tahan tubuh

sehingga rentan terkena infeksi penyakit. Hal ini dikarenakan menurunnya

fungsi tubuh dan terganggunya psikologis pada lansia. Masalah yang sering

terjadi pada penyakit Rheumathoiid Arthritis pada lanjut usia salah satunya

nyeri pada persendian (Aspiani, 2014).

Pada proses penuaan menimbulkan suatu proses menghilangnya

secara perlahan kemampuan jaringan untuk mempertahankan fungsi

normalnya. Dampak nyeri pada arthritis reumathoid yang dirasakan lansia

akan memberikan pengaruh terhadap fungsi tubuh sehari-hari atau

imobilisasi dan psikologis, diantaranya adalah nyeri yang membuat penderita

tidak nyaman dan seringkali takut untuk bergerak karena takut terjadi

keparahan sehingga menurunkan produktifitas.. (Widayati & Hayati,2017).

1
2

Ketidakmampuan yang dialami menimbulkan masalah baru

seperti gangguan mobilitas, ketidakmampuan fisik, dan menurunya

kemampuan melakukan perawatan diri sehingga dibutuhkan tingkat

kemandirian yang baik untuk lansia. Kemandirian untuk lansia dengan

melakukan upaya tindakan preventif dengan melakukan olahraga secara

teratur, melakukan pengaturan pola diet seimbang dengan mengurangi

makanan yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein

(Handono&Isbagyo, 2005).

Menurut World Health Organization WHO (2016) mendata

penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari populasi,

hanya 24% yang pergi kedokter, sedangkan 71% nya cenderung

langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang terjual bebas.

Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara yang paling tinggi

menderita gangguan sendi jika dibandingkan Negara-negara di Asia

lainnya seperti Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi penyakit sendi adalah umur, jenis kelamin,

genetik, obesitas dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan dan

olah raga.

Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 untuk

penyakit sendi secara nasional pravalensinya berdasarkan diagnosis

dokter umur 65-74 tahun (18.6%), umur >75 tahun (18.9%), berdasarkan

jenis kelamin laki-laki (6.1%) perempuan (8.9%). Penyakit sendi tertinggi

tahun 2018 adalah Aceh (13.3%), diikuti bengkulu (12%), papua (10.3%),

dan bali (11.7%).

Menurut dinas kesehatan provinsi Kalimantan Selatan tahun

(2017) angka kejadian Artritis Rheumatoid menempati urutan 5 dari 10

penyakit terbanyak di Kalimantan Selatan prevalensi (9,19%).


3

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

Puskesmas Teluk Dalam didapatkan data 10 penyakit terbanyak pada

tahun 2019 dan 2020 yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Distribusi 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas


Teluk Dalam Banjarmasin Tahun 2019
N
o Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 Hipertensi 2392
2 Batuk 1312
3 Non Insulin Dependent DM 1239
4 ISPA 813
Penyakit Gusi, Jaringan Periodontal dan
5 Tulang Alveolar 810
6 Lipidemia 721
7 Dermatitis Lain, tidak spesifik (ekserna) 679
Gangguan Gigi dan Jaringan Penunjang
8 lainnya 670
9 Dispepsia 647
Penyakit Lain-lain: ( Arthritis, Diare,
10 Myalgia) 597
Jumlah 9.880
Sumber: Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin 2019

Berdasarkan tabel 1.1 data yang di peroleh dari Puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin, jumlah Arthritis tahun 2019 menduduki peringkat 10

dari 10 kasus terbanyak dari jumlah total 9.880 orang.

Tabel 1.2 Distribusi 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas


Teluk Dalam Banjarmasin Tahun 2020
No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 Hipertensi Esensial 2127
2 DM Tipe 2 1080
3 Dispepsia 739
4 Penyakit ISPA Akut Tidak Spesifik 605
5 Batuk 494
ArthritisLainnya:
6 (Osteoarthritis,Gout,Reumatoid) 421
7 Lipedemia 375
8 Dermatitis Lain 370
Penyakit Gusi Jaringan Periodontal dan Tulang
9 Alveolar 276
10 Myalgia 273
  Jumlah 6.760
Sumber: Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin Tahun 2020
4

Berdasarkan tabel 1.2 data yang di peroleh dari Puskesmas

Teluk Dalam Banjarmasin, jumlah Arthritis tahun 2020 menduduki

peringkat 6 dari 10 kasus terbanyak dari jumlah total 6.760 orang.

Melihat begitu kompleksnya mengenai masalah kesehatan

yang diakibatkan oleh penyakit arthritis rheumatoid pada usia senja

maka diperlakukan perawatan yang baik dan dilaksanakan secara terus

menerus , sehingga masalah yang ada dapat teratasi dan penderita

mendapat penanganan yang benar dan baik melalui pelayanan

kesehatan dengan mencegah terjadinya komplikasi dan memburuknya

prognosis penderita. Maka penulis tertarik untuk mengkaji secara

konferhensif pada klien dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga

dengan ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada

lansia dengan rematik (Rheumathoid Arthritis) di Wilayah Kerja

Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka

peneliti mengambil rumusan masalah bagaimana “ Asuhan keperawatan

keluarga dengan ketidakmampuan keluarga mengenali masalah

kesehatan dengan penyakit Rheumathoid Arthritis di Wilayah Kerja

Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui “Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan pada lansia dengan rematik

(Rheumatoid Artritis)”.
5

2. Tujuan khusus

a. Bagaimanakah pengkajian pada asuhan keperawatan

keluarga pada pasien lansia dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan pada penyakit

rematik (Rheumathoid Arthritis) diwilayah kerja puskesmas

Teluk Dalam Banjarmasin”.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada

asuhan keperawatan keluarga rematik (Rheumathoid

Arthritis) di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam

Banjarmasin”.

c. Menentukan intervensi pada asuhan keperawatan pada

keluarga rematik (Rheumathoid Arthritis) di wilayah kerja

Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin”.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada asuhan

keperawatan pada keluarga rematik (Rheumathoid

Arthritis) di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam

Banjarmasin”.

e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada asuhan

keperawatan pada keluarga rematik (Rheumathoid

Arthritis) di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam

Banjarmasin”.

f. Melakukan pendokumentasian keperawatan keluarga

pada asuhan keperawatan pada keluarga rematik

(Rheumathoid Arthritis) di wilayah kerja Puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin”.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien

Dengan penelitian ini pasien dapat menambah pengetahuannya

tentang masalah Rheumathoid Artritis dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Bagi Keluarga

Sebagai bahan bacaan dan referensi dirumah serta masukkan

mengenai penyuluhan dan informasi tentang pentingnya

mengenali masalah kesehatan dengan penyakit Rheumathoid

Artritis diwilayah kerja Puskesmas Teluk dalam Banjarmasin.

3. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan masukkan untuk

mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien

Rheumathoid Artritis.

4. Bagi Puskesmas

Sebagai masukkan untuk memberikan penyuluhan kesehatan

kepada keluarga dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan dengan penyakit Rheumathoid Artritis.

5. Bagi Peneliti Lain

Menjadi bahan pertimbangan dan litelatur untuk melakukan

penelitian-penelitian di tempat lain.

Anda mungkin juga menyukai