Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PANCASILA

Dosen Pengampu

Wartono, M.Pd.

Oleh :

Putri Hasna An-Nabila (202016032)

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA

PRODI SARJANA KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
Seorang tokoh yang mendalami pancasila seolah-olah sudah menjadi metabolisme

dari dirinya, tokoh itu adalah dokter Yudi Latif.

Apa sebenarnya pancasila itu? Seluk beluk dari pancasila yang kemudian dibuat

kesimpulan yang sangat sederhana, sebenarnya pancasila itu its all about what?

Jadi secara sederhana pancasila itu sebenarnya falsafah kebahagiaan dalam

hidup berbangsa. Fokusnya terletak pada kebahagiaan. Kenapa? Waktu pendiri

bangsa bertemu di BPUPKI sekitar 68 orang yang mewakili segala keragaman

Indonesia ; keragaman agama, keragaman etnis. Ada 4 orang tionghoa, 1 orang

arab, 1 keturudan eropa. Dari berbagai keragaman agama, ada laki-laki dan

perempuan mereka saling bertanya satu sama lain “kita membentuk negara ini

maunya apa?”. Kemudian bung hatta mewakili suara kebatinan dari semua orang

yang ada disana, mengatakan “aku ingin membentuk negara dimana semua orang

merasa bahagia di dalamnya.” Dan kata-kata bahagia itu berserakan di banyak

dokumen kita. Contohnya yang paling fundamental, kalau kita menyanyikan lagu

indonesia raya dalam versi lengkap 3 stansa, itu sebenarnya merupakan kode

rahasia bagaimana bangsa indonesia mengejar kebahagiaan.

Pada stansa pertama : marilah kita berseru Indonesia bersatu

Pada stansa kedua : marilah kita mendoa Indonesia bahagia

Pada stansa ketiga : marilah kita berjanji Indonesia abadi. Jadi dari stansa ketiga

itu membuktikan bahwa perlu sebuah komitmen.

Kebahagiaan merupakan tujuan hidup berbangsa. Lalu apa hubungannya bahagia

ini di dalam pancasila, karena kata bahagia di dalam pancasila itu tidak ada?
Bagaimana kita hidup berbangsa bisa bahagia bersama sedangkan masyarakat itu

majemuk? Supaya impian kebahagiaan bisa di wujudkan, yaitu : kita harus

memiliki cara untuk menyatukan keragaman indonesia. Karena meskipun agama-

agama selalu menyeru cinta agamis, cinta universal, cintailah siapapun tanpa

pandang bulu. Tapi secara sosiologis manusia cenderung mengembangkan kasih

sayangnya lebih terbatas, terutama mengutamakan mencintai mereka yang

memiliki kesamaan simbol, kesamaan identitas, kesamaan agama. Tapi

masalahnya indonesiakan multi agama, multi etnik, multi ras. Kalau masing-

masing pegangannya hanya kepada agama masing-masing, bagaimana kita bisa

share dalam hidup bersama? Maka kita harus mempunyai cara untuk bisa

menyatukan kepingan-kepingan kecil indonesia. Makanya persatuan indonesia

letaknya di tengah. Jadi itu merupakan sebuah poros. Nah, bung karno ini

kebetulan insinyur, insinyur itu pakai metodenya matematika. Jadi bagaimana cara

menyatukan indonesia, bagaiamana cara kembali ke hukum dasar matematika?

Dalam matematika dikatakan pecahan-pecahan tidak akan bisa di jumlahkan

kecuali bilangan penyebutnya di samakan. Nah, dia bilang “penyebut bersama

dari segala keragaman yang bisa menyatukan indonesia itulah pancasila”

Pancasila itu semacam ikatan dari lidi-lidi yang berserakan itu. Satu simpul ikatan

yang kuat, bahwa keragaman indonesia bisa di ikat oleh :

Pertama, karena kita masyarakat religius maka nilai-nilai ketuhanan yang

berkebudayaan, yang lapang dan toleran.


Kedua, keragaman juga bisa di rajut dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

Karena indonesia multi rasial.

Ketiga, karena kita juga multi etnis, multi suku, multi budaya. Maka di rajut

dengan semangat persatuan. Karena kita juga multi partai, multi aliran dengan

semangat musyawarah di dalam politik, dan karena kita juga lapisan-lapisan sosial

yang komplek/hirarki sosial, maka bisa di ikat oleh semangat keadilan sosial.

Sedangkan kerakyatan itu permusyawaratan.

Jadi, lima sila pancasila itu menggambarkan keragaman indonesia dari 5 jurusan.

Indonesia itu multi agama, multi ras, multi etnis, multi partai, multi kelas sosial.

Tapi seluruhnya itu di ikat oleh semangat pancasila dan titik tengah pancasila itu

kaidah emas, dalam bahasa bung karno di sebut gotong royong. Titik tengah

pancasila itu gotong royong. Inti gotong royong itu kalau di ungkapkan dalam

banyak kearifan-kearifan lokal di nusantara, kalau dalam istilah bahasa sunda :

dikenal dengan istilah sili asih, sili asah, sili asuh. Kalau di dalam pepatah dunia

melayu dikatakan : asam di gunung, garam di laut bersatu dalam pelanga. Kalau di

dalam bahasa orang-orang papua, maluku : gotong royong itu semangat basudara.

Basudara itu bersaudara dan saudara berasal dari kata seudara. Jadi boleh kita

beda agama, beda suku, sejauh kita menghirup oksigen yang sama kita semua

masih saudara.

Anda mungkin juga menyukai