Anda di halaman 1dari 36

KONSEP ASUHAN PADA

DIABETES MILLITUS

Di susun oleh :
Dewi Fitri 14.401.15.026
Putri Meisari 14.401.13.072

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2016
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP PENYAKIT DIABETES MILLITUS (DM)


1. Pengertian Diabetes Millitus (DM)
Diabetes millitus (DM) adalah penyakit metabolik yang menyebabkan
kebanyakan herediter dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria
yang di sertai dengan adanya gejala klinik akut ataupun kronik sebagai
akibat dari kurangnnya insulin efektif di dalam tubuh. Gangguan primer,
menurut Askandar, terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya di
sertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein (Taqiyyah Bararah,
M.Kep, 2013:31).

2. Etiologi Diabetes Millitus (DM)


Diabetes millitus mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai
lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi di terminan genetik
biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang
di anggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu:
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai
kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain
agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan
kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas
Sistem ini dapat di lakukan oleh autoimunitas yang di sertai dengan
pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel-sel pankreasi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel
beta oleh virus.
4. Kelainan insulin

1
Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap
insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel
yang responsif terhadap insulin (Taqiyyah Bararah, 2013:32).

3. Manifestasi Klinis Diabetes Millitus (DM)


Secara umum manifestasi klinis dari DM sebagai berikut :
1. Poliuria
Air tidak di serap kembali oleh tubulus ginjal sekunder untuk aktifitas
osmotik glukosa,mengarah kepada kehilangan air, glukosa dan
elektrolit. Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui
membran dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum
plasma meningkat.
2. Polidipsi
Dehidrasi sekunder terhadap poliuria menyebabkan haus. Akibat dari
dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktifasi
menyebabkan orang haus terus dan ingin selalu minum.
3. Polifagi
Kelaparan sekunder terhadap ketabolisme jaringan menyebabkan rasa
lapar. Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya
kadar insulin maka produksi energi menurun.
4. Penurunan berat badan
Kehilangan awal sekunder terhadap penipisan simpanan air, glukosa
dan trigliserid,kehilangan kronis sekunder terhadap penurunan massa
otot karena asam amino di alihkan untuk membentuk glukosa dan
keton.
5. Pandangan kaur berulang
Sekunder terhadap paparan kronis retina dan lensa mata terhadap cairan
hiperosmolar.
6. Pruritus, inveksi kulit, vaginitis
Infeksi jamur dan bakteri pada kulit terlihat lebih umum, hasil
penelitian masa bertentangan.

2
7. Ketonuria
Ketika glukosa tidak dapat di gunakan untuk energi oleh sel tergantung
insulin, asam lemak di gunakan untuk energi,asam lemak di pecahkan
menjadi keton dalam darah dan di ekskresikan oleh ginjal. Pada DM
tipe 2, insulin cukup untuk menekan berlebihan penggunaan asam
lemak tapi tidak cukup untuk penggunaan glukosa.
8. Lemah dan letih
Penurunan isi plasma mengarah kepada postural hipertensi, kehilangan
kalium dan katabolisme protein berkontribusi terhadap kelemahan.
9. Sering asimtomatik
Tubuh dapat beradaptasi terhadap peningkatan pelan-pelan kadar
glukosa darah sampai tingkat lebih besar di bandingkan peningkatan
yang cepat (Joyce M.Black, 2014:639).
Manifestasi lain dari DM sebagai berikut :
1. Nyeri perut
2. Anoreksia
3. Dehidrasi
4. Bau buah-buahan keton pada pernapasan
5. Hiperpneu atau pernapasan kussmaul
6. Hipotensi
7. Gangguan tingkat kesadaran atau koma
8. Mual dan muntah
9. Poliuria
10. Somnolen
11. Takikardia
12. Haus
13. Gangguan penglihatan
14. Hangat, kulit kering
15. Lemah
16. Penurunan BB.(Joyce M.Black, 2014:639).

3
4. Patofisiologi Diabetes Millitus (DM)
Diabetes millitus sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat di
hubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200
mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah peyimpanan lemak yang
menyeba2bkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal di sertai
dengan endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
4. Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah melebihi ambang ginjal
normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/100 ml), akan
timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang menyebabakan poliuri di sertai kehilangan sodium,
klorida, potasium dan pospat. Adanya poliuri menyebabakan dehidrasi
dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka
pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berata badan
menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat lain adalah astenia
atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah dan
mengantuk yang di sebabakan oleh berkurangnya atau hilangnya
protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk
energi (Taqiyyah Bararah, 2013:35).

4
5. Pathway Diabetes Millitus (DM)

DM TIPE I DM TIPE II

Reaksi Autoimun Idiopatik, usia, genetik


dll

Sel β pancreas Jum sel pancreas


hancur menurun

Definisi insulin

Hiperglikemia Katabolisme protein Liposis meningkat


meningkat

Pembatasan diit Penurunan BB

Fleksibelitas Intake tidak Resiko nutrisi


darah merah adekuat berkurang

Pelepasan O2 Poliuria Deficit volume


cairan

Perfusi jaringan
Hipoksia Perifer
tidak efektif

Nyeri

(NANDA, 2013: 121)

5
6. Klasifikasi Diabetes Millitus (DM)
DM di klasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis
berbeda meliputi: tipe 1, tipe 2, gestasional atau tipe DM spesifik
lainnya. DM tipe 1 merupakan hasil destruksi autoimun sel
beta,mengarah kepada defisiensi insulin absolut. DM tipe 2 adalah
akibat dari efek sekresi insulin, umumnya berhubungan dengan
obesitas. DM gastional adalah DM yang di diagnosis selama hamil. DM
tipe lain mungkin sebagai akibat dari efek genetik fungsi sel beta,
penyakit pankreas (misal kistik fibrosis) atau penyakit yang di induksi
oleh obat-obatan.(Joyce M. Black.2014:631)

7. Komplikasi Kronis Diabetes Millitus (DM)


Komplikasi kronis adalah penyebab pertama kesakitan dan
kematian pada klien DM. Perubahan ini banyak mempengaruhi sistem
tubuh dan dapat menghancurkan klien dan keluarganya. Perubahan ini
mempengaruhi klien DM tipe 1 dan 2. Komplikasi terkait diabetes di
klasifikasikan sebagai satu dari 2 tipe.
a. Makrovaskular, termasuk penyakit jantung koroner,penyakit jantung
pembuluh, hipertensi, penyakit pembuluh darah perifer dan infeksi.
b. Mikrovaskular, termasuk retinopati, nepropati dan neuropati.
Peningkatan kadar glukosa terus-menerus membuat
keseimbangan bahan yang di gunakan untuk membuat matriks antarsel.
Sistem enzim secara normal mengubah glukosa ke bentuk gula lain,
seperti surbitol dan fruktosa,sampai kadar glukosa darah lebih rendah.
Sorbitol, fruktosa dan glukosa mengumpul di embran basal sel dan di
antara sel. Akumulasi surbitol intraselular menyebabkan edema
intraselular dan mempengaruhi fungsi.
Mikrosirkulasi di pengaruhi oleh akumulasi ekstraselular
glukosa, sorbitol dan fruktosa. Penebalan membran basal meningkatkan
jarak dimana zat gizi dan produk sampah harus di angkut dari
sel.sebagai akibatnya,sel memperoleh oksigen dan zat gizi tidak adekuat

6
dan tidak dapat membersihkan sampah sendiri.sayangnya,proses mulai
sejak 2 tahun setelah onset DM.

Klinis sering melihat DM di RS dengan infark miokard,


dengan kehilangan fungsi kognitif atau fisik sebagai akibat stroke,atau
dengan amputasi tungkai bawah di haruskan dengan penyakit pembuluh
perifer. Pencegahan dari semua masalah kesehatan makrovaskular yang
terlalu sering ini seharusnya mnjadi fokus utama perawat bekerja
dengan klien DM (joyce M. Black, 20:674).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu:
a. Identitas Klien
Penyakit DM muncul akibat terjadi kesalahan metabolisme
sehingga gula menumpuk, bertubuh kurus dan memerlukan insulin
oksigen serta penatalaksanaan diet untuk mengendalikan gula
darah. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun,
sebaliknya diabetes millitustipe 2 biasanya terjadi pada dewasa
yang berusia 40 tahun. (Taqiyyah Bararah, 2013: 41).
b. Alasan masuk rumah sakit
Penderita dengan diabetes millitus mengalami kehausan yang sangat
berlebihan, badan lemas dan penurunan berat badan sekitar 10%
sampai 20%. (Taqiyyah bararah, 2013: 42).
c. Keluhan utama
Penderita diabetes millitus mengeluh nyeri pada perut, badan terasa
sangat lemas dan cepat mengalami lelah, mual juga muntah.
(Taqiyyah bararah, 2013: 42).
d. Riwayat penyakit sekarang
Penderita merasa haus yang berlebihan, nafsu makan meningkat,
penurunan berat badan,banyak kencing dan mudah kesemutan.
(Taqiyyah bararah,2013:40).

7
e. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisisensi insulin misalnya penyakit pankreas.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah didapat mauoun obat-obatan yang
biasanya digunakan oleh penderita (Bararah, 2013; 40).
f. Riwayat penyakit keluarga
Dari keluarga ada salah satu yang mempunyai penyakit DM atau
keturunan yang menyebabkan defisiensi insulin seperti hipertensi
dan jantung. (Taqiyyah Bararah, 2013: 40).
g. Riwayat Psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarag dan tanda-tanda vital (Bararah, 2013:40).
h. Pemeriksaan fisik
1) Kesehatan umum
Pada pasien diabetes melitus keadaan umum lemah, anoreksia,
mual muntah, Berat badan menurun drastis, kesadaran menurun
(Taqiyyah bararah,2013: 43).
2) Tanda-tanda vital
Di dapatkan tanda-tanda vital suhu meningkat terkadang juga
menurun. (joyce M. Black, 20:673).
3) Pemeriksaan fisik persistem
a) Sistem Persyarafan
Kesadaran pasien komposmentis, hingga koma, reflek tendon
dalam, menurun, terdapat gangguan penglihatan, gangguan
memori, mengantuk, kesemutan, parastesia (Taqiyyah Bararah,
2013:40).
b) Sistem penglihatan
Pada pasien diabetes mellitus sistem penglihatan terganggu,
penglihatan kabur

8
c) Sistem integumen
Turgor kulit menurun,adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan
gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan
kuku. (Taqiyyah Bararah, 2013:40).
d) Sistem pernapasan
Adanya sesak napas, batuk, seputum, nyeri dada. Pada
penderita DM mudah terjadi infeksi. (Taqiyyah Bararah,
2013:40).
e) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer, lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia,
kardiomegalis. (Taqiyyah Bararah, 2013:40).
f) Sistem grastorintentinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar
abdomen, obesitas. (Taqiyyah Bararah, 2013:40).
g) Sitem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau
sakit saat berkemih. (Taqiyyah Bararah, 2013:40).
h) Sistem muskuluskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstremitas. (Taqiyyah Bararah, 2013:40).
i) Sistem neuronologis
Terjadi penurunan sensoris atau parastesia, anastesia, letargi,
mengantuk refleks lambat atau kacau mental atau disorientasi.
(Taqiyyah Bararah, 2013:40).
j) Sistem eliminasi
Urine encer, pucet, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk,
diare. (Taqiyyah Bararah, 2013:40).

9
k) Sistem reproduksi
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputian, impotensi pada
pria dan sulit orgasme pada wanita. (Taqiyyah Bararah,
2013:40).
l) Sistem neuro sensori
Disorientasi, mengantuk, stupot atau koma, gangguan memori,
kekacauan mental, reflek tendon menurun, aktifitas kejang.
(Taqiyyah Bararah, 2013:40).
i. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang di lakukan adalah:
1) Pemeriksaan darah
a) Pemeriksaan darah meliputi: GDS > 200 mg/dl, gula darah
puasa > 120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b) Urine
Pemeriksaan di dapatkan adanya glukosa dalam
urine.pemeriksaan di lakukan dengan car benedict
(resduksi). Hasil dapat di lihat melalui perubahan warna
pada urine: hijau (+), kuning (++), merah (+++) dan merah
bata (++++)
c) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
antibiotikyang sesuai dengan jenis kuman. (Taqiyyah
Bararah, M.Kep. 2013:41).
j. Penatalaksanaan
1) Diet
a) Jenis bahan makanan yang di anjurkan pada penyakit DM
adalah:
1) sumber karbohidrat konteksseperti nasi, roti, mie,
kentang, singkong, ubi dan sagu.
2) Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa
kulitnya, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.

10
3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk
makanan yang mudah di cerna, terutama adalah mudah
di olah dengan cara di panggang, di kukus, di rebus dan
di bakar.
2) Interval makan penderita diabetes millitus
Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu
mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar
menyebabkan peningkatan kadar gula darah mendadak dan
bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat
menimbulkan komplikasi diebetes millitus.
Jadwal makan teratu, makanan di bagi menjadi 3 porsi besar
yaitu:
a) Makan pagi 20%
b) Makan siang 30%
c) Makan sore 25% serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan
selingan masing-masing (50/15%). (Depleks RI,2010).
Nilai gizi:
1) Energi 1912 kkal
2) Protein 60 g (12,5 % energi total)
3) lemak 48 g (22,5 % energi total)
4) karbohidra 299 g (62,5 % energi total)
5) kolesterol 303 mg
6) serat 37 g
3) Kriteria diagnosa:
a) Gejala klinis: polipagi, poliuri, polidas
b) Penurunan BB dengan cepat
c) GD sewaktu > 200 mg/dl dengan gejala klinis
d) GD > 200 mg/dl setelah beban glukosa 75 gram untuk
kasus dengan gejala klinis tidak khas.
4) Pemeriksaan penunjang:
a) GD puasa 2 jam setelah makan
b) Ronsen paru

11
c) Pemeriksaan lain sesuai komplikasi
5) Terapi:
a) Diet
b) Latihan jasmani
c) Obat hipoglikemik sesuai indikasi
d) Penkes
6) Penyakit:
a) Ketoasidosis sampai koma diabetic
b) Retinopati sampai kebutaan
c) Penyakit jantung koroner
d) Hipoglikemik
7) Lama rawatan:
Sampai glukosa darah normal harus di capai secepatnya
(Taufan Nugroho, 2011:260).
8) Obat
a. Obat hipoglikemik oral
1) Sulfonilurea
Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas,
sehingga hanya efektif pada penderita diebetes yang sel-
sel beta pankreasnya masih berfungsi dengan baik
2) Meglitinida
Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas
3) Biguanida
Bekerja langsung pada hati , menurunkan produksi
glukosa hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh
kelenjar pankreas
4) Tiazolidindion
Meningkatkan kepekaan insulin pada tubuh
b. Sediaan insulin yang beredar di indonesia
1) Actrapid HM
2) Insulatard HM
3) Monotard HM

12
4) Protamin zinc sulfat
5) Humulin

Insulin merupakan obat tertua untuk diabetes. Paling efektif


dalam menurunkan kadar glukosa darah. Bila di gunakan
dalam dosis adekuat, insulin dapat menurunkan setiap kadar
AIC sampai mendekati target terapeutik.

c. Penggolongan sediaan insulin


Untuk terapi, ada berbagai jenis sediaan insulin yang
tersedia, yang
terutama berbeda dalam hal mula kerja (onset) dan masa
kerjanya (duration).
Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4
kelompok, yaitu:
1) Insulin masa kerja singkat (Short-acting/Insulin),
disebut juga insulin reguler
2) Insulin masa kerja sedang (Intermediate-acting)
3) Insulin masa kerja sedang dengan mula kerja cepat
4) Insulin masa kerja panjang (Long-acting insulin)

2. Analisis data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya di kelompokkan dan di lakukan
analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data data di bedakan
atas data subjektif dan data objektif dan berpedoman pada teori Abraham
Maslow yang terdiri dari :
1. Kebutuhan dasar
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang telah di kelompokkan tadi di analisa sehingga dapat di ambil
kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab

13
yang dapat di rumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi
aktual, potensial dan kemungkinan (Taqiyyah Bararah, M. Kep.
2013:42).

3. Diagnosa keperawatan
a. Diagnosa diabetes millitus
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan diabetes
millitus DM adalah (NANDA. Ed.9,2011)
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Definisi : asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik:
Subjektif
a) Kram abdomen
b) Nyeri abdomen
c) Menolak makan
d) Indigesti
e) Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
f) Merasa cepat kenyang setelah mencerna makana
g) Melaporkan sensasi perubahan sensasi rasa
Objektif
a) Pembuluh kapiler rapuh
b) Diare atau steatore
c) Kehilangan rambut yang berlebihan
d) Bising usus hiperaktif
e) Rongga mulut terluka
f) Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah.
(WILKINSON, 2011 : 503)

14
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status metabolik
diuresis osmotik
Definisi : penurunan cairan intravascular, intersitial, atau intrasel.
Diagnosis ini merujuk pada dehidrasi pada dehidrasi yang
merupakan kahilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.
Batasan karakteristik
Subjektif
a) Haus
Objektif
a) Perubahan status mental
b) Penurunan turgor kulit dan lidah
c) Penurunan keluaran urine
d) Penurunan pengisian vena
e) Kulit dan membran mukosa kering
f) Hematokrit meningkat
g) Suhu tubuh meningkat
h) Konsentrasi urine meningkat
i) Kelemahan
Faktor yang berhubungan
a) Kehilangan volume cairan aktif
b) Konsumsi alkohol secara terus-menerus
c) Kegagalan mekanisme pengaturan
d) Asupan cairan yang tidak adekuat. (WILKINSON, 2011: 308)
3. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya
gangren pada ekstremitas.
Definisi : kerusakan pada membran mukosa, jaringan kornea,
integument, atau subkutan.
Batasan karakteristik:
Objektif
a) Kerusakan atau kehancuran jaringan (misalnya, kornea,
membran mukosa, integument atau subkutan)

15
Faktor yang berhubungan
a) Perubahan sirkulasi
b) Iritan kimia
c) Kekurangan atau kelebihan cairan
d) Hambatan mobilitas fisik
e) Defisit pengetahuan
f) Faktor mekanis
g) Kekurangan atau kelebihan nutrisi
h) Radiasi
i) Faktor suhu. (WILKINSON, 2011 : 805)
4. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik
jaringan.
Definisi : pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Batasan karakteristik :
Subjektif
a) Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan
isyarat
Objektif
a) Posisi untuk menghundari nyeri
b) Perubahan tonus otot
c) Respons autonomik
d) Perubahan selera makan
e) Perilaku distraksi
f) Perilaku ekspresif
g) Fokus menyempit
h) Bukti nyeri yang di amati
i) Gangguan tidur. (WILKINSON, 2011 : 531)
5. Keterbatasan mobilitas fisik
Definisi : keterbatasan dalam pergerakan fisik mandiri dan terarah
pada tubuh atau ekstremitas atau lebih (sebutkan tingkatannya):
Tingkat 0: mandiri total

16
Tingkat 1: memerlukan penggunaan peralatan atau alat bantu
Tingkat 2: memerlukan bantuan dari orang lain untuk pertolongan,
pengawasan, atau pengajaran.
Tingkat 3: membutuhkan bantuan dari orang lain dan peralatan atau
alat bantu
Tingkat 4: ketergantungan, tidak berpristasi dalam aktifitas
Batasan karakteristik:
Objektif
a) Penurunan waktu reaksi
b) Kesulitan membolak balik posisi tubuh
c) Dispnea saat beraktifitas
d) Perubahan cara berjalan
e) Pergerakan menyentak
f) Tremor yang di induksi oleh pergerakan
g) Melambatnya pergerakan
h) Gerakan tidak teratur. ( WILKINSON, 2011 : 473)

4. Intervensi
a. Pemenuhan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan:
1. Memperlihatkan status gizi :asupan makanan dan cairan, yang di
buktikan oleh indikator sebagai berikut:
a) Makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi
parenteral total
b) Asupan cairan oral atau IV
Kriteria hasil NOC:
1. Keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang
menjalankan pengobatan
2. Tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan
matabolik
3. Komponen dan kimia cairan tubuh yang mengindikasikan status
nutrisi

17
4. Jumlah makanan dan cairan yang di konsumsi tubuh selama waktu
24 jam
5. Keadekuatan pola asupan zat gizi yang biasa
6. Kemampuan untuk mempersiapkan makanan dan cairan secara
mandiri tanpa alat bantu
7. Tingkat kesesuaian berat badan, otot, dan lemak dengan tinggi
badan, rangka tubuh, jenis kelamin dan usia.
Intervensi NIC
Aktifitas keperawatan
1. Pengkajian
a) Tentukan motifasi pasien untuk mengubah kabiasaan makan
b) Pantau nilai laboratorium khususnya transferin, albumin, dan
elektrolit
c) Menegemen nutrisi (NIC):
1. Ketahui makanan kesukaan pasien
2. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
3. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
4. Timbang pasien pada interval yang tepat
2. Penyuluhan
a) Ajarkan metode untuk perencanaan makanan
b) Ajarkan pasien atau keluarga tentang makanan yang bergizi
dan tidak mahal
c) Managemen nutrisi (NIC):
1. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya
3. Aktifitas kolaboratif
a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan
protein pasien
b) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap, pemberian makanan melalui selang,atau
nutrisi parenteral total

18
c) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
d) Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien
tidak dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat
e) Managemen nutrisi (NIC):
1. Tentukan, dengan melakukan kolaborasi bersama ahli gizi,
jika di perlukan, jumlah kalori dan jenis zat gizi yang di
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Aktifitas lain
a) Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam
jadwal makan, lingkungan makan, kesukaan dan
ketidaksukaan pasien serta suhu rumah
b) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan
pasien dari rumah
c) Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realitas untuk
latihan fisik asupaan makanan
d) Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latian
fisik di lokasi yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari
e) Tawarkan makanan porsi besar di siang hari ketika nafsu
makan tinggi
f) Ciptakan lingkungan yang yang menyenangkan untuk makan
g) Hindari prosedur invasif sebelum makan
h) Suapi pasien
i) Managemen nutrisi (NIC):
1. Berikan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi
protein, tinggi kalori yang siap di konsumsi
2. Ajarkan pasien tentang cara membuat catatan harian
makanan
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status metabolik
diuresis osmotik.
Tujuan : meskipun beberapa hasil NOC berhubungan dengan
keseimbangan elektroloit dan asam-asam, fokus diagnosis keperawatan
ini adalah pada pengembalian volume cairan

19
Kriteria hasil NOC:
1. Meningkatkan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi
akibat ketidakseimbangan asam-basa
2. Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur
keseimbangan elektrolit
3. Mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar caira
dan elektrolit
4. Mengembangkan volume cairan intravascular pada pasien yang
mengalami penurunan volume cairan
5. Memberikan dan memantau cairan dan obat intravena
6. Membantu dan menyediakan asupan makanan dan cairan dalam
diet seimbang
7. Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memecah atau
meminimalkan malnutrisi
Intervensi NOC
Aktifitas keperawatan
1. pengkajian
a) Beberapa aktifitas ini spesifik untuk pasien yang
mengalami perdarahan. Rujuk ke “saran penggunaan”
terdahulu sebelum memasukkan aktifitas-aktifitas tersebut
ke dalam rencana perawatan anda.
b) Meskipun beberapa intervensi NIC berhubungan dengan
keseimbangan elektrolit dan asam-basa, fokus intervensi
diagnosis keperawatan adalah volume cairan.
2. Penyuluhan
a) Anjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila
haus.
3. Aktifitas kolaboratif
a) Laporkan dan catat haluaran kurang dari.....ml
b) Laporkan dan catat haluaran lebih dari......ml
c) Laporkan abnormalitas elektrolit
d) Managemen cairan NIC:

20
1. Atur ketersediaan produk darah untuk tranfusi bila perlu
2. Berikan ketentuan penggantian nasogastrik berdasarkan
haluaran, sesuai dengan kebutuhan
3. Berikan terapi, sesuai program
4. Aktifitas lain
a) Lakukan hiegine oral secara sering
b) Tentukan jumlh cairan yang masuk dalam 24 jam, hitung
asupan yang di inginkan sepanjang sif siang, sore dan
malam
c) Pastikan bahwa pasien terhidrasi dengan baik sebelum
pembedahan
d) Managemen cairan NIC:
1. Tingkatkan asupan oral
2. Pasang kateter urine bila perlu
3. Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan
c. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren
pada ekstremitas.
Tujuan : menunjukkan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa,
yang di buktikan oleh indikator berikut:
1. Keutuhan kulit
2. Tekstur dan ketebalan jaringan
3. Perfusi jaringan
Kriteria hasil NOC:
1. Keparahan respon imun hipersensitif setempat terhdap antigen
lingkungan (oksigen) tertentu
2. Indakan pribadi untuk mempertahankan ostomi untuk eliminasi
3. Keutuhan struktur dan fungsi normal kulit dan membran mukosa
4. Tingkat regenerasi sel dan jaringan setelah penutupan yang di
sengaja
5. Tingkat regenerasi sel dan jaringan pada luka terbuka
Intervensi NOC
Aktifitas keperawatan

21
Untuk aktifitas keperawatan yang spesifik, lihat pada diagnosis
keperawatan berikut ini:
1. Infeksi, resiko
2. Membran mukosa, kerusakan
3. Persepsi/sensori (penglihatan), gangguan
4. Integritas kulit, kerusakan
5. Integritas kulit, resiko kerusakan
6. Perfusi jaringan, ketidakefektifan (perifer)
d. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan
Tujuan:
1. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang di buktikan oleh
indikator sebagai berikut:
a) Mengenali awitan nyeri
b) Menggunakan tindakan pencegahan
c) Melaporkan nyeri dapat di kendalikan
2. Menunjukkan tingkat nyeri, yang di buktikan oleh indikator
sebagai berikut :
a) Ekspresi nyeri pada wajah
b) Gelisah atau ketegangan otot
c) Durasi episode nyeri
d) Merintih dan menangis
e) Gelisah
Kriteria hasil NOC:
1. Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik dan psikologis
2. Tindakan individu untuk mengendalikan nyeri
3. Keparahan nyeri yang dapat di amati atau di laporkan
Intervensi NIC
Aktifitas keperawatan
1. Pengkajian
a) Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama
untuk mengumpilkan informasi pengkajian

22
b) Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada
skala 0 sampai 10 (0= tidak ada nyeri atau ketidaknyamanan,
10= nyeri hebat)
c) Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri oleh
analgesik dan kemungkinan efek sampingnya
d) Kaji dampak agama, budaya kepercayaan dan lingkungan
terhadap nyeri dan respon pasien
e) Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai
usia dan tingkat perkembangan pasien
f) Managemen nyeri (NIC):
1. Lakukan pengkajian nyeri yang kompherensif meliputi
lokasi, karakteristik, frekuensi, dan kualitas
2. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya
pada mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif
2. Penyuluhan
a) Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang
haru di minum, frekuensi pemberian, kemungkinan efek
samping, kemungkinan interaksi obat dan kewaspadaan khusus
saat mengonsumsi obat.
b) Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat
jika peredaan nyeri tidak dapat di capai
c) Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesik narkotik atau
opioid
d) Managemen nyeri (NIC):
1. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedur
3. Aktifitas kolaboratif
a) Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiat yang
terjadwal
b) Managemen nyeri (NIC)

23
1. Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri
menjadi lebih berat
2. Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil
4. Aktifitas lain
a) Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi melalui pengkajian
nyeri dan efek samping
b) Bantu pasien mengidentifikasikan tindakan kenyamanan yang
efektif di masa lalu seperti distraksi, relaksasi, atau kompres
hangat/dingin
c) Hadir di dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman
dan aktivitas lain
d) Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktifitas, bukan pada
nyeri dan rasa tidak nyaman.
e) Gunakan pendekatan yang positif untuk mengoptimalkan
respon pasien terhadap analgesik
f) Eksplorasi perasaan takut ketagihan
g) Managemen nyeri (NIC):
1. Libatkan pasien dalam modalitas peredaran nyeri, jika
memungkinkan
2. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap ketidaknyamanan
3. Pastikan pemberian analgesia terapi atau strategi
nonfarmakologis sebelum melakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri
e. Gangguan mobilitas fisik
Tujuan :
1. Memperlihatkan mobilitas, yang di buktikan oleh indikator berikut:
a) Keseimbangan
b) Koordinasi
c) Perfoma posisi tubuh
d) Pergerakan sendi dan otot
e) Berjalan

24
f) Bergerak dengan mudah
Kriteria hasil NOC:
1. Kemampuan untuk berjalan dri satu tempat ke tempat lain secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu
2. Kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain
menggunakan kursi roda
3. Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh
4. Tindakan personal untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang
tepat
5. Kemampuan otot untuk bekerjasama secara volunter dalam
menghasilkan gerakan yang bertujuan
6. Rentang pergerakan sendi
7. Kemampuan untuk bergerak secara bertujuan dalam lingkungan
sendiri secara mandiri
8. Kemampuan tulang untuk menyokong tubuh dan menfasilitasi
tubuh
9. Kemampuan untuk mengubah letak tubuh secara mandiri dengan
atau tanpa alat
Intervensi NIC
Aktivitas keperawatan
1. Pengkajian
a) Merupakan proses yang kontinue untuk menentukan tingkat
performa hambatan mobilitas pasien
b) Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan di
rumah dan kebutuhan terhadap peralatan pengobatan yang
tahan lama
c) Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu
mobilitas
d) Ajarkan dan pantau pasien dalam proses perpindahan
e) Rujuk ke ahli terapi fisik untuk program latihan
f) Berikan penguatan positif selama aktifitas

25
g) Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki antiselip yang
mendukung untuk berjalan
h) Pengaturan posisi (NIC):
1. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur dan
mekanika tubuh yang benar saat melakukan aktifitas
2. Pantau ketepatan pemasangan traksi
f. Pemenuhan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan:
2. Memperlihatkan status gizi :asupan makanan dan cairan, yang di
buktikan oleh indikator sebagai berikut:
c) Makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi
parenteral total
d) Asupan cairan oral atau IV
Kriteria hasil NOC:
8. Keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang
menjalankan pengobatan
9. Tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan
matabolik
10. Komponen dan kimia cairan tubuh yang mengindikasikan status
nutrisi
11. Jumlah makanan dan cairan yang di konsumsi tubuh selama waktu
24 jam
12. Keadekuatan pola asupan zat gizi yang biasa
13. Kemampuan untuk mempersiapkan makanan dan cairan secara
mandiri tanpa alat bantu
14. Tingkat kesesuaian berat badan, otot, dan lemak dengan tinggi
badan, rangka tubuh, jenis kelamin dan usia.
Intervensi NIC
Aktifitas keperawatan
5. Pengkajian
d) Tentukan motifasi pasien untuk mengubah kabiasaan makan

26
e) Pantau nilai laboratorium khususnya transferin, albumin, dan
elektrolit
f) Menegemen nutrisi (NIC):
5. Ketahui makanan kesukaan pasien
6. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
7. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
8. Timbang pasien pada interval yang tepat
6. Penyuluhan
d) Ajarkan metode untuk perencanaan makanan
e) Ajarkan pasien atau keluarga tentang makanan yang bergizi
dan tidak mahal
f) Managemen nutrisi (NIC):
2. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya
7. Aktifitas kolaboratif
f) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan
protein pasien
g) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap, pemberian makanan melalui selang,atau
nutrisi parenteral total
h) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
i) Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien
tidak dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat
j) Managemen nutrisi (NIC):
2. Tentukan, dengan melakukan kolaborasi bersama ahli gizi,
jika di perlukan, jumlah kalori dan jenis zat gizi yang di
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
8. Aktifitas lain
j) Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam
jadwal makan, lingkungan makan, kesukaan dan
ketidaksukaan pasien serta suhu rumah

27
k) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan
pasien dari rumah
l) Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realitas untuk
latihan fisik asupaan makanan
m) Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latian
fisik di lokasi yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari
n) Tawarkan makanan porsi besar di siang hari ketika nafsu
makan tinggi
o) Ciptakan lingkungan yang yang menyenangkan untuk makan
p) Hindari prosedur invasif sebelum makan
q) Suapi pasien
r) Managemen nutrisi (NIC):
3. Berikan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi
protein, tinggi kalori yang siap di konsumsi
4. Ajarkan pasien tentang cara membuat catatan harian
makanan

5. Implementasi

Tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan keperawatan yang


telah di tetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi di
laksanakan sesuai dengan rencana setelah di lakukan validasi, di
samping itu jga di butuhkan keterampilan interpersonal, intelektual,
teknik yang di lakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis.
Setelah selesai implementasi, di lakukan implementasi di lakukan
dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah di lakukan dan
bagaimana respon pasien.

1. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawataan.
Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah di capai
setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang di harapkan
dalam perencanaan.

28
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana
tujuan tercapai:
1. Berhasil: perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau
tanggal yang di tetapkan di tujuan.
2. Tercapai sebagian: pasien penunjukkan perilaku tetapi tidak sebaik
yang di tentukan dalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai: pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan
perilaku yang di harapkan sesuai dengan pernyataan tersebut.

29
Daftar Pustaka

Nurarif, H.A., & Kusuma, H. (2013). APLIKASI NANDA NIC NOC. Yogyakarta:
Media Action
N., dr. Taufan (2013). ASUHAN KEPERAWATAN. Yogjakarta: Nuha Medika
Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). ASUHAN KEPERAWATAN. Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya
Joyce, M. Black & Jane Hokanson Hawks (2014). KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH. Singapore: Salemba Medika
Wilkinson, J. M. (2011). DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Jakarta : buku
kedokteran EGC.

30
Soal kasus DM!!!!
1. Ny.K dengan riwayat DM dibawa Ke IGD Rumah sakit pada tanggal 26
september 2016 dengan keluhan lemah, keluhan disertai banyak kencing
dan banyak minum, serta terdapat luka di kaki kiri yang tidak sembuh
selama +1 setengah bulan, Oleh perawat didapatkan hasil TTV: S 39 0C, N
: 99 x/menit, TD : 150/70 mmHg, RR : 28 x/menit,Pemeriksaan penunjng:
Glukosa acak : 411 mg/dl, Urium (Bun) : 42,88 mg%, Kretinin : 1,70 mg
%, berdasarkan data di atas diagnosa keperawatan utama yang muncul
adalah…..
a. Kekurangan volume cairan
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Kerusakan integritas kulit
d. Ansietas
e. Intoleransi aktivitas
2. Seorang klien Tn.D usia 59 tahun menderita DM hiperglikemia dengan
kadar glukosa darah sewaktu 420 mg/dL. Riwayat penyakit hipertensi
170/110 mmHg. Riwayat pengobatan glukodex 2 kali sehari, untuk
hipertensi diltiazem 30 mg 3 kali sehari, captopril 25 mg 3 kali sehari, dan
aspirin 100 mg 1 kali sehari, komplikasi penyakit apakah yang muncul
pada Tn.D menurut data di atas…..
a. Gagal ginjal kronik
b. Gagal ginjal akut
c. Hipertensi
d. penyakit arteri coroner
e. ketoasidosis diabetic
3. Seorang klien laki-laki 50 Th datang ke IGD dengan keluhan lemah, sakit
kepala , sering merasakan kesemutan pada kaki kanan, Mual-muntah,
diare, didapatkan hasil pemeriksaan TTV: S 37,90C, N : 86 x/menit, TD :
150/80 mmHg, RR : 24, pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan dari
kasus diatas ialah…..
a. Laboratorium
b. EKG

1
c. CT scan
d. Rongent
e. ECG
4. Ny.A berusia 55 tahun yang sudah rawat inap di RS sejak 3 hari yang lalu,
dokter mengatakan bahwa Ny.A menderita Dm tipe 1 Ny.A mengakui
bahwa ia kurang mengetahui tentang penyakit yang diderita saat ini. Dari
pernyataan di atas penyakit Ny.A disebabkan oleh…..
a. Faktor infeksi virus dan faktor genetik/herediter
b. Faktor genetik
c. Obesitas
d. Hipertensi
e. Usia
5. Seorang klien prempuan (IRT), berusia 40 tahun, tiba-tiba mengeluh
badan turun, lapar terus, haus terus, BAK sering, lemas. Setelah dibawa ke
dokter umum, pemeriksaan gula darah dan ternyata 450 mg/dl, dokter
mengatakan diagnose diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan
pemeberian Diet untuk Dm tipe 2 adalah…..
a. Pemberian porsi kecil
b. Pemberian energy sebesar 1960,2 kkal ; protein 58,8 gram ; lemak
50,09 gram ; KH 294,03 gram
c. Pemberian energy sebesar 1800,2 kkal ; protein 50 gram ; lemak 55
gram ; KH 297,03 gram
d. Pemberian protein 58,8 gram ; lemak 50,09 gram ; KH 294,03 gram
e. Pemberian energy sebesar 1800,2 kkal ; protein 50 gram
6. Tn. A berumur 38 tahun dibawa ke RS oleh istrinya, oleh perawat
didapatkan hasil pemeriksaan adanya tanda-tanda hiperglikemia dan
glukosuria yang di sertai dengan adanya gejala klinik seperti, poliuri,
dehidrasi, polidipsi, berat badan menurun, polifagi, cepat lelah dan
mengantuk. Pemeriksaan GDA: 220 mg/dl. Berdasarkan data diatas,
diagnosa yang muncul adalah....
a. DM hiperglikemia
b. DM hipoglikemia

2
c. DM gestasional
d. DM tipe 2
e. DM tipe lain
7. Ny. D mempunyai riwayat DM dibawa ke RS oleh dokter disarankan
untuk dilakukan dengan tindakan amputasi tungkai bawah. Masalah
kesehatan yang terkait berdasarkan data diatas adalah....
a. Sistem Muskuluskletal
b. Mikrovaskular
c. Sistem persyarafan
d. Sistem integumen
e. Makrovaskular
8. Tn. S mempunyai riwayat DM didapatkan hasil pemeriksaan oleh perawat,
turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku. Berdasarkan
data diatas Tn. S mengalami DM dalam klasifikasi......
a. DM gestasional
b. Dm tipe lain
c. DM tipe 2
d. DM tipe 1
e. DM hipoglikemia
9. Tn. W datang ke RS dengan keluhan sering buang air kecil saat malam
hari, merasa lapar terus menerus dan sering merasa haus. Setelah
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut didapatkan Tn. W mengalami
penurunan kadar insulin. Tetapi insulin yang mutlah diberikan sesuai dosis
yang bertujuan untuk
1. Mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi
2. Meningkatkan penyimpanan lemak
3. Meningkatkan sintesa protein
4. Meningkatkan endapan lemak

3
10. Ny. P berusia 54 tahun terdapat luka pada kaki kanan yang tidak sembuh-
sembuh, badan terasa lemah, kedua kaki sering kesemutan, Ny. P banyak
minum dan banyak kencing terutama pada malam hari. Hasil pemeriksaan yang
diperoleh oleh perawat BB: 75 kg, TB: 155 cm, TD: 140/80 mmHg, N:
80x/menit, RR: 18x/menit, S: 36,6oC. Berdasarkan data diatas diagnosa
keperawatan yang muncul adalah....
a. Kekurangan volume cairan
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Ansietas
d. Intoleransi aktivitas
e. Kerusakan integritas kulit

4
1

Anda mungkin juga menyukai