Disusun Oleh :
Stella Marceline Joice Kaiya
2017 64 024
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTEK KETERAMPILAN LAPANGAN
OLEH :
STELLA MARCELINE JOICE KAIYA
NIM : 2017-64-024
MENYETUJUI,
KETUA PROGRAM STUDI PEMBIMBING
ILMU KELAUTAN
ii
KATA PENGANTAR
Memanjatkan Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas tun-
Lapangan (PKL) dengan judul “Aplikasi Metode Foto Transek Untuk Menen-
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam proses pembuatan laporan praktek ke-
Penulis sadar masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan penger-
tian baik dari pembaca. Diharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk pengem-
Penulis
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyu-
1. Dekan dan Para Wakil Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Pattimura.
Ilmu Kelautan.
pembimbing yang dengan sabar dan tulus meluangkan waktu, pikiran, dan
tenaga untuk memberikan arahan, bimbingan serta bantuan mulai dari awal
5. Para dosen program studi Ilmu Kelautan atas segala ilmu, dukungan yang
dan Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Program Studi Ilmu
Kelautan.
6. Mama lili, Papa Hans, Mami, Papi, Kaka, Bung, Om tepi serta keluarga
dukungan, nasihat, motivasi, semangat dan doa yang tiada hentinya bagi
penulis.
iv
7. Kaka Ray, Kaka Cilun Djakiman, Abang Afied Lestaluhu, Abang Fajrin,
Kaka Zurnida Haulussy, Kaka Aldi, Kaka Zaki, Kaka Theo Noya, Kaka
Antimo serta semua pihak yang turut membantu dalam penyelasaian PKL
ini.
8. Teman-Teman IK 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
vi
4.5 Kendala dan Penyelesaian......................................................................30
4.6 Kondisi Terumbu Karang......................................................................30
4.2.1 Transek Pertama...........................................................................31
4.2.2 Transek Kedua.............................................................................34
4.2.3 Transek Ketiga.............................................................................37
4.2.4 Transek Keempat.........................................................................39
4.7 Perbandingan Keempat Transek...........................................................42
BAB V PENUTUP..........................................................................................43
5.1 Kesimpulan..............................................................................................43
5.2 Saran.........................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GRAFIK
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Ilustrasi dalam pengambilan data dengan metode Foto transek bawah
air (UPT).............................................................................................14
Gambar 2.3 Ilustrasi dalam pengambilan data dengan metode Transek sabuk (Belt
Transect)..............................................................................................15
Gambar 2.5 Ilustrasi dalam pengambilan data dengan metode Transek Garis
Intersep (LIT)......................................................................................17
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
penting bagi ekosistem perairan. peranan ekologis terumbu karang yaitu sebagai
tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pembesaran (rearing ground)
dapat dijumpai pada Kepulauan Lucipara yang secara morfologi terdiri dari pulau
– pulau kecil yang dikenal dengan keindahan bawah lautnya. Salah satu dari
beberapa pulau di Kepulauan Lucipara, terdapat suatu wilayah yang juga memiliki
terumbu karang yang masih terisolasi dari aktifitas masyarakat. Melihat dari
kondisi tersebut, perlu adanya data yang pasti mengenai terumbu karang untuk
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Kepulauan Lucipara.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ekosistem Terumbu Karang
coral), yang hidup di dasar perairan dan menghasilkan bahan kapur CaCO 3 (Supri-
haryono, 2007). Sebaran terumbu karang di laut dangkal di daerah tropis sampai
daerah subtropics yaitu diantara 32 ̊ Lintang Utara dan 32 ̊ Lintang Selatan. Te-
rumbu karang tersebar tidak hanya terbatas secara horizontal akan tetapi terbatas
polyp karang tersebut. Ciri ini yang digunakan untuk menentukan jenis dan spe-
Karang keras pada dasarnya merupakan hewan yang hidup berkoloni, se-
dua, yaitu karang yang hidupnya berkoloni dan soliter. Karang yang hidupnya
Acropora dan non-Acropora. Karang Acropora memiliki ciri berupa axial coralit
dan radial coralit, sedangkan karang non Acropora hanya memiliki radial coralit.
3
Bentuk pertumbuhan Non Acropora sebagai berikut :
2. Coral Masive (CM) : bentuknya padat seperti bola atau bongkahan batu
dasar terumbu dengan permukaan yang kasar dan keras seperti berlubang
kecil.
kolom kecil.
menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau
melingkar.
lainnya, yang membedakan ialah memiliki warna di ujung koloni serta bulu-
4
9. Coral Tubiopora (CTU) : polip pada jenis karang ini menghasilkan juga
rata seperti meja.karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau
kokoh
5
Kategori Biota dan substrat yang dicatat seperti tertulis dalam English et al.,
Category
No
. Major SubCategorie
Category s
ACB
ACD
ACE
ACS
ACT
CB
CE
1 HC = Coral
CF
CM
CS
CMR
CME
CHL
CTU
DS = Dead DC
2
Scleractina DCA
AA
CA
3 A = Algae HA
MA
TA
SC
OF = Other SP
4
Fauna ZO
OT
S
R
5 AB = Abiotic SI
WA
RCK
6
Gambar 2.1 Lifeform
(English et al, 1997)
7
Gambar 2.2 Lifeform (Lanjutan)
8
Gambar 2.2 Lifeform (Lanjutan)
9
Gambar 2.2 Lifeform (Lanjutan)
10
Gambar 2.2 Lifeform (Lanjutan)
11
Gambar 2.2 Lifeform (Lanjutan)
12
Gambar 2.2 Lifeform (Lanjutan)
13
2.3 Metode Foto Transek (Underwater Photo Transect)
Photo Transect (UPT) dilakukan dengan pemotretan bawah air menggunakan ka-
mera digital, data hasil pemotretan akan diolah menggunakan software untuk
perlukan pemotretan transek yang dapat dilakukan dengan cepat dan data hasil pe-
ngambilan data dapat menjadi arsip sewaktu-waktu dapat dilihat kembali. Tetapi,
metode UPT juga memiliki kekurangan yaitu metode ini sangat bergantung kepa-
da kamera dikarenakan jika kamera habis baterai atau rusak, metode ini tidak
dapat dijalankan. Metode UPT ini juga memakan waktu yang cukup lama, walau-
pun waktu pengambilan foto di lapangan relatif lebih cepat. Namun untuk proses
Gambar 2.2 Ilustrasi dalam pengambilan data dengan metode Foto transek bawah
air (UPT).
Sumber : Giyanto (2010)
Transek sabuk atau Belt Transect (BT) diperlukan terutama untuk menge-
tahui keberadaan dari jenis yang jarang dijumpai, atau pada peristiwa yang mena-
14
rik untuk diselidiki seperti pada peristiwa pemutihan karang (coral bleaching),
Dengan transek sabuk bisa diketahui frekuensi kehadiran dari suatu jenis
biota tertentu dalam luasan tertentu. Untuk dapat melakukan metode ini juga
BA. Teknis pengerjaan di lapangan adalah sebagai berikut: pita berskala (roll
meter) dengan panjang tertentu diletakkan sejajar garis pantai pada kedalaman
secara acak dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Semua ka-
rang keras yang berada pada jarak 1 m sebelah kiri dan 1 m sebelah kanan pita
berskala tadi dicatat menggunakan kertas khusus untuk pencatatan bawah air
(underwater paper). Selain itu, untuk setiap jenis karang keras diukur pula pan-
dapat dihitung luas bidang tutupan koloni dari jenis karang keras tersebut. Hill
Gambar 2.3 Ilustrasi dalam pengambilan data dengan metode Transek sabuk (Belt
Transect).
15
2.5 Metode Transek Garis (Line Transect)
Metode Transek Garis (Line transect) dikembangkan dari metode yang di-
gunakan pada ekologi tumbuhan darat. Hal ini dikarenakan invertebrata yang
berada dalam terumbu karang umumnya bersifat sesil (stationary) atau ruang ge-
rak yang terbatas, mirip dengan komunitas tumbuhan darat (Loya 1978). Loya and
Slobodkin (1971) dan Loya (1972) (dalam Loya 1978) menggunakan pertama kali
metode transek garis untuk pengambilan sampel dalam mengkaji komunitas ka-
rang hermatifik dari segi komposisi jenis, zonasi dan pola keragaman dalam zona
lompokan datanya berdasarkan bentuk hidup pertumbuhan dari biota dan dikenal
sebagai metode Transek Garis Intersep atau Line Intercept Transect (LIT) (Eng-
lish et al. 1997). Dengan metode LIT ini, data pada tingkatan jenis untuk karang
karang hingga ke tingkat jenis. Sedangkan bagi pengambil data tingkat pemula,
pengambilan data bisa dilakukan cukup pada tingkatan pengelompokan data ber-
dasarkan kategori bentuk hidup pertumbuhannya, sehingga kadang metode ini di-
Jadi, Transek Garis Intersep (LIT) merupakan modifikasi dari Transek Ga-
ris, dimana pengelompokan data pada metode LIT berdasarkan pada kategori
lifeformnya. Untuk pengamat tingkat lanjut (expert), pencatatan data bisa sampai
16
Untuk dapat melakukan metode ini juga diperlukan kemampuan menyelam
mirip dengan metode Transek Sabuk, dimana pita berskala (roll meter) dengan
panjang tertentu diletakkan sejajar garis pantai pada kedalaman tertentu di ma-
sing-masing lokasi pengamatan yang telah ditentukan secara acak dengan meng-
gunakan bantuan GPS (Global Positioning System). Kemudian, semua biota dan
substrat yang berada tepat di bawah garis pita berskala tadi dicatat dengan
ketelitian hingga 1 cm. Khusus untuk karang keras, jenis yang dijumpai di sepan-
jang garis transek juga dicatat. Sebagai catatan, penggunaan panjang ukuran
transek yang dilakukan oleh masing-masing peneliti tidak baku dimana antara satu
metode LIT, English et al. (1997) dan Hill and Wilkinson (2004) menggunakan
panjang garis transek 20 m dengan minimal 5 kali ulangan pada setiap kedalaman
(kedalaman 1-4 m dan 5-10 m). Pada kondisi dimana habitat karang berupa koloni
kecil (patchy), digunakan panjang garis transek yang lebih pendek (10 m) dengan
Gambar 2.5 Ilustrasi dalam pengambilan data dengan metode Transek Garis
Intersep (LIT).
Sumber : Giyanto (2010)
17
2.6 Coral Point Count With Excel (CPCe)
Coral Pont Count With Excel (CPCe) merupakan sebuah program visual
basic untuk penentuan karanag dan cakupan substrat dengan menggunakan meto-
dologi perhitungan titik acak. CPCe memiliki kegunaan yang memudah dan mem-
18
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum Keterampilan Lapangan
Genap Tahun Akademik 2019/2020, yaitu dari bulan Mei hingga bulan Juni 2020.
No Nama Keterangan
Untuk membantu
1 Alat SCUBA
pengambilan data
Untuk pengambilan
2 Kamera Gopro Hero 7 data
Untuk mengetahui
3 Meter Rol 50 meter
panjang transek
Untuk membantu
4 Laptop
pengolahan data
Untuk menganalisis
5 Software CPCe
foto
bagai berikut :
19
Metode Foto Transek (UPT), metode foto transek (UPT) dilakukan
gambar pun dihasilkan 120 foto sebanyak 4 transek. Data pun diolah mengguna-
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi
Pulau Selatan yang terletak pada Kepulauan Lucipara desa Batumerah ke-
camatan Damer Kabupaten Maluku Barat Daya. Secara geografis, pulau Selatan
Pengambilan gambar dengan metode foto transek bawah air (UPT) dilaku-
data yaitu pemasangan transek sepanjang 50 meter sebanyak 4 buah pada keda-
laman 8-10 meter, Dengan jarak kamera ke dasar substrat ialah 60 cm dan jarak
antar transek 1-2 m. Pengambilan data dengan menggunakan metode zig-zag agar
21
pengambilan data dapat representative. Pada pengambilan gambar tidak terlalu
timelapse 5 detik dengan luas cakupan 1 x 1 meter, sehingga tidak ada gam-bar
air (UPT) :
CPCe.
Memilih posisi titik menjadi beraturan atau kontinu agar titik tidak
bertumpuk pada satu sisi saja atau titik tidak tumpang tindih, memilih
22
Berdasarkan proses analisa foto pada tiap frame, dapat diperoleh nilai
berikut:
wah ini :
KATEGORI (%)
Buruk 0 – 24,9 %
Sedang 25 – 49 %
Baik 50 – 74%
BaikSekali 75 – 100 %
23
1. Buka CPCe
24
4. Lalu pilih kode kategori life form menurut English et al. (1994) > Open
5. Setelah klik open, langkah selanjutnya klik file > multiple images > process
multiple images.
25
6. Lalu import foto dari data hasil convert kemudian pilih semua foto. Klik
start file processing > lalu muncul point count header information, klik close
26
8. Selanjutnya pada data point distribution, pilih Equally spaced grid > fit
klik tanda save yang ada, penyimpanan data menggunakan format cpc.
27
1. Data yang telah disimpan dalam format cpc, kemudian disimpan kembali
dalam bentuk excel. Pilih file > save > save.cpc file(s) to Excel.
2. Selanjutnya pilih file yang akan di simpan dalam bentuk excel, kemudian
pilih new excel workbook, masukan nama lokasi pada bagian new excel
28
3. Langkah selanjutnya setelah memilih process file, maka akan muncul excel
workbook format yang di dalamnya terdapat dua format data yang akan
disimpan dalam excel dengan format xlsx. Lalu, tekan OK, maka data akan
analisis selanjutnya.
29
4.5 Kendala dan Penyelesaian
an ini adalah penentuan lokasi pengambilan data yang sudah di tentukan oleh
yang sudah ada yang sudah ditentukan berdasarkan pertimbangan oleh dosen
dan ketelitian dalam menganalisa 1 foto yang berisi 30 titik dengan jumlah foto
yang didapatkan sebanyak 120 foto pada 4 transek dengan jumlah titik sebanyak
3600 titik.
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terdapat 120 foto dalam em-
pat transek dan menggunakan 30 titik point dalam satu foto yang dilakukan seca-
ra berurutan, maka diperoleh total keseluruhan point dalam empat transek yaitu
3600 titik point. Presentase kategori dapat dilihat Menurut Keputusan Menteri
30
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2001 dapat dikategorikan, Buruk 0-24.9%, Se-
39.08 37.29
40.00
30.00
23.18
20.00
10.00
0.45
0.00
Hard Coral Algae Other Fauna Abiotic
Kategori Mayor
perairan Pulau Selatan yaitu Hard Coral (HC) dengan persentase tutupan sebesar
sebesar 37,29%, sedangkan persentase Algae (A) sebesar 23,18 %, dan yang
31
40.00 35.83
persentase Tutupan % 35.00
30.00
25.00 22.28
20.00
15.01
15.00
10.08
10.00
3.92 4.14
5.00 2.91 1.12 1.23 0.90 0.22 0.22 1.34 0.11
0.11 0.56
0.00
SubKategori
Grafik 4.2 memperlihatkan kisaran angka yang bervariasi pada setiap sub-
kategori yang diamati. Hasil analisis diatas memperlihatkan bahwa nilai tutupan
tertinggi terdapat pada RCK (Rock) yaitu sebesar 35,83%. Kategori dengan per-
tase tutupan 22,28%. Dan kategori persentase tutupan tertinggi berikutnya adalah
Algae) sebesar 0,90%, ACS (Acropora Submassive) sebesar 0,56%, dan nilai
0,11%.
32
Persentase Bentuk Tumbuh Karang
16.00 15.01
12.00 10.08
8.00 4.14
Persentase Tutupan %
2.91 3.92
4.00 0.11 0.56 1.12 1.23
0.00
LIFEFORM
33
4.2.2 Transek Kedua
44.81
45.00 35.89
Persentase Penutupan %
30.00 17.38
15.00 1.81
0.11
0.00
Kategori Mayor
perairan Pulau Selatan yaitu Hard Coral (HC) dengan persentase tutupan sebesar
sebesar 35,89%, sedangkan persentase Algae (A) sebesar 17,38 %, Other Fauna
(OF) sebesar 1,81%, dan yang memiliki persentase terendah yaitu Dead Scleratina
34
Persentase penutupan berdasarkan subkategori
35.00 31.83
30.00
Persentase Penutupan %
25.00
20.00
16.14
14.79
15.00 12.42
10.00
4.97
5.00 2.714.18 2.93 2.60 2.032.03
0.90 0.56 0.11 0.340.230.111.13
0.00
Subkategori
tertinggi terdapat pada RCK (Rock) yaitu sebesar 31,83%. Kategori dengan
35
2,03%, ZO (Zoanthids) sebesar 1,13%, CF (Coral Foliose) sebesar 0,90%, CME
sebesar 0,23%, dan nilai kategori persentase tutupan terendah adalah DC (Death
8.00
4.18 4.97
4.00 2.71 2.93
0.90 0.56
0.00
) ) ) ) ) ) E) )
A CB A CS (CB (CE ( CF ( C M M (CS
( ( g ng se e (C e
in
g
sive n cin sti lio siv ora asiv
h a a u o a
nc m Br nc
r lF M ph bm
Bra ub al la E o ra r al e lio l su
S r C Co ra
or
a
or
a Co Co
r
al
M
Co
p h h r
ro ro
p Co
Ac Ac
LifeForm
sebesar 0,56%.
36
4.2.3 Transek Ketiga
40.00
35.00 29.37
30.00 27.02
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00 2.24
0.00
Hard Coral (HC) Algae (A) Other Fauna (OF) Abiotic (AB)
Kategori Mayor
perairan Pulau Selatan yaitu Hard Coral (HC) dengan persentase tutupan sebesar
sebesar 29,37%, sedangkan persentase Algae (A) sebesar 27,02%, dan yang
30.00
Persentase Penutupan %
24.66 25.67
25.00
20.00
15.00 13.45
9.42
10.00 6.61
5.00 2.80 4.04 3.59 2.24 1.79 1.91
0.67 0.78 0.11 0.45 1.79
0.00
Subkategori
37
Grafik 4.8 Persentase penutupan berdasarkan subkategori
tertinggi terdapat pada RCK (Rock) yaitu sebesar 25,67%, nilai tutupan tertinggi
16.00 13.45
12.00 9.42
8.00 6.61
Persentase Penutupan %
4.04 3.59
4.00 2.80
0.67 0.78
0.00
LifeForm
38
Grafik 4.9 Rata-rata persentase penutupan berdasarkan bentuk tumbuh
dan nilai presentase penutupan terendah terdapat pada CF (Coral Foliose) sebesar
0,67%.
45.00 40.34
Persentase penutupan %
40.00
35.00 33.33
30.00 24.29
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00 2.03
0.00
Hard Coral (HC) Algae (A) Other Fauna (OF) Abiotic (AB)
Kategori Mayor
perairan Pulau Selatan yaitu Hard Coral (HC) dengan persentase tutupan sebesar
39
sebesar 33,33%, sedangkan persentase Abiotic (AB) sebesar 24,29%, dan yang
35.00
31.64
30.00
Persentase penutupan %
15.00
10.00
5.99
5.00 4.18 3.05
2.82 1.69 1.58 2.03
0.79 0.45 0.11 0.45 0.45
0.00
Subkategori
tertinggi terdapat pada CA (Coraline Algae) yaitu sebesar 31,64%, dan nilai
40
Persentase penutupan berdasarkan bentuk tumbuh
25.00 22.94
20.00
15.00
Persentase Penutupan %
10.00
5.99
5.00 2.82 4.18 3.05
0.79 0.45 0.11
0.00
B) S) B) E) F) ) E) S)
(AC ( AC g (C g (C e (C (CM C M e (C
ng ive in sti
n
lio
s
siv
e a( as
iv
chi as anc r u Fo a hor m
ra
n m Br nc al lM lio
p ub
B Sub r al alE or o ra e als
C
ra or
a Co Co
r C
al
M
Co
r
p ho p h o r
ro ro C
Ac Ac
LifeForm
0,45%, dan nilai presentase penutupan terendah terdapat pada CF (Coral Foliose)
sebesar 0,11%.
41
4.7 Perbandingan Keempat Transek
46
44.81
45
Persentase tutupan %
44
43
42 41.37
41 40.34
40 39.08
39
38
37
36
Transek 1 Transek 2 Transek 3 Transek 4
Transek
penutupan terumbu karang tertinggi pada transek kedua dengan nilai penutupan
ketiga sebesar 41,37%, transek keempat sebesar 40,34% dan nilai persentase
sedang.
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dari ke-empat transek dalam kategori “sedang” dengan presentase tutupan karang
keras pada transek pertama sebesar 39,08%, transek kedua 44,81%, transek ketiga
presentase tutupan karang menggunakan aplikasi CPCe (Coral Point Count With
Excel Extension), hal yang perlu diperhatikan yaitu semakin banyak transek atau
data yang diambil maka dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam teknik
pengolahannya.
5.2 Saran
penelitian lanjutan tentang penggunaan metode foto transek di pulau Selatan agar
43
DAFTAR PUSTAKA
English et al.1997. Survey Manual For Tropical Marine Resources.
Kohler K, Gill S. M. 2005. Coral Point Count With Excel Extensions (Cpce): A
Visual Basic Program For The Determination Of Coral And Substrate
Coverage Using Random Point Count Methodology. National Coral Reef
Institute, Nova Southeastern University Oceanographic Center, Dania
Beach, FL 33004, USA.
44
Ramadhani.A,Luthfi.O,Utama.R.2019.Pengunaan Program CPCe (Coral Point
Count With Excel Extensions) Untuk Mengetahui Kondisi Terumbu
Karang Di Perairan Sekitar Pulau Batam. Pusat Penelitian Oseanografi-
LIPI, Jl.Pasir Putih,Indonesia,
Giyanto.2010. Evaluasi Metode Transek Foto Bawah Air Untuk Penilaian Kondisi
Indonesia, 35 hlmn.
Loya Y.1978 Plotless and transect methods, Di dalam : Stoddart DR, Johannes
RE, editor. Coral Reefs; Research Methods. Paris: UNESCO. Hlm. 197-
217.
45