Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

TEORI EKONOMI MIKRO

TEORI EKONOMI MIKRO

Teori ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku ekonomi
dari setiap unit pengambilan keputusan secara individu seperti konsumen, pemilik sumber
daya, dan perusahaan dalam suatu perekonomian bebas.

Teori ini berpegang teguh pada mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran.

Arus sirkulasi kegiatan ekonomi :

ANALISIS EKONOMI MIKRO

• Teori Harga : Teori ini bertugas untuk melihat terjadinya interaksi antara penawaran
dan permintaan atas produk baik barang maupun jasa dalam suatu pasar.
• Teori Produksi : Teori ini bertugas untuk menganalisis berapa besar biaya yang
dibutuhkan untuk kegiatan produksi serta tingkat produksi optimal yang bisa
dilakukan produsen sehingga bisa mendapatkan tingkat laba maksimal.
• Teori Distribusi : Teori ini membahas tentang tingkat upah gaji atau upah yang harus
dibayarkan kepada tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada pemilik
modal atau pihak yang memberikan bantuan modal, serta tingkat kemakmuran yang
berasal dari pengusaha.

RUANG LINGKUP EKONOMI MIKRO

Ruang lingkup ekonomi mikro membahas hal-hal seputar perilaku konsumen dan pasar pada
sektor perorangan atau perusahaan

• Permintaan dan Penawaran


• Teori Produksi
• Elastisitas Harga
• Teori Perilaku Konsumen
• Pasar
• Mekanisme Harga

MASALAH POKOK EKONOMI

Kelangkaan (scarcity) adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya
untuk memuaskan semua kebutuhan kita.

Kondisi ini menimbulkan lima pertanyaan yaitu:

1. Apa yang harus diproduksi?


2. Bagaimana memproduksi?
3. Untuk siapa diproduksi?
4. Bagaimana membagi produksi dari waktu ke waktu?
5. Bagaimana mempertahankan serta mendukung pertumbuhan mekanisme harga?

APA ITU PASAR?

Pasar adalah kumpulan pembeli dan penjual yang, melalui interaksi aktual atau potensial
mereka, menentukan harga suatu produk atau serangkaian produk.

Fungsi utama pasar antara lain:

• Menetapkan harga.
• Mengorganisasi produksi.
• Mendistribusi produksi.
• Menyelenggarakan penjatahan.
• Menyediakan barang dan jasa untuk masa depan.

JENIS-JENIS PASAR

Berdasarkan :

1. Jenis Barangnya :
• Pasar homogen: suatu pasar yang menjual satu jenis barang saja.
• Pasar heterogen: suatu pasar yang menjual berbagai jenis barang.
2. Jenis Kegiatannya :
• Pasar konkret: suatu pasar di mana terdapat berbagai jenis barang yang
diperjualbelikan serta dapat dibeli oleh pembeli.
• Pasar abstrak: suatu pasar di mana terdapat para pedagang yang tidak
menawar berbagai jenis barang yang dijual serta tidak membeli secara
langsung, namun hanya menggunakan surat dagangan saja.
3. Cara Transaksinya :
• Pasar tradisional: suatu pasar di mana tempat tersebut merupakan bertemunya
para penjual dan pembeli serta terdapat transaksi jual beli langsung serta pada
umumnya terjadi proses tawar menawar.
•Pasar modern: suatu pasar di mana penjual dan pembeli tidak bertransaksi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang terdapat dalam
barang tersebut, berada dalam bangunan serta pelayannya dilakukan secara
mandiri dan dapat juga dilayani oleh pramuniaga.
4. Barang yang diperjualbelikan :
• Pasar barang konsumsi: suatu pasar yang memperjualbelikan berbagai jenis
barang yang dapat dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
• Pasar sumber daya produksi: suatu pasar yang memperjualbelikan faktor-
faktor produksi.
5. Waktu Pelaksanaannya :
• Pasar harian
• Pasar bulanan
• Pasar tahunan
• Pasar sementara (temporer)
6. Ruang Lingkupnya :
• Pasar lokal: suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1 kota
tempat produk tersebut dihasilkan.
• Pasar daerah: suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1
daerah produk tersebut dihasilkan.
• Pasar nasional: suatu pasar yang membeli dan menjual di dalam 1 negara
tempat produk tersebut dihasilkan.
• Pasar internasional: suatu pasar yang membeli dan menjual produk dari
berbagai negara.

HARGA RIIL DAN HARGA NOMINAL

Harga nominal adalah harga yang dikenakan pada saat ini.

Harga riil adalah harga relatif terhadap ukuran agregat harga (tingkat inflasi).

Ukuran agregat harga yang digunakan untuk mengonversi harga nominal menjadi harga riil
tergantung pada jenis produk yang ada periksa.

• Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah ukuran agregat harga yang digunakan untuk
produk atau layanan yang biasanya dibeli oleh konsumen.
• Indeks Harga Produsen (IHP) adalah ukuran agregat harga yang digunakan untuk
produk atau layanan yang biasanya dibeli oleh produsen.

PENTINGNYA MEMPELAJARI EKONOMI MIKRO

Bagi pelaku ekonomi, ada banyak manfaat dari mempelajari teori ekonomi mikro, antara lain:

1. Merumuskan kebijakan ekonomi.


2. Sebagai dasar untuk membuat peramalan.
3. Untuk memeriksa syarat kemakmuran perekonomian.
4. Sebagai alat pengatur manajemen.
5. Mempelajari perilaku seseorang sebagai konsumen.
6. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa.
7. Mempelajari proses harga barang dan jasa dapat terbentuk.
8. Mempelajari produsen dalam menentukan tingkat produksi.
9. Mempelajari bagaimana rumah tangga atau konsumen dalam mengalokasikan dana.

BAB 2
TINJAUAN EKONOMI MIKRO

KURVA PERMINTAAN
Kurva permintaan menunjukkan seberapa besar konsumen mau membeli barang/jasa ketika
harga per unit berubah.
Hubungan antara harga jual barang/jasa dengan kuantitas barang/jasa yang dapat dibeli oleh
konsumen pada titik harga per unit tertentu dapat ditulis dengan persamaan: QD = a – bP
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang antara lain harga barang, harga
barang lain, selera konsumen, pendapatan, ekspektasi, dan faktor non ekonomi.

Perhatikan bahwa kurva permintaan (D) memiliki kemiringan negatif (miring ke bawah),
hal ini menunjukkan perilaku konsumen biasanya siap untuk membeli lebih banyak
barang jika harganya lebih rendah, begitu juga kebalikannya.
KURVA PENAWARAN
Kurva penawaran menunjukkan seberapa banyak jumlah barang yang mau produsen jual
ketika harga per unit berubah.
Hubungan antara harga jual barang/jasa dengan kuantitas barang/jasa yang mau dijual oleh
produsen pada titik harga per unit tertentu dapat ditulis dengan persamaan: QS = c + dP
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran antara lain biaya produksi, tingkat
persaingan, teknologi, ekspektasi pasar, dan faktor non ekonomi.
Perhatikan bahwa kurva penawaran (S) memiliki kemiringan positif (miring ke atas), hal ini
menunjukkan perilaku produsen yang mampu memproduksi dan menjual banyak
barang ketika harga tinggi, begitu juga kebalikannya.
MEKANISME PASAR DAN HARGA KESEIMBANGAN
Mekanisme pasar adalah kecenderungan di pasar bebas untuk harga berubah sampai pasar
seimbang yaitu sampai jumlah barang yang disediakan dan jumlah barang yang diminta
sama.
Mekanisme pasar umumnya digambarkan dengan persilangan kurva permintaan dan
kurva penawaran.

Titik di mana kurva permintaan dan kurva penawaran bertemu di mekanisme pasar disebut
harga keseimbangan (ekuilibrium).

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana mekanisme pasar dalam menyeimbangkan harga
dengan kuantitas:
• P0 adalah harga keseimbangan (ekuilibrium) yang menjadi patokan di mana pada
titik harga tersebut, baik konsumen mampu membeli seluruh barang yang diproduksi
oleh produsen.
• Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil
kesepakatan antara penjual dan pembeli di mana kuantitas yang ditawarkan dan
diminta sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik
keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi salah satu patokan pembeli dan
penjual dalam menentukan harga suatu barang.
• Pada posisi P1 (P > P0), produsen akan memproduksi barang dalam jumlah lebih dari
yang dapat dibeli oleh konsumen. Situasi ini disebut surplus. Ketika produsen tidak
dapat menjual semua barang yang mereka produksi, nilai barang yang tersisa akan
turun. Ini akan memberikan tekanan ke bawah pada harga ketika produsen berusaha
untuk saling mengalahkan produsen lain untuk menjual barang yang tersisa, membuat
konsumen bereaksi untuk membeli barang dalam jumlah banyak. Harga akan turun
hingga keseimbangan P0 tercapai.
• Pada posisi P2 (P < P0), konsumen akan membeli barang dalam jumlah lebih dari
yang dipasok oleh produsen. Situasi ini disebut kelangkaan. Ketika konsumen tidak
dapat membeli semua yang mereka inginkan, nilai barang yang tersisa akan naik. Ini
akan memberikan tekanan ke atas pada harga ketika konsumen berusaha untuk saling
mengalahkan konsumen lain untuk memperoleh barang yang tersisa, membuat
produsen bereaksi untuk memproduksi barang dalam jumlah banyak. Harga akan naik
hingga keseimbangan P0 tercapai.

HARGA KESEIMBANGAN
Untuk mencari harga keseimbangan antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran, dapat
digunakan persamaan:
QD = QS
a – bP = c + dP
Langkah 1, cari harga (P) keseimbangan dengan memindahkan konstanta a ke sisi yang sama
dengan konstanta c atau kebalikannya.
Langkah 2, setelah diketahui P, substitusikan P ke salah satu fungsi, baik itu permintaan atau
penawaran untuk mengetahui kuantitas (Q) keseimbangan.
BAB 3
PERMINTAAN DAN PENAWARAN PASAR

KURVA PERMINTAAN INDIVIDU


Kurva permintaan individu = Kurva permintaan
Perhatikan bahwa kurva permintaan (D) memiliki kemiringan negatif (miring ke bawah),
hal ini menunjukkan perilaku konsumen biasanya siap untuk membeli lebih banyak
barang jika harganya lebih rendah, begitu juga kebalikannya.
Pergerakan sepanjang kurva permintaan disebabkan oleh perubahan harga barang itu
sendiri.
Ketika harga barang turun (A ke B), maka terjadi pergerakan ke arah kanan bawah di
sepanjang kurva permintaan mengakibatkan kuantitas barang meningkat.
Begitu juga sebaliknya, jika harga barang naik (B ke A), maka terjadi pergerakan ke arah
kiri atas di sepanjang kurva permintaan mengakibatkan kuantitas barang menurun.
PERUBAHAN KURVA PERMINTAAN

Faktor yang mempengaruhi Perubahan Pada Kurva Permintaan Ketika


Permintaan Naik Turun
Bergerak ke kanan
Barang itu Sendiri Bergerak ke kiri atas
bawah
Harga Barang Subtitusi Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Barang
Bergeser ke kiri Bergeser ke kanan
Komplementer
Tingkat Pendapatan Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Selera Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Jumlah Penduduk Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Ekspektasi Konsumen atas Harga
Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Barang Itu Sendiri

Permintaan pasar adalah penjumlahan skedul-skedul permintaan individu yang terjadi di


suatu pasar.
KURVA PENAWARAN INDIVIDU
Kurva penawaran individu = Kurva penawaran
Perhatikan bahwa kurva penawaran (S) memiliki kemiringan positif (miring ke bawah), hal
ini menunjukkan perilaku produsen yang mampu memproduksi dan menjual banyak
barang ketika harga tinggi, begitu juga kebalikannya.
Pergerakan sepanjang kurva penawaran disebabkan oleh perubahan harga barang itu
sendiri.
Ketika harga barang baik (D ke E), maka terjadi pergerakan ke arah kanan atas di sepanjang kurva
penawaran mengakibatkan kuantitas barang meningkat.
Begitu pula sebaliknya, jika harga barang turun (E ke D), maka terjadi pergerakan ke arah kiri
bawah di sepanjang kurva penawaran mengakibatkan kuantitas barang menurun.
PERUBAHAN KURVA PENAWARAN

Faktor yang mempengaruhi Perubahan Pada Kurva Penawaran Ketika


Penawaran Naik Turun
Bergerak ke kanan
Barang itu Sendiri Bergerak ke kiri bawah
Harga atas
Barang Terkait Bergeser ke kiri Bergeser ke kanan
Biaya Produksi Bergeser ke kiri Bergeser ke kanan
Teknologi Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Jumlah Produsen Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Pajak Bergeser ke kiri Bergeser ke kanan
Kebijakan
Pemerintah Subsidi Bergeser ke kanan Bergeser ke kiri
Ekspektasi Produsen atas Harga
Bergeser ke kiri Bergeser ke kanan
Barang Itu Sendiri

Penawaran pasar adalah penjumlahan skedul-skedul penawaran individu yang terjadi di


suatu pasar.
BAB 4
KETIDAKPASTIAN DAN PERILAKU KONSUMEN
MENGGAMBARKAN RESIKO
Risiko adalah suatu keadaan ketidakpastian akibat sebuah proses yang sedang berlangsung
atau kejadian yang akan datang yang dapat menimbulkan suatu konsekuensi.
Dalam menggambarkan risiko, terdapat dua langkah penting:
1. Nilai yang diharapkan (expected value) adalah probabilitas rata-rata tertimbang dari
imbalan (payoff).
2. Variabilitas (variability) kemungkinan hasil adalah sejauh mana kemungkinan
hasil dari ketidakpastian situasi berbeda.
PROBABILITAS
Probabilitas adalah kemungkinan bahwa hasil yang diberikan akan terjadi.
• Probabilitas subyektif adalah persepsi bahwa suatu hasil akan terjadi didasarkan pada
penilaian atau pengalaman seseorang.
• Probabilitas obyektif adalah persepsi bahwa suatu hasil akan terjadi didasarkan pada tidak
hanya penilaian atau pengalaman seseorang tapi juga frekuensi peristiwa tertentu cenderung
terjadi.
NILAI HARAPAN (EXPECTED VALUE)
Imbalan (payoff) adalah nilai yang terkait dengan kemungkinan hasil.
Nilai harapan mengukur kecenderungan sentral – rata-rata imbalan atau nilai yang kita harapkan.
Probabilitas rata-rata imbalan atau nilai harapan dalam suatu peristiwa dapat ditulis dengan
persamaan: E(X) = Pr1X1 + Pr2X2 + ... + PrnXn
VARIABILITAS (VARIABILITY)
Perbedaan antara hasil yang diterima dengan nilai yang diharapkan (baik positif maupun
negatif) yang menggambarkan risiko disebut deviasi.
Deviasi sendiri, tidak dapat memberikan ukuran variabilitas karena deviasi kadang-kadang
positif dan kadang-kadang negatif.
Untuk menghilangkan negatif dalam deviasi sehingga angka tersebut dapat digunakan untuk
mengukur variabilitas maka kita kuadratkan tiap deviasi
Untuk mengukur variabilitas, kita harus menghitung standar deviasi yaitu akar dari rata-rata
tertimbang kuadrat dari deviasi hasil yang terkait dengan setiap hasil dari nilai yang
diharapkan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ATAS RISIKO
Pengambilan keputusan seseorang atas risiko dipengaruhi oleh pertimbangan antara nilai
yang diharapkan dan variabilitas risiko.
Selain dipengaruhi oleh nilai yang diharapkan dan variabilitas risiko, sikap orang menghadapi
risiko juga memengaruhi keputusan yang mereka ambil.
PREFERENSI RISIKO
Sikap orang berbeda-beda dalam kesediaan mereka menanggung risiko. Preferensi risiko
orang menghadapi risiko dibagi menjadi tiga:
1. Seseorang yang enggan mengambil risiko (risk averse): seseorang yang lebih
memilih penghasilan tertentu daripada pendapatan berisiko dengan nilai yang
diharapkan sama.
2. Seseorang yang netral melihat risiko (risk neutral): seseorang yang acuh tak acuh
antara penghasilan tertentu dan pendapatan berisiko dengan nilai yang diharapkan
sama.
3. Seseorang yang suka mengambil risiko (risk taker): seseorang yang lebih memilih
penghasilan berisiko daripada pendapatan tertentu dengan nilai yang diharapkan
sama.
PREMI RISIKO
Premi risiko adalah jumlah uang yang akan dibayarkan oleh orang yang menolak risiko
untuk menghindari pengambilan risiko
MENGURANGI RISIKO
Terdapat tiga cara yang digunakan konsumen dan bisnis untuk mengurangi risiko:
1. Diversifikasi (diversification): praktik mengurangi risiko dengan mengalokasikan
sumber daya untuk berbagai kegiatan yang hasilnya tidak terkait erat.
2. Asuransi (insurance): praktik mengurangi risiko dengan membayar premi kepada
pihak ketiga yang bertanggung jawab jika pembayar premi mengalami risiko.
3. Nilai informasi (value of information): perbedaan antara nilai yang diharapkan dari
suatu pilihan ketika ada informasi yang lengkap dan nilai yang diharapkan ketika
informasi tidak lengkap.
BAB 5
TEORI PRODUKSI
TEORI PERUSAHAAN
Teori perusahaan adalah penjelasan tentang bagaimana perusahaan membuat keputusan
produksi yang meminimalkan biaya dan bagaimana biayanya bervariasi dengan outputnya.
Keputusan produksi perusahaan paling baik dalam tiga langkah:
1. Teknologi Produksi menggambarkan bagaimana input dapat diubah menjadi output.
2. Batasan Biaya menggambarkan alasan perusahaan memproduksi output dalam
jumlah tertentu.
3. Pilihan Input menggambarkan alasan produsen menggunakan input dalam jumlah
tertentu dalam memproduksi outputnya
TUJUAN DAN FAKTOR PRODUKSI
Tujuan perusahaan yang paling dasar adalah mengubah input (bahan baku) menjadi
output (produk).
Faktor produksi adalah interaksi antara input (bahan baku) ke dalam proses produksi.
Faktor produksi terbagi ke dalam beberapa kategori:
• Tenaga kerja (Labor)
• Bahan baku (Raw material)
• Modal (Capital)
• Teknologi (Technology)
FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan output tertinggi yang dapat dihasilkan
perusahaan untuk setiap kombinasi input yang ditentukan.
Persamaan ini menghubungkan kuantitas output dengan jumlah input yang digunakan
dalam proses produksi.
ANALISA PRODUKSI
Analisa produksi adalah waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk menyesuaikan
jumlah faktor produksinya untuk menghasilkan produk yang berbeda.
Dalam mempertimbangkan hal ini, analisa produksi dibagi dua periode:
• Jangka pendek: periode waktu di mana jumlah satu atau lebih faktor produksi tidak
dapat berubah. Faktor produksi dalam jangka pendek satu atau lebih yang tidak bisa
bervariasi disebut input tetap.
• Jangka panjang: periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat semua faktor
produksi sesuai dengan hasil produksi yang diinginkan.
PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL
Ketika perusahaan memutuskan berapa banyak input tertentu untuk dibeli, perusahaan harus
membandingkan manfaat yang akan dihasilkan dengan biaya input tersebut. Dalam contoh
ini, kita gunakan 2 input produksi yaitu modal (C) dan tenaga kerja (L).
Ketika salah satu modal tetap tetapi tenaga kerja adalah variabel, salah satu cara perusahaan
dapat menghasilkan lebih banyak produk adalah dengan meningkatkan input variabelnya.
Proses ini disebut produksi dengan satu input variabel.
Dalam proses ini perlu dicari dua hal:
• Rata-rata produk (average product): output per unit dari input tertentu.
• Marginal produk (marginal product): output tambahan yang dihasilkan sebagai
input tambahan per satu unit.
HUBUNGAN ANTARA RATA-RATA PRODUK DAN MARGINAL PRODUK
Rata-rata produk adalah total produk dibagi dengan jumlah input tenaga kerja (mis.,
69/3=23, dst).
Rata-rata produk diberikan oleh kemiringan garis yang ditarik dari titik asal ke titik yang
sesuai pada kurva total produk.
Marginal produk adalah perubahan total produk yang dihasilkan dari peningkatan satu
unit tenaga kerja (mis., Δq = 69-40 = 29 / ΔL = 3-2 = 1 → Δq/ ΔL = 29/1 = 29).
Marginal produk pada suatu titik diberikan oleh kemiringan total produk pada titik tersebut.
Hubungan antara rata-rata produk dan marginal produk adalah ketika marginal produk
lebih besar dari rata-rata produk, rata-rata produk meningkat. Begitu juga sebaliknya.
THE LAW OF DIMINISHING RETURN
Hukum manfaat yang berkurang (the law of diminishing return) adalah prinsip bahwa
seiring penggunaan input meningkat dengan input lainnya diperbaiki, tambahan yang
dihasilkan pada output pada akhirnya akan berkurang.
Hukum manfaat yang berkurang dapat dijelaskan dalam tiga tahap produksi:
1. Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2. Produksi total pertambahannya
3. Produksi total semakin lama semakin berkurang
PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL
Dalam analisa produksi jangka panjang, semua input operasional yang digunakan untuk
menghasilkan output yang sama adalah variabel. Dalam contoh ini, kita gunakan 2 input
produksi yaitu modal (C) dan tenaga kerja (L).
Proses ini disebut produksi dengan dua input variabel. Perusahaan dapat menghasilkan
output dengan menggabungkan jumlah tenaga kerja dan modal yang berbeda.
Kurva menunjukkan semua kemungkinan kombinasi input yang menghasilkan output yang
sama disebut kurva isoquant.
Peta isoquant adalah grafik yang menggabungkan sejumlah isoquant, digunakan untuk
menggambarkan fungsi produksi.
KURVA ISOQUANT
Ciri-ciri kurva isoquant antara lain:
• Mempunyai kemiringan negatif
• Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah
output
• Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya
• Isoquant cembung ke titik asal (nol)
• Isoquant yang lebih tinggi menunjukkan output yang lebih besar dan terjadi
sebaliknya
KURVA ISOQUANT KHUSUS
Dengan dua input yang dapat bervariasi, seorang manajer ingin mempertimbangkan untuk
mengganti satu input dengan input lainnya.
Dua kasus ekstrem fungsi produksi menunjukkan kisaran substitusi input yang mungkin
dalam proses produksi:
• Kurva isoquant substitusi sempurna adalah kurva isoquant di mana input untuk
produksi adalah pengganti yang sempurna untuk satu sama lain.
• Kurva fungsi produksi proporsi tetap (Kurva Leontief) adalah kurva isoquant di
mana hanya satu kombinasi input yang dapat digunakan untuk menghasilkan setiap
tingkat output sehingga berbentuk L.
SKALA OPERASI
Dalam jangka panjang, dengan semua variabel input, cara terbaik bagi perusahaan untuk
meningkatkan output adalah mengubah skala operasi dengan meningkatkan semua input ke
produksi secara proporsional. Pengubahan skala operasi dibagi menjadi tiga:
1. Peningkatan skala pengembalian adalah situasi di mana output lebih dari dua kali
lipat ketika semua input digandakan.
2. Skala pengembalian konstan adalah situasi di mana output berlipat ganda ketika
semua input digandakan.
3. Pengurangan skala pengembalian adalah situasi di mana output kurang dari dua
kali lipat ketika semua input digandakan.
BIAYA PRODUKSI
Salah satu cara perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan adalah dengan meminimalkan
biaya produksi. Biaya produksi terkait dengan empat hal:
• Biaya eksplisit/akuntansi (accounting cost) adalah biaya aktual ditambah biaya
penyusutan untuk peralatan modal.
• Biaya implisit/ekonomi (economic cost) adalah biaya untuk perusahaan yang
memanfaatkan sumber daya ekonomi dalam produksi.
• Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya terkait dengan peluang yang
hilang ketika sumber daya perusahaan tidak dimanfaatkan sebaik mungkin.
• Biaya hangus (sunk cost) adalah biaya yang telah dibuat dan tidak dapat dipulihkan.

BAB 6
BIAYA PRODUKSI
FUNGSI BIAYA TETAP
Biaya tetap (fixed cost/FC) adalah biaya yang tidak bervariasi dengan tingkat output dan
hanya dapat dihilangkan ketika perusahaan tidak beroperasi lagi. Dikarenakan biaya ini
jumlah totalnya tetap meskipun volume kegiatannya berubah-ubah, maka kurva fungsi biaya
tetap berupa garis horizontal.
FUNGSI BIAYA VARIABEL
Biaya variabel (variable cost/VC) adalah biaya yang bervariasi karena output bervariasi.
Dikarenakan biaya ini jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan, maka kurva fungsi biaya variabel berupa garis lurus ke kanan atas. Contohnya biaya
bahan baku, biaya bahan pembungkus (kemasan) dan label, dll.
FUNGSI BIAYA TOTAL
Biaya total (total cost/TC) adalah total biaya ekonomi produksi, terdiri biaya tetap dan
variabel dengan persamaan matematis:
TC = FC + TVC atau TC = FC + (VC x Q)
Contoh Kasus 1:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000 dan biaya variabel per unit
Rp. 4.000. Berapa besar biaya totalnya?
Jawab:
TVC = VC x Q
TVC = Rp. 4.000 x 800 unit = Rp. 3.200.000
TC = FC + TVC
TC = Rp. 250.000 + Rp. 3.200.000 = Rp. 3.450.000
Contoh Kasus 2:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya variabel per unit Rp. 4.000. Berapa besar biaya
tetapnya jika biaya totalnya Rp. 3.450.000?
Jawab:
TVC = VC x Q → Rp. 4.000 x 800 unit = Rp. 3.200.000
TC = FC + TVC = FC + Rp. 3.200.000 = Rp. 3.450.000
FC = Rp. 3.450.000 – Rp. 3.200.000 = Rp. 250.000
FUNGSI BIAYA MARGINAL
Biaya marginal (marginal cost/MC) adalah peningkatan biaya yang dihasilkan dari
produksi satu unit tambahan output dengan persamaan matematis: MC = ΔTC/ ΔQ
Contoh Kasus 3:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000 dan biaya variabel per unit
Rp. 4.000. Kemudian perusahaan menambah produksinya menjadi 810 unit. Berapakah biaya
marginalnya?
Jawab:
ΔTC = TC2 – TC1 = Rp. 3.490.000 – Rp. 3.450.000 = Rp. 40.000
ΔQ = Q2 – Q1 = 810 unit – 800 unit = 10 unit
MC = ΔTC / ΔQ = Rp. 40.000 / 10 unit = Rp. 4.000
FUNGSI BIAYA TETAP RATA-RATA
Biaya tetap rata-rata (average fixed cost/AFC) adalah biaya tetap dibagi dengan tingkat
output dengan persamaan matematis: AFC = FC/Q
Contoh Kasus 4:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000. Berapa biaya tetap rata-
ratanya?
Jawab:
AFC = FC / Q
AFC = Rp. 250.000 / 800 unit = Rp. 312,5
FUNGSI BIAYA VARIABEL RATA-RATA
Biaya variabel rata-rata (average variabel cost/AFC) adalah biaya variabel dibagi dengan
tingkat output dengan persamaan matematis: AVC = VC/Q
Contoh Kasus 5:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya variabel Rp. 4.000. Berapa biaya variabel rata-
ratanya?
Jawab:
AVC = VC / Q
AVC = Rp. 4.000 / 800 unit = Rp. 5
FUNGSI BIAYA TOTAL RATA-RATA
Biaya total rata-rata (average total cost/ATC) adalah total biaya perusahaan dibagi dengan
tingkat output dengan persamaan matematis: ATC = TC/Q atau ATC = (FC + TVC)/Q
Contoh Kasus 6:
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya total Rp. 3.450.000. Berapa biaya total rata-
ratanya?
Jawab:
ATC = TC / Q
ATC = Rp. 3.450.000 / 800 unit = Rp. 4.312,5
BAB 7
MAKSIMISASI LABA
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah sebuah pasar dengan kondisi di mana penjual dan
pembeli jumlahnya sangat banyak dan jenis produknya yang dijual bersifat homogen (serupa)
serta adanya permintaan dan penawaran yang bergerak secara bebas.
Pasar persaingan sempurna bertumpu pada tiga asumsi dasar:
1. Penentuan harga (price taking) adalah penjual tidak memiliki pengaruh terhadap
harga pasar dan dengan demikian mengambil harga seperti yang diberikan.
2. Homogenitas/substitusi produk adalah ketika produk-produk dari semua penjual
dalam suatu pasar secara sempurna dapat digantikan satu sama lain maka perubahan
harga sekecil apapun pada produk akan berdampak besar pada bisnis mereka.
3. Entri (atau keluar) gratis adalah kondisi di mana tidak ada biaya khusus yang
menyulitkan penjual untuk memasuki (atau keluar) dari suatu industri/pasar.
MAKSIMISASI LABA
Maksimisasi laba adalah proses perusahaan dalam memilih tingkat output yang dihasilkan
untuk memaksimalkan laba.
Pemilihan tingkat output laba maksimum juga akan menentukan kombinasi input-input yang
akan digunakan untuk produksi output.
Maksimisasi laba didasarkan pada dua asumsi dasar:
• Prinsip keselamatan menyatakan bahwa perusahaan yang selamat sepanjang masa
adalah yang mencari laba tertinggi. Unit usaha yang tidak berorientasi laba akan
tergilas oleh perusahaan yang efisien.
• Laba yang rendah mengundang pengambilalihan perusahaan. Harga saham akan
rendah (jatuh) jika manajemen gagal menjalankan usahanya dengan efisien
(mendapatkan laba yang tertinggi).
HUBUNGAN MAKSIMISASI LABA DENGAN MINIMISASI BIAYA
Dalam mencapai tujuannya, produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu:
1) Prinsip maksimisasi laba yang menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah
ditentukan, dicapai laba maksimum.
2) Prinsip minimisasi biaya yang menyatakan target laba yang sudah ditentukan harus
dicapai dengan biaya minimum.
Keputusan maksimisasi laba atau minimisasi biaya sangat tergantung pada tujuan atau misi
yang diemban oleh perusahaan atau lembaga.
▪ Lembaga-lembaga yang berorientasi laba (profit oriented) menggunakan prinsip
maksimisasi laba.
▪ Lembaga-lembaga yang tidak berorientasi laba (non-profit oriented) menggunakan
prinsip minimisasi biaya.
MAKSIMISASI LABA JANGKA PENDEK
Prinsip maksimisasi laba jangka pendek diterapkan oleh perusahaan dengan 3 cara, antara
lain:
1) Membandingkan hasil penerimaan total (TR) dengan biaya total (TC).
Keuntungan maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan
total dengan biaya total adalah paling maksimum. Cara ini disebut pendekatan total
(totality approach).
2) Menunjukkan keadaan di mana hasil penerimaan marginal (MR) sama dengan
biaya marginal (MC). Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila
menambah produksinya ketika MR > MC. Cara ini disebut pendekatan marginal
(marginal approach).
3) Membandingkan biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P).
Perusahaan akan mencapai laba bila harga jual output lebih tinggi dari biaya rata-rata
(AC). Cara ini disebut pendekatan rata-rata (average approach).
FUNGSI MATEMATIS PENDEKATAN MARGINAL
MR = ΔTR / ΔQ dan MC = ΔTC / ΔQ
Keterangan :
Q = Kuantitas
TR = Penerimaan Total
TC = Biaya Total
MR = Penerimaan Marginal
MC = Biaya Marginal

Laba maksimum (atau kerugian minimal) dicapai apabila MR = MC sehingga Profit = TR -


TC.
Apabila MR > MC artinya perusahaan akan memperoleh tambahan keuntungan jika
melakukan pertambahan produksi.
Apabila MR < MC artinya perusahaan akan memperoleh tambahan keuntungan jika
melakukan pengurangan produksi.

FUNGSI MATEMATIS PENDEKATAN RATA-RATA


AC = TC / Q
Keterangan:
Q = Kuantitas
P = Harga
TC = Biaya Total
AC = Biaya Rata-rata
Laba maksimum (atau kerugian minimal) dicapai apabila Profit = (P – AC) x Q.
Apabila P > AC artinya perusahaan akan memperoleh tambahan keuntungan jika melakukan
pertambahan produksi.
Apabila P < AC artinya perusahaan akan memperoleh tambahan keuntungan jika melakukan
pengurangan produksi.
BAB 8
ANALISIS PASAR KOMPETITIF
EVALUASI UNTUNG DAN RUGI KEBIJAKAN PEMERINTAH
Dalam mengevaluasi dampak kesejahteraan dari kebijakan pemerintah, kita dapat
menggunakan model sederhana kurva permintaan dan penawaran.
Model ini dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai kebijakan pemerintah, antara lain:
1. Kontrol harga,
2. Harga minimum,
3. Program dukungan harga,
4. Kuota produksi atau program insentif untuk membatasi output
5. Tarif dan kuota impor
6. Pajak dan subsidi
SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN
❖ Bagi sebagian konsumen, nilai barang melebihi harga pasar dan konsumen bersedia
membeli pada tingkat harga tertentu untuk mendapatkan nilai barang tersebut. Situasi
ini disebut surplus konsumen.
❖ Surplus konsumen adalah total manfaat atau nilai yang diterima konsumen di luar
apa yang mereka bayar untuk barang.
❖ Sebaliknya bagi sebagian produsen, keuntungan melebihi harga pasar dan produsen
bersedia menjual pada tingkat harga tertentu untuk mendapatkan keuntungan tersebut.
Situasi ini disebut surplus produsen.
❖ Surplus produsen adalah keuntungan yang dinikmati oleh produsen dengan
menjual harga barang lebih rendah daripada harga pasar.
KONTROL HARGA
Dengan surplus konsumen dan produsen, kita dapat mengevaluasi dampak kesejahteraan dari
kebijakan pemerintah di pasar. Salah satu bentuk kebijakan pemerintah dalam ekonomi mikro
adalah kontrol harga.
Dalam kebijakan kontrol harga, bentuk yang paling umum digunakan adalah penetapan
harga maksimum (ceiling price) dan penetapan harga dasar (floor price).
Kebijakan kontrol harga pemerintah dapat menyebabkan beberapa perubahan yang dapat
dijelaskan dengan kurva permintaan dan penawaran, antara lain:
1. Perubahan pada surplus konsumen
2. Perubahan pada surplus produsen
3. Bobot kerugian (deadweight loss): kerugian bersih dari total surplus (konsumen
ditambah produsen).
KONTROL HARGA – PENETAPAN HARGA MAKSIMUM (CEILING PRICE)
Perubahan pada surplus konsumen: bagi konsumen dengan tingkat pendapatan rendah, hal
ini menguntungkan bagi mereka karena mereka masih bisa membeli. Namun bagi konsumen
dengan tingkat pendapatan tinggi yang mampu membeli hingga 30 bungkus mengalami
kerugian karena penjual hanya mau menjual rokok 15 bungkus saja.
Perubahan pada surplus produsen: bagi produsen, mereka akan menerima kerugian
dengan menerima pendapatan lebih rendah dikarenakan harga jual rokok di bawah harga
keseimbangan.
Bobot kerugian: kerugian yang konsumen alami digambarkan pada segitiga B dan kerugian
yang produsen alami digambarkan pada segitiga C.
KONTROL HARGA – PENETAPAN HARGA DASAR (FLOOR PRICE)
Perubahan pada surplus konsumen: bagi konsumen, mereka akan menerima kerugian
karena harga jual rokok di atas harga keseimbangan (mahal).
Perubahan pada surplus produsen: bagi produsen dengan tingkat jual rendah, hal ini
menguntungkan bagi mereka karena mereka memperoleh keuntungan yang besar. Namun
bagi produsen dengan tingkat jual tinggi yang mampu memproduksi hingga 30 bungkus
mengalami kerugian karena konsumen hanya dapat membeli 15 bungkus saja.
Bobot kerugian: kerugian yang konsumen alami digambarkan pada segitiga B dan kerugian
yang produsen alami digambarkan pada segitiga C.

KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH TIDAK LANGSUNG


Kebijakan ekonomi mikro kontrol harga yang dikeluarkan oleh pemerintah sifatnya langsung
mempengaruhi pasar. Ada beberapa kebijakan ekonomi mikro pemerintah yang tidak
langsung mempengaruhi pasar:
1) Kuota: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk membatasi jumlah produksi
barang atau jasa yang dijual di pasar. Bertujuan untuk menjaga tingkat harga.
2) Subsidi: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk bantuan keuangan
yang dibayarkan kepada suatu bisnis atau sektor ekonomi. Bertujuan untuk mencegah
kejatuhan suatu pasar.
3) Pajak: kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak
yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Bertujuan untuk melindungi produsen.
EFISIENSI DAN KEGAGALAN PASAR KOMPETITIF
Tujuan pasar kompetitif adalah untuk meraih efisiensi ekonomi yaitu maksimalisasi agregat
surplus konsumen dan produsen. Kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah
membantu pencapaian tujuan ini.
Ketika pasar kompetitif tidak didukung dengan kebijakan ekonomi, maka yang terjadi adalah
situasi kegagalan pasar.
Ada dua faktor penting di mana kegagalan pasar dapat terjadi:
1) Eksternalitas: biaya atau manfaat yang diambil oleh produsen atau konsumen yang
mempengaruhi produsen atau konsumen lain tetapi tidak diperhitungkan oleh harga
pasar.
2) Kekurangan informasi: kekurangan informasi tentang kualitas atau sifat suatu
produk sehingga tidak dapat membuat keputusan pembelian yang memaksimalkan
manfaat yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai