Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI,

PERKOLASI, REFLUKS, DAN SOKLETASI TERHADAP DAUN


KELOR (Moringa
oleifera, Lamk)

Reyhan Rahma Samudra-18930046

Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang Indonesia

Abstrak

Ekstraksi merupakan awal proses isolasi senyawa bioaktif yang berada pada
tumbuhan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara dingin dan panas. Tujuan dari
review jurnal ini adalah untuk mengetahui total ekstrak daun kelor (Moringa
oleifera, Lamk) dengan menggunakan metode ekstraksi dan hasil rendemennya.
Ekstrak daun kelor didapatkan dengan metode ekstraksi maserasi, sokletasi,
refluks dan perkolasi . Rendemen hasil ekstraksi maserasi sebesar 9,976% untuk
pelarut heksana dan 11,863% untuk pelarut methanol 80%. Rendemen hasil
ekstraksi perkolasi sebesar 3,525%. Rendemen hasil ekstraksi refluks sebesar
11,406% untuk pelarut heksana dan 12,808% untuk pelarut methanol 80%.
Rendemen hasil ekstraksi sokletasi sebesar 1,875%.

Kata kunci : Moringa oleifera, maserasi, perkolasi, refluks, sokletasi

PENDAHULUAN
metabolisme primer melibatkan
Tumbuhan umumnya senyawa metabolit primer, seperti
mengandung senyawa - senyawa karbohidrat, protein, lipid dan asam
kimia yang banyak ragamnya. nukleat. Sedangkan metabolisme
Senyawa kimia di dalam tumbuhan sekunder menghasilkan produk
dibentuk dan diuraikan melalui dua berupa metabolit sekunder, seperti
sistem metabolisme, yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid,
metabolisme primer dan steroid dan lain-lain (Kiswandono,
metabolisme sekunder. Proses A. A. 2011).

Tumbuhan Kelor (Moringa tumbuhan yang tumbuh baik di


oleifera, Lamk) adalah sejenis daerah tropis dan telah banyak
dikenal masyarakat dulu sebagai antioksidan (Kiswandono, A. A.
sayuran dan obat tradisional. 2011).
Tanaman kelor atau marongghi
Ekstraksi atau pemisahan
(Moringa oleifera), berasal dari
senyawa kimia dari sumber tanaman
kawasan sekitar Himalaya dan India,
merupakan awal proses isolasi
kemudian menyebar ke kawasan di
senyawa bioaktif yang berada pada
sekitarnya sampai ke Benua Afrika
tumbuhan, baik pada daun, biji, akar
dan Asia-Barat, termasuk Indonesia
ataupun batang. Beberapa pelarut
(Kiswandono, A. A. 2011).
organik yang sering digunakan
Tanaman kelor (Moringa sebagai ekstraktan seperti benzena,
oleifera Lam) telah dikenal selama toluena, petroleum eter,
berabad-abad sebagai tanaman metilenklorida, klorofrom, karbon
multiguna padat nutrisi dan tetraklorida, etil asetat dan dietil eter.
berkhasiat obat. Kelor dikenal Dalam pemilihan pelarut, hal-hal
sebagai The Miracle Tree atau pohon yang perlu dipertimbangkan adalah
ajaib karena terbukti secara alamiah selektifitas, sifat racun dan
merupakan sumber gizi berkhasiat kemudahannya untuk diuapkan.
obat yang kandungannya di luar Pelarut bersifat non polar akan
kebiasaan kandungan tanaman pada melarutkan sebagian besar senyawa
umumnya (Susanty, dkk. 2019). non polar, begitu pula dengan pelarut
Beberapa penelitian membuktikan polar akan melarutkan senyawa yang
bahwa kandungan senyawa pada bersifat polar (Kiswandono, A. A.
Moringa oleifera L berpotensi 2011).
sebagai obat dan mempunyai
Rendemen adalah perbandingan
bioaktivitas, diantaranya mempunyai
produk akhir yang diperoleh terhadap
aktivitas sebagai antiimflamasi,
bahan baku yang digunakan. Nilai
antifungi, antibiotik, antikanker, dan
rendemen yang diperoleh berdasar
berat kering bahan baku. Rendemen
produk berkaitan dengan metode
ekstraksi yang dipakai untuk
memisahkan senyawa kimia
(Kiswandono, A. A. 2011).

Perhitungan rendemen dilakukan 100% (Susanty, dkk. 2019).


dengan cara bobot ekstrak dibagi
METODE
dengan bobot bahan baku dikali
Metode dalam review ini 1. MASERASI
menggu berbagai literatur jurnal
Prosedur kerja pada ekstraksi
Nasional sabagai studi pustaka dan
maserasi yaitu sebanyak 20 - 25 g
juga menggunakan pencarian daring
sample kering yang telah dihaluskan
pada menu google dengan pencarian
dimaserasi dengan heksana sampai
sumber data menggunakan kata
bebas lemak. Ekstraksi dilakukan
kunci Ekstraksi Maserasi, Ekstraksi
sebanyak 4 kali ulangan. Ekstrak
Sokletasi, Ekstraksi Refluks,
yang dihasilkan disaring, kemudian
Ekstraksi Perkolasi, dan Ekstrak
filtratnya di pekatkan dengan
Daun Kelor (Moringa oleifera,
menggunakan labu penguap putar
Lamk).
pada suhu 40 oC sehingga diperoleh
PROSEDUR PENELITIAN ekstrak kasar dan dihitung
A. PERSIAPAN SAMPEL rendemennya. Ampasnya dikering
anginkan lalu setelah kering,
Daun dibersihkan dari kotoran
dimaserasi kembali dengan metanol
yang menempel dengan air yang
80% dengan cara yang sama seperti
mengalir sampai benar-benar bersih.
heksana. Filtrat yang dihasilkan lalu
Kemudian daun dikeringkan dengan
dipekatkan dan didapatkan ekstrak
cara diangin-anginkan dalam suhu
kasar dan dihitung rendemennya
kamar sampai benar-benar kering.
(Kiswandono, A. A. 2011).
Setelah kering daun kelor dihaluskan
menjadi serbuk dengan 2. PERKOLASI
menggunakan blender, dan kemudian Serbuk daun kelor per-dilapisi
di ayak, agar sampel dapat dipastikan dengan etanol 96% (1:20, w/v) pada
sudah benar-benar halus. suhu kamar (laju alir 1 ml/menit).
B. EKSTRAKSI Bagian lain dari pelarut itu
ditambahkan dan ekstraksi diulang
sampai ekstrak terakhir tidak
berwarna Ekstrak gabungan disaring
dan filtrat terkonsentrasi diuapkan di
bawah tekanan 75 mbar pada
temperatur 40oC menggunakan

evaporator vakum putar merk Buchi. diperoleh berat konstan (Susanty,


Ekstrak kental kemudian diuapkan dkk. 2019).
pada bak air mendidih sampai
3. REFLUKS
berwarna. Ekstrak disaring dan
Sebanyak 20 - 25 g sample
filtratnya terkonsentrasi diuapkan di
kering yang telah dihaluskan
bawah tekanan 75 mbar pada 40oC
dimasukkan kedalam labu bulat,
menggunakan evaporator vakum
ditambahkan heksana secukupnya
putar merk Buchi. Ekstrak kental
dan direfluks selama 7 jam. Ekstraksi
kemudian diuapkan pada bak air
dilakukan sebanyak 4 kali ulangan.
mendidih sampai diperoleh berat
Ekstrak yang dihasilkan disaring,
konstan (Susanty, dkk. 2019).
kemudian filtratnya di pekatkan
dengan menggunakan labu penguap HASIL DAN PEMBAHASAN
putar pada suhu 40 oC sehingga
Ekstraksi secara dingin pada
diperoleh ekstrak kental dan dihitung
prinsipnya tidak memerlukan
rendemennya. Ampasnya dikering
pemanasan. Hal ini diperuntukkan
anginkan lalu setelah kering,
untuk bahan alam yang mengandung
direfluks kembali menggunakan
komponen kimia yang tidak tahan
metanol 80% dengan cara yang sama
terhadap pemanasan dan bahan alam
seperti heksana. Filtrat yang
yang mempunyai tekstur yang lunak,
dihasilkan lalu dipekatkan sehingga
misalnya pada daun dan bunga.
didapatkan ekstrak kasar dan
Kelebihan metode ini adalah
dihitung rendemennya (Kiswandono,
sederhana, tidak memerlukan alat-
A. A. 2011).
alat yang rumit, relatif murah.
4. SOKLETASI Kelemahannya adalah dari segi
waktu dan penggunaan pelarut yang
Serbuk daun kelor diekstraksi
tidak efektif dan efisien. Contoh dari
dengan etanol 96% menggunakan
ekstraksi dingin diantaranya adalah
alat soxhlet (60-80oC) 1:50, w/v)
maserasi dan perkolasi. Pada
sampai ekstrak terakhir tidak
ekstraksi panas sampel yang
biasanya diekstraksi adalah sampel
yang mempunyai komponen kimia
yang tahan terhadap pemanasan dan
mempunyai tekstur yang keras,
misalnya pada biji, kulit dan akar.
Contoh dari ekstraksi panas

diantaranya adalah refluks dan 1. EKSTRAKSI MASERASI


sokletasi (Kiswandono, A. A. 2011).
Istilah maserasi berasal dari
bahasa latin “mecerare” yang artinya diimplementasikan dikalangan
mengairi, melunakkan, merupakan masyarakat (Sukeksi, dkk. 2017).
cara ekstraksi yang paling sederhana.
Mekanisme metode maserasi
Maserasi adalah ekstraksi suatu
adalah proses difusi pelarut ke dalam
bahan menggunakan pelarut dengan
dinding sel tumbuhan untuk
pengadukan pada suhu ruang. Waktu
mengekstrak senyawa-senyawa yang
maserasi berbeda-beda,
ada dalam tumbuhan tersebut.
masing-masing mencantumkan
Metode maserasi digunakan untuk
sekitar 4-10 hari. Pengadukan
mengekstrak senyawa yang kurang
dilakukan agar cepat mendapat
tahan terhadap panas, biasanya
kesetimbangan antara bahan yang
digunakan untuk sampel yang belum
diekstraksi dalam bagian sebelah
diketahui karakterisasi senyawanya
dalam sel dengan yang masuk ke
(Kiswandono, A. A. 2011).
dalam cairan. Keadaan diam tanpa
pengadukan selama maserasi Rendemen yang diperoleh dari
menyebabkan turunnya perpindahan hasil ekstraksi maserasi pada sampel
bahan aktif (Sukeksi, dkk. 2017) daun kelor dengan pelarut heksana
sebesar 9,976%. Dan dengan pelarut
Keuntungan utama metode
methanol 80% sebesar 11,863%
maserasi yaitu, prosedur dan
(Kiswandono, A. A. 2011).
peralatan yang digunakan sederhana,
hanya dibutuhkan bejana perendam, 2. EKSTRAKSI PERKOLASI
relatif hemat karena pelarut yang
Metode perkolasi merupakan
digunakan ialah air dan tidak
ekstraksi dingin atau ekstraksi yang
merusak struktur dari abu yang
tidak menggunakan panas, sehingga
diekstrak karena tanpa pemanasan
tidak merusak senyawa yang
sehingga dapat dengan mudah
terkandung di dalamnya [13], dan
diharapkan diperoleh ekstrak yang
sempurna dikarenakan waktu
kesetimbangan yang berlangsung
lama akibat dari penambahan cairan
penyari yang berlangsung terus
menerus untuk menghindari

terjadinya kejenuhan (Andhiarto, Y. yaitu mudah, sederhana, dan peluang


dkk. 2020). resiko pengotor sangat kecil karena
digunakan pelarut yang selalu baru
Keuntungan dari metode ini
(exhaustive extraction) pada kondensor dengan jangka waktu
temperatur ruangan (Novaryatiin, S., lebih cepat, biasanya 3–7 jam.
dkk. 2018).
Kelebihan metode ini adalah
Hasil yang diperoleh dari waktunya lebih singkat, terjadi
ekstraksi perkolasi pada sampel daun kontak langsung dengan pelarut
kelor 40 gram adalah bobot ekstrak secara terus menerus, dan pelarut
1.41 gram dengan rendemen sebesar yang digunakan lebih sedikit
3,525% (Susanty, dkk. 2019). sehingga efektif dan efisien
(Kiswandono, A. A. 2011).
3. EKSTRAKSI REFLUKS
Rendemen yang diperoleh dari
Refluks merupakan ekstraksi
hasil ekstraksi refluks pada sampel
dengan pelarut pada temperatur titik
daun kelor dengan pelarut heksana
didihnya, selama waktu tertentu
sebesar 11,406%. Dan dengan
dengan jumlah pelarut terbatas yang
pelarut methanol 80% sebesar
relatif konstan dan adanya
12,808% (Kiswandono, A. A. 2011).
pendinginan balik melalui
kondensor. Ekstraksi dapat 4. EKSTRAKSI SOKLETASI
berlangsung dengan efisien dan
Sokletasi adalah metode
senyawa dalam sampel secara lebih
ekstraksi panas yang tidak sesuai
efektif dapat ditarik oleh pelarut
bagi sampel tumbuhan yang
(Susanty, 2016).
mengandung senyawa termolabil.
Metode refluks digunakan untuk Selain itu juga membutuhkan alat
mengekstrak sampel yang relative khusus yaitu soklet. Metode sokletasi
tahan panas. Metode ini dilakukan merupakan ekstraksi panas yang
dengan cara menggodok sampel mengakibatkan kehilangan
dalam suatu pelarut yang diletakan senyawa-senyawa volatile lebih
dalam wadah dan dilengkapi dengan besar sehingga persentase susut
pengeringan semakin kecil. Metode
ini memiliki keuntungan yaitu
penggunaan pelarut sedikit, waktu
singkat dan menyari lebih sempurna
(Verawati, V., dkk. 2017).

Hasil yang diperoleh dari 0,75 gram dengan rendemen sebesar


ekstraksi sokletasi pada sampel daun 1,875% (Susanty, dkk. 2019).
kelor 40 gram adalah bobot ekstrak
KESIMPULAN
Andhiarto, Y., Andayani, R., &
Kesimpulan dari review jurnal
Ilmiyah, N. H. 2020. UJI
ini adalah ekstraksi dapat dilkukan
AKTIVITAS ANTIBAKTERI
dengan dua cara yaitu ekstraksi
EKSTRAK ETANOL 96%
dingin dan ekstraksi panas. Contoh
DAUN MIMBA (Azadirachta
ekstraksi dingin yaitu maserasi dan
indica A. Juss.) DENGAN
perkolasi. Contoh ekstraksi panas
METODE EKSTRAKSI
yaitu refluks dan sokletasi.
PERKOLASI TERHADAP
Rendemen yang diperoleh pada
PERTUMBUHAN
ekstraksi maserasi pada sampel daun
BAKTERI. Journal
kelor dengan pelarut heksana sebesar
9,976% dan dengan pelarut methanol Of Pharmacy Science And
80% sebesar 11,863%. Rendemen Technology, 2(1), 102-111.
yang diperoleh pada ekstraksi
Kiswandono, A. A. 2011.
perkolasi sebesar 3,525% dengan
Perbandingan dua ekstraksi yang
bobot sampel 40 gram dan bobot
berbeda pada daun kelor
ekstrak 1,41 gram. Rendemen yang
(Moringa oleifera, Lamk)
diperoleh pada ekstraksi refluks
terhadap rendemen ekstrak dan
dengan pelarut heksana sebesar
senyawa bioaktif yang
11,406% dan dengan pelarut
dihasilkan. Jurnal
methanol 80% sebesar 12,808%.
Rendemen yang dieproleh pada Sains Natural, 1(1), 53-60.
ekstraksi sokletasi sebesar 1,875%
Kiswandono, A. A. 2011. Skrining
dengan bobot sampel 40 gram dan
senyawa kimia dan pengaruh
bobot ekstrak 0,75 gram.
metode maserasi dan refluks
DAFTAR PUSTAKA pada biji kelor (moringa oleifera,
lamk) terhadap rendemen
ekstrak yang dihasilkan. Jurnal
Sains Natural, 1(2), 126-134.

Novaryatiin, S., Chusna, N., &


Amelia, D. 2018. Uji Daya
Hambat Ekstrak Etanol Daun
Mahkota Dewa (Phaleria

macrocarpa Boerl.,) terhadap aureus. Jurnal Surya Medika


bakteri Staphylococcus (JSM), 4(1), 28-35.
Sukeksi, L., Haloho, P. V., & Sirait, ANTIOKSIDAN DAUN
M. 2017. Maserasi Alkali dari SALAM (Syzygium polyanthum
Batang Pisang (Musa (Wight) Walp.).
paradisiaca) Menggunakan Jurnal Katalisator, 2(2), 53-60.
Pelarut Aquadest. Jurnal Teknik
Kimia USU, 6(4), 22-28.

Susanty, Fairus Bachmid. 2016.


Perbandingan Metode Ekstraksi
Maserasi Dan Refluks Terhadap
Kadar Fenolik Dari Ekstrak
Tongkol Jagung (Zea Mays L.).
Konversi, 5(2):87–93.

Susanty, S., Yudistirani, S. A., &


Islam, M. B. 2019. METODE
EKSTRAKSI UNTUK
PEROLEHAN KANDUNGAN
FLAVONOID TERTINGGI
DARI EKSTRAK DAUN
KELOR (Moringa oleifera
Lam). JURNAL
KONVERSI, 8(2), 6.

Verawati, V., Nofiandi, D., &


Petmawati, P. 2017.
PENGARUH METODE
EKSTRAKSI TERHADAP
KADAR FENOLAT TOTAL
DAN AKTIVITAS

Anda mungkin juga menyukai