Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Factor presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas
stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya
bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan
dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga
diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari
orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya
selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari
internal dan eksternal:
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh,
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
normal. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.
C. Jenis-jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku
seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah
perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetapi
merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang
dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai
berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri
sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah
dapat terjadi secara :
1. Situasional
Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya
harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami, sekolah, putus
hubungan kerja pada pasien yang dirawat dapat terjadi karena
privasi yang kurang diperhatikan pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan
tidak tercapai karena dirawat atau penyakit, perlakuan petugas
yang tidak menghargai (Makhripah D. dan Iskandar, 2012).
2. Kronik
Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri telah
berlangsung lama yaitu sebelum sakit dirawat. Pasien mempunyai
cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa
(Makhripah D. dan Iskandar, 2012)
E. Rentang respons
Keterangan:
F. Mekanisme koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
1. Jangka pendek :
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis :
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah
raga kontes popularitas.
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
penyalahgunaan obat-obatan.
2. Jangka Panjang :
a. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi dari orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
b. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan
harapan masyarakat.
3. Mekanisme Pertahanan Ego:
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.
SP 3 P
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
pasien
2. Melatih kemampuan
ketiga
3. Menganjurkan pasien
memasukan dalam
jadwal kegiatan
harian
TUM : Setelah 2x pertemuan SP 1 K
Keluarga mampukeluarga mampu : 1. Mendiskusikan
mengatasi harga diri
a. Mengidentifikasi masalah yang
rendah yang dialami kemampuan yang dirasakan keluarga
pasien dimiliki pasaien dalam merawat
TUK 1: b. Menyediakan fasilitas pasien
Keluarga mampu merawat untuk pasien 2. Menjelaskan
pasien dengan harga diri melakukan kegiatan pengertian, tanda dan
rendah di rumah c. Membantu melatih gejala harga diri
pasien rendah yang dialami
TUK 2 : d. Memberikann pasien bserta proses
Keluarga menjadi system reinforcement saat terjadinya
pendukung yang efektif pasien melakukan 3. Menjelaskan cara-
bagi pasien kegiatan cara merawat pasien
e. Membantu menyusun harga diri rendah
jadwal kegiatan pasien
SP 2 K
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien
dengan harga diri
rendah
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien harga
diri rendah
SP 3 K
1. Membantu keluarga
membuat jadwal
aktivitas dirumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow
up pasien setelah
pulang.