Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KETIDAKMAMPUAN

KELUARGA MENGENAL MASALAH KESEHATAN PADA LANSIA DENGAN

REMATIK (RHEUMATHOID ARTHRITIS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

TELUK DALAM BANJARMASIN

PROPOSAL

NAMA : ARUM EKA WULANDARI

NIM : 11409718004

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA

TAHUN 2021
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

Puskesmas Teluk Dalam didapatkan data 10 penyakit terbanyak pada

tahun 2019 dan 2020 yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Distribusi 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas Teluk Dalam


Banjarmasin Tahun 2019

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus


1 Hipertensi 2392
2 Batuk 1312
3 Non Insulin Dependent DM 1239
4 ISPA 813
5 Penyakit Gusi, Jaringan Periodontal dan Tulang Alveolar 810
6 Lipidemia 721
7 Darmatitis Lain, tidak spesifik (ekserna) 679
8 Gangguan Gigi dan Jaringan Penunjang lainnya 670
9 Dispepsia 647
10 Arthritis 597
Jumlah 9.880

Sumber : di Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin Tahun 2019

Berdasarkan tabel 1.1 data yang di peroleh dari Puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin, jumlah Arthritis tahun 2019 menduduki peringkat 10

dari 10 kasus terbanyak dari jumlah total 9.880 orang.

Tabel 1.2 Distribusi 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas Teluk Dalam


Banjarmasin Tahun 2020
No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 Hipertensi Esensial 2127
2 DM Tipe 2 1080
3 Dispepsia 739
4 Penyakit ISPA Akut Tidak Spesifik 605
5 Batuk 494
6 Artritis lainnya 421
7 Lipedemia 375
8 Dermatitis Lain 370
9 Penyakit Gusi Jaringan Periodontal dan Tulang Alveolar 276
10 Myalgia 273
  Jumlah 6.760
Sumber: di Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin Tahun 2020
Berdasarkan tabel 1.2 data yang di peroleh dari Puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin, jumlah Arthritis tahun 2020 menduduki peringkat 6

dari 10 kasus terbanyak dari jumlah total 6.760 orang.

Melihat begitu kompleksnya mengenai masalah kesehatan yang

diakibatkan oleh penyakit arthritis rheumatoid pada usia senja maka

diperlakukan perawatan yang baik dan dilaksanakan secara terus

menerus , sehingga masalah yang ada dapat teratasi dan penderita

mendapat penanganan yang benar dan baik melalui pelayanan kesehatan

dengan mencegah terjadinya komplikasi dan memburuknya prognosis

penderita. Maka penulis tertarik untuk mengkaji secara konferhensif pada

klien dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga dengan

ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada lansia

dengan rematik (rheumathoid arthritis) di wilayah kerja puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka

peneliti mengambil rumusan masalah bagaimana “ Asuhan keperawatan

keluarga dengan ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan

dengan penyakit rheumathoid arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin”.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

1. Tujuan Umum

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui “Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah kesehatan pada lansia dengan rematik

(Rheumatoid Artritis)”.

2. Tujuan khusus

a. Bagaimanakah pengkajian pada asuhan keperawatan

keluarga pada pasien lansia dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan pada penyakit

rematik (rheumathoid arthritis) diwilayah kerja puskesmas

Teluk Dalam Banjarmasin”.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada asuhan

keperawatan keluarga rematik (rheumathoid arthritis) di

wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin”.

c. menentukan intervensi pada asuhan keperawatan pada

keluarga rematik (rheumathoid arthritis) di wilayah kerja

Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin”.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada asuhan

keperawatan pada keluarga rematik (rheumathoid arthritis)

di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin”.

e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada asuhan

keperawatan pada keluarga rematik (rheumathoid arthritis)

di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin”.

f. Melakukan pendokumentasian keperawatan keluarga pada

asuhan keperawatan pada keluarga rematik (rheumathoid

arthritis) di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam

Banjarmasin”.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit

1. Pengertian

Rheumathoid Arthritis (RA) merupakan gangguan peradangan

kronis autoimun atau respon autoimun, dimana imun seseorang

bisa terganggu dan turun yang menyebabkan hancurnya organ

sendi dan lapisan pada sinovial, terutama pada tangan, kaki dan

lutut. Penyakit ini termasuk dalam penyakit degeneratif yang

terjadi akibat adanya perubahan pada sel tubuh salah satunya

penurunan sendi yang disebabkan oleh adanya proses penuaan d

an perubahan gaya hidup seseorang (Sakti & Muhlisin, 2019).

Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis pada lansia

mengalami penurunan. Masalah degeneratif dapat menurunkan

daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit. Hal ini

dikarenakan menurunnya fungsi tubuh dan terganggunya

psikologis pada lansia. Masalah yang sering terjadi pada penyakit

Rheumathoiid Arthritis pada lanjut usia salah satunya nyeri pada

persendian (Aspiani, 2014).

2. Etiologi

Menurut (Helmi, 2016) Penyebab (Rheumatoid Arthritis) tidak

diketahui. Faktor genetik, lingkungan, hormon, imunologi, dan

faktor-faktor infeksi mungkin memainkan peran penting.

Sementara itu, faktor sosial ekonomi, psikologis, dan gaya hidup

memengaruhi progresivitas dari penyakit.


f. Nodul subkutan pada daerah tonjolan tulang didaerah

anterior

g. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthrititis

rheumatoid

4. Patofisiologi

Faktor penyebab Reumathoid Artritis salah satunya yaitu

inflamasi non bakterial yang disebabkan oleh faktor usia,infeksi

endokrin,autoimun,metabolik dan faktor genetik serta lingkungan.

Reaksi peradangan dapat merangsang nyeri dan menyebabkan

kekakuan sendi yang dapat menimbulkan keterbatasan mobilitas

fisik, adanya peradangan yang menyebabkan cairan sinovial

menebal terjadinya pannus yang mengakibatkan nodul & kelainan

pada tulang & sendi lalu mengakibatkan deformitas perubahan

bentuk tulang yang dapat menggangu citra tubuh. Infiltrasi dalam

os. Subcondria dapat menggangu nutrisi pada kartilago artikularis

kerusakan kartilago dari tulang mengakibatkan melemahnya

tendon & ligamen bisa menimbulkan hilangnya kekuatan otot yang

dapat menimbulkan resiko cedera. (Aisah amaliyah putri,2019).


5. Pathway Rheumathoid Artritis

Inflamasi non-bakterial disebabkan oleh


usia,infeksi,endokrin,autoimun,metabolik,da
n faktor genetik,serta lingkungan

Artritis Reumatoid

Reaksi Peradangan

Merangsang Kekauan Sinovial menebal Kurang informasi


reseptor nyeri sendi/keterbatasan

Panus Defesiensi
Impuls ke Hambatan mobilitas Pengetahuan
medulla spinalis fisik

Thalamus
Nodul dan kelainan Infiltrasi dalam
pada tulang dan os.subcondria
sendi
Korteks Serebri

Deformitas Sendi Hambatan nutrisi


Respon Nyeri pada kartilago
artikularis

Perubahan bentuk
Nyeri tubuh
Kartilago nekrosis Kerusakan
kartilago dan
Gangguan citra tulang
tubuh

Tendon dan
ligamen
melemah

Hilangnya
kekuatan otot

Resiko cedera

Gambar 2.1 pathway

Sumber : (Aisyah amalyah putri,2019)


1) MRI: modalitas ini digunakan terutama pada pasien

dengan kelainan tulang belakang leher, pengenalan awal

erosi berdasarkan ittra MRI telah cukup divalidasi.

2) Ultrasonografi: hal ini memungkinkan pengakuan efusi

pada sendi yang tidak mudah diakses (misalnya: sendi

pinggul dan sendi bahu pada pasien obesitas) dan kista

(kista baker).

3) Bone scanning: temuan dapat membantu membedakan

inflamasi dari perubahan yang bisa menyebabkan

peradangan pada pasien dengan minimal pembengkakan.

4) Densitometry: temuan ayng berguna untuk membantu

mendiagnosis perubahan dalam kepadatan mineral

tulang mengindikasikan osteoporosis (Helmi, 2014).

9. Penatalaksanaan

Perawatan yang optimal pasien dengan reumautoid

arthritis membutuhkan pendekatan yang terpadu dalam terapi

farmakologis dan nonfarmakologis.

a. Farmakologis

1) DMARD’s merupakan ukuran yang paling penting dalam

pengobatan sukses RA. DMARD’s dapat memperlambat

atau menegah perkembangan kerusakan dan hilangnya

fungsi sendi. Terapi DMARD yang sukses dapat

menghilangkan kebutuhan untuk obat antiinflamasi atau

analgesic lainnya. Agen Xenobiotic DMARD’s, meliputi:


garam emas (misalnya, aurotiomalat,auranofin,lainnya):D-

Penisiliam:klorokuin dan

i. Fungsi ekonomi

Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan

penyakit. biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan untuk

mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainya.

j. Stres dan koping keluarga

1) Stresor yang dimiliki

2) Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor

k. Strategi koping yang digunakan

1) Strategi adaptasi disfungsional.

2) Pemeriksaan fisik

3) Pemeriksaan fisik umum

4) Pemeriksaan fisik khusus

l. Harapan keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas

kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang

terjadi. (Friedman, 2013)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik terhadap respon

individu, keluarga, dan komunitas mengenai masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan

sebagai dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan guna mencapai

hasil yang sebagai tanggung jawab perawat. (Andarmoyo. S, 2012)

Tipologi diagnosa keperawatan meliputi :

a) Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang

dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan perawat

dengan cepat.

b) Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan


yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah

keperawatan aktual dapat terjadi cepat apabila tidak segera

mendapat bantuan perawat.

c) Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari

keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatanna dan mempunyai sumber penunjang kesehatan

yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Diagnosa keperawatan yang sering muncul dengan rematik menurut

problem (Amin Huda, 2015) adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut

2. Resiko cedera

3. Defesiensi pengetahuan

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang

mengalami rematik pada problem (Amin Huda,2015) dan etiologi

(friedman, 2010) adalah :

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

2. Resiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

memodifikasi lingkungan

3. Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan

3. Intervensi keperawatan keluarga


Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi
No Keperawatan Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar

1 2 3 4 5 6
1 Nyeri akut Tujuan umum : Respon 1. Mengetahui 1. Identifikasi
berhubungan Setelah dilakukan kunjungan Verbal: tingkat nyeri karakteristik
dengan kerumah keluarga selama 4 x yang dialami nyeri yang
Ketidakmamp 50 menit diharapkan nyeri klien dialami klien
uan keluarga berkurang 2. Mengetahui 2. Kaji tanda
merawat keadaan tanda vital
anggota Tujuan Khusus: umum klien 3. Anjurkan
keluarga yang Setelah dilakukan tindakan
3. Makanan kepada klien
sakit keperawatan selama 6x50
bayam dan dan keluarga
menit keluarga mampu :
kacang untuk
1. Mengenal masalah Respon
kacangan menghindari
kesehatan Psikomotor :
dapat makanan
2. Mengambil keputusan menyebabkan seperti
3. Merawat anggota penyakit bayam dan
keluarga yang sakit rematik kacang
4. Memodifikasi 4. Kompres air kacangan
lingkungan hangat dapat yang dapat
5. Memanfaatkan fasilitas mengurangi menyebabka
kesehatan rasa nyeri n penyakit
5. Latihan fisik rematik
Respon:
Sikap mengurangi 4. Anjurkan
resiko keluarga dan
terjadinya klien untuk
rematik memberikan
kompres
hangat pada
bagian yang
nyeri
5. Anjurkan
klien untuk
melatih fisik
seperti
berjalan jalan
ringan agar
tidak terjadi
kekakuan
pada sendi
2. Resiko cidera Tujuan umum : Respon 1. Keluarga 1. Membantu
berhubungan Setelah dilakukan kunjungan Verbal mampu keluarga dalam
dengan kerumah keluarga selama 4 x mengambil memutuskan
ketidakmampu 50 menit diharapkan keluarga keputusan jika keputusan
an keluarga dapat memahami cara ada anggota yang tepat
memodifikasi memodifikasi lingkungan keluarga 2. Berikan
lingkungan dengan pendidikan
Tujuan Khusus: reumathoid kesehatan
Setelah dilakukan tindakan artritis dalam merawat
keperawatan selama 6x50 2. Keluarga anggota
menit keluarga mampu : Respon mampu keluarga
1. Mengenal masalah Psikomotor : merawat dengan
kesehatan anggota memfasilitasi
2. Mengambil keputusan keluarga lingkungan
3. Merawat anggota dengan berupa tongkat
keluarga yang sakit reumathoid sebagai alat
4. Memodifikasi artritiis bantu jalan
lingkungan 3. Keluarga 3. Membantu
5. Memanfaatkan fasilitas mampu keluarga
Respon:
kesehatan mengubah mengenal dan
Sikap
faktor mengubah
lingkungan faktor
yang lingkungan
menyebabkan yang
reumathoid menyebabkan
artritis reumathoid
4. Keluarga artritis
mampu 4. Membantu
memanfaatka keluarga dalam
n fasilitas memanfaatkan
kesehatan fasilitas
dalam kesehatan
mengatasi dalam
reumathoid mengatasi
artritis reumathoid
artritis
3. Defesiensi Tujuan umum : Respon: 1. Keluarga dapat 1. Memberikan
pengetahuan Setelah dilakukan kunjungan Verbal

Anda mungkin juga menyukai