Anda di halaman 1dari 2

Tamadhir Thaharanil BM

11170340000080
UAS_METODE_ISTINBATH_HUKUM_KELAS E

URGENSI MEMPELAJARI METODE ISTINBATH HUKUM


Metode istinbath hukum termasuk ke dalam pembahasan ushul fiqh yang mana
terdapat pembahasan tentang dalil dan yang berkaitan dengannya. Mencakup apa saja
yang dapat dijadikan sebagai dalil, baik yang disepakati maupun yang masih
diperdebatkan. Pembahasan hukum dan yang berkaitan dengannya. Mencakup
pembahasan pengertian hukum syariat, jenis-jenis hukum syariat, tujuan (maqashid)
hukum syariat, rukun-rukun hukum mencakup al hâkim (siapa yang berhak menjadi
sumber hukum), mahkum fih, dan mahkum alaih. Urgensitas dalam mempelajari Metode
Istinbath Hukum ialah menangkap pesan-pesan yang disampaikan Allah melalui
perantara Nya yaitu Al-Qur'an dan sunnah yang mana berhubungan dengan amaliyah
kehidupan sehari-sehari , hubungan antara makhluk dengan sang Kholiq, dan bukan pada
masalah aqidah . Manusia dengan potensi akal yang diberikan oleh Allah SWT, akan
menemukan/mengkreasi hal-hal baru. Banyak permasalahan yang terjadi saat ini tidak
terjadi pada masa Rasulullah, sehingga fenomena ini disebut dengan masalah
kontemporer. Tentu saja umat Islam memerlukan jawaban konkrit terkait dengan
permasalahan hukum yang sifatnya kontemporer artinya kasus atau peristiwa masa kini
yang belum terdapat penjelasannya secara tegas dalam al Quran dan as-Sunnah serta
belum dibahas status hukumnya olah para ulama di masa lalu . Adapun guna mempelajari
Metode Istinbath Hukum adalah untuk mengetahui alasan-alasan terhadap hukum yang
ditetapkan, Untuk mengetahui posisi hukum yang ditetapkan, Untuk mengetahui proses
penetapan hukum, Untuk menelusuri metode istinbath yang dipakai oleh para ulama
dalam menetapkan hukum, dan Sebagai solusi bagi persoalan-persoalan yang belum ada
hukumnya.

URGENSI MEMPELAJARI PEMBAHASAN QATH'I DAN ZHANNI


Dalam perspektif ushuliyah konsep qath’iy dan zhanniy adalah salah satu perangkat
untuk melihat dan memastikan sesuatu muatan hukum yang ditunjukkan oleh nash.
Dalam pandangan ulama kedudukan urgensitas qath’iy dan zhanniy adalah untuk melihat
segi eksistensi nash dan segi dilalahnya sebagai landasan penetapan hukum. Dari segi
eksistensinya, semua nash al-Qur’an dan hadits-hadits mutawatir adalah digolongkan
kepada Qath’iy al-tsubut atau qath’i al-wurud. Sementara hadits-hadits Ahad dan
masyhur, karena ia tidak mencapai tingkat mutawatir, maka ia digolongkan kepada
zhanniy al-wurud. Nash-Nash yang digolongkan kepada qath’i al-tsubut adalah nash yang
keberadaannya pasti dan tidak boleh mengingkarinya. Sementara nash digolongkan
kepada zhanniy al-wurud adalah nash-nash yang keberadaannya, boleh jadi,
diperdebatkan oleh kalangan Ulama. Kemudian, nash dari segi dilalahnya dapat
dibedakan kepada Qath’iy al dilalah dan zhanniy al-dilalah.

Anda mungkin juga menyukai