Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

PEMODELAN MATEMATIKA

Tentang

Permasalahan Pembelajaran Matematika Tingkat SMA”

HUMAIRA MAULINA 1814040032

Dosen Pengampu :

Juli Afriadi, M.Pd

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA (A)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN IMAM BONJOL PADANG

1442 H /2021 M
Jurnal 1
Judul : Kemampuan Pemodelan Matematika Dalam Realistic Mathematic Education
(RME)

Model matematika sebenarnya telah dipelajari siswa sejak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD),
misalnya ketika mereka menuangkan soal-soal ceritake dalam perumusan matematika. Bahkan,
dalam kehidupan sehari-hari secaratidak sadar siswa telah melakukan pemodelan matematika.
Abrams (2001) menyatakan bahwa suatu model matematika merepresentasikan suatu situasi
secara simbolik, secara grafik, dan atau secara numerik untuk menguatkan suatu aspek yang
pokok dan untuk dipelajari dengan mengenyampingkan hal-hal yang kurang penting.

Pemodelan matematika merupakan bidang matematika yang berusaha untuk merepresentasikan


dan menjelaskan sistem-sistem fisik atau problempada dunia realdalam pernyataan matematik,
sehingga diperoleh pemahaman dari problem dunia realmenjadi lebih tepat (Widowati dan
Sutimin, 2007). Representasi matematika yang dihasilkan dari proses ini dikenal kenal dengan
model matematika.

Dalam RME, pemodelan merupakan salah satu karakteristik yang mempunyai peranan penting
dalam membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan matematika.Bagi siswa yang
memiliki kemampuan kognitif tinggi model konkret mungkin tidak banyak membantu malah
mungkin membosankan dan bahkan dengan model abstrak atau tanpa pemodelan dimungkinkan
siswa dapat menyelesaikan permasalahan.

Jurnal 2

Judul : Kemampuan Pemodelan Matematika Siswa Dengan Strategi Scaffolding With A


Solution Plan Pada Materi Trigonometri Di Kelas X SMAN 2 Palembang

Kemampuan pemodelan matematika diukur melalui tes bentuk uraian dan penskorannya
mengacu pada 4 indikator kemampuan pemodelan matematika yang dibuat oleh Maaß (2006)
yaitu memahami masalah sebenarnya, menyiapkan model matematika, menyelesaikan soal
dengan model matematika, menafsirkan solusi. Dikarenakan adanya peran scaffolding dalam
pembelajaran sebelumnya yang membagi menjadi 4 langkah dalam menyelesaikan masalah
pemodelan dimana hal tersebut sesuai dengan karakteristik scaffolding menurut McKenzie dalam
Van Der Stuyf (2002) yaitu menyajikan rincian dengan jelas dan mengurangi kebingungan
peserta didik yaitu pendidik mengantisipasi masalah-masalah yang kemungkinan dihadapi
peserta didik dan kemudian memberikan petunjuk langkah demi langkah yang harus dilakukan
peserta didik untuk memenuhi harapannya.

Menurut Crouch dan Haines dalam Parlaungan (2008) mengatakan salah satu aspek kesulitan
siswa membuat pemodelan adalah interfase diantara masalah dunia real dan model matematika.
Kesulitan tersebut diakibatkan karena ketika tes tidak diberikannya bantuan yang mana menurut
Hartman dalam Sutiarso (2009) kelemahan strategi scaffolding salah satunya adalah siswa
terkadang kurang percaya diri menyelesaikan tugas-tugasnya bila bantuan dikurangi/dihilangkan.
Kesalahan lain yang dialami siswa pada kategori kurang dan sangat kurang adalah siswa tidak
mampu dalam menggambarkan situasi permalahan yang mana penyebabnya dikarenakan siswa
tidak memahami soal sehingga siswa sulit membuat model matematika (Puspitasari, dkk 2015).

Jurnal 3

Judul : Pembelajaran Program Linear Menggunakan Aplikasi Komputer Geogebra

Program linear mempunyai peranan yang sangat penting dalam matematika dan banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
materi program linear diajarkan pada siswa kelas XII IPA/IPS. Sedangkan untuk kurikulum
2013, materi ini terdapat di kelas XI.

Contoh Soal:

Seorang pengusaha roti menjual dua jenis roti. Roti cokelat dan roti vanilla. Gerobaknya hanya
dapat menampung 45 buah roti. Dibutuhkan 60 gram tepung untuk membuat roti cokelat dan 20
gram untuk membuat roti vanilla, sementara persediaan tepung hanya 1200 gram. Jika sebuah
roti cokelat memberi keuntungan Rp 1000; dan roti vanilla memberikan keuntungan Rp 2500;
berapa banyak masing-masing roti yang harus dijual agar memberikan keuntungan maksimal?

Dari soal di atas maka dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

Misalkan: x = Jenis roti cokelat


y = Jenis roti vanilla

Fungsi tujuan z = 1000x + 2500y

Fungsi kendala: x + y ≤ 4560x + 20y ≤ 1200x ≥ 0y ≥ 0

Anda mungkin juga menyukai