Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan

merupakan sarana melaksanakan pelayanan belajar dan proses

Pendidikan. Pendidiikan itu meliputi kegiatan memperolek pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan berpikir. Hal ini tidak lepas dari

hubungannya dnegan literasi yang mana menurut Alberta, Literasi ialah

kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan

ketrampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta

kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan

potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Jadi sekolah yang bagus adalah sekolah yang mempu

mengembangkan semua kemampuan siswa yang mana kemampuan itu

tidak lepas dari kegiatan literasi yang dilakukan oleh sekolah demi

mengoptimalkan kemampuamn siswa – siswi di sekolah tersebut.

4.1 Profil Sekolah

SD Negeri 006 Bangsal Aceh merupakan lembaga pendidikan

dasar yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Dumai. Saat ini. SD Negeri 006 Bangsal Aceh

memiliki sarana dan prasarana sebagai pendukung pengembangan

keilmuan yang dibutuhkan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas

seperti perpustakaan, UKS, fasilitas seni dan olah raga; serta memiliki
2

pendidik dan tenaga kependidikan yang sudah memmiliki sertifikat

pendidik lebih dari 50 %.

SD Negeri 006 Bangsal Aceh didirikannya pada tahun 1983

dengan nama Sekolah SD Negeri 019 Bangsal Aceh nama Sekolah SD

Negeri 019 Bangsal Aceh berubah menjadi SD Negeri 006 Bangsal

Aceh dan pada tahun pelajaran 2002/2003

SD Negeri 006 Bangsal Aceh ini didirikan pada tahun 1983, namun

beroperasi pada tahun pelajaran 1995/1996 dengan kepala sekolah

pertamanya Umardin Rambe. Sejak berdiri hingga sekarang SD Negeri

006 Bangsal Aceh inisudah banyak mengalami perkembangan –

perkembangan yang signifikan mulai dari jumlah peserta didik, tenaga

Pendidik, dan Kependidikan semuanya sudah jauh berubah dari mulai

awal berdiri hingga berumur hampir tiga dasawarsa ini.

SD Negeri 006 Bangsal Aceh ini terletak di desa Rukuh Rejo,

kelurahan Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai,

dengan jarak tempuh dari pusat kota sekitar 13 km. Yang dulunya masih

jalan tanah sekarang sudah disemenisasi dan dapat diakses dengan

kendaraan bermotor maupun roda empat.

Sarana dan prasarana SD Negeri 006 Bangsal Aceh ini sudah

terbilang cukup lengkap untuk hitungan tingkat Sekolah Dasar yang

teletak di pelososk kota.


3

Dari awal beroperasi hingga sekarang SD Negeri 006 Bangsal

Aceh ini telah dipimpin oleh lima orang kepala sekolah. Hal ini dapat

dilihat dari tabel di bawah ini .

Tabel 4.1 : Daftar Nama Kepala Sekolah yang pernah bertugas di SD


Negeri 006 Bangsal Aceh sejak awal beroperasi (1985)

No. NAMA PERIODE BERTUGAS


1 Umardin Rambe 1985 s/d 2003
2 Amiruddin 2004 s/d 2007
3 Best Jaya,Ama, Pd 2008 s/d 2014
4 Yelly Lafiani,S.Pd.SD 2014 s/d 2017
5 Suswarni, S.Pd.SD 2017 s/d sekarang
Sumber, laporan tata usaha SD Negeri 006 Bangsal Aceh Dumai

4.2 Visi , Misi, Dan Tujuan Sekolah SD Negeri 006 Bangsal Aceh

1) Visi

Mewujudkan sekolah yang unggul dalam prestasi, berakhlak,

berbudaya, terpercaya, dan berwawasan lingkungan.

2) Misi

a. Meningkatkan kualitas guru secara profesional.

b. Memberdayakan siswa dalam meningkatkan prestasi akademik dan

non akademik.

c. Membiasakan siswa berperilaku yang lebih baik sesuai denngan

ajaran agama.

d. Membangun komunikasi dan kerjasama yang baik antara masyarakat

dan sekolah
4

e. Membiasakan siswa menciptakan lingkungan sekolah yang cinta

budaya daerah dan nasional.

f. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih,indah sehat, dan

nyaman yang berwawasan lingkungan.

3) Tujuan

a. Mengamalkan ajaran agama sebagai implementasi dari pembelajaran

Agama yang diperoleh.

b. Meraih prestasi dari bidang Imtaq dan Imtek minimal tingkat

kecamatan.

c. Memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan

untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

d. Membentuk kerjasama dengan masyarakat di lingkungan sekolah

demi kemajuan perkembangan peserta didik.

e. Mengondisikan sekolah sehingga menjadi sekolah yang diminati oleh

masyarakat sekitar.

f. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan

belajar siswa untuk mendukung pengembangan potensi peserta didik

agar berkembang secara optimal

4.3 Kondisi Guru dan Tenaga Kependidikan Sd Negeri 006 Bangsal

Aceh
5

SD Negeri 006 Bangsal Aceh memiliki tenaga pengajar sebanyak 9

orang dengan rincian 6 orang guru kelas dan 3 orang guru bidang studi.

Dan semua guru di SD Negeri 006 Bangsal Aceh ini sudah memiliki ijazah

S-1. dengan 5 orang guru kelas dan seorang guru Agama Islam yang

sudah sertifikasi . Demikian juga dengan kepala sekolahnya sudah

berijazah S- 1 dan juga sudah sertifikasi. Begitu juga dengan tata usaha SD

Negeri 006 Bangsal Aceh sudah PNS dan sekarang sedang menjalani

pendidikan S-1 administrasi, sedangkan yang terakhir adalah penjaga

sekolah, beliau masih honorer dan baru selesai sekolah SMK pada tahun

2020 ini menggantikan penjaga sekolah lama yang baru pensiun.

Tabel 4.2 Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri 006

Bangsal Aceh Dumai

NO NAMA STATUS IJAZAH JABATAN


1 Suswarni, S.Pd.SD PNS S-1 Kepala Sekolah
2 Siti Baheram,S.Pd PNS S-1 Guru kelas
3 Aslinda,S.Pd PNS S-1 Guru kelas
4 Asma Nelsy,S.Pd PNS S-1 Guru kelas
5 Sunarti,S.Pd.SD PNS S-1 Guru kelas
6 Juriati,S.Pd.I PNS S-1 Guru PAI & BP
7 Nasrullah,S.Pd PNS S-1 Guru PJOK
8 Nova Ariati,S.Pd PNS S-1 Guru kelas
9 Neneng Susilawati,S.Pd PNS S-1 Guru kelas
10 Prayetno,S.Pd.I Non PNS S-1 Guru Mulok
11 Sumarlia PNS SMK Tata Usaha
12 Pangestu Ramadhani PNS SMK Penjaga Sekolah
Sumber, laporan tata usaha SD Negeri 006 Bangsal Aceh Dumai

4.4 Kondisi Siswa


6

Jumlah siswa SD Negeri 006 Bangsal Aceh pada tahun pelajaran

2020-2021 adalah sebanyak 164 0rang. dengan rincian yang dapat dilihat

dari tabel di bawah ini,

Tabel 4.2 Keadaan siswa SD Negeri 006 Bangsal Aceh Dumai

NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


1 Satu ( I ) 8 5 13
2 Dua ( II ) 10 9 19
3 Tiga ( III ) 12 7 19
4 Empat ( IV ) 11 8 19
5 Lima ( V ) 10 9 19
6 Enam ( VI ) 15 10 26
Jumlah 58 48 106
Sumber, laporan tata usaha SD Negeri 006 Bangsal Aceh Dumai

Siswa dan siswi SD Negeri 006 Bangsal Aceh Dumai ini seratus

persen adalah penduduk desa Suka Damai dengan suku terbagi dua yaitu

Melayu dan Jawa, dan agama seratus persen Islam dan dengan latar

belakang ekonomi orang tua rata-rata adalah petani dan buruh tani.

4.5 Denah Sekolah SD Negeri 006 Bangsal Aceh Dumai

4.6 Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 006 Bangsal Aceh

Dumai

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan selayaknya

memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi

peserta didik dalam bidang literasi. Program literasi yang dilaksanakan

di Sekolah mengajak peserta didik agar gemar membaca. Kegiatan

menggemarkan peserta didik membaca menjadi rujukan Pemerintah

dan dituangkan gerakan literasi secara Nasional. Oleh karena itu


7

proram literasi yang sudah menjadi program nasional, sekolah

melaksanakan program literasi dengan maksimal.

Dari gambaran umum di atas dan informasi yang peneliti himpun

dari sumber data baik observasi, wawancara dan dokumentasi yang

dikumpulkan berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang peneliti

tetapkan yaitu implementasi program literasi di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh dan kendala serta solusi program literasi di SD Negeri 006

Bangsal Aceh dapat ditemukan beberapa temuan penelitian sebagai

berikut.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Impelementasi program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh

Dalam implementasi program literasi di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh dilakukan melalui berbagai tahapan yaitu perencaraan,

pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Tahapan tersebut menjadi acuan

program dalam melaksanakan implementasi literasi di SD Negeri 006

Bangsal Aceh yang dijabarkan dalam beberapa indakator. Dari hasil

observasi dan wawancara berdasarkan indikator-indakator tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

4.6.1.1 Perencanaan Program literasi SD Negeri 006 Bangsal

Aceh
8

Perencanaan menurut Husaini Usman (2008). merupakan

sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan

pada periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa perencanaan

mengandung unsur-unsur sejumlah kegiatan yang ditetapkan

sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai dan menyangkut

masa depan dalam waktu tertentu.

Dalam perencanaan terdapat penentuan bentuk atau jenis

kegiatan yang akan dilaksanakan, prosedur pelaksanaan kegiatan,

kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan, arah dan tujuan yang

hendak dicapai, personal yang melaksanakan rencana, waktu

pelaksanaan, dan anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

kegiatan.

Dapat diinterpertasi bahwa dalam merencanakan kegiatan atau

program tidak dapat dilepaskan dari unsur pengawasan, pemantauan,

penilaian, pelaporan (Husaini Usman, 2008). Sedangkan menurut Ismail

Solihin (2009) perencanaan adalah dari sudut pandang perusahaan

merupakan suatu proses untuk menetapkan di awal berbagai hasil akhir

(end result) yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa mendatang.

Jika dilihat dari sisi lembaga pendidikan perencanaan merupakan

aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang

tertuju pada tercapainya maksud dan tujuan pendidikan.


9

Mulyono (2004) mengatakan suatu rencana yang baik memiliki

beberapa prinsip dalam perencanaan antara lain:

a. Mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai

b. Mempertimbangkan efisiensi

c. Praktis dapat dilaksanakan

d. Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada

e. Komprehensif: berwawasan luas

f. Integrated: terpadu dengan semua komponen terkait

g. Berorientasi ke masa depan

h. Fleksibel: mudah disesuaikan dengan perubahan

i. Mengikutsertakan komponen-komponen terkait

j. Jelas: tidak menimbulkan unterpretasi ganda.

Sedangkan menurut Inu Kencana Syafi’I dalam Kompri (2015)

aktivitas perencanaan antara lain sebagai berikut:

a. Meramalkan proyeksi yang akan datang

b. Menetapkan sasaran serta mengkondisikannya

c. Menyusun program dengan urutan kegiatan

d. Menyusun kronologis jadwal kegiatan

e. Menyusun anggaran dan alokasi sumber daya

f. Mengembangkan prosedur dalam standar

g. Menetapkan dan menginterpertasi kebijakan.

Kompri (2015) mengatakan perencanaan merupakan usaha sadar

dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang


10

tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan dan oleh suatu

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Proses penyusunan rencana yang harus diperhatikan

adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam mencapai

tujuan yaitu mengumpulkan data, mencatat, dan menganalisis data,

serta merumuskan keputusan.

Yati Mulyati dan Aan Komariah (2013) mengatakan keberadaan

suatu rencana sangat penting bagi organisasi karena berfungsi untuk:

a. Menjelaskan dan merinci yang lain.

b. Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan

mendayagunakan sesuai tugas pokok dan fungsi yang telah

ditetapkan.

d. Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan

aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.

e. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi

seluruh pelaksana.

f. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara

internship sehingga bias menemukan dan memperbaiki

penyimpangan secara dini.

g. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara

kegiatan internal dengan eksternal.


11

h. Menghindari pemborosan.

Muhaimin, et. al., (2009) mengatakan agar rencana program

dapat dilaksanakan secara realistis maka diperlukan upaya-upaya

sebagai berikut:

a. Penentuan pimpinan mengenai sejauh mana tingkat

keterkaitan atau hubungan antara visi, misi, tujuan, sasaran,

dan strategi utama sekolah/madrasah dengan rencana

program.

b. Koordinasi atas rencana program tidak perlu secara

menyeluruh akan tetapi cukup dilakukan terhadap program

kerja yang memang penting saja.

c. Rencana program hendaknya cukup sederhana.

d. Setiap pimpinan unit memberikan kontribusinya dengan

mengajukan rencana programnya masing-masing.

e. Harus diperhatikan agar jangan sampai program kerja hanya

merupakan ekstrapolasi keadaan yang lampau akan tetapi

yang lebih penting adalah kaitanya dengan masa kini dan masa

yang akan dating.

f. Rencana program dibuat dengan memperhatikan dibuat

dengan memperhatikan prioritas tinggi dan berdampak dalam

pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi pemerintah.


12

Proses menetapkan kegiatan-kegiatan pada tahap awal untuk

mencapai dari program yang direncanakan terkait perencanaan

program literasi yang direncanakan oleh SD Negeri 006 Bangsal Aceh

berarti menetukan, memilih berbagai kegiatan di awal guna mencapai

hasil yang diinginkan dari program literasi.

Berdasarkan hasil observasi penulis terkait perencanaan program

literasi yang direncanakan di SD Negeri 006 Bangsal Aceh , penulis

menemukan hal-hal sebagai berikut terkait perencanaan program

literasi yang disusun oleh kepala Madrasah bersama-sama dengan,

waka kurikulum, kepala perpustakaan, dan majlis guru di SD Negeri 006

Bangsal Aceh berpijak kepada landasan yuridis, RKAS SD Negeri 006

Bangsal Aceh .

Proses merencanakan kegiatan yang akan dilakukan dalam

program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh berdasarkan hasil

observasi terdapat beberapa kegiatan yang akan dilakukan, capaian

program dan output yang diharapkan.

Berdasarakan hasil observasi bahwa jenis kegaiatan literasi yang

dilakukan di SD Negeri 006 Bangsal Aceh adalah literasi basic/dasar .

Literasi dasar dilakukan dimaksudkan untuk membiasakan peserta didik

agar memiliki kemampuan dalam mendengarkan, berbicara, membaca,

menulis dan menghitung.. Sedangkan capaian program pada program

literasi SD Negeri 006 Bangsal Aceh disusun dalam tiga bentuk yaitu

jangka pendek, menengah dan panjang.


13

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala SD Negeri 006

Bangsal Aceh yang dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2021 tekait

perencanaan program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh , beliau

mengatakan:

“Dalam menyusun langkah-langkah program literasi di SD Negeri

006 Bangsal Aceh , saya bersama waka kurikulum telah menentukan

langkah-langkah dalam melaksanakan program literasi antara lain

dicantumkan dalam dokumen 1 SD Negeri 006 Bangsal Aceh ,

penambahan waktu dalam literasi yang sudah ditentukan oleh

pemerintah dari 15 menit menjadi 2 jam pelajaran untuk literasi.

Penentuan tempat pelaksanaan literasi di setiap kelas SD Negeri 006

Bangsal Aceh . Langkah-langkah tersebut tentunya disusun dan dibuat

sesuai dengan visi dan misi SD Negeri 006 Bangsal Aceh ”.

“Pelaksanaan program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23

Tahun 2015 tentang gerakan 15 menit membaca dan juga didasarakan

kepada RKAS SD Negeri 006 Bangsal Aceh . Perpaduan dasar yuridis

ini dengan harapan pelaksanaan program akan maksimal dan mencapai

hasil yang diinginkan sekolah secara local, nasional maupun

internasional”.

“Pada intinya semua terlibat dalam program literasi di SD Negeri

006 Bangsal Aceh , namun saya dan waka kurikum telah menentukan

orang-orang yang terlibat dalam program literasi yaitu waka kurikulum


14

sebagai Pembina bersama kepala perpustakaan dan wali kelas dan

didukung beberapa guru. Merekalah yang bertanggung jawab terhadap

program literasi dari awal sampai akhir baik di dalam maupun diluar

proses pembelajaran”.

Selanjutnya hasil wawancara dengan waka kurikulum terkait

dengan capaian atau tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang

pada program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh , beliau

mengatakan:

“kami bersama, kepala sekolah dan wali kelas, dan guru bidang

studi telah menentukan beberapa tujuan dari program literasi dari yang

sederhana sampai pada tahap pelaporan maupun evaluasi”.

Hasil wawancara penulis terhadap kepala pustaka SD Negeri 006

Bangsal Aceh pada tanggal 19 Januari 2021 terkait dengan

perencanaan program literasi SD Negeri 006 Bangsal Aceh adalah

sebagai berikut:

“Saya sebagai kepala perpustakaan terlibat secara khusus dalam

perencanaan rancangan program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh

karena saya sekalian guru kelas satu, sebagai kepala pustaka saya

berperan sebagai pelaksana atau yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan program yang sudah disusun oleh kepala sekoalj, waka

kurikulum dan juga para guru kelas dan bidang studi.

Perencanaan program literasi yang baik harus sampai pada

tahapan output atau harapan dari program yang direncanakan. Panduan


15

dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Gerakan Literasi

di Sekolah Dasar disebutkan bahwa tahapan membaca peserta didik

terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pembiasan, pengembangan,

dan pembelajaran Dari ketiga tahapan itu terdapat masing-masing

output yang diharapkan dalam bentuk tiga kegiatan sebelum membaca,

saat membaca dan setelah membaca. Penjelasan dari tiga tahapan

membaca beserta output yang diharapkan hal ini tergambar pada table

4.3, 4.4 dan 4.5 yang terdapat dalam lampiran.

Output dari gerakan literasi yang dilakukan di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh , berdasarkan hasil observasi penulis telah dilakukan dari tahap

awal sampai akhir yaitu peserta didik telah sampai pada tahap

pengembangan , walaupun sebenarnya pada tahap pembelajaran sudah

ada Sebagian tahap- tahapn kegiatan yang terlaksana yaitu guru sudah

memilih buku pengayaan untuk pembelajaran.

4.6.1.2 Pelaksanaan Program literasi SD Negeri 006 Bangsal Aceh

Pelaksanaan merupakan salah satu bagian dari fungsi

manajemen. Didin Kurniadin (2014) mengatakan pelaksanaan adalah

upaya untuk menggerakkan dan mengarahkan tenaga kerja (man power)

serta mendayagunakan fasilitas yang ada untuk melaksanakan pekerjaan

secara bersama. Sedangkan menurut Wibowo (2007) pelaksanaan

adalah implementasi dari apa yang direncanakan dalam fungsi planning


16

dengan memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan dalam

organizing.

Menurut George R. Terry dalam Suhardi (2018) pelaksanaan

merupakan usaha menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa

hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran

perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut karena

para anggota juga memiliki keinginan tertentu yang ingin diraihnya juga.

Lebih lanjut suhardi mengatakan (2018) pelaksanaan adalah suatu

proses menggerakkan semua anggota kelompok berusaha mencapai

sasaran yang telah direncanakan manajerial/organisasi, baik bekerja

dengan kesadaran sendiri maupun kesadaran bersama secara efektif

dan efisien.

Pelaksanaan merupakan kegiatan melaksanakan apa yang sudah

direncanakan. Dalam hal ini perencanaan yang sudah disusun

dilaksanakan dalam berbagai kegiatan literasi serta menentukan orang-

orang (guru/karyawan) yang terlibat dalam pelaksanaan program literasi.

Proses pelaksanaan program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh

berdasarkan hasil observasi yang dikumpulkan oleh penulis proses

pelaksanaannya melalui tahapan sosialisasi, pengawasan terhadap

pelaksanaan program, dan pelibatan guru serta siswa terhadap program

literasi serta pemberian penghargaan kepada siswa yang melakukan

kegiatan literasi dengan baik.


17

Hasil wawancara yang dilakukan kepada wali kelas lima pada

tanggal 20 Januari 2021 di Perpustakaan terkait dengan pelaksanaan

listerasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh , beliau mengatakan:

“Dalam melaksanakan kegiatan literasi di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh yang pertama lakukan adalah mensosialisakan kepada peserta

didik bahwa pelaksanaan literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh

membaca, membacakan Kembali isi bacaan, meringkas bacaan secara

tertulis, yang mana siswa diberikan waktu untuk membaca setiap hari

sebelum memulai pelajaran selama 15 manit.

Selanjutnya hasil wawancara dengan guru tersebut terkait

pelaksanaan program literasi sebagai berikut:

“Saya menekankan kepada siswa untuk sunguh-sungguh mengikuti

program literasi ini karena setiap kegiatan yang berkaitan dengan literasi

ini ada hubungannya dengan pembelajaran”.

Senada dengan hal tersebut hasil wawancara terhadap petugas

perpustakaan pada tanggal 21 Januari 2021 di Perpustakaan SD Negeri

006 Bangsal Aceh terkait dengan bagaimana pelaksanaan program

literasi di Perpustakaan adalah sebagai berikut:

“Sebagai petugas pustaka dalam melaksanakan kegiatan yang

berkaitan dengan literasi petugas hanya mengenalkan atau

mensosialisakan terlebih dahulu tata tertib perpustakaan kemudian

petugas memberikan informasi mengenai berbagai sumber bacaan,


18

referensi, letak buku, jenis atau kelompok buku, kamus, majalah, Koran,

karya tulis ilmiah dan lian-lain, semuanya diinformasikan kepada siswa

agar ketika mereka masuk ke perpustakaan mereka siap untuk langsung

menemukan sumber bacaan yang diinginkan serta lebih maksimalnya

waktu yang digunakan untuk mencari buku yang diperlukan”.

Selanjutnya sebagai petugas pustaka yang diberikan wewenang

untuk mensukseskan kegiatan literasi maka petugas pustaka tidak lupa

menginformasikan kepada siswa agar setelah selesai melakukan literasi

harap mengumpulkan berbagai hasil resume, tanggapan dan kesimpulan

dari berbagai sumber bacaan kepada guru kelas setiap akhir bulan ,

petugas pustaka tidak lupa mendokumentasikan kegiatan literasi sebagai

dasar pelaporan atau evaluasi program literasi di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh ”.

4.6.1.3 Evaluasi Program literasi SD Negeri 006 Bangsal Aceh

Husein Umar (2002) mengatakan evaluasi merupakan suatu proses

untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan

tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian dengan suatu

standard tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantaranya

keduanya serta bagaiamana manfaat yang telah dikerjakan itu bila

dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.


19

Lebih jelas Husein Umar (2002) menjelaskan bahwa ada beberapa

tahapan dalam melakukan evaluasi yang sifatnya umum digunakan

sebagai berikut:

a. Menetukan apa yang akan dievaluasi

b. Merancang kegiatan evaluasi

c. Pengumpulan data

d. Pengolahan dan analisis data

e. Pelaporan hasil evaluasi

f. Tindak lanjut hasil evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan menilai program atau langkah-

langkah dalam melaksanakan literasi. Dalam menilai program literasi

berdasarkan instrument penelitian bahwa kepala sekolah yang

melakukan kegiatan evaluasi program dan menindak lanjuti hasil evaluasi

sebagai perbaikan terhadap program literasi. Dalam melakukan kegiatan

evaluasi kepala sekolah membuat rencana waktu dan langkah-langkah

dalam melakukan evaluasi.

Badrudin (2017) mengatakan proses mengevaluasi terhadap

program hanya dilakukan untuk mencari jawaban outcome yang

dihasilkan sedangkan evaluasi terhadap kebijakan mungkin sampai pada

dampak (impact) yang terjadi. Sehingga beliau mempertegas untuk

mengevaluasi program hendaknya memerlukan tahapan-tahapan sebagi

berikut:

a. Analisis logika program


20

b. Desain evaluasi

c. Penyusunan desain evaluasi

d. Pengumpulan data

e. Analisis data

Tahapan-tahapan itu kemudian dikembangkan sebagai acuan

dalam mengevaluasi program yang sedang dilaksanakan. Sebagi asas

untuk menterjemahkan hasil evaluasi program literasi serta sebagai alat

untuk melakukan tindak lanjut terhadap program yang dilaksanakan,

tergolong baik, buruk, berhasil atau yang lain-lain.

Hasil wawancara penulis terhadap kepala sekolah terkait dengan

evaluasi program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh yang telah

direncanakan, beliau mengatakan:

“Dalam melakukan evaluasi saya merencanakan kegaiatan evaluasi

direncanakan setiap semester artinya setiap 6 bulan sekali saya

meminta kepada setiap personel yang diberikan tanggung jawab

mengontrol, membina atau melakasanakn kegiatan literasi agar

mengumpulkan data atau hasil-hasil literasi. Hasil literasi itu kemudian,

saya jadikan landasan tentang keberhasilan literasi di SD Negeri 006

Bangsal Aceh .

Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari hasil literasi itu digunakan

untuk merencanakan kegiatan literasi lanjutan atau penyempurnaan

kegiatan literasi yang sedang dilaksanakan. Kegiatan literasi

disempurnakan, mana yang kurang ditambah, dan perbaikan-perbaikan


21

lain yang dianggap perlu demi terlaksananya program literasi yang lebih

baik”.

Senada dengan hal tersebut, hasil wawancara penulis terhadap

kepala perpustakaan terkait bagaimana evaluasi program literasi di SD

Negeri 006 Bangsal Aceh , beliau mengatakan:

“Dalam hal evaluasi program literasi kepala perpustakaan

menyiapkan segala dokumen literasi yang diminta oleh kepala sekolah.

Dokumen-dokumen itu merupakan hasil karya, resume, tanggapan siswa

yang sudah ditulis baik melalui tulisan tangan maupun tulisan melalui

komputer yang sudah dikumpulkan oleh peserta didik.

Selanjutnya hasil dari pengumpulan dokumen tersebut kepala

sekolah menyampaikan akan menjadikannya sebagai landasan dalam

perbaikan program literasi, menyempurnakan hal-hal yang kurang dan

perbaikan-perbaikan program yang dirasa penting”. Dokumen tersebut

dijadikan sebagai landasan untuk melihat keberhasilan program literasi

yang dilaksanakan di sekolah.

4.6.1.4 Pelaporam program literasi SD Negeri 006 Bangsal Aceh

Pelaporan program literasi merupakan penyusunan berkas-berkas,

dokumen, data literasi yang dilakukan oleh penanggung jawab program

literasi dalam hal ini guru, wali kelas dan kepala perpustakaan kepada

kepala sekolah,dan waka kurikulum.

Badrudin (2017) mengatakan laporan merupakan bentuk penyajian

fakta yang berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan tentang


22

suatu keadaan atau kegiatan, fakta yang disajikan merupakan bahan dan

keterangan berdasarkan objektif yang dialami sendiri atau pelapor.

Pelaporan hasil literasi ini berkaitan berupa hardcopy maupun

softcopy, penghargaan yang diberikan kepada peserta didik yang telah

berhasil menyelesaikan kegiatan literasi.

Hasil wawancara penulis terhadap wali kelas pada kelas IV terkait

pelaporan hasil literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh , beliau

mengatakan:

“Sebagai wali kelas pada kelas IV, ketika program literasi ada pada

kelas IV, maka saya sebagai wali kelas mengikuti atau megajak siswa

untuk berkumpul di Perpustakaan, setelah mereka berkumpul kegiatan

dilakukan dengan pengenalan sumber-sumber referensi atau buku yang

dapat diresensi, diresume.

Setelah memberikan tanggapan, ide, gagasan, resume dari hasil

bacaan, wali kelas meminta kepada siswa untuk mengumpulkan hasil

catatan mereke berupa catatan atau ringkasan bacaan dikumpulkan ke

wali kelas kemudian wali kelas menyerahan kepada kepala sekolah dan

waka kurikulum.

Selanjutnya sebagai wali kelas memberikan penghargaan kepada

siswa yang memiliki karya terbaik sehingga dapat memotivasi siswa lain

dalam membaca buku. Di SD Negeri 006 Bangsal Aceh

Senada dengan hal tersebut hasil wawancara dengan guru kelas III,

beliau mengatakan:
23

“Dalam menyusun laporan hasil literasi di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh saya bersama-sama dengan wali kelas mengumpulkan resume,

tanggapan, dan hasil karangan siswa kemudian menyatukannya dalam

bentuk file, kemudian menyerahkannya kepada kepala perpustakaan”.

Pemberian penghargaan diberikan kepada siswa oleh wali kelas dan

Kepala perpustakaan, penghargaan tersebut berupa perlengkapan

sekolah sebagai motivasi bagi siswa tersebut dan siswa lain.

Selanjutnya hasil wawancara dengan petugas pustakan tentang

bagaimana melakuakan pelaporan program literasi, pemberian

penghargaan dan penyerahan hasil literasi, beliau mengatakan:

“Dalam menyusun laporan hasil literasi yang dilakukan oleh siswa-

siswi SD Negeri 006 Bangsal Aceh dalam teknis pelaksanaannya

dilakukan oleh guru dan wali kelas, petugas pustaka hanya menindak

lanjuti apa yang sudah dikumpulkan oleh guru dan wali kelas kemudian

petugas pustaka menyusun laporan tersebut baik yang berupa dokumen

atau naskah tulisan siswa untuk dirapikan

Pelaporan yang dibuat oleh orang atau personel pada program

literasi bertujuan untuk memberikan manfaat terhadap program yang

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pertanggungjawaban

2. Menjelaskan dan meyakinkan

3. Mendidik

4. Meneliti
24

5. Dokumen

6. Turut terlibat

7. Mendapat dukungan

8. Menambah pengertian

9. Hubungan masyarakat (Badrudin, 2017)

4.7 Kendala dan solusi program literasi di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh

Setiap program yang direncanakan terdapat kendala dan solusi

bagi pelaksanaannya. Kendala merupakan hal-hal yang menghambat

pelaksanaan program, dalam hal ini kendala merupakan hal-hal yang

menghambat terlaksananya program literasi di SD Negeri 006 Bangsal

Aceh . Sedangkan solusi merupakan langkah-langkah penyelesaian

masalah tersebut secara tepat agar program literasi terlaksana dengan

maksimal.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah pada tangal 18

Januari 2021 yang berlokasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh tentang

apa kendala dan solusi pelaksanaan program literasi di SD Negeri 006

Bangsal Aceh, beliau mengatakan:

“Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program literasi di SD

Negeri 006 Bangsal Aceh menurut saya adalah lingkungan yang belum

maksimal mendukung terhadap program literasi, siswa belum

memaksimalkan waktu untuk berkunjung ke perpustakaan, mereka lebih

memilih duduk-duduk santai di bawah pohon bercerita-cerita, siswa


25

belum memiliki minat baca yang tinggi dan tidak ada motivasi dalam hal

membaca dan memanfaatkan waktu luang di perpustakaan.

Selanjautnya terkait dengan solusi yang nanti akan saya

maksimalkan agar siswa SD Negeri 006 Bangsal Aceh memiliki

kepekaan dalam hal membaca, tingkat baca mereka naik, dan motivasi

mereka tinggi dalam literasi, akan saya siapkan kebijakan dalam hal

menata ruang yang enak lagi asri, menyiapkan disudut-sudut, disisi-sisi

taman sebuah perpustakaan kecil yang berisi beberapa buku agar

dalam setiap kesempatan mereka terbiasa dengan buku, selain itu saya

akan siapkan anggaran untuk menambah koleksi buku yang ada di

perpustakaan sehingga isi perpustakaan lebih representatif untuk

menunjang program literasi yang dilaksanakan di SD Negeri 006

Bangsal Aceh”.

Senada dengan hal tersebut hasil wawancara dengan waka

kurikulum SD Negeri 006 Bangsal Aceh pada tanggal 19 Januari 2021

tentang apa kendala dan solusi pelaksanaan program literasi di SD

Negeri 006 Bangsal Aceh beliau mengatakan:

“Kendala yang dihadapai dalam pelaksanaan literasi di SD Negeri

006 Bangsal Aceh adalah pengawasan yang belum maksimal oleh guru

dan wali kelas yang telah diberikan jam untuk mengawasi pada saat

literasi berlangsung, iklim membaca di SD Negeri 006 Bangsal Aceh

juga belum terlihat meningkat, para guru juga belum terlihat


26

memberikan teladan kepada siswa dalam hal meningkatkan minat

membaca.

Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya

program pengawasan literasi di kelas maupun di perpustakaan oleh

waka kurikulum agar pelaksanaannya maksimal dan sesuai harapan.

Waka kurikulum meminta kepada seluruh guru agar memberikan

keteladanan dalam miningkatkan minat baca peserta didik”.

Senada dengan hal tersebut di atas hasil wawancara dengan

kepala perpustakaan SD Negeri 006 Bangsal Aceh pada tanggal 20

Januari 2021 tentang apa kendala dan solusi pelaksanaan program

literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh beliau mengatakan:

“Kendala yang dihadapi dalam program literasi di SD Negeri 006

Bangsal Aceh adalah minimnya fasilitas sarana dan prasarana dalam

menunjang program literasi, ruangan yang sempit di perpustakaan

mengakibatkan minimnya jumlah buku yang menunjang untuk menarik

minat baca siswa, selain hal tersebut di perpustakaan juga minim

terdapat alat-alat yang menunjang dalam pelaporan hasil literasi

sehingga dalam penyusunan laporan literasi kami selalu meminta

bantuan pihak luar dalam hal percetakaan dan ini membutuhkan waktu

yang lama dalam pelaporan hasil literasi.

Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut kami meminta

kepada kepala sekolah agar segera menambah luas perpustakaan

sehingga membuat nyaman siswa serta melengkapi berbagai jenis buku


27

atau referensi yang representatif agar menarik minat baca siswa

semakin meningkat”.

Senada dengan hal tersebut hasil wawancara dengan wali kelas

kelas IV pada tanggal 21 Januari 2021 tentang apa kendala dan solusi

pelaksanaan program literasi di SD Negeri 006 Bangsal Aceh beliau

mengatakan:

“Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program literasi di SD

Negeri 006 Bangsal Aceh adalah sebagai berikut siswa belum memiliki

minat baca yang tinggi sehingga pelaksanaan literasi terkesan kering,

lingkungan yang kurang mendukung terhadap pelaksanaan literasi

aritnya lingkungan masih belum tertata secara maksimal dalam

menyiapkan segala referensi untuk memenuhi hasrat membaca siswa.

Oleh karena itu diperlukan lingkungan yang menunjang program

literasi misalnya membuat perpustakaan mini di berbagai sudut sekolah

sehingga siswa benar-benar tertarik untuk meningkatkan minat baca.

Perlu didatangkan per tiga bulan atau enam bulan mentor-mentor,

penulis, duta baca yang ada di tingkat nasional maupun daerah untuk

meningkatkan minat membaca dan menulis siswa siswi SD Negeri 006

Bangsal Aceh ”.

Sumarno (2014) mengatakan untuk mengatasi masalah

pembiayaan efisiensi ditentukan oleh ketepatan mendayagunakan

anggaran dengan memprioritaskan faktor input pendidikan yang

memacu pencapaian prestasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai