Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TERNAK UNGGAS


SISTEM PENCERNAAN UNGGAS

Disusun oleh :
Nadya Muwaffaqoh Luthfiyah
19/446053/PT/08307
Kelompok XIX

Asisten : Mutsaqoful Fikri

LABORATORIUM ILMU TERNAK UNGGAS


DEPARTEMEN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
PENDAHULUAN
Pencernaan merupakan proses pemecahan pakan dimulai dari
makromolekul menjadi mikromolekul. Hal ini dilakukan agar pakan yang
masuk dapat diabsorbsi oleh tubuh unggas dan dimanfaatkan nutriennya.
Pada pencernaan pada unggas terdapat tiga prinsip pencernaan yaitu secara
mekanik, enzimatis dan mikrobiologis. Pencernaan secara mekanik terdapat
di gizzard (lambung keras/ventriculus), pencernaan secara enzimatis terdapat
pada usus halus, dan pencernaan secara mikrobiologis terdapat pada sekum
(Yose, 2006).
Sistem pencernaan pada unggas sangatlah sederhana dan
merupakan hewan monogastrik (berlambung tunggal). Hewan ini berbeda
dengan hewan ruminansia yang memiliki lambung yang terbagi menjadi
empat kompartemen, yaitu: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Semua alat pencernaan lainnya hamper sama antara hewan mnogastrik dan
ruminansia. Alat pencernaan pda unggas sedikit berbeda karena ukuran
Panjang saluran pencernaan lebih pendek dari hewan mamalia (Widodo,
Eko, 2017).
Saluran pencernaan pda unggas terbagi atas beberapa segmen yaitu:
mulut (paruh=beak), oesophagus, tembolok (crop), lambung kelenjar
(proventriculus), lambung keras (ventriculus/ gizzard), usus halus (small
intestine), sekum (caecum), usus besar (Large intestine), kloaka (cloaca),
dan anus (vent). Selain itu ada pula pankreas dan hati yang diperlukan dalam
membantu proses pencernaan. Selain organ pencernaan utama dan organ
aksesori, proses pencernaan juga terdapat sistem imun yang berfungsi unutk
mendeteksi virus, bakteri, atau mikroba lainnya. Ada dua sistem imun dalam
saluran pencernaan yaitu timus dan bursa fabricius (Yosa, 2006).
Tujuan praktikum pencernaan pada unggas adalah untuk mengetahui organ
pencernaan pada ayam. Manfaat praktikum adalah praktikan dapat
mengetahui fungsi organ pencernaan pada ayam.
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan ayam
adalah scapel, kamera, gunting bedah, plastic bening 1x1 m, trashbag, dan
kain lap.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan
ayam yaitu ayam layer afkir dan ayam jantanyang disembelih tetapi masih
utuh organ pencernaan dan reproduksinya.

Metode
Metode yang digunakan pada praktikum sistem pencernaan ayam
adalah menonton video pembelajaran melalui platform Youtube dengan cara
mengamati organ pencernaan ayam untuk mengetahui perbedaan dan fungsi
dari masing-masing organ tersebut.
PEMBAHASAN

Gambar 1. Sistem pencernaan ayam


Sistem pencernaan unggas dibagi menjadi menjadi tiga yaitu
pencernaan utama unggas yang terdiri dari 9 segmen yaitu: paruh,
oesophagus, crop, proventriculus, ventriculus (gizzard), small intestine,
caecum, colon, dan kloaka. Selain itu terdapat pankreas, hati dan limfa yang
merupakan organ aksesori yang diperlukan dalam membantu proses
pencernaan. Selain itu terdapat sistem imun yang terdiri dari kelenjar timus
dan bursa fabrisius.
Prinsip pencernaan ayam ada tiga macam yaitu pencernaan secara
mekanik (fisik) dilakukan oleh kontraksi otot polos terutama terjadi di gizzard
yang dibantu oleh grid. Pencernaan secara kimia (enzimatik) dilakukan oleh
enzim pencernaan yang dihasilkan kelenjar saliva di mulut, enzim yang
dihasilkan oleh proventrikulus, enzim dari pankreas, enzim empedu dari hati,
dan enzim dari usus halus. Prinsip pencernaan yang terakhir adalah
pencernaan secara mikrobiologik yang terjadi di secum dan colon (Yuwanta,
2004).

Pembahasan data
Paruh (mulut=beak)
Paruh merupakan organ yang berfungsi sebagai gerbang masuk
pakan. Pada mulut ayam tidak terdapat mulut dan gigi seperti pada hewan
monogastric yang lainnya. Sebagai gantinya terdapat paruh yang merupakan
suatu jaringan tanduk yang terbuat dari kreatin (Yosa, 2006).
Paruh pada ayam berfungsi untuk mengambil makanan. Pada langit-
langit mulut ayam terdapat rongga yang berfungsi untuk menahan air minum,
sehingga saat ayam minum harus mengangkat kepala agar air dapat
diteruskan ke oesophagus. Ayam juga memiliki lidah yang berfungsi untuk
mendorong makanan agar masuk ke oesophagus. Pada mulut ayam terdapat
kelenjar ludah yang mengeluarkan air ludah. Fungsi air ludah pada ayam
untuk melincinkan makanan. Jumlah air ludah yang dikeluarkan setiap hari
berkisar 7-25 ml. pada kelenjar ludah ditemukan alfa-amilase yang berfungsi
untuk pencerna pati (Eko Widodo, 2017).
Eosophagus
Eosophagus merupakan saluran yang terdapat disepanjang daerah
leher dan rongga dada ayam. Didalamnya yang terdapat Gerakan peristaltik.
Fungsi eosophagus adalah untuk menyalurkan pakan ke ventrikulum. Dinding
oesophagus berfungsi untuk menyekresikan mukosa.
Menurut Yose Rizal (2006), Dinding oesophagus terdiri dari empat
lapis yaitu: mukosa, sub-mukosa, muscle tunic, dan serosa. Pada ayam
dewasa Panjang esofagus dari farinx ke tembolok adalah sekitar 20 cm,
sedangkan dari tembolok ke ventriculus hanya sepanjang 16 cm. esofagus
pada unggas tidak memiliki spinkher sebagaimana hewan mamalia yang
lainnya. Fungsi esofagus pada bagian leher diatur oleh saraf parasimpatis,
sedangkan esofagus pada bagian dada diatur oleh saraf vagus dan coeliac
plexus. Secara umum esofags diatur oleh saraf adrenergik yang berujung
pada plexus myentericus ketimbang pada otot
Crop (tembolok)
Crop (tembolok) merupakan pelebaran esofagus yang berbentuk kantung
dengan dinding tipis. crop berfungsi untuk menyimpan pakan. Kapasitas
maksimal crop mencapai 250 gr. Didalam crop terdapat dua aktivitas yaitu
kenyang fisik dan kenyang kimiawi. Kenyang fisik adalah saat ayam berhenti
makan karena crop sudah penuh. Sedangkan kenyang kimiawi adalah saat
ayam berhenti makan dikarenakan energi pada ayam sudah terpenuhi.
Tembolok berfungsi untuk menyimpan pakan sementara sebelum
diteruskan ke lambung kelenjar (proventriculus). Ditempat ini terjadi proses
pencernaan zat makanan untuk pertama kalinya terutama untuk karbohidrat
khususnya pati. Pada tembolok ditemikan enzim alfa-amilaseyang dihasilkan
oleh kelenjar ludah. Enzim amilase berfungsi untuk mencerna amilum
(Anggorodi, 2004)
Pada tembolok juga ditemukan berbagai jenis mikroba yang dapat
mencerna zat-zat makanan seperti karbohidrat, lemak, protein (Yose, 2006).
Pencernaan pati dan zat-zat makanan lainnya tidak begitu penting karena
makanan hanya berada ditembolok kurang dari 25 menit.
Proventrikulus (lambung kelenjar)
Proventrikulus merupakan lambung sejati yang menjadi tempat sekresi
enzim HCl dan pepsinogen. HCl berfungsi untuk mengakifkan pepsinogen
menjadi pepsin. Cara mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin adalah
dengan menurunkan pH. Namun, pepsin baru akan aktif di duodenum untuk
mencerna protein menjadi pepton.
Menurut Yose (2006), Proventrikulus merupakan pelebaran dari ujung
esofagus. Dinding sel organ mempunyai kelenjar yang menghasilkan cairan
lambung berupa, mucus, HCl, dan enzim pepsin. HCl digunakan untuk
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin dalam pencernaan protein.
Pencernaan yang berlangsung pada lambung kelenjar hanya sebentar.
Proventrikulus dan gizzard dipisahkan oleh zona intermedia gastric. Ukuran
lambung kelenjar (proventrikulus) lebih kecil daripada lambung keras
(ventriculus).
Gizzard (lambung keras/ventriculus)
Gizzard merupakan perpanjangan dari proventrikukus dan terdapat
otot kuat didalamnya yang berfungsi untuk menggiling dan mengahaluskan
makanan dengan bantuan grid (pasir). Gizzard juga disebut perut otot karena
terdiri dari dua otot tebal yang berwarna merah dan dilapisi oleh jaringan
epitel bertanduk yang tebal disebut katikula. Otot lambung yang kuat
berfungsi untuk menghancurkan makanan secara mekanis (Achamu dan
Muharlein, 2011).
Katikula berwarna kekuningan atau kecoklatan. Hal ini dikarenakan
akibat mengalirnya cairan empedu yang terdapat di duodenum ke gizzard.
Lapsan katikula berfungsi untuk melindungi gizzard dari enzim proteolitik dan
asam, dan juga dari kerusakan akibat penghancuran makanan dengan keras.
Penghancuran makanan ini penting jika ransum yang diberikan dalam bentuk
butiran. Jika makanan yang diberikan dalam kondisi halus, maka makanan
tersebut akan sebentar berada di gizzard. Sebaliknya, jika makanan yang
diberikan dalam kondisi kasar maka makanan akan berada di gizzard lebih
lama. Pada kondisi kosong, gizzard tidak dapat bergerak, namun dapat
bergerak dalam kondisi terisi (Achamu dan Muharlein, 2011).
Pada bagian ujung gizzard yang berbatasan dengan duodenum
terdapat pilorus yang berfungsi untuk mengatur ukuran partikel makanan
yang menuju duodenum. Selain peroses penghancuran makanan secara
mekanik, proses pencernaan protein juga berlangsung dalam gizzard sebagai
kelanjutan dari pencernaan protein saat berada di proventrikulus. Fungsi
lambung keseluruhan diatur oleh saraf vagus dan perivascular yang berasal
dari coeliac dan plexusmecentericus. Bagian otot lambung diatur oleh
sarafcholinergic, sementara saluran darahnya diatur oleh saraf noradrenergic
(Yosa, 2006).
Small intestinum (usus halus)
Small intestinum terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan
ileum. Dueodenum merupakan bagian pangkal usus halus setelah gizzard
(lambung keras), diikuti oleh jejenum dan ileum pada bagian ujung. Pada
bagian terdapat pankreas yang menenpel pada “Duodenal loop” atau
lngkaran duodenum yang dihubungkan ke duodenum oleh suatu saluran.
Pada duodenal loop ini juga terdapat saluran yang berasal dari kantung
empedu dihati. Duodenum tempat utama bgi pencernaan zat-zat makanan.
Pada duodenum terdapat pencernaan secara enzimatis oleh pankreas.
Enzim yang disekresikan antara lain amilase yang mencerna amilum menjadi
glukosa, lipase yang mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol, serta
tripsin yang mencerna pepton menjadi asam amino (Eko Widodo, 2017).
Bagian usus halus yang kedua adalah jejenum. Jejenum dimulai dari
ujung duodenal loop dan berakhir pada meckels diverticulum. Jejenum
merupakan tempat utama bagi penyerapam zat-zat makanan. Pada jejenum
terdapat vili-vili halus yang berfungsi untuk menyerap nutrient. Bagian usus
halus yang terkhir adalah ileum. Ileum dimulai dari Meckel’s Diverticulum dan
berakhir pada pertemuan dengan sekum (Ileo-caecal junction). Ileum
merupakan tempat penyerapan lanjutan bagi nutrient yang belum terabsorbsi
di jejenum. Perbatasan antara jejenum dan ileum disebut meckel’s
diverticulum. Apabila nutrient dalam tubuh unggas terpenuhi maka meckel’s
diverticulum akan tampak secara jelas, namun jika nutrient dalam tubuh
unggas tidak terpenuhi maka meckel’s diverticulum akan mengecil (Achamu
dan Muharlein, 2011).
Panjang usus halus pada ayam dewasa adalah sekitar 140 cm.
dinding usus halus sebagaimana alat pencernaaan yang lainnya memeiliki
empat lapis yaitu: mukosa, sub-mucosa, muscle tunic, dan serosa.
Permukaan bagian usus halus merupakan bagian mukosa yang berlipat-lipat,
mempunyai vili-vili dan rongga kelenjar(crypt) yang dapat meningkatkan luas
jaringan epitel usus halus. Ukuran vili pada ayam dewasa di duodenum
adalah sekitar 1,5 mm dan vili akan semakin kecil saat di ileum yaitu sekitar
0,4 mm. jumlah vili menurun dari ayam umur 1 hari sampai 10 hari, namun
setelah umur 10 hari jumalh vili akan konstan. Luasnya jaringan epitel pada
usus halus dan dipenuhi oleh aliran darah menyebabkan makanan dicerna
dan diserap hanya sekitar 3 jam. Pada jaringan epitel usus halus terdapat sel
chief, sel goblet, dan sel endoktrin yang berfungsi sebagai penghasil enzim
dan hormone. Pada usus halus berlangsung pencernaan pencernaan pati,
lemak dan protein menjadi molekul-molekul sederhana yang akan diserap
oleh dinding usus halus tersebut. Fungsi usus halus diatur oleh saraf simpatis
dan parasimpatis (Yosa, 2006)
Coecum
Pada bagian pertemuan usus halus dan usus besar terdapat dua
kantung besar yang disebut sekum. Panjang sekum pada ayam dewasa
adlah sekitar 10-15 cm.sekum pada ayam dibagi atas tiga bagian, yaitu
sekum dasar yang memiliki vili yang dapat berkembng dengan baik, sekum
medial yang memilki lipatan longitudinal dan vilinya makin kecil, dan sekum
distal yang memiliki lipatan memanjang (Yosa, 2006).
Sekum diisi oleh zat-zat makanan dalam bentuk cair yang tidak
dicerna dan diserap oleh usus halus. Disini sisa bahan makanan dalam
bentuk protein dan serat dicerna Kembali oleh mikroorganisme yang ada.
Teradpat dua pencernaan serat kasar secara mikrobiologi yaitu mikrobia
selulotik yang menghasilkan enzim selulase yang berfungsi untuk mencerna
selulosa dan mikrobia hemiselulotik yang menghasilkan enzim hemiselulase
yang berfungsi untuk mencerna hemiselulosa. Hasil dari pencernaan serat
kasar akan menjadi gas VFA seperti asam asetat, asam butirat dan asam
prepionat. Gas VFA ini akan naik Kembali ke ileum dengan Gerakan
semiperistaltik. Sekum terdiri atas dua seca yang merupakan saluran buntu
(appendix) (Achamu dan Muharlein, 2011).
Usus besar
Usus besar merupakan tempat terjadinya absorbsi air agar feses tidak
terlalu lembek. Usus besar pada ayam ukurannya pendek dan terdiri atas
rectum dan kloaka. Panjang rectum pada ayam dewasa lebih kurang 7
sampai 10 cm. diameter rectum sekitar dua kali dari diameter usus halus.
Pada rectum masih terjadi proses pencernaan zat-zat makanan oleh
mikroorganisme yang terdapat disini, tetapi tidak terjadi proses penyerapan
zat-zat makanan. Peranan dari rectum hanya sebtas tempat reabsorbsi air.
Menurut Yuwanta (2004), pada bagian rectum terjadi perombakan
partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses. Pada
bagian ini bermuara ureter dari ginjal untuk membuang urinyang bercampur
dengan feses sehingga feses unggas disebut ekskreta. Feses dan urin
sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72%-75%. Rerata
waktu yang diperlukan untuk lintas pakan didalam saluran pencernaan
unggas kurang lebih 4 jam.
Kloaka
Kloaka merupakan suatu ruangan tempat pertemuan ujung saluran
cerna, saluran urin dan saluran reproduksi. Menurut Yuwanta (2004), fese
dan urin sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72%-75%.
Rerata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di saluran pencernaan
kurang lebih adalah 4 jam. Pada kloaka bermuara 3 saluran. Muara ureter
dinamakan urodeum, muara sperma pada ayam jantan dinamakan
proktodeum, dan muara feses dinamakan koprodeum. Kloaka merupakan
tempat keluarnya ekskreta karena urideum dan kopradeum teletak
berhimpitan.
Organ Aksesori
 Pankreas
Pankreas terletak di duodenum. Fungsi pankreas adalah untuk
mengalirkan sekresi enzim amilase, lipase, dan tripsin. Pada pankreas
terdapat fungsi eksotrin yaitu untuk mengalirkan enzim amilase, lipase
dan tripsin. Enzim amilase berfungsi untuk mengubah amilum menjadi
glukosa, enzim lipase berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol, dan enzim tripsin berfungsi untuk mengubah
pepton menjadi asam amino, selain fungsi eksotrin terdapat juga
fungsi endroktin yang berhubungan dengan hormon. Hormone yang
terdapat pada fungsi endoktrin adalah insulin. Hormone insulin
berguna untuk mengubah dan mengikat glukosa dalam darah apabila
berlebihan, untuk dibawa dan disimpan di hati dalam bentuk glikagen
sebagai cadangan energi. Glukogen akan memecah glikogen apabila
kadar gula dalam darah rendah.
Menurut yose rizal (2006), prankreas terletak pada loop
(lipatan) duodenum dengan warna kuning pucat atau kemerah
merahan. Pankreas terdiri atas tiga lobus yaitu: dorsal, ventral dan
splenic. Kelenjar pada pankreas terbagi menjadi dua yaitu: endokrin
dan eksokrin. Kelenjar endokrin menghasilkan hormone seperti insulin,
sedangkan kelenjar eksorin menghasilkan cairan pankreas yang
mengandung bermacam maacam enzim. Pankreas ini merupakan
organ tambahan untuk membantu pencernaan karena menghasilkan
cairan pankreas yang banyak mengandung enzim antara lain: amilase,
lipase dan proteasi (trypsin dan chymotrypsin) yang berguna untuk
pencernaan karbohidrat (pati), lemak dan protein masing-masingnya.
Cairan pankreas juga mengandung sodium bikarbonat yang mampu
untuk menetralkan asam yang dikeluarkan oleh lambung. Cairan yang
dihasilkan pankreas dialirkan melalui suatu saluran ke duodenum.
Jumlah saluran ini berveriasi dari 1-3 pada unggas. Zat-zat yang
dikeluarkan oleh pankreas yaitu:
No Zat-zat Fungsi
.
1. Enzim-enzim proteolitik:
Trypsinogen Memecah protein menjadi
Chymotrypsinogen A pepetida-peptida dan asam amino
Chymotrypsinogen B
Procarboxypeptidase A
Procarboxypeptidase B
Collagenase Memecah collagen
2. Enzim-enzim lipotik:
Prophosphoralipase A Memecah lipid
Lipase pankreas
Cholesterol esterase Esterifikasi cholestreol
3. Enzim nukleolitik:
Ribonuclease Memecah asam-asam nukleat
Deoxyribonuclease
4. Cation:
Na+ Penyangga, kofaktor dan pengatur
K+ osmotic
Ca++
Mg++
5. Anion:
HCO3- Penyangga dan pengatur osmotik
Cl-SO4
HPO4
6. Protein: Penyangga
Albumin
Globulin
7. Enzim amilolitik:
Amilase pankreas Memecah pati
(Whittew, 2000).
 Hati (liver)
Hati merupakan organ aksesori pencernaan unggas yang
merupakan organ pendukung organ pencernaan utama. Hati adalah
organ berwarna merah yang terletak pada gizzard dan duodenum.
Fungsi hati yaitu untuk mensekresikan getah empedu. Getah empedu
berfungsi untuk mensekresikan lemak.
Menurut Yose (2006), hati adalah organ tambahan untuk
membantu proses pencernaan. Hati sendiri terdiri dari lobus kanan
dan lobus kiri dan menghasilkan cairan empedu yang berupa garam-
garamatau asam empedu berfungsi untuk menetralisir suasana
asamdalam duodenum dan membantu dalam pencernaan lemak.
Cairan empedu dialirkan dari hati ke duodenum melalui dua saluran
empedu, yang terdapat pada lobus kanan dan kiri hati. Saluran pada
lobus kananlebih membesar disbanding yang kiri, saluran yang
membesar inilah yang disebut kantung empedu (gallbladder). Fungsi
lain dari hati yaitu untuk membuang racun-racun yang masuk ke dalam
tubuh.
 Limfa
Limfa merupakan organ kecil berwarna merah coklat dan
berbentuk bundar. Fungsi limfa belum terlalu jelas, tetapi diduga
membantu koordinasi pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih. Menurut Suprijatna et al. (2005), fungsi limfa selain untuk
menyimpan darah, Bersama hati dan sumsum tulang belakang
berperan dari pembinasaan eritrosit-eritrosit tua, berperan dalam
metabolism nitrogen terutama dalam pembentukan asam urat serta
pembentukan limfosit.
Sistem Imun
 Kelenjar timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang terletak dileher bagian kanan
dan kiri unggas. Kelenjar timus berfungsi sebagai pertahanan awal dari
masuknya virus dan bakteri. Menurut abdian, dkk (2017), organ timus terletak
disisi kanan dan kiri saluran pernafasan (trachea). Warnanya pucat
kemerahan, bentuknya tidak teratur, dan berjumlah 3-8 lobi pada leher. Tiap
lobus dihubungkan dengan jaringan ikat dan membentuk suatu untaian dekat
dengan vena juguralis. Fungsi kelenjar timus adalah untuk memproduksi
limfosit-T yang berfungsi untuk mengenali virus dan bakteri.
 Bursa Fabricius
Bursa fabricius merupakan organ yang terletak diatas kloaka. Bursa
fabricius menghasilkan sel-B yang berfungsi untuk mengenali virus dan
bakteri yang masuk melalui timus. Bakteri dan virus yang masuk akan
dikeluarkan oleh tubuh unggas melalui ekskreta. Menurut Hesnita, dkk
(2017), bursa fabricius merupakan organ limfoid yang hanya dimiliki oleh
unggas dan berfungsi sebagai penghasil dan tempat pendewasaan limfosit
serta berisi makrofag dan sel plasma. Sel-sel inilah yang memegang peranan
sangat penting dalam respon pertahanan tubuh terhadap benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Pada ayam jantan perkembangan bursa fabricius
sangat terhambat oleh hormone tostesteron, sedangkan hormone estrogen
pada ayam betina tidak menghambat perkembangan bursa fabricius.
KESIMPULAN
Unggas merupakan hewan monogastrik yang memiliki satu lambung.
Organ utama pencernaan pada unggas terdiri dari 9 segmen antara lain:
paruh, oesophagus, crop, proventriculus, gizzard, small intestine, caecum,
colon, dan cloaca. Organ aksesori yang membantu organ pencernaan utama
unggas ada 3 antara lain: hati, limfa, dan empedu. Sistem imun pada unggas
ada dua, anatara lain: kelenjar timus, dan bursa fabricius.
DAFTAR PUSTAKA
Abdian, Mardhih., Hamdani Budiman., dan Cut Dahlia Iskandar. 2017.
Gambaran Histologis Timus Ayam Kampung (Gallus gallus
domesticus). Jurnal Veterinare. 1(3): 592-597.
Achamu., Muharlein. MP., Ilmu Ternak Unggas. Universitas Brawijaya Press.
Malang.
Anggorodi, 2004. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Hasnita., Dian Masyita., dan Hamdani Budiman. 2017. Gambaran Histologi
Bursa Fabricius Ayam Kampung (Gallus gallus domesticus). Jurnal
Veterinare. 1(3): 398-403.
Rizal, Yose. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Andalas University Press. Padang
Widodo, Eko. 2017. Ilmu Bahan Pakan Ternak dan Formulasi Pakan Unggas.
Universitas Brawijaya Press. Malang.
Whittow, G. C. 2000. Sturkie’s Avian Physiology. Fifth edition. Academic
Press. New York.
Yuwanta. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai