Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH : DOSEN PENGAMPU :

PROFESI KEPENDIDIKAN RINA ARI ROHMAH, M. Pd.

MAKALAH
KOMPETENSI DAN TUGAS-TUGAS GURU

Di Susun Oleh:

MUHAMAD ALFARIZI
NIM. 1730001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun hantarkankan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah ‘Propesi Kependidikan’.
penyusun telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan penyusun, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang
agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Tak lupa ucapan terimakasih penyusun
sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang
telah diberikan kepada penyusun. Sehingga penyusun dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai yang
penyusun harapkan. Penyusun ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan
semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Pada dasarnya makalah
yang penyusun sajikan ini khusus mengupas tentang ‘Kompetensi dan Tugas-
Tugas Guru’. Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Pasir Pengaraian, 06 Oktober 2018

AL Farizi

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB  I      PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................. 2
BAB  II     PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Pengertian Kompetensi Guru ............................................................. 3
B. Tugas-Tugas Guru ............................................................................. 9
C. Permasalahan yang Berkenaan dengan Kompetensi
dan tugas-tugas guru ......................................................................... 13
BAB  III    PENUTUP ................................................................................. 17
A. Kesimpulan......................................................................................... 17
B. Saran .................................................................................................. 17
DAFTAF PUSTAKA

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | ii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah tenaga pendidik yang bertugas untuk mendidik anak-anak 


bangsa supaya menjadi insan kamil di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Guru sebagai suatu profesi di Indonesia masih dalam taraf sedang tumbuh yang
tingkat kematangannya belum sampai seperti profesi-profesi lainya sehingga guru
dikatakan sebagai profesi yang belum sepenuhnya profesional. Banyak yang
beranggapan bahwa pekerjaan guru tidak perlu diakui sebagai pekerjaaan
profesional.  Alasan mereka adalah karena bidang pekerjaan guru dapat dilakukan
oleh siapa saja yang memiliki pendidikan yang cukup dan sedikit pengalaman
mengajar. Pendapat tersebut tentu kurang bijak, mengingat pekerjaan guru
bukanlah pekerjaan yang mudah karena pendidik harus memahami karakteristik
peserta didik, membaca potensinya, dan mengembangkan secara optimal. Seorang
guru tidak hanya memberikan mata pelajaran saja kepada anak didiknya, namun
juga harus bisa membimbing mereka.
Guru yang berhasil melaksanakan tugasnya adalah guru profesional.
Untuk menjadi guru yang profesional maka guru harus mempunyai berbagai
macam kemampuan,  diantaranya yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan pedagogik, kemampuan profesional, kemampuan kepribadian, dan
kemampuan sosial.   Berdasarkan alasan tersebut maka penyusun akan membahas
tentang kompetensi dan tugas-tugas guru serta permasalahan-permasalahannya
dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru ?
2. Apa saja tugas-tugas seorang guru ?
3. Apa sajakah permasalahan yang berkenaan dengan kompetensi guru
dan tugas-tugas guru ?

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 1


C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan masalahnya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kompetensi seorang guru.
2. Untuk mengetahui tugas-tugas seorang guru.
3. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang berkenaan dengan
kompetensi guru dan tugas tugasnya.
4.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan


kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi
tertentu. Selanjutnya Spencer & Spencer menjelaskan, kompetensi
dikatakan underlying characteristic karena karakteristik merupakan bagian yang
mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksi
berbagai situasi dan jenis pekerjaan. Dikatakan causally related, karena
kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja. Dikatakan
criterion-referenced, karena kompetensi itu benar-benar memprediksi siapa-siapa
saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria atau standar tertentu.
Depdiknas  merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten
dan profesional adalah guru piawi dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan
uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi. Berikut bagian-bagian dari kompetensi guru, yaitu :

1. Kompetensi Pedagogik
Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 
dikemukakan kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik”.  Depdiknas  menyebut kompetensi ini dengan
“kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini  dapat dilihat dari
kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 3


melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan
kemampuan melakukan penilaian.
a. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran
Kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi:
1) mampu mendeskripsikan tujuan,
2) mampu memilih materi,
3) mampu mengorganisir materi,
4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran,
5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran,
6) mampu menyusun perangkat penilaian,
7) mampu menentukan teknik penilaian, dan
8) mampu mengalokasikan waktu.
Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar
merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa
selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan,
menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar
mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan
penilaian penguasaan tujuan.
b. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan
program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di
tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan
siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat
mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan
belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan
yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran.
Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar mengajar,
pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan 
teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu
pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil
belajar siswa.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan
pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 4


secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai
oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat
dalam mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa,
kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon setiap perubahan perilaku
siswa. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar meliputi :
1) membuka pelajaran,
2) menyajikan materi,
3) menggunakan media dan metode,
4) menggunakan alat peraga,
5) menggunakan bahasa yang komunikatif,
6) memotivasi siswa,
7) mengorganisasi kegiatan,
8) berinteraksi dengan siswa secara komunikatif,
9) menyimpulkan pelajaran,
10) memberikan umpan balik,
11) melaksanakan penilaian, dan
12) menggunakan waktu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar
mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan
antara manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan
proses belajar mengajar adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang
dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para siswa.
c. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar
Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui
keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun
dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan
betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk
mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Kompetensi penilaian belajar peserta didik, meliputi :
1) mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran,
2) mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda,
3) mampu memperbaiki soal yang tidak valid,

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 5


4) mampu memeriksa jawab,
5) mampu mengklasifikasi hasil-hasil penilaian,
6) mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian,
7) mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian,
8) mampu menentukan korelasi soal berdasarkan hasil penilaian,
9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian, 
10) mampu menyimpulkan  dari hasil penilaian secara jelas dan logis,
11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian,
12) mengklasifikasi kemampuan siswa,
13) mampu mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian,
14) mampu melaksanakan tindak lanjut,
15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut,  dan
16) mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil
penilaian.         

Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik tercermin dari indikator


a. kemampuan merencanakan program belajar mengajar,
b. kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar
mengajar, dan
c. kemampuan melakukan penilaian.

2. Kompetensi Kepribadian
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki
karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengembangan sumber daya manusia.  Kepribadian yang mantap dari sosok
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik
maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut
“digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap
dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi
keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah
(2000:225-226)  menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 6


anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan
mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam
menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan
psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan
memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai
dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki
resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur
dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen
dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik”. Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai
kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan
agar dapat menjadi guru yang baik.

3. Kompetensi Profesional
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam”. Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi
profesional meliputi  pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan
penguasaan bahan kajian akademik.
a. Pengembangan profesi
Perkembangan profesi meliputi :
1) mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi
melalui berbagai kegiatan ilmiah,
2) mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah,
3) mengembangkan berbagai model pembelajaran,
4) menulis makalah,
5) menulis/menyusun diktat pelajaran,
6) menulis buku pelajaran,
7) menulis modul,
8) menulis karya ilmiah,
9) melakukan penelitian ilmiah (action research),

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 7


10) menemukan teknologi tepat guna,
11) membuat alat peraga/media,
12) menciptakan karya seni,
13) mengikuti pelatihan terakreditasi,
a. Pemahaman Wawasan
Pemahaman Wawasan meliputi :
1) memahami visi dan misi,
2) memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran,
3) memahami konsep pendidikan dasar dan menengah,
4) memahami fungsi sekolah,
5) mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses
dan hasil belajar,
6) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan
luar sekolah.
b. Penguasaan Bahan Kajian Akademik
Penguasaan Bahan Kajian Akademik meliputi :
1) memahami struktur pengetahuan,
2) menguasai substansi materi,
3) menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang
dibutuhkan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi profesional guru tercermin dari


indikator :
a. kemampuan penguasaan materi pelajaran,
b. kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah,
c. kemampuan pengembangan profesi, dan
d. pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan.

4. Kompetensi Sosial
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan
berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan
perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang
Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 8


didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”.
Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki
kompetensi :
a. aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak
cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi
juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang
dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya,
b. pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan
c. mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan
masyarakat dan kemajuan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui
indikator :
a. interaksi guru dengan siswa,
b. interaksi guru dengan kepala sekolah,
c. interaksi guru dengan rekan kerja,
d. interaksi guru dengan orang tua siswa, dan
e. interaksi guru dengan masyarakat.

B. Tugas – Tugas Guru

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru


Pasal 52 ayat (1) kewajiban guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang
melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf
(e), yang dimaksud dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina
pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket. Uraian jenis
kerja guru tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal
tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 9


2. Melaksanakan Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara
peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru. Penjelasan kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan
penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik
terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang
terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka,
b. Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan
pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan
atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan bagian dari kegiatan
tatap muka,
c. Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi
dengan menggunakan media antara lain video, modul mandiri, kegiatan
observasi/eksplorasi,
d. Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas,
laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan,
e. Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan
durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum
sekolah/madrasah.
Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan melakukan
persiapan, antara lain pengecekan dan/atau penyiapan fisik kelas/ruangan,
bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi.

3. Menilai Hasil Pembelajaran


Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Melalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh informasi yang bermakna
untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya serta pengambilan
keputusan lainnya. Menilai hasil pembelajaran dilaksanakan secara
terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan harian dan kegiatan menilai

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 10


hasil belajar dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir
semester.
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes.
Penilaian nontes dapat berupa pengamatan dan pengukuran sikap serta
penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa.
a. Penilaian Dengan Tes
1) Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ulangan
harian, tengah semester, dan ujian akhir semester. Tes ini
dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan atau jadwal yang
telah ditentukan.
2) Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas.
3) Pengolahan hasil tes dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes.
b. Penilaian Nontes Berupa Pengamatan Dan Pengukuran Sikap.
1) Pengamatan dan pengukuran sikap sebagai bagian tidak
terpisahkan dari proses pendidikan, dilaksanakan oleh guru dengan
tujuan untuk melihat hasil pendidikan yang tidak dapat diukur
dengan tes tertulis atau lisan.
2) Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas
menyatu dengan proses tatap muka, dan atau di luar kelas.
3) Pengamatan dan pengukuran sikap yang dilaksanakan di luar kelas
merupakan kegiatan di luar jadwal tatap muka.
c. Penilaian Nontes Berupa Penilaian Hasil Karya.
1) Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek fisik
atau produk jasa, portofolio, atau bentuk lain dilakukan di luar
jadwal tatap muka.
2) Adakalanya dalam penilaian ini, guru harus menghadirkan peserta
didik agar untuk menghindari kesalahan pemahaman dari guru, jika
informasi dari peserta didik belum sempurna.

4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik


Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga kategori
yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam proses tatap muka,
intrakurikuler, dan ekstrakurikuler.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 11


Berikut tiga kategori membimbing dan melatih peserta didik, diantaranya :
a. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah
bimbingan dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
1) Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari pembelajaran
perbaikan (remedial teaching) dan pengayaan (enrichment) pada
mata pelajaran yang diampu guru.
2) Kegiatan pembelajaran perbaikan merupakan kegiatan bimbingan
dan latihan kepada peserta didik yang belum menguasai
kompetensi yang harus dicapai.
3) Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan
kepada peserta didik yang telah menguasai kompetensi yang
ditentukan lebih cepat dari alokasi waktu yang ditetapkan dengan
tujuan untuk memperluas atau memperkaya perbendaharaan
kompetensi.
4) Bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas pada
jadwal khusus, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus
dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu.
c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta
didik. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah:
 Pramuka,
 Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa,
 Olahraga,
 Kesenian
 Karya Ilmiah Remaja,
 Kerohanian,
 Paskibra,
 Pecinta Alam,

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 12


 Palang Merah Remaja (PMR),
 Jurnalistik,
 Unit Kesehatan Sekolah (UKS),
 Fotografi,
 Dan lain-lain

5. Melaksanakan Tugas Tambahan


Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 24 ayat
(7) menyatakan bahwa guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala
satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian
satuan pendidikan, pengawas satuan pendidikan, kepala perpustakaan, kepala
laboratorium, bengkel, atau unit produksi. Selanjutnya, sesuai dengan isi
Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru dapat diberi tugas tambahan yang melekat
pada tugas pokok misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan
karya ilmiah remaja, dan guru piket.

Berdasarkan uraian di atas, Tugas guru Berdasarkan Peraturan Pemerintah


Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52, yaitu :
a. Merenakan Pembelajaran,
b. Melaksanakan Pembelajaran,
c. Menilai Hasil Pembelajaran,
d. Membimbing dan Melatih Peserta Didik, dan
e. Melaksanakan Tugas Tambahan.

C. Permasalahan yang Berkenaan dengan Kompetensi dan Tugas-Tugas


Guru

1. Permasalahan yang Berasal dari Siswa


Masalah yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan evaluasi bisa
diklasifikasikan berdasarkan tingkatannya sehingga ada masalah pada tataran
makro dan masalah pada tataran mikro. Masalah- masalah yang dialami oleh
guru tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Perkembangan media hiburan yang kurang terkendali, seperti acara
TV, play station dan sebagainya.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 13


b. Buku penunjang masih banyak mengandung miskonsepsi, terutama
buku matematika dan sains.
c. Media untuk mengatasi miskonsepsi sangat kurang.
d. Tayangan di media masa (seperti film sejarah) sering membingungkan
anak.
e. Sistem guru kelas, sehingga guru harus menyiapkan banyak rancangan
pembelajaran.
f. Pelatihan sangat jarang.
g. Pelatihan yang diberikan tidak efektif.
h. Sistem pelatihan perlu disempurnakan (mestinya disertai dengan
aplikasi di lapangan).
i. Jarak rumah dan sekolah jauh.
j. Keadaan ekonomi orang tua kurang.
k. Perhatian orang tua kurang.
l. Waktu belajar anak kurang karena masih harus membantu orang tua.
m. Komunikasi sehari-hari lebih banyak menggunakan bahasa daerah
sehingga menghambat pemahaman siswa tentang buku yang sebagian
besar berbahasa Indonesia.
n. Kemampuan untuk menyediakan materi pembelajaran sendiri masih
terbatas. Kondisi anak didik di berbagai aspek amat beragam.
o. Waktu guru terbatas karena harus melakoni kehidupan bermasyarakat.
p. Siswa di kelas terlalu banyak, fasilitas penunjang belajar kurang
karena sosok orang tua siswa   kurang  dan kadang-kadang buku di
sekolah  tidak  boleh dibawa pulang.
q. Perhatian orang tua terhadap dunia  pendidikan rendah.
r. Memanfaatkan anak untuk membantu orang tua bekerja  mencari
nafkah.

Masalah pada tataran mikro adalah masalah yang dialami guru secara
langsung pada saat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Kalau
memperhatikan ringkasan di atas, tampak bahwa masalah yang dialami oleh guru
cukup kompleks karena masalah guru terjadi pada semua tahapan pembelajaran,
yaitu ada pada tahapan perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran maupun
dalam tahap melakukan evaluasi.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 14


2. Permasalahan yang Berasal dari Guru
a. Masalah dalam memilih metode mengajar
Metode adalah alat komunikasi antara guru dan murid pada waktu
belajar. Komunikasi itu terjadi melalui penerapan panca indra. Banyak
metode yang dapat dipilih oleh guru untuk digunakan sebagai alat
komunikasi belajar mengajar, diantaranya adalah ceramah, tanya jawab,
diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, kerja kelompok, pemecahan
masalah, karya wisata, simulasi, bermain peran, studi kasus dan inkuiri.
Untuk menerapkan dan memilih metode-metode tersebut, guru
berpegang pada keyakinan bahwa dengan metode yang dipilih, tujuan
belajar dapat tercapai secara maksimal.
Oleh karna itu, guru dapat mengkombinasikan beberapa metode
untuk diterapkan dalam satu paket pembelajaran. Namun kenyataan yang
terjadi masih banyak guru yang mendominasi kegiatan belajar dengan
metode ceramah. Padahal sebagai rambu-rambu, metode ceramah hanya
bisa efektif untuk digunakan sebagai metode mengajar tidak lebih dari 15
menit. Oleh karna itu, perlu mendominasikannya dengan metode-metode
yang lain.
b. Masalah dalam Menggunakan Sumber Belajar
Siswa belajar dengan menggunakan sumber belajar. Model belajar
yang tradisional hanya mengandalkan pada sumber yang berasal dari
guru. Sumber belajar tidaklah hanya guru, ada banyak sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk pengalaman belajar, sumber-sumber itu ada yang
sengaja direncanakan. Misalnya buku, jurnal, peta, perpustakan dan
sebagainya. Ada juga sumber yang tidak sengaja direncanakan tetapi
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran ( lingkungan, baik fisik
maupun sosial ), misalnya perkebunan, sawa, sungai, masyarakat, petani,
pedagang dan sebagainya.
c. Masalah dalam Membuat dan Menggunakan Alat Peraga
Alat peraga yang digunakan sebagai pembantu untuk memudahkan
proses terjadinya pengalaman belajar secara maksimal. Menurut
bentuknya, alat peraga dapat berupa media dua dimensi dan media tiga
dimensi. Menurut fungsinya, alat peraga bisa dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu auditif, visual, dan audio visual. Guru dapat memilih dan

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 15


menggunakan alat peraga tersebut dengan cara membeli maupun dengan
cara membuat sendiri alat peraga yang sederhana.
d. Masalah dalam Merencanakan Program Pembelajaran
Setiap guru harus membuat program pengajaran. Program
pengajaran dapat disusun dan direncanakan berdasarkan waktu pelarajan.
Program pengajaran hendaknya dikembangkan berdasarkan kurikulum
dan ditulis dengan sistem dan formal yang di sepakati bersama oleh
seluruh guru, sehingga memudahkan kepala sekolah untuk melakukan
pengecekan dan penilaian.
e. Masalah dalam Merencanakan dan Melaksanakan Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa, guru harus melaksanakan
evaluasi proses mengajar secara kontinyu. Untuk itu guru harus
menyusun program dan alat evaluasi yang tepat.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 16


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya


dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa
kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat
(1) kompetensi guru meliputi :
1. kompetensi pedagogik,
2. kompetensi kepribadian,
3. kompetensi sosial, dan
4. kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Menurut Undang-Undang Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Tugas Guru Pasal 52, meliputi :
1. Merenakan Pembelajaran,
2. Melaksanakan Pembelajaran,
3. Menilai Hasil Pembelajaran,
4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik, dan
5. Melaksanakan Tugas Tambahan.
Permasalahan yang Berkenaan dengan Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru
dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Permasalahan yang berasal dari siswanya dan
2. Permasalahan yang berasal dari gurunya.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun telah berusaha sebaik mungkin


untuk menyajikan dengan lengkap, mengumpulkan berbagai buku sumber. Namun
penyusun yakin bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran dari Ibu dan teman-teman semuanya sangat diperlukan untuk lebih
sempurnanya makalah ini.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 17


“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 18
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Baharuddin. 1983. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru,


Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya.
Joni, T. Raka. 1984. Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta:
Dirjen  Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Surya, Muhammad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung :
Yayasan Bhakti Winaya.
Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia
& UHAMKA Press.
Yutmini, Sri. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.
Depdiknas. 2009.  Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Jakarta :
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

“Kompetensi dan Tugas-Tugas Guru” Halaman | 19

Anda mungkin juga menyukai