Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

Administrasi dan Manajemen Sekolah


Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Pendayagunaan Unit
Layanan Khusus sebagai Fasilitas dalam Sumber Belajar yang Berkualitas

Di Susun Oleh :
Kelompok 7
• Della triatna (2005066006)
• Oni Savitri (2005066007)
• Afrida Mesianna Saragih (2005066020)
• Beta Anggraini (2005066025)
• Wahidatuzzakiah Rahmadhani (2005066031)

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Pendayagunaan Unit Layanan Khusus sebagai Fasilitas
dalam Sumber Belajar yang Berkualitas. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Administrasi & Manajemen Sekolah. S

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sudarman, S.Pd., M.Pd dan Bapak
Riyo Riyadi, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Administrasi & Manajemen Sekolah yang
memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Pendayagunaan Unit Layanan Khusus
sebagai Fasilitas dalam Sumber Belajar yang Berkualitas. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada para pihak yang telah memberikan pengetahuannya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah ini.

Samarinda, 13 Februari 2021

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii-iii

Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah ..................................................................................................... 1

Bab 2 ISI ........................................................................................................................... 2-28

1. Kegiatan 13 mengidentifikasi unit layanan khusus ..................................................... 3-11


1.1 Jenis unit layanan khusus yang ada di sekolah ...................................................... 3-4
1.2 Hal-hal yang harus dipenuhi unit layanan khusus ................................................. 4-6
1.3 Peran unit layanan khusus di sekolah dalam kualitas pembelajaran ...................... 6-7
1.4 Upaya yang dilakukan agar kualitas unit layanan sekolah dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran .......................................................................................................... 8-11
2. Kegiatan 14 mengidentifikasi tentang perencanaan kegiatan unit layanan khusus
berdasarkan potensi peserta didik ................................................................................ 12-13
2.1 Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa yang dibimbing ........................ 12
2.2 Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing ....................................... 12
2.3 Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi
bimbingan .............................................................................................................. 13
3. Kegiatan 15 menganalisis hasil identifikasi pemanfaatan unit layanan khusus .......... 14-15
3.2 LK. 15a Mengidentifikasi dan menganalisis unit layanan khusus di sekolah ....... 14
3.2 LK 15b Merekap hasil analisis pemanfaatan unit layanan khusus ....................... 14-15
4. Kegiatan 16 Menyusun rencana pendayagunaan unit layanan khusus berdasarkan
hasil analisis potensi .................................................................................................... 16
LK 16 Merencanakan pemberdayaan unit layanan khusus untuk optimalisasi kualitas
pembelajaran ................................................................................................................ 16
5. Kegiatan 17 Mensupervisi pelaksanaan layanan khusus ............................................ 17-19

ii
5.1 LK 17a Mengidentifikasi kriteria aspek pengamatan unit layanan khusus di
sekolah ................................................................................................................... 17-18
5.2 LK 17b Memodifikasi instrumen supervisi unit layanan khusus ........................... 18-19
6. Kegiatan 18 Menelaah evaluasi pelaksanaan unit layanan ........................................... 20-28
LK 18 Menelaah evaluasi pelaksanaan unit layanan khusus di sekolah ...................... 20
6.1 Deskripsi pelaksanaan pendayagunaan unit layanan sekolah ................................ 20-23
6.2 Tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan
pendayagunaan unit layanan khusus ..................................................................... 23-26
6.3 Ciri-ciri sekolah promosi kesehatan ....................................................................... 27-28

Bab 3 Penutup ..................................................................................................................... 29

Daftar pustaka .................................................................................................................... 30-31

iii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Layanan khusus di sekolah pada dasarnya dibuat untuk mempermudah atau
memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar
pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senantiasa berada
dalam keadaan baik, baik disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah suatu
proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk
menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif
dan efisien. Mengingat pentingnya manajemen layanan khusus di suatu sekolah
merupakan bagian penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif
dan efisien.
Masa ini, sekolah tidak hanya diperuntukkan bagi anak yang berfisik sempurna
dan berkemampuan intelegensi normal. Namun juga di peruntukan bagi semua ragam
anak, sehingga dicetuskan konsep sekolah inklusi, yang ditampilkan untuk memenuhi
tuntutan semua macam masyarakat terkhusus anak-anak berkebutuhan khusus. Sekolah
tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses
pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan
harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik
dan memberikan rasa aman pada siswa selama siswa belajar di sekolah.

B. Rumus Masalah
1. Mengidentifikasi Unit Layanan Khusus
2. Mengidentifikasi tentang Perencanaan kegiatan
3. Menganalisis hasil Identifikasi
4. Menyusun Rencana Pendayagunaan Unit Layanan Khusus
5. Mensupervisi Pelaksanaan Layanan khusus
6. Menelaah evaluasi Pelaksaan Unit Layanan.

C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi infomasi ataupun
menambah wawasan mengenai pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pemberdayaan unit layanan khusus sebagai fasilitas dan sumber belajar yang berkualitas.

1
BAB II
ISI
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dalam Pemberdayaan
Unit Layanan Khusus Sebagai Fasilitas Dan Sumber Belajar Yang
Berkualitas

Peningkatan kualitas pembelajaran, selain dipengaruhi oleh potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan peserta didik, dan kemampuan pendidik dalam merencanakan pembelajaran, juga
dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mendayagunakan semua fasilitas yang ada di
sekolah. Diantaranya, fasilitas yang berupa unit-unit layanan khusus, yaitu perpustakaan,
laboratorium, usaha kesehatan sekolah (UKS), bimbingan konseling/bimbingan penyuluhan,
koperasi sekolah, kantin/ kafetaria, bengkel/ unit produksi, bisnis center, dan teaching factory
(untuk SMK).

Sehingga permberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam pemberdayaan unit


layanan khusus sebagai fasilitas dan sumber belajar yang berkualitas untuk menunjang
keberlangsung proses belajar peserta didik agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif
dan efisien, baik secara akademik maupun non-akademik. Dalam proses pengelolaan dan
pemanfaatan pelayanan khusus disetiap sekolah berbeda-beda, akan tetapi layanan khusus yang
diberikan pihak sekolah untuk peserta didik pada umumnya sama disetiap sekolah.

2
Kegiatan 13. Mengidentifikasi Unit Layanan Khusus :

a) Jenis unit layanan khusus yang ada di sekolah :


A. Unit Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas belajar yang dalam sistem
pendidikan yang harus diselenggarakan di tiap sekolah. Perpustakaan sekolah telah
menempati bagian integral dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah, dengan sasaran utama adalah peserta didik dan lingkungannya
(Soenarjo, 2002: 2). Menurut Selvia (2009: 1), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah
upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, terencana,
terarah, dan bertanggung jawab. UKS berperan dalam menanamkan, menumbuhkan,
mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati, menyenangi, dan melaksanakan
prinsip hidup sehat.
C. Unit Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konselingadalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
D. Laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia,
fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya.
E. Kantin Sekolah
Kantin sekolah merupakan salah satu prasarana penting yang wajib dimiliki oleh
satuan pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kantin sekolah akan menjadi penunjang

3
kegiatan pendidikan manakala dapat berfungsi dengan memperhatikan aspek sanitasi dan
menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.
F. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang
anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada
berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar,
koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.
G. Unit Produksi
Unit produksi merupakan suatu aktivitas bisnis yang dilakukan secara
berkesinambungan dalam mengelola sumber daya sekolah sehingga dapat menghasilkan
produk dan jasa yang mendatangkan keuntungan.

b) Hal-hal yang harus di penuhi Unit Layanan Khusus :


A. Unit Perpustakaan Sekolah
Menurut Standar Nasional Indonesia untuk Perpustakaan Sekolah (SNI7329-
2009), pengertian perpustakaan sekolah adalah: “Perpustakaan yang berada pada satuan
pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan
bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber
belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.
Perpustakaan tidak cukup hanya dikelola dengan baik, koleksi yang tersedia di
perpustakaan juga harus di dayagunakan. Kepala sekolah, para guru, dan juga siswa
perlu diberitahukan tentang koleksi apa yang tersedia di perpustakaan, sebab
perpustakaan sekolah yang baik adalah perpustakaan yang dapat memenuhi kebutuhan
informasi para pemakainya. Oleh karena itu, koleksi yang ada di perpustakaan sekolah
harus disesuaikan dengan kebutuhan para pemakainya sehingga dapat didayagunakan
dengan sebaik-baiknya.
B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
Pada dasarnya, ada tiga tanggung jawab sekolah dalam bidang kesehatan, yaitu
memajukan kesehatan peserta didik, melindungi peserta didik dari penyakit, dan membantu
peserta didik mendapatkan bantuan layanan kesehatan. Oleh karena itu, program kesehatan

4
sekolah haruslah mencakup ketiga unsur atau aspek tersebut, yaitu: (1)pelayana kesehatan
di sekolah, (2) pendidikan kesehatan; dan (3) lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
C. Unit Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk
mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan
lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki
perilaku.
D. Laboratorium
Salah satu hal yang harus di penuhi dalam laboratorium adalah peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Penguasaan pengetahuan dasar merupakan syarat pokok
dan keterampilan seseorang sangat menunjang kesuksesan di dalam mengelola
laboratorium yang baik dan benar.
E. Kantin Sekolah
Kantin Sehat Sekolah adalah suatu unit kegiatan di sekolah yang memberi manfaat
bagi kesehatan. Karena itu suatu kantin sehat harus dapat menyediakan makanan utama
atau ringan yang menyehatkan, yaitu bergizi, higienis dan amandikonsumsi, bagi peserta
didik serta warga sekolah lainnya. Untuk menyelenggarakan kegiatan kantin sehat sekolah
yang optimal, fasilitas yang menjadi persyaratan dasar yang perlu dimiliki sekolah adalah
ruang kantin atau area yang cukup untuk menjual makanan dan minuman dan sarana air
bersih yang cukup untuk mendukung kegiatan kebersihan dan sanitasi di kantin.
F. Koperasi Sekolah
Pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka
menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan
pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam
menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.
G. Unit Produksi
Pembinaan siswa secara langsung dalam bidang-bidang pekerjaan di unit produksi
seperti menggunakan cash register,mendisplai produk, memberikan pelayanan kepada
konsumen, mencatat persediaan barang dagangan, membuat laporan keuangan seperi
neraca, rugi laba dan perubahan modal dan ikut menikmati hasil jerih payahnya dalam
pengelolaan usaha tersebut (learning by doing). Seseorang tidak dapat menguasai teori

5
dengan baik tanpa praktek, dan sebaliknya seseorang tidak dapat melakukanpraktik secara
efektif tanpa pemahaman teori.
c) Peran Unit Layanan Khusus di Sekolah dalam Kualitas Pembelajaran :
A. Unit Perpustakaan Sekolah

Peran Perpustakaan Sekolah adalah membantu peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah perlu merealisasikan misi dan kebijakannya
dalam memajukan peserta didik dengan mempersiapkan tenaga pustakawan yang
memadai, koleksi yang berkualitas serta serangkaian aktivitas layanan yang mendukung
suasana pembelajaran yang menarik.

B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Peran UKS di sekolah dalam kualitas pembelajaran adalah untuk membentuk


pribadi peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab dalam melaksanakan budaya
hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah pada khususnya agar prestasi belajar peserta
didik meningkat serta mutu pendidikan menjadi semakin baik. UKS juga sebagai upaya
sekolah agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya
hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya.
Serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Dan seluruh warga
sekolah terutama peserta didik harus dapat melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K).

C. Unit Bimbingan dan Konseling


Peran Bimbingan dan konseling untuk peserta didik secara khusus adalah agar
peserta didik dapat mengatasi kesulitan dan memahami diri sendiri, mengatasi kesulitan
dalam memahami lingkungan seperti lingkungan sosial, sekolah, keluarga dan sebagainya,
mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah, mengatasi
kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakat peserta didik dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan, dan memperoleh bantuan yang tepat dari pihak luar agar dapat
membantu memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkan di sekolah.

6
D. Laboratorium
laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya Sebagai sumber belajar laboratorium juga memiliki peran penting yang
bermanfaat dalam pencapaian tiga tujuan pembelajaran yaitu :
a. keterampilan kognitif, misalnya melatih agar teori dapat dimengerti dan agar teori dapat
diterapkan pada keadaan nyata
b. keterampilan afektif, misalnya belajar bekerja sama belajar menghargai bidangnya dan
belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
c. keterampilan psikomotorik, misalnya belajar memasang peralatan sehingga betul-betul
berjalan dan berjalannya memakai peralatan dan instrumen tertentu.
E. Kantin Sekolah
Peran Kantin Sekolah adalah agar dapat meningkatkan kemampuan masyarakat
sekolah untuk memlihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental,
dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
F. Koperasi Sekolah
Peran pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka
menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan
pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam
menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.
G. Unit Produksi
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 menyebutkan, pendidikan
menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan
tertentu. Tujuan pendidikan menengah yang tercantum pada pasal 3 ayat (2), pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara lain untuk menyiapkan siswa memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme dan menyiapkan tamatan agar
menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

7
d) Upaya yang di lakukan agar kualitas unit layanan sekolah dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran :
A. Unit Perpustakaan Sekolah

Upaya yang dilakukan pustakawan, guru, dan kepala sekolah dalam


pendayagunaan koleksi perpustakaan sekolah dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran pada dasarnya pustakawan, guru, dan juga Kepala Sekolah telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa tentang pendayagunaan koleksi
Perpustakaan Sekolah. Upaya-upaya yang harus dilakukan pustakawan dalam
membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk mendayagunakan koleksi
Perpustakaan Sekolah dengan cara memberikan informasi mengenai koleksi
Perpustakaan Sekolah, mempromosikan koleksi yang ada diperpustakaan, Memasang
slogan, semboyan atau kata-kata mutiara yang erat kaitannya dengan membaca buku
dan perpustakaan, Memotivasi siswa untuk cinta terhadap perpustakaan. Jika tersedia
fasilitas perpustakaan dengan kondisi yang baik, siswa akan bisa dan terbiasa belajar
dengan baik dan melakukan kegiatan yang dapat menarik peserta didik untuk mengunjungi
perpustakaan.

B. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)


Upaya yang dilakukan petugas kesehatan sekolah, guru, dan kepala sekolah
dalam pendayagunaan pelayanan kesehatan sekolah dalam meningkatkan kualitas
kesehatan pada dasarnya petugas kesehatan sekolah, guru, dan juga Kepala Sekolah
memberikan bimbingan dan pengarahan/penyuluhan kepada siswa tentang
pendayagunaan pola hidup sehat. Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam
membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menciptakan pola hidup sehat antara
lain dengan memberikan sarana dan prasarana yang baik, melakukan penyuluhan tentang
kesehatan dan pola hidup sehat, melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat, memeriksa kesehatan peserta didik per 3 bulan sekali, dan
lain sebaginya yang berhubungan dengan kesehatan.
C. Unit Bimbingan dan Konseling
Dinas Pendidikan dapat berupaya sebagai berikut :

8
1) memberikan fasilitas dan ruang gerak lebih luas dan memberikan otonomi kepada guru
bimbingan dan konseling. Di samping itu, pelatihan dan pembinaan terhadap guru
bimbingan dan konseling akan diberikan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan guru tersebut. Selanjutnya, penambahan dan pemberdayaan guru bimbingan
dan konseling akan selalu dilakukan secara bertahap,
2) merealisasikan PP Nomor 74 tahun 2008 tentang rasio guru bimbingan dan konseling.
Selanjutnya bagi guru bimbingan dan konselingagar lebih kreatif dan inovatif dalam
mencari dan menggali pengetahuan baru yang berhubungan dengan bidangnya. Kemudian
bagi peserta didik, harus dapat memanfaatkan fasilitas bimbingan dan konseling yang ada
di sekolah masing-masing.
D. Laboratorium
Strategi yang dapat di gunakan supaya laboratorium dapat digunakan secara optimal antara
lain:
a. Penambahan peralatan dan bahan laboratorium
Salah satu alasan mengapa guru belum mau memayanfaatkan laboratorium sebagai sarana
pembelajaran antara lain belum ada alat dan bahan yang di gunakan untuk praktikum.
Dengan penambahan dan pemenuhan peralatan dan bahan yang memadai minimal sesuai
standar sarana dan sarana laboratorium, diharapkan kegiatan praktikum dapat dilaksanakan
di laboratorium.
b. Pemenuhan standar tenaga laboratorium
Sesuai standar tenaga laboratorium, minimal terdapat tiga personil laboratorium yaitu
ketua, teknisi, dan laboran laboratorium. Dengan adanya tenaga laboratorium yang sudah
sesuai dengan standar di harapkan guru mau memanfaatkan laboratorium sebagai sarana
pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru, sehingga keberadaan laboratorium dapat
berfungsi secara optimal.
c. Pengelolaan laboratorium secara professional.
Agar tujuan kegiatan praktikum di laboratorium tercapai dengan baik, maka diperlukan
suatu sistem tata kelola atau manajemen yang sangat kuat, yang mencerminkan kualitas
atau mutu proses/kegiatan laboratorium, dengan senantiasa memperhatikan kepuasan
pebelajar/siswa. Karena tata kelola laboratorium dirancang untuk kualitas atau mutu, maka
seringkali istilah sistem tata kelola diartikan sebagai sistem manajemen mutu. Idealnya,

9
Kebutuhan laboratorium adalah menciptakan dan mempertahankan kegiatan praktikum
yang berkualitas dengan penggunaan sumber daya (peralatan, bahan, dan manusia) yang
efisien.
Dengan kebijakan untuk menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran,
diharapkan guru lebih banyak menggunakan laboratorium.
E. Kantin Sekolah

Upaya untuk mendapatkan pangan yang aman terhadap bahaya biologis (kuman) umumnya
dapat dicapai melalui upaya berikut:
• Umumnya dapat dicapai melalui penerapan komponen Pilar 2 (Sumber Daya Manusia) dan
Pilar 3 (Sarana Prasarana) tentang Persyaratan Kantin Sehat.
• Upaya lain adalah dengan menerapkan prinsip GIGO (Garbage In Garbage Out) dimana
mutu pangan harus dijaga sejak awal misalnya dengan memilih bahan baku yang segar,
bersih dan bermutu baik (tidak kadaluwarsa, tidak busuk, kaleng tidak gembung, tidak
berjamur, tidak berlendir atau berubah bau menjadi tidak normal) serta mencuci buah dan
sayur yang akan dimakan mentah dengan air bersih dan mengalir.
F. Koperasi Sekolah
Upaya dan Bentuk tanggung jawab dalam aktivitas kegiatan koperasi sekolah diwujudkan
dalam pembagian tugas pengurus koperasi. Masing-masing bagian memiliki tugas sesuai
dengan peran masing-masing seperti:
1. Ketua, bertugas mengkoordinasikan seluruh pengurus, memimpin rapat dan mewakili
koperasi di dalam dan di luar
2. Sekretaris, bertugas di bidang kesekretariatan, menandatangani surat bersama ketua,
serta membantu ketua koperasi dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.
3. Bendahara, bertugas mengelola keuangan (administrasi keuangan)
4. Stockopname, bertugas sebagai pengontrol barang-barang yang dijual di koperasi
5. Koordinator Piket, bertugas sebagai pengontrol piket pengurus koperasi
6. Pengawas, bertugas mengawasi kinerja dari pengurus koperasi
G. Unit Produksi
Upaya yang di lakukan Unit Produksi dalam pembelajaran adalah memperoleh pembinaan
keterampilan kejuruan selama melaksanakan aktivitas di unit produksi, siswa memperoleh
pembinaan di bidang pengelolaan unit usaha yang bersifat bisnis. Pembinaan siswa secara

10
langsung dalam bidang-bidang pekerjaan di unit produksi seperti menggunakan cash
register,mendisplai produk, memberikan pelayanan kepada konsumen, mencatat
persediaan barang dagangan, membuat laporan keuangan seperi neraca, rugi laba dan
perubahan modal dan ikut menikmati hasil jerih payahnya dalam pengelolaan usaha
tersebut (learning by doing). Seseorang tidak dapat menguasai teori dengan baik tanpa
praktek, dan sebaliknya seseorang tidak dapat melakukanpraktik secara efektif tanpa
pemahaman teori.

11
Kegiatan 14. Mengidentifikasi tentang Perencanaan Kegiatan Unit Layanan Khusus
Berdasarkan Potensi Peserta Didik.

LK 14. Mengidentifikasi Perencanaan Pemberdayaan Unit Layanan Khusus untuk


Optimalisasi Kualitas Pembelajaran.

Perencanaan pemberdayaan unit layanan khusus digunakan untuk mengoptimalisasi


kualitas pembelajaran yang ada di sekolah.
Adapun tahap tahap perencanaan pemberdayaan unit layanan khusus yang dapat dilakukan yaitu
dengan menggunakan prinsip prinsip sebagai berikut : Prinsip-prinsip layanan khusus sekolah
terdiri atas prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa, pembimbing dan orgnisasi dan
administrasi.
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa yang dibimbing antara lain :
1. Pelayanan bimbingan harus diberikan kepadaseluruh peserta.
2. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan bimbingan kepada siswa. Diperlukan
suatu alat pengukur yang cermat agar dapat dibedakan siswa yang mana yang harus
didahulukan.
3. Program bimbingan harus dipusatkan kepada siswa.
4. Pelayanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang
bersangkutan.
5. Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang
dibimbing.Pembimbing bertugas membantu siswa untuk menenggulangi masalah dengan
berbagai alternatif keputuasan, sehingga pengembalian keputusan pada siswa sendiri.
6. Individu yang mendapat bimbingan harus dapat berangsur-angsur dapat membingan
dirinya sendiri.
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing:
1. Petugas-petugas bimbingan harus melakukan tugasnya sesuai dengan kemampuan dan
kewajiban masing-masing.
2. Petugas-petugas bimbingan di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian,
pendidikan, pengalaman dan kemampuan.
3. Petugas bimbingan harus mendapat kesempatan untuk memperkembangkan diri serta
kealhlliannya melalui berbagai latihan.
4. Petugas bimbingan hendaknya mempergunakan informasi yang tersedia mengenai individu
yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan untuk membuat individu yang
bersangkutan kea rah penyesuaian diri yang lebih baik.
5. Petugas bimbingan harus menghormati danmenjaga kerahasiaan informasi tentang
individu yang dibimbing.

12
6. Petugas-petugas bimbingan hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik
yang tepat dalam melaksanakan tugasnya.
7. Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian dalam bidang minat kemampuan dan hasil belajar individu untuk kepentingan
perkembangn kurikulum sekolah.
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan:
1. Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
2. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi setiap individu siswa. Hal
ini sangat diperlukan untuk mencatat data pribadi individu secara sistematik yang dapat
digunakan untuk kemajuan individu yang bersangkutan.
3. Program bimbingan harus disusun dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan, sehingga
layanan bimbingan mempunyai sumbangan yang besar terhadap program sekolah.
4. Pembagian waktu untuk setiap bimbingan secara teratur.
5. Bimbingan harus dilaksanakan selam dalam situasi individuan dan dalam situasi
kelompok, sesui dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan
masalah itu.
6. Kepala sekolah memegang tanggung jawab mendasar dalam pelaksanaan bimbingan
(Rusliana, 2010).

13
Kegiatan 15. Menganalisis Hasil Identifikasi Pemanfaatan Unit Layanan Khusus.

LK 15a. Mengidentifikasi dan Menganalisis Unit Layanan Khusus di Sekolah.

Mengidentifikasi dan Menganalisis Unit Layanan Khusus di Sekolah dengan cara


menentukan jenis unit layanan khusus yang ada di sekolah, bagaimana bentuk layanan yang akan
diberikan, kendala apa yang akan dihadapi, bagaimana cara membagi kelompok peserta didik,
bagaimana mengatur jadwalnya, kendala apa yang akan dihadapi serta upaya apa yang akan
dilakukan agar unit layanan yang ada dapat dimanfaatkan sebagai pusat dan sumber belajar peserta
didik secara optimal.

LK 15b. Merekap Hasil Analisis Pemanfaatan Unit Layanan Khusus.

Hasil Analisis Pemanfaatan Unit Layanan Khusus adalah

1. Layanan Perpustakan Sekolah yaitu tempat pengumpulan semua buku-buku milik lembaga
sekolah yang dibutuhkan oleh peserta didik. Tujuan layanan perpustakan sekolah ini agar
peserta didik mampu mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari buku tidak hanya
dari sosial media saja, dan juga menumbuhkan minat baca tulis peserta didik dan
menumpuk akat dan minat.
2. Layanan Kesehatan sekolah yaitu usaha untuk menumbuhkan hidup sehat peserta didik
dilingkungan sekolah yang dilakukan secara menyeleruh. Tujuan layanan Kesehatan
Sekolah ini agar peserta didik membiasakan hidup sehat dan bersih untuk meningkatkan
derajat siswa. Biasa kegiatan-kegiatan yang diselengarakan layanan ini adalah bersih-
bersih lingkungan sekolah dengan semua siswa atau menanam TOGA ditaman-taman
sekolah.
3. Layanan bimbingan Konseling yaitu layanan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah atau pemberian bantuan siswa dilakukan secara berkesinambungan bertujuan agar
siswa dapat memahami dirinya sendiri dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Layanan bimibingan konseling yaitu seorang guru.
4. Layanan laboratorium sekolah (LAB) yaitu sarana proses belajar mengajar, banyak
laboratorium yang terdapat disekolah, misalnya laboratorium IPA digunakan saat pelajar
IPA untuk mengitung, mengukur suatu volume atau cairan. Laboratorium komputer

14
digunakan saat pelajaran informatika belajar tentang microsoft word atau masalah-masalah
komputer.
5. Layanan kafetaria sekolah disebut juga dengan kantin sekolah atau layanan makanan dan
minuman yang dibutuhkan peserta didik dan staf sekolah. Harga Layanan kafetaria ini
biasanya terjangkau dengan uang saku peserta didik, terpenting dilayanan kafetaria ini
memenuhi makan-makan yang sehat.
6. Layanan Unit Produksi (UP) di gunakan untuk para siswa SMK praktek agar lebih efektif
dan efisien dalam mencari pekerjaan untuk kedepannya.

15
Kegiatan 16. Menyusun Rencana Pendayagunaan Unit Layanan Khusus
Berdasarkan Hasil Analisis Potensi.

LK 16. Merencanakan Pemberdayaan Unit Layanan Khusus untuk Optimalisasi Kualitas


Pembelajaran.

Merencanakan Pemberdayaan Unit Layanan untuk Optimalisasi Kualitas Pembelajaran


agar dapat Menyusun rencana pelaksanaan pendayagunaan unit layanan khusus, sehingga mampu
memfasilitasi dan menjadi sumber pembelajaran bagi peserta didik.

Dalam rangka pemberdayaan unit layanan khusus tersebut, beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan antara lain:

a) Dasar pemberian layanan


b) Waktu pelaksanaan
c) Ketersediaan sumberdaya manusia
d) Biaya
e) Yang terpenting adalah bagaimana peran nyata setiap unit pelayanan khusus terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

Rencana pelaksanaan pendayagunaan unit layanan khusus ini dibuat agar dapat menjalankan
tugas yang terdapat pada layanan khusus lebih teratur, mampu mencapai tujuan yang diharapkan
dan dapat terlaksana dengan baik

16
Kegiatan 17. Mensupervisi Pelaksanaan Layanan Khusus

LK 17a. Mengidentifikasi Kriteria Aspek Pengamatan Unit Layanan Khusus di Sekolah.

1. Penanggung Jawab Kegiatan Supervisi Pada Unit Layanan Khusus di Sekolah adalah
Kepala sekolah, dan kaitannya dengan tim penjaminan mutu disekolah sangat erat karena
Setiap kepala sekolah harus mampu memberdayakan semua unit layanan khusus sebagai
fasilitas dan sumber belajar peserta didik.

Pelaksanaan pelayanan tersebut harus didasarkan pada hasil kajian yang mempertimbangkan:

a) Sumber daya manusia


b) Kebutuhan nyata di sekolah
c) Biaya
d) Sarana dan prasarana
e) Dukungan pemangku kepentingan.

Unit-unit layanan khusus yang diberdayakan secara optimal pasti berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran. Pada akhirnya hal ini akan berdampak positif terhadap
prestasi belajar siswa. Jika prestasi siswa meningkat maka mutu sekolah pun pasti meningkat.

2. Supervisi pada unit Layanan khusus dilakukan di awal dan akhir semester yang artinya
dalam setahun dapat dilakukan 4 kali supervisi.
3. keberadaan unit layanan khusus perlu di konfirmasi dengan SNP/SPM yang ada, karena
unit-unit layanan khusus di sekolah harus di selaraskan dengan pendidikan karakter di
sekolah, dan untuk mengetahui keberhasilan unit layanan khusus di sekolah maka perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi melalui SNP /SPM. SNP/SPM juga berguna sebagai
dasar dalam perencanaan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh unit Layanan khusus agar
sesuai dengan perubahan lokal, nasional maupun global.
4. Unit Layanan khusus dapat memberikan manfaat sebagai sumber belajar karena pada
dasarnya unit Layanan khusus dibuat untuk mempermudah ataupun memperlancar
pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan khusus siswa dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Unit Layanan khusus juga turut serta berkontribusi dalam
kemampuan peserta didik baik pada aspek akademik maupun aspek lainnya.

17
5. Keberadaan unit Layanan khusus memberikan kontribusi yang sangat besar dalam
pencapaian prestasi belajar peserta didik karena unit Layanan khususengatur segala
kebutuhan peserta didik untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab dalam pendidikan.
Disamping dapat mengembangkan bakat, minat, serta kemampuan peserta didik dalam
berprestasi, unit Layanan khusus juga dapat memperlancar proses pembelajaran di sekolah.
Demi tercapainya kompetensi peserta didik secara utuh dan berdaya guna.

LK 17b. Memodifikasi Instrumen Supervisi Unit Layanan Khusus

Pengertian Supervisi

Supervisi adalah aktivitas dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seorang
profesional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam memperbaiki bahan,
metode dan evaluasi pengajaran dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan
secara kontinyu agar guru menjadi lebih profesional dalam meningkatkan pencapaian tujuan
sekolah.

Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar.
Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteks-nya yang luas menyangkut
komponen sekolah yang lain karena guru juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana,
lingkungan sekolah, dan lain-lain.

Menurut Maryono (2011), fungsi supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:

a) Penelitian.
Fungsi penelitian adalah fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang
dihadapi.
b) Penilaian.
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar
yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan
standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah,
serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
c) Perbaikan.
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan

18
tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara
membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk
melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.
d) Pembinaan.
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang
cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat
dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, konferensi
individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.

Jenis-jenis Supervisi

Menurut Suhardan (2010), terdapat tiga jenis supervisi, yaitu:

a) Supervisi akademik. Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-
masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
b) Supervisi administrasi. Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
c) Supervisi lembaga. Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang
berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik
madrasah atau kinerja madrasah.

19
Kegiatan 18 Menelaah Evaluasi Pelaksanaan Unit Layanan

LK-18. Menelaah Evaluasi Pelaksanaan Unit Layanan Khusus di Sekolah

1. Deskripsi pelaksanaan pendayagunaannya Unit Layanan Sekolah :


1) Layanan Kesehatan Sekolah

Deskripsi pelaksanaan pendayagunaannya sebagai berikut :

Adanya partisipasi warga sekolah dalam pelayanan usaha kesehatan sekolah dan
memiliki pola kerja dimana kegiatan yang dapat dirinci dalam kinerja di antaranya:

(1) Tugas keaktivitas utama UKS

(2) Administrasi dan struktural

(3) Prosedur pelayanan

(4) program yang dikembangkan.

a. Tugas keaktivitas utama UKS

Pengurus kesehatan membagi agenda kerja menjadi harian dan bulanan. Kegiatan
harian ini mengacu pada rencana agenda apa yang biasa mereka lakukan di setiap harinya
sebagai pengurus kesehatan, yaitu:

(a) Stand by check,

(b) Laporan hasil check pasien.

Sedangkan untuk kegiatan bulanan ini mengacu pada berencana agenda apa yang biasa

mereka lakukan di setiap bulan. Selain itu terkadang ada tambahan agenda jika di
perlukan.Dan itu juga masuk dalam daftar, yaitu:

(a) Melakukan senam Bersama,

(b) Mengadakan donor darah,

(c) Mengadakan pelatihan PMR,

(d) Menjaga sebagai team penyelamat di upacara,

20
(e) Melakukan check tingkat kesehatan/makanan.

b. Administrasi dan struktural

Pengurusan kesehatan pada lingkungan sekolah didasari pada aturan sekolah yang
sudah diresmikan dan juga dibina serta dilindungi oleh kepala sekolah beserta jajarannya.
Aturan yang dibuat oleh kepala sekolah menyetujui dengan administrasi adanya absen
pengunjung yang datang ke klinik atau ruang UKS untuk yang berkepentingan. Kebijakan
yang dibuat oleh kepala sekolah dengan cara susunan administrasi memberikan hasil data
yang konkrit apabila ada yang perlu dilaporkan. Hal itu dikarenakan ada jalinan dukungan
pemerintah yang tetap ingin ada hubungan baik.Sehingga setiap kegiatan dan kegiatan
UKS mempunyai daftar hadir dan checklist, dan juga secara administrasi perlu dibuatnya
susunan struktural sebagai garis koordinasi dan garis komando. Sebagai laporan informasi
mengenai pengurus kesehatan diadakan juga daftar hadir dan daftar oprasional kinerja yang
dikerjakan sebagai laporan peningkatan kinerja UKS.Pembina memberikan susuran
program kerja dan juga struktural sebagai syarat utama untuk mengetahui langkah garis
koordinasi yang perlu dilakukan garis koordinasi ini disetujui oleh Pembina pengurus
kesehatan yaitu kepala sekolah.

c. Prosedur pelayanan

Siswa mempunyai aturan penggunaan untuk menggunakan fasilitas UKS.Siswa


yang saat itu berada di kelas dan mengikuti pelajaran diperbolehkan tidak mengikuti
pelajaran.Tetapi dengan syarat siswa mempunyai ijin dari guru kelas yang sedang
berlangsung.Apabila administrasi sudah dilaksanakan, siswa diperbolehkan meninggalkan
pelajaran.Akan tetapi sebaliknya, apabila siswa tidak memiliki ijin tertulis oleh guru kelas,
siswa tidak diperbolehkan meninggalkan kelas dan harus tetap mengikuti pembelajaran.

Adapun aturan yang perlu di taati untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
di sekolah.Sebagai pengguna fasilitas kesehatan terutama siswa. Mempunyai aturan
tersendiri langkah yang harus ditempuh siswa :

o Siswa yang sakit ijin ke guru kelas yang sedang mengajar


o Meminta ijin tertulis dan diisi pada buku catatan atau lebih dikenal dengan buku
P4D yang sudah ditandatangani oleh guru kelas

21
o Siswa diperbolehkan ke UKS untuk mendapatkan pertolongan kesehatan dari
petugas UKS

Ada juga prosedur penggunaan fasilitas kesehatan UKS pada siswa, hal ini
dilakukan oleh siswa apabila sudah termasuk ‘emergency’ mendesak, yang bersifat
berbahaya. Prosedur itu diantaranya :

o Apabila kondisi penderita dalam kondisi darurat


o Teman sebayanya boleh membawakan penderita ke klinik atau ruang UKS untuk
ditindak lanjuti
o Siswa penderita boleh tidak mengikuti pelajaran berlangsung. Karena kondisi yang
tidak memungkinkan. Hal ini tergantung tingkat parah penderita
o Apabila penderita sudah kembali pulih, penderita diwajibkan untuk kembali ke
kelas mengikuti pelajaran.

Pelayanan yang dilakukan oleh pihak pengurus kesehatan sekolah atau UKS.
Disesuaikan oleh tingkat keparahan penderita. Dari prediksi gejala yang akan terjadi
dimungkinkan penderita hanya mengalami sakit ringan yang dapat diatasi oleh tindakan
medis mendasar. Tindakan pelayanan medis yang pernah dilakukan :

o Rawat istirahat total


o Pemberian obat pada penderita
o Penanganan pada penderita luka luar
o Pelayanan status perkembangan fisik
o Konsultasi gejala penyakit pada penderita
d. Program yang dikembangkan.

Dalam upaya meningkatkan kualitas Usaha Kesehatan Sekolah, Kepala sekolah


beserta pimpinan UKS melakukan sebuah pengembangan dari program yang sudah
dilaksanakan sebelumnya. Program itu berkaitan langsung dengan layanan usaha kesehatan
di sekolah. Adpaun program yang telah dikembangkan yaitu mengikuti kemah PMR yang
di adakan pemerintah baik derah maupun provinsi untuk meningkatkan kualitas
kepengurusan UKS.

22
2. Tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan pendayagunaan
unit layanan khusus adalah :
1) Usaha Kesehatan Sekolah merupakan upaya yang dilaksanakan dari tingkat pelaksana
UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat sehingga diperlukan organisasi yang
baik. Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan serta mencegah
terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan UKS sebaiknya diwujudkan dalam
satu wadah atau badan. Kerangka kerjasama pengorganisasian sistem kerja operasional
UKS harus dipahami sebaik-baiknya. Sebab, tidak sedikit sekolah atau guru yang
beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan saja atau sebalikya
petugas kesehatan menganggap UKS merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan
sekolah atau guru semata-mata.
2) UKS disekolah dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler.
Kegiatan intrakulikuler dilakukan melalui Kesehatan lingkungan, Pendidikan
Kesehatan dan Usaha Pemeliharaan Kesehatan. Karena terbatasnya waktu pada
kegiatan intrakulikuler, kegiatan UKS lebih banyak diharapkan melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
a) Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
b) Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
c) Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
d) Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.

Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan Kesehatan

a) Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.


b) Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
c) Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
d) Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan –kebiasaan yang rapi.
e) Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan

Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah

23
a) Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
1. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan
sebagainya).
2. Usaha kesehatan gigi sekolah.
3. Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang
lebih ahli.
4. PPPK dan pengobatan sederhana.
Kegiatan ekstrakulikuler dapat berwujud ;
1. Lomba Poster
2. Lomba Kebersihan Kelas
3. Lomba Sekolah Sehat
4. Lomba Mengarang Cerita sehat
5. Lomba Cerdas cermat kesehatan
6. Lomba Siswa Sehat
7. Lomba Makanan Sehat
8. Lomba Warung Sehat, dll
Perlengkapan PPPK (P3K) Untuk UKS
Pertolongan pertama adalah suatu perawatan yang diberikan sementara
menunggu bantuan datang atau sebelum dibawa kerumah sakit atau puskesmas.
Pertolongan pertama dimaksudkan untuk menentramkan dan menyenangkan si
korban sebelum ditangani oleh orang yang lebih ahli. Diharapkan dengan keadaan
yang lebih tenang dan tenteram dapat mengurangi rasa sakit si korban (Yudiawan.
2002).
Perlengkapan P3K sangat dibutuhkan oleh sekolah sebagai langkah awal
dalam pengobatan sederhana untuk menghindari masalah yang lebih serius jika
terjadi kecelakaan dan hanya diberikan oleh guru UKS yang sudah memiliki
keterampilan dan terlatih memberikan /melakukan perawatan /pengobatan
sederhana.
Berikut beberapa perlengkapan P3K :
1. Perban Elastis dan Plester luka
2. Obat antiseptik (betadine) dan alkohol

24
3. Kain pembalut, kapas steril, kasa steril, Kain Segitiga, perban kain, perban
plastik, plester dan Cotton bud.
4. Bidai atau spalk
5. Gunting dan peniti
6. Sabun antiseptik
7. Obat-obatan yang umum digunakan (obat penghilang rasa sakit, sakit
kepala, demam, influenza, batuk, maag, alergi, sakit perut, Obat diare, dan
lain-lain).
Tolak Ukur Keberhasilan UKS
1. Tehadap Gedung Sekolah dan Lingkungan
- Semua kamar mandi, Wc, Pekarangan sekolah bersih
- Tidak ada sampah
- Ada air bersih
- Ada alur panduan keselamatan jika terjadi kegawatdaruratan /kebakaran/
gempa/ sunami/ dsb berhubungan dengan lingkungan (Safety Line /
assemble point / Safety Point)
2. Tehadap Murid
- Sehat, tidak sakit-sakitan, bebas narkotika
- Absensi sakit menurun
- Pertumbuhan badan baik, tinggi dan berat badan seimbang dengan umur
- Mendapatkan imunisasi yang diperlukan

• Yang harus kita lakukan jika kriteria pencapaian keberhasilan dalam pelaksanaan
unit layanan khusus belum terpenuhi yaitu membuat Strategi Promosi Kesehatan
dalam Perwujudan UKS.
WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
1) Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan

25
upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program
kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang
akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana
untuk kegiatan.
2) Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi
jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini
berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang
keberhasilan dan kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai
sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan
untuk melakukan promosi kesehatan
3) Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus
dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus
diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi
kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam
rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
program promosi kesehatan sekolah
4) Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun
usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi
kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong
mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di sekolah.
5) Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan
penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian
merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan
di sekolah baik secara nasional maupun regional, disamping untuk
melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.

26
3. Ciri-ciri “SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN”:

Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat
menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :

1) Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah


yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-
organisasi di masyarakat
2) Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
o Sanitasi dan air yang cukup
o Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
o Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
o Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling
percaya
o Pekarangan sekolah yang aman
o Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3) Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
o Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta
didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan
berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik,
mental dan sosial
o Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru
maupun orangtua
4) Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah,
yaitu :
o Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
o Kerjasama dengan Puskesmas setempat
o Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
“keamanan” makanan
5) Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan
meningkatkan kesehatan, yaitu :

27
o Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan
psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
o Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa.
o Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan
6) Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan
o Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi
o Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat


meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah
yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan “Health
Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program
Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut.

Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan


yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam
mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang terpenting adalah
bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan organisasinya” secara optimal untuk
dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

28
Bab III
PENUTUP
Kesimpulan :
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki
tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam
mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta
didik. Selain itu dengan adanya layanan khusus dapat membantu dalam proses
pembelajaran yang ada di sekolah. Pihak sekolah dan peserta didik harus
saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari setiap unti
layanan khusus yang ada.

29
DAFTAR PUSTAKA
( Zohriyah, Anis.2017.”Efektivitas Pelayanan Perpustakaan Sekolah” Jurnal Tarbawi 3(01):105-
107)

(Mangnga, Alias.2015.”Peran Perpustakaan Sekolah terhadap proses belajar mengajar


disekolah”. Jurnal Jupiter XIV(1):39)

Kertiasih, Ni Luh Putu.2016. “Peranan Laboratorium Pendidikan Untuk menunjang Proses


Perkuliahan Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Denpasar”. Jurnal Kesehatan Gigi
4(2):63-64

Emda,Amna. 2017. “Laboratorium Sebagai Sarana Sembelajaran Kimia Dalam Meningkatkan


Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah”. Lantanida Journal 5(1):84-85

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia .2007 penataan pendidikan professional


konselor.Naskah Akademik ABKIN

Kamaluddin . H (2011) .Bimbingan dan Konseling sekolah. Jurnal pendidikan dan


kebudayaan,Vol 17,No.4.

Rusnani.2012. “Pelaksanaan Unit Produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok
Bisnis dan Manajemen”. Jurnal Pendidikan Vokasi 2(3):340-344

Swityastiti, Budi dan Budi Sutriasno.2014. “Manajemen Unit Produksi Berbasis Inovasi Produk”.
Jurnal Varia Pendidikan 26(2):114-115

wikipedia.org/wiki/Koperasi_sekolah

Jurnal Economia, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2016

Syam,Rifki Zaeni Achmad.2019.”Pendayagunaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SD Negeri Pasiringan Sukabumi”. Nusantara-
Journal of Information and Library Studies 2(1):105-114

Rismawati, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 7 No 3 (2018)

30
Wulan Angraini , Betrianita , Bintang Agustina Pratiwi, Riska Yanuarti, Pebi Fermana
Universitas Muhammadiyah Bengkulu Jurnal Kesmas Asclepius Volume 1, Nomor 1,
Juni 2019

Erlisa Candrawati, Esti Widiani, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Jurnal CARE,
Vol.3, No.1,2015

Muhammad Arif Budiono, Muji Sulistyowati, Universitas Airlangga. Jurnal Promkes, Vol.1,
No.2, Desember 2013

Dr. Yohamir, M.Pd, Drs. Yoko Rimy, M.Si, Filia Prima Artharina, S.Pd, M.Pd. Tahun 2016.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Jakarta, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan

31

Anda mungkin juga menyukai