Di Susun Oleh :
Kelompok 7
• Della triatna (2005066006)
• Oni Savitri (2005066007)
• Afrida Mesianna Saragih (2005066020)
• Beta Anggraini (2005066025)
• Wahidatuzzakiah Rahmadhani (2005066031)
KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Pendayagunaan Unit Layanan Khusus sebagai Fasilitas
dalam Sumber Belajar yang Berkualitas. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Administrasi & Manajemen Sekolah. S
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sudarman, S.Pd., M.Pd dan Bapak
Riyo Riyadi, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Administrasi & Manajemen Sekolah yang
memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam Pendayagunaan Unit Layanan Khusus
sebagai Fasilitas dalam Sumber Belajar yang Berkualitas. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada para pihak yang telah memberikan pengetahuannya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
ii
5.1 LK 17a Mengidentifikasi kriteria aspek pengamatan unit layanan khusus di
sekolah ................................................................................................................... 17-18
5.2 LK 17b Memodifikasi instrumen supervisi unit layanan khusus ........................... 18-19
6. Kegiatan 18 Menelaah evaluasi pelaksanaan unit layanan ........................................... 20-28
LK 18 Menelaah evaluasi pelaksanaan unit layanan khusus di sekolah ...................... 20
6.1 Deskripsi pelaksanaan pendayagunaan unit layanan sekolah ................................ 20-23
6.2 Tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan
pendayagunaan unit layanan khusus ..................................................................... 23-26
6.3 Ciri-ciri sekolah promosi kesehatan ....................................................................... 27-28
iii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Layanan khusus di sekolah pada dasarnya dibuat untuk mempermudah atau
memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar
pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha agar peserta didik senantiasa berada
dalam keadaan baik, baik disini menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan khusus adalah suatu
proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk
menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif
dan efisien. Mengingat pentingnya manajemen layanan khusus di suatu sekolah
merupakan bagian penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif
dan efisien.
Masa ini, sekolah tidak hanya diperuntukkan bagi anak yang berfisik sempurna
dan berkemampuan intelegensi normal. Namun juga di peruntukan bagi semua ragam
anak, sehingga dicetuskan konsep sekolah inklusi, yang ditampilkan untuk memenuhi
tuntutan semua macam masyarakat terkhusus anak-anak berkebutuhan khusus. Sekolah
tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses
pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan
harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik
dan memberikan rasa aman pada siswa selama siswa belajar di sekolah.
B. Rumus Masalah
1. Mengidentifikasi Unit Layanan Khusus
2. Mengidentifikasi tentang Perencanaan kegiatan
3. Menganalisis hasil Identifikasi
4. Menyusun Rencana Pendayagunaan Unit Layanan Khusus
5. Mensupervisi Pelaksanaan Layanan khusus
6. Menelaah evaluasi Pelaksaan Unit Layanan.
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi infomasi ataupun
menambah wawasan mengenai pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pemberdayaan unit layanan khusus sebagai fasilitas dan sumber belajar yang berkualitas.
1
BAB II
ISI
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Dalam Pemberdayaan
Unit Layanan Khusus Sebagai Fasilitas Dan Sumber Belajar Yang
Berkualitas
Peningkatan kualitas pembelajaran, selain dipengaruhi oleh potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan peserta didik, dan kemampuan pendidik dalam merencanakan pembelajaran, juga
dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mendayagunakan semua fasilitas yang ada di
sekolah. Diantaranya, fasilitas yang berupa unit-unit layanan khusus, yaitu perpustakaan,
laboratorium, usaha kesehatan sekolah (UKS), bimbingan konseling/bimbingan penyuluhan,
koperasi sekolah, kantin/ kafetaria, bengkel/ unit produksi, bisnis center, dan teaching factory
(untuk SMK).
2
Kegiatan 13. Mengidentifikasi Unit Layanan Khusus :
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas belajar yang dalam sistem
pendidikan yang harus diselenggarakan di tiap sekolah. Perpustakaan sekolah telah
menempati bagian integral dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
3
kegiatan pendidikan manakala dapat berfungsi dengan memperhatikan aspek sanitasi dan
menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.
F. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang
anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada
berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar,
koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.
G. Unit Produksi
Unit produksi merupakan suatu aktivitas bisnis yang dilakukan secara
berkesinambungan dalam mengelola sumber daya sekolah sehingga dapat menghasilkan
produk dan jasa yang mendatangkan keuntungan.
4
sekolah haruslah mencakup ketiga unsur atau aspek tersebut, yaitu: (1)pelayana kesehatan
di sekolah, (2) pendidikan kesehatan; dan (3) lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
C. Unit Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk
mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan
lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki
perilaku.
D. Laboratorium
Salah satu hal yang harus di penuhi dalam laboratorium adalah peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Penguasaan pengetahuan dasar merupakan syarat pokok
dan keterampilan seseorang sangat menunjang kesuksesan di dalam mengelola
laboratorium yang baik dan benar.
E. Kantin Sekolah
Kantin Sehat Sekolah adalah suatu unit kegiatan di sekolah yang memberi manfaat
bagi kesehatan. Karena itu suatu kantin sehat harus dapat menyediakan makanan utama
atau ringan yang menyehatkan, yaitu bergizi, higienis dan amandikonsumsi, bagi peserta
didik serta warga sekolah lainnya. Untuk menyelenggarakan kegiatan kantin sehat sekolah
yang optimal, fasilitas yang menjadi persyaratan dasar yang perlu dimiliki sekolah adalah
ruang kantin atau area yang cukup untuk menjual makanan dan minuman dan sarana air
bersih yang cukup untuk mendukung kegiatan kebersihan dan sanitasi di kantin.
F. Koperasi Sekolah
Pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka
menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan
pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam
menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.
G. Unit Produksi
Pembinaan siswa secara langsung dalam bidang-bidang pekerjaan di unit produksi
seperti menggunakan cash register,mendisplai produk, memberikan pelayanan kepada
konsumen, mencatat persediaan barang dagangan, membuat laporan keuangan seperi
neraca, rugi laba dan perubahan modal dan ikut menikmati hasil jerih payahnya dalam
pengelolaan usaha tersebut (learning by doing). Seseorang tidak dapat menguasai teori
5
dengan baik tanpa praktek, dan sebaliknya seseorang tidak dapat melakukanpraktik secara
efektif tanpa pemahaman teori.
c) Peran Unit Layanan Khusus di Sekolah dalam Kualitas Pembelajaran :
A. Unit Perpustakaan Sekolah
Peran Perpustakaan Sekolah adalah membantu peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah perlu merealisasikan misi dan kebijakannya
dalam memajukan peserta didik dengan mempersiapkan tenaga pustakawan yang
memadai, koleksi yang berkualitas serta serangkaian aktivitas layanan yang mendukung
suasana pembelajaran yang menarik.
6
D. Laboratorium
laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya Sebagai sumber belajar laboratorium juga memiliki peran penting yang
bermanfaat dalam pencapaian tiga tujuan pembelajaran yaitu :
a. keterampilan kognitif, misalnya melatih agar teori dapat dimengerti dan agar teori dapat
diterapkan pada keadaan nyata
b. keterampilan afektif, misalnya belajar bekerja sama belajar menghargai bidangnya dan
belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
c. keterampilan psikomotorik, misalnya belajar memasang peralatan sehingga betul-betul
berjalan dan berjalannya memakai peralatan dan instrumen tertentu.
E. Kantin Sekolah
Peran Kantin Sekolah adalah agar dapat meningkatkan kemampuan masyarakat
sekolah untuk memlihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental,
dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
F. Koperasi Sekolah
Peran pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka
menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan
pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam
menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.
G. Unit Produksi
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 menyebutkan, pendidikan
menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan
tertentu. Tujuan pendidikan menengah yang tercantum pada pasal 3 ayat (2), pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara lain untuk menyiapkan siswa memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme dan menyiapkan tamatan agar
menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.
7
d) Upaya yang di lakukan agar kualitas unit layanan sekolah dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran :
A. Unit Perpustakaan Sekolah
8
1) memberikan fasilitas dan ruang gerak lebih luas dan memberikan otonomi kepada guru
bimbingan dan konseling. Di samping itu, pelatihan dan pembinaan terhadap guru
bimbingan dan konseling akan diberikan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan guru tersebut. Selanjutnya, penambahan dan pemberdayaan guru bimbingan
dan konseling akan selalu dilakukan secara bertahap,
2) merealisasikan PP Nomor 74 tahun 2008 tentang rasio guru bimbingan dan konseling.
Selanjutnya bagi guru bimbingan dan konselingagar lebih kreatif dan inovatif dalam
mencari dan menggali pengetahuan baru yang berhubungan dengan bidangnya. Kemudian
bagi peserta didik, harus dapat memanfaatkan fasilitas bimbingan dan konseling yang ada
di sekolah masing-masing.
D. Laboratorium
Strategi yang dapat di gunakan supaya laboratorium dapat digunakan secara optimal antara
lain:
a. Penambahan peralatan dan bahan laboratorium
Salah satu alasan mengapa guru belum mau memayanfaatkan laboratorium sebagai sarana
pembelajaran antara lain belum ada alat dan bahan yang di gunakan untuk praktikum.
Dengan penambahan dan pemenuhan peralatan dan bahan yang memadai minimal sesuai
standar sarana dan sarana laboratorium, diharapkan kegiatan praktikum dapat dilaksanakan
di laboratorium.
b. Pemenuhan standar tenaga laboratorium
Sesuai standar tenaga laboratorium, minimal terdapat tiga personil laboratorium yaitu
ketua, teknisi, dan laboran laboratorium. Dengan adanya tenaga laboratorium yang sudah
sesuai dengan standar di harapkan guru mau memanfaatkan laboratorium sebagai sarana
pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru, sehingga keberadaan laboratorium dapat
berfungsi secara optimal.
c. Pengelolaan laboratorium secara professional.
Agar tujuan kegiatan praktikum di laboratorium tercapai dengan baik, maka diperlukan
suatu sistem tata kelola atau manajemen yang sangat kuat, yang mencerminkan kualitas
atau mutu proses/kegiatan laboratorium, dengan senantiasa memperhatikan kepuasan
pebelajar/siswa. Karena tata kelola laboratorium dirancang untuk kualitas atau mutu, maka
seringkali istilah sistem tata kelola diartikan sebagai sistem manajemen mutu. Idealnya,
9
Kebutuhan laboratorium adalah menciptakan dan mempertahankan kegiatan praktikum
yang berkualitas dengan penggunaan sumber daya (peralatan, bahan, dan manusia) yang
efisien.
Dengan kebijakan untuk menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran,
diharapkan guru lebih banyak menggunakan laboratorium.
E. Kantin Sekolah
Upaya untuk mendapatkan pangan yang aman terhadap bahaya biologis (kuman) umumnya
dapat dicapai melalui upaya berikut:
• Umumnya dapat dicapai melalui penerapan komponen Pilar 2 (Sumber Daya Manusia) dan
Pilar 3 (Sarana Prasarana) tentang Persyaratan Kantin Sehat.
• Upaya lain adalah dengan menerapkan prinsip GIGO (Garbage In Garbage Out) dimana
mutu pangan harus dijaga sejak awal misalnya dengan memilih bahan baku yang segar,
bersih dan bermutu baik (tidak kadaluwarsa, tidak busuk, kaleng tidak gembung, tidak
berjamur, tidak berlendir atau berubah bau menjadi tidak normal) serta mencuci buah dan
sayur yang akan dimakan mentah dengan air bersih dan mengalir.
F. Koperasi Sekolah
Upaya dan Bentuk tanggung jawab dalam aktivitas kegiatan koperasi sekolah diwujudkan
dalam pembagian tugas pengurus koperasi. Masing-masing bagian memiliki tugas sesuai
dengan peran masing-masing seperti:
1. Ketua, bertugas mengkoordinasikan seluruh pengurus, memimpin rapat dan mewakili
koperasi di dalam dan di luar
2. Sekretaris, bertugas di bidang kesekretariatan, menandatangani surat bersama ketua,
serta membantu ketua koperasi dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.
3. Bendahara, bertugas mengelola keuangan (administrasi keuangan)
4. Stockopname, bertugas sebagai pengontrol barang-barang yang dijual di koperasi
5. Koordinator Piket, bertugas sebagai pengontrol piket pengurus koperasi
6. Pengawas, bertugas mengawasi kinerja dari pengurus koperasi
G. Unit Produksi
Upaya yang di lakukan Unit Produksi dalam pembelajaran adalah memperoleh pembinaan
keterampilan kejuruan selama melaksanakan aktivitas di unit produksi, siswa memperoleh
pembinaan di bidang pengelolaan unit usaha yang bersifat bisnis. Pembinaan siswa secara
10
langsung dalam bidang-bidang pekerjaan di unit produksi seperti menggunakan cash
register,mendisplai produk, memberikan pelayanan kepada konsumen, mencatat
persediaan barang dagangan, membuat laporan keuangan seperi neraca, rugi laba dan
perubahan modal dan ikut menikmati hasil jerih payahnya dalam pengelolaan usaha
tersebut (learning by doing). Seseorang tidak dapat menguasai teori dengan baik tanpa
praktek, dan sebaliknya seseorang tidak dapat melakukanpraktik secara efektif tanpa
pemahaman teori.
11
Kegiatan 14. Mengidentifikasi tentang Perencanaan Kegiatan Unit Layanan Khusus
Berdasarkan Potensi Peserta Didik.
12
6. Petugas-petugas bimbingan hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik
yang tepat dalam melaksanakan tugasnya.
7. Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian dalam bidang minat kemampuan dan hasil belajar individu untuk kepentingan
perkembangn kurikulum sekolah.
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan:
1. Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
2. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi bagi setiap individu siswa. Hal
ini sangat diperlukan untuk mencatat data pribadi individu secara sistematik yang dapat
digunakan untuk kemajuan individu yang bersangkutan.
3. Program bimbingan harus disusun dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan, sehingga
layanan bimbingan mempunyai sumbangan yang besar terhadap program sekolah.
4. Pembagian waktu untuk setiap bimbingan secara teratur.
5. Bimbingan harus dilaksanakan selam dalam situasi individuan dan dalam situasi
kelompok, sesui dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan
masalah itu.
6. Kepala sekolah memegang tanggung jawab mendasar dalam pelaksanaan bimbingan
(Rusliana, 2010).
13
Kegiatan 15. Menganalisis Hasil Identifikasi Pemanfaatan Unit Layanan Khusus.
1. Layanan Perpustakan Sekolah yaitu tempat pengumpulan semua buku-buku milik lembaga
sekolah yang dibutuhkan oleh peserta didik. Tujuan layanan perpustakan sekolah ini agar
peserta didik mampu mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari buku tidak hanya
dari sosial media saja, dan juga menumbuhkan minat baca tulis peserta didik dan
menumpuk akat dan minat.
2. Layanan Kesehatan sekolah yaitu usaha untuk menumbuhkan hidup sehat peserta didik
dilingkungan sekolah yang dilakukan secara menyeleruh. Tujuan layanan Kesehatan
Sekolah ini agar peserta didik membiasakan hidup sehat dan bersih untuk meningkatkan
derajat siswa. Biasa kegiatan-kegiatan yang diselengarakan layanan ini adalah bersih-
bersih lingkungan sekolah dengan semua siswa atau menanam TOGA ditaman-taman
sekolah.
3. Layanan bimbingan Konseling yaitu layanan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah atau pemberian bantuan siswa dilakukan secara berkesinambungan bertujuan agar
siswa dapat memahami dirinya sendiri dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Layanan bimibingan konseling yaitu seorang guru.
4. Layanan laboratorium sekolah (LAB) yaitu sarana proses belajar mengajar, banyak
laboratorium yang terdapat disekolah, misalnya laboratorium IPA digunakan saat pelajar
IPA untuk mengitung, mengukur suatu volume atau cairan. Laboratorium komputer
14
digunakan saat pelajaran informatika belajar tentang microsoft word atau masalah-masalah
komputer.
5. Layanan kafetaria sekolah disebut juga dengan kantin sekolah atau layanan makanan dan
minuman yang dibutuhkan peserta didik dan staf sekolah. Harga Layanan kafetaria ini
biasanya terjangkau dengan uang saku peserta didik, terpenting dilayanan kafetaria ini
memenuhi makan-makan yang sehat.
6. Layanan Unit Produksi (UP) di gunakan untuk para siswa SMK praktek agar lebih efektif
dan efisien dalam mencari pekerjaan untuk kedepannya.
15
Kegiatan 16. Menyusun Rencana Pendayagunaan Unit Layanan Khusus
Berdasarkan Hasil Analisis Potensi.
Dalam rangka pemberdayaan unit layanan khusus tersebut, beberapa hal yang perlu
Rencana pelaksanaan pendayagunaan unit layanan khusus ini dibuat agar dapat menjalankan
tugas yang terdapat pada layanan khusus lebih teratur, mampu mencapai tujuan yang diharapkan
dan dapat terlaksana dengan baik
16
Kegiatan 17. Mensupervisi Pelaksanaan Layanan Khusus
1. Penanggung Jawab Kegiatan Supervisi Pada Unit Layanan Khusus di Sekolah adalah
Kepala sekolah, dan kaitannya dengan tim penjaminan mutu disekolah sangat erat karena
Setiap kepala sekolah harus mampu memberdayakan semua unit layanan khusus sebagai
fasilitas dan sumber belajar peserta didik.
Pelaksanaan pelayanan tersebut harus didasarkan pada hasil kajian yang mempertimbangkan:
Unit-unit layanan khusus yang diberdayakan secara optimal pasti berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran. Pada akhirnya hal ini akan berdampak positif terhadap
prestasi belajar siswa. Jika prestasi siswa meningkat maka mutu sekolah pun pasti meningkat.
2. Supervisi pada unit Layanan khusus dilakukan di awal dan akhir semester yang artinya
dalam setahun dapat dilakukan 4 kali supervisi.
3. keberadaan unit layanan khusus perlu di konfirmasi dengan SNP/SPM yang ada, karena
unit-unit layanan khusus di sekolah harus di selaraskan dengan pendidikan karakter di
sekolah, dan untuk mengetahui keberhasilan unit layanan khusus di sekolah maka perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi melalui SNP /SPM. SNP/SPM juga berguna sebagai
dasar dalam perencanaan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh unit Layanan khusus agar
sesuai dengan perubahan lokal, nasional maupun global.
4. Unit Layanan khusus dapat memberikan manfaat sebagai sumber belajar karena pada
dasarnya unit Layanan khusus dibuat untuk mempermudah ataupun memperlancar
pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan khusus siswa dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Unit Layanan khusus juga turut serta berkontribusi dalam
kemampuan peserta didik baik pada aspek akademik maupun aspek lainnya.
17
5. Keberadaan unit Layanan khusus memberikan kontribusi yang sangat besar dalam
pencapaian prestasi belajar peserta didik karena unit Layanan khususengatur segala
kebutuhan peserta didik untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab dalam pendidikan.
Disamping dapat mengembangkan bakat, minat, serta kemampuan peserta didik dalam
berprestasi, unit Layanan khusus juga dapat memperlancar proses pembelajaran di sekolah.
Demi tercapainya kompetensi peserta didik secara utuh dan berdaya guna.
Pengertian Supervisi
Supervisi adalah aktivitas dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seorang
profesional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam memperbaiki bahan,
metode dan evaluasi pengajaran dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan
secara kontinyu agar guru menjadi lebih profesional dalam meningkatkan pencapaian tujuan
sekolah.
Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar.
Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteks-nya yang luas menyangkut
komponen sekolah yang lain karena guru juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana,
lingkungan sekolah, dan lain-lain.
a) Penelitian.
Fungsi penelitian adalah fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang
dihadapi.
b) Penilaian.
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar
yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan
standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah,
serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
c) Perbaikan.
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan
18
tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara
membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk
melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.
d) Pembinaan.
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang
cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat
dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, konferensi
individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.
Jenis-jenis Supervisi
a) Supervisi akademik. Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-
masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.
b) Supervisi administrasi. Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
c) Supervisi lembaga. Yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang
berada di sentral madrasah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik
madrasah atau kinerja madrasah.
19
Kegiatan 18 Menelaah Evaluasi Pelaksanaan Unit Layanan
Adanya partisipasi warga sekolah dalam pelayanan usaha kesehatan sekolah dan
memiliki pola kerja dimana kegiatan yang dapat dirinci dalam kinerja di antaranya:
Pengurus kesehatan membagi agenda kerja menjadi harian dan bulanan. Kegiatan
harian ini mengacu pada rencana agenda apa yang biasa mereka lakukan di setiap harinya
sebagai pengurus kesehatan, yaitu:
Sedangkan untuk kegiatan bulanan ini mengacu pada berencana agenda apa yang biasa
mereka lakukan di setiap bulan. Selain itu terkadang ada tambahan agenda jika di
perlukan.Dan itu juga masuk dalam daftar, yaitu:
20
(e) Melakukan check tingkat kesehatan/makanan.
Pengurusan kesehatan pada lingkungan sekolah didasari pada aturan sekolah yang
sudah diresmikan dan juga dibina serta dilindungi oleh kepala sekolah beserta jajarannya.
Aturan yang dibuat oleh kepala sekolah menyetujui dengan administrasi adanya absen
pengunjung yang datang ke klinik atau ruang UKS untuk yang berkepentingan. Kebijakan
yang dibuat oleh kepala sekolah dengan cara susunan administrasi memberikan hasil data
yang konkrit apabila ada yang perlu dilaporkan. Hal itu dikarenakan ada jalinan dukungan
pemerintah yang tetap ingin ada hubungan baik.Sehingga setiap kegiatan dan kegiatan
UKS mempunyai daftar hadir dan checklist, dan juga secara administrasi perlu dibuatnya
susunan struktural sebagai garis koordinasi dan garis komando. Sebagai laporan informasi
mengenai pengurus kesehatan diadakan juga daftar hadir dan daftar oprasional kinerja yang
dikerjakan sebagai laporan peningkatan kinerja UKS.Pembina memberikan susuran
program kerja dan juga struktural sebagai syarat utama untuk mengetahui langkah garis
koordinasi yang perlu dilakukan garis koordinasi ini disetujui oleh Pembina pengurus
kesehatan yaitu kepala sekolah.
c. Prosedur pelayanan
Adapun aturan yang perlu di taati untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
di sekolah.Sebagai pengguna fasilitas kesehatan terutama siswa. Mempunyai aturan
tersendiri langkah yang harus ditempuh siswa :
21
o Siswa diperbolehkan ke UKS untuk mendapatkan pertolongan kesehatan dari
petugas UKS
Ada juga prosedur penggunaan fasilitas kesehatan UKS pada siswa, hal ini
dilakukan oleh siswa apabila sudah termasuk ‘emergency’ mendesak, yang bersifat
berbahaya. Prosedur itu diantaranya :
Pelayanan yang dilakukan oleh pihak pengurus kesehatan sekolah atau UKS.
Disesuaikan oleh tingkat keparahan penderita. Dari prediksi gejala yang akan terjadi
dimungkinkan penderita hanya mengalami sakit ringan yang dapat diatasi oleh tindakan
medis mendasar. Tindakan pelayanan medis yang pernah dilakukan :
22
2. Tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan pendayagunaan
unit layanan khusus adalah :
1) Usaha Kesehatan Sekolah merupakan upaya yang dilaksanakan dari tingkat pelaksana
UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat sehingga diperlukan organisasi yang
baik. Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan serta mencegah
terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan UKS sebaiknya diwujudkan dalam
satu wadah atau badan. Kerangka kerjasama pengorganisasian sistem kerja operasional
UKS harus dipahami sebaik-baiknya. Sebab, tidak sedikit sekolah atau guru yang
beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan saja atau sebalikya
petugas kesehatan menganggap UKS merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan
sekolah atau guru semata-mata.
2) UKS disekolah dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler.
Kegiatan intrakulikuler dilakukan melalui Kesehatan lingkungan, Pendidikan
Kesehatan dan Usaha Pemeliharaan Kesehatan. Karena terbatasnya waktu pada
kegiatan intrakulikuler, kegiatan UKS lebih banyak diharapkan melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
a) Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
b) Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
c) Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
d) Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
23
a) Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
1. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan
sebagainya).
2. Usaha kesehatan gigi sekolah.
3. Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang
lebih ahli.
4. PPPK dan pengobatan sederhana.
Kegiatan ekstrakulikuler dapat berwujud ;
1. Lomba Poster
2. Lomba Kebersihan Kelas
3. Lomba Sekolah Sehat
4. Lomba Mengarang Cerita sehat
5. Lomba Cerdas cermat kesehatan
6. Lomba Siswa Sehat
7. Lomba Makanan Sehat
8. Lomba Warung Sehat, dll
Perlengkapan PPPK (P3K) Untuk UKS
Pertolongan pertama adalah suatu perawatan yang diberikan sementara
menunggu bantuan datang atau sebelum dibawa kerumah sakit atau puskesmas.
Pertolongan pertama dimaksudkan untuk menentramkan dan menyenangkan si
korban sebelum ditangani oleh orang yang lebih ahli. Diharapkan dengan keadaan
yang lebih tenang dan tenteram dapat mengurangi rasa sakit si korban (Yudiawan.
2002).
Perlengkapan P3K sangat dibutuhkan oleh sekolah sebagai langkah awal
dalam pengobatan sederhana untuk menghindari masalah yang lebih serius jika
terjadi kecelakaan dan hanya diberikan oleh guru UKS yang sudah memiliki
keterampilan dan terlatih memberikan /melakukan perawatan /pengobatan
sederhana.
Berikut beberapa perlengkapan P3K :
1. Perban Elastis dan Plester luka
2. Obat antiseptik (betadine) dan alkohol
24
3. Kain pembalut, kapas steril, kasa steril, Kain Segitiga, perban kain, perban
plastik, plester dan Cotton bud.
4. Bidai atau spalk
5. Gunting dan peniti
6. Sabun antiseptik
7. Obat-obatan yang umum digunakan (obat penghilang rasa sakit, sakit
kepala, demam, influenza, batuk, maag, alergi, sakit perut, Obat diare, dan
lain-lain).
Tolak Ukur Keberhasilan UKS
1. Tehadap Gedung Sekolah dan Lingkungan
- Semua kamar mandi, Wc, Pekarangan sekolah bersih
- Tidak ada sampah
- Ada air bersih
- Ada alur panduan keselamatan jika terjadi kegawatdaruratan /kebakaran/
gempa/ sunami/ dsb berhubungan dengan lingkungan (Safety Line /
assemble point / Safety Point)
2. Tehadap Murid
- Sehat, tidak sakit-sakitan, bebas narkotika
- Absensi sakit menurun
- Pertumbuhan badan baik, tinggi dan berat badan seimbang dengan umur
- Mendapatkan imunisasi yang diperlukan
• Yang harus kita lakukan jika kriteria pencapaian keberhasilan dalam pelaksanaan
unit layanan khusus belum terpenuhi yaitu membuat Strategi Promosi Kesehatan
dalam Perwujudan UKS.
WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
1) Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh
dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan
25
upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program
kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang
akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana
untuk kegiatan.
2) Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi
jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini
berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang
keberhasilan dan kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai
sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan
untuk melakukan promosi kesehatan
3) Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus
dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus
diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi
kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam
rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
program promosi kesehatan sekolah
4) Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun
usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi
kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong
mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di sekolah.
5) Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan
penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian
merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan
di sekolah baik secara nasional maupun regional, disamping untuk
melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.
26
3. Ciri-ciri “SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN”:
Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat
menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
27
o Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan
psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
o Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa.
o Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan
6) Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan
o Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi
o Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat
28
Bab III
PENUTUP
Kesimpulan :
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki
tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam
mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus
menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta
didik. Selain itu dengan adanya layanan khusus dapat membantu dalam proses
pembelajaran yang ada di sekolah. Pihak sekolah dan peserta didik harus
saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari setiap unti
layanan khusus yang ada.
29
DAFTAR PUSTAKA
( Zohriyah, Anis.2017.”Efektivitas Pelayanan Perpustakaan Sekolah” Jurnal Tarbawi 3(01):105-
107)
Rusnani.2012. “Pelaksanaan Unit Produksi pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kelompok
Bisnis dan Manajemen”. Jurnal Pendidikan Vokasi 2(3):340-344
Swityastiti, Budi dan Budi Sutriasno.2014. “Manajemen Unit Produksi Berbasis Inovasi Produk”.
Jurnal Varia Pendidikan 26(2):114-115
wikipedia.org/wiki/Koperasi_sekolah
30
Wulan Angraini , Betrianita , Bintang Agustina Pratiwi, Riska Yanuarti, Pebi Fermana
Universitas Muhammadiyah Bengkulu Jurnal Kesmas Asclepius Volume 1, Nomor 1,
Juni 2019
Erlisa Candrawati, Esti Widiani, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Jurnal CARE,
Vol.3, No.1,2015
Muhammad Arif Budiono, Muji Sulistyowati, Universitas Airlangga. Jurnal Promkes, Vol.1,
No.2, Desember 2013
Dr. Yohamir, M.Pd, Drs. Yoko Rimy, M.Si, Filia Prima Artharina, S.Pd, M.Pd. Tahun 2016.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Jakarta, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
31