Anda di halaman 1dari 5

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan

A. Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. Standar


akuntansi merupakan kumpulan dari kebijakan akuntansi untuk penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi merupakan prinsip dasar,
konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam menyusun
laporan keuangan. Kebijakan akuntansi ini diterapakan secara konsisten sehingga
laporan keuangan dapat mudah untuk dianalisis dan dibadingkan dari satu periode
ke periode berikutnya. Secara umum standar menghendaki bahwa entitas harus
menerapkan kebijakan akuntansi dalam menyusun laporan secara konsisten atau
tidak boleh berubah.

Penerapan kebijakan akuntansi sering kali mengharuskan entitas


menggunakan estimasi akntansi. Pemilihan estimasi akuntansi didasarkan pada
informasi yang tersedia pada saat estimasi tersebut dipilih. Pemilihan estimasi
yang tidak tepat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan bisnis dan teknologi yang
berkembang. Untuk itu entitas dapat mengubah estimasi yangg telah ditentukan.
Perubahan estimasi ini kemudian akan menyebabkan dasar pengukuran suatu
beban atau pendapatan menjadi tidak konsisten antara satu periode dengan
periode berikutnya. Sehingga diperlukan adanya standar khusus yang mengatur
perubahan estimasi tersebut.

PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi


dan Kesalahan, mengatur secara komprehensif pemilihan kebijakan akuntansi,
perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi dan koreksi kesalahan. PSAK
25 (Revisi 2009) merupakan adopsi dari seluruh pengaturan dalam IAS 8
Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Error. Perbedaan
dengan IAS 8 hanya terkait dengan tanggal efektif dan peraturan regulator pasar
modal dalam tambahan definisi standar akuntansi keuangan.
B. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (Revisi 2009) didefinisikan sebagai
prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi akan
menentukan saat pengakuan, cara pengukuran, penyajian, dan pengungkapaan
atas elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban dalam laporan
keuangan.

Kebijakan akuntansi yang signifikan digunakan dalam menyusun laporan


keuangan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
harus mengungkapkan secara eksplisit kepatuhan dalam penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang digunakan.

Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu dan


mempertimbangkan keterterapan dari sumber-sumber berikut yang sesuai dengan
urutan menurut PSAK 25 (Revisi 2009), meliputi :
1. Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan dengan masalah
serupa dan terkait; dan
2. Definisi, kriteria pengungkapan, konsep pengukuran untuk aset, liabilitas,
penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.

Jika berdasarkan acuan tersebut manajemen belum dapat menentukan


kebijakan akuntansi yang tepat, maka manajemen juga perlu mempertimbangkan
standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun standar lain yang
mangacu pada KDPPLK yang sama, literatur akuntansi lain dan praktik akuntansi
industri yang berlaku, sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama.

Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP), ketentuan tentang


pernyataan kepatuhan atas standar akuntansi dan kebijakan akuntansi diatur
dalam bab konsep pervasif dalam SAK ETAP. Namun secara umum tidak terdapat
perbedaan pengaturan kebijakan akuntansi antara SAK dan SAK ETAP.
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara
spesifik mengatur atau mengizinkan pengelompokkan pos-pos dengan kebijakan
akuntansi berbeda adalah hal tepat. Jika PSAK mengizinkan pengelompokkan
tersebut, maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara
konsisten.

C. Perubahan Kebijkan Akuntansi


Perubahan kebijakan akuntansi dapat dilakukan entitas dengan memenuhi
ketentuan dalam standar PSAK 25 (Revisi 2009) menjelaskan entitas mengubah
suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut :
1. Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
2. Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan
lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya
terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas.

Perubahan kebijakan akuntansi terjadi jika entitas mengubah pilihan


kebijakan akuntansi baru untuk suatu transaksi atau peristiwa yang sama. Jika
entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk peristiwa dan transaksi yang
baru dan berbeda dari sebelumnya, maka hal itu tidak dianggap sebagai
perubahan kebijkan akuntansi.

Berikut ini contoh kejadian yang merupakan perubahan kebijakan akuntansi:


1. Perubahan metode persediaan dari metode Average menjadi metode FIFO
2. Perubahan pengakuan pendapatan konstruksi dari metode biaya terpulihkan
(cost recovery) menjadi metode persentase penyelesaian (percentage of
completion)
3. Perubahan metode penilaian aset tetap dan aset berwujud dari metode biaya
ke metode revaluasian.

Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) entitas mancatat perubahan kebijakan


akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK sesuai dengan ketentuan
transisi dalam PSAK tersebut. Jika tidak ada kententuan transisi, entitas
menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif. Ketentuan secara
retrospektif juga dilakukan ketika entitas mengubah kebijakan akuntansi secara
sukarela.

Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka


entitass menyesuaikan :
1. Saldo awal setiap komponen yang terpengaruh untuk periode sajian paling
awal; dan
2. Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk periode sajian seolah-olah
kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkansebelumnya.

D. Perubahan Estimasi
Dampak perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam
laporan laba rugi pada :
1. Periode perubahan, jika dampak erubahan hanya pada periode itu; atau
2. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.

Perubahan estimasi yang mengakibatkan perubahan aset, liabilitas atau


terkait pos dalam ekuitas diakui dengan menyesuaikan jumlah item tersebut pada
periode perubahan.

Perubahan estimasi menyebabkan perubahan nilai, sehingga akan


mempengaruhi daya banding laporan keuangan. Untuk itu pengungkapan dalam
catatan atas laporan keuangan diperlukan sehingga pemakai dapat
mempertimbangkan perubahan tersebut dalam melakukan analisis laporan
keuangan. Dalam laporan keuangan, dampak perubahan estimasi biasanya tidak
material terhadap keseluruhan laporan keuangan.

E. Kesalahan
Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) kesalahan periode lalu adalah kelalaian
mencantumkan dan kesalahan mencatat dalam laporan keuangan entitas untuk
satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan atau kesalahan untuk
menggunakan informasi yang :
1. Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
2. Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada


laporan keuangan lengkap yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan :
1. Menyajikan kembali jumlah komparatif periode lalu ketika dimana kesalahan
tersebut terjadi; atau
2. Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka entitas
menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu
sajian paling awal.

Pada saat melakukan koreksi kesalahan, entitas harus mengungkapkan hal


berikut ini :
1. Sifat kesalahan periode lalu
2. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, untuk setiap item terpengaruh dan
LPS dasar atau LPS delusian
3. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal
4. Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis, keadaan yang membuat
keberadaaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan
kesalahan telah dikoreksi.

F. Analisis Laporan Keuangan


Bagi pemabaca laporan keuangan, informasi perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi dan koreksi kesalahan menjadi informasi penting karena akan
mempengaruhi daya banding laporan keuangan antar periode. Analisis harus
dilakukan dengan hati-hati karena informasi tersebut mempengaruhi kinerja
periode sebelumnya dan atau berdampak pada kinerja dimasa depan.

Anda mungkin juga menyukai