Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etika Profesi


2.1.1 Definisi Etika
Etika menurut Rini dan Intan (2015:3), berasal dari kata
Yunani “Ethos” (Ta Etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan
hidup yang baik, yaitu baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat atau kelompok masyarakat ini berarti etika berkaitan
dengan nilai-nilai tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik
dan semua kebiasaan yang dianut dan diwariskan secara turun
temurun.
Menurut Prakoso (2015:44), etika merupakan nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang/suatu
kelompok masyarakat dalam mengatur perilakunya.
Ini berarti etika merupakan kebiasaan/tingkah laku yang
berkaitan dengan nilai-nilai, norma-norma moral, tata cara hidup
yang baik, aturan hidup yang baik, yang menjadi pegangan bagi
seseorang/kelompok masyarakat dan diwariskan secara turun-
temurun.

2.1.2 Definisi Profesi


Menurut Prakoso (2015:67), profesi adalah sebutan atau
jabatan di mana orang yang menyandangnya memiliki pengetahuan
khusus yang diperolehnya melalui –minimal- training atau
pengalaman lain atau bahkan diperoleh melalui keduanya, sehingga
dapat membimbing atau memberi nasihat/saran juga melayani
orang lain dalam bidangnya sendiri.
Menurut Muchtar (2016:53), profesi merupakan suatu konsep
yang lebih spesifik dibandingkan dengan pekerjaan. Istilah
pekerjaan memiliki konotasi yang lebih luas dari pada profesi.
Setiap profesi adalah pekerjaan, akan tetapi tidak semua pekerjaan
merupakan profesi.
Maka dapat disimpulkan profesi merupakan bidang ilmu dan
keterampilan tertentu yang tidak semua pekerjaan memilikinya.

10
11

2.1.3 Definisi Etika Profesi


Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi merupakan etika
sosial dalam etika khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab
kepada ilmu dan profesi yang disandangnya.
Menurut Muchtar (2016:95) etika profesi merupakan aturan
perilaku yang memiliki kekuatan mengikat bagi setiap pemegang
profesi.
Maka dapat disimpulkan etika profesi merupakan suatu
tujuan agar setiap pemegang profesi tetap berada dalam nilai-nilai
profesional, bertanggung jawab dan menjunjung tinggi profesi
yang dipegangnya.

2.2 Etika Kepegawaian


Menurut Hartini (2014:48), etika kepegawaian merupakan nilai-
nilai etika yang harus ditaati oleh Pegawai Negeri Sipil tercermin dalam
kewajiban PNS berdasarkan peraturan perundangan.
Menurut Martono dalam Utami (2011:12), etika kepegawaian
merupakan rumusan penerapan nilai-nilai etika yang berlaku di
lingkungan pegawai atau karyawan. Tujuan untuk pengenalan etika di
lingkungan pegawai terutama untuk mengatur tata krama aktivitas para
pegawai atau karyawan agar mencapai efesiensi tinggi dan
produktivitas maksimal.
Maka dapat disimpulkan bahwa etika kepegawaian merupakan
nilai-nilai etika yang harus ditaati oleh setiap pegawai untuk menjaga
tata krama dalam setiap aktivitas guna mencapai efesiensi tinggi dan
produktivitas maksimal.

2.3 Etika Berbusana


2.3.1 Definisi Etika Berbusana
Menurut Utami (2011:12), berbusana merupakan salah
satu kebutuhan pokok manusia. Dalam arti luas busana
merupakan segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang mulai
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seseorang dikatakan
12

berbusana dengan baik apabila mengenakan busana yang serasi


dengan perlengkapan yang dikenakannya dan sesuai dengan
kesempatan dan waktu pemakaian. Berbusana menciptakan
gambaran tentang siapa diri Anda maupun karakter Anda.
Menurut Rini dan Intan (2015:67), etika berbusana
merupakan pilihan busana yang menunjukkan identitas,
profesionalisme, dan kompetensi.
Maka dapat disimpulkan bahwa etika berbusana
merupakan sesuatu yang melekat pada diri seseorang mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki dan dapat dikatakan berbusana
yang baik yaitu mengenakan pakaian yang sesuai pada waktu dan
tempat karena busana menunjukkan identitas ataupun
profesionalisme seseorang.

2.3.2 Pemilihan Model Busana


A. Busana untuk Pria
Pria biasanya diminta menggunakan pakaian dengan yang
tertulis dalam ketentuan. Menurut Rini dan Intan (2015:80-
83), beberapa jenis pakaian pria yang perlu diketahui:
PSH : Pakaian Sipil Harian, berupa safari lengan pendek,
saku tiga (1 diatas dan dibawah)
PSR : Pakaian Sipil Resmi, terdiri dari safari lengan
panjang, dipakai buka pada acara kenegaraan
PSL : Pakaian Sipil Lengkap, terdiri dari pantaloon, jas,
kemeja dan dasi
PSDH: Pakaian Sipil Dasi Hitam, terdiri dari celana
panjang, jas hitam kemeja putih dan dasi hitam
(formal/resmi). Celana jeans, kemeja santai dan dasi
hitam (unformal)

Beberapa hal yang harus dihindari dalam berbusana pria:


1. Kaos kaki : Hindari warna putih dan merah, logo,
kilap dan sheer
13

2. Sepatu : Hindari putih, merah, kilap/laguer shoes,


sol karet, hall books

3. Dasi : Hindari logo, mengkilap, dominan


warna merah, warna putih

4. Ikat Pinggang : Hindari warna merah dan putih, logo

5. Kemeja : Hindari berlogo dan mengkilap

6. Celana Panjang: Hindari warna putih, logo dan mengkilap

Beberapa hal yang disarankan dalam berbusana pria:


1. Kaos kaki : Warna hitam, abu-abu, dan coklat
2. Sepatu : Warna hitam dan coklat
3. Dasi : Motif polos bergaris, kotak-kotak, dan
geometri
4. Ikat pinggang : Bahan kulit, sewarna/senada dengan
celana
5. Kemeja : Warna putih, abu-abu muda, biru muda,
cream
6. Celana panjang: Motif polos, bergaris halus, kotak halus,
dan geometri

Pemakaian jas pria yang benar yaitu:


a. Pada saat duduk kancing jas dibuka semua.
b. Jangan lupa mengancingkan jas kembali pada waktu
berdiri.
c. Ukuran jas cukup panjang, sehingga menutup dudukan
pentolan dan ukuran sama panjang di sekeliling badan.
d. Panjang tangan jas hendaknya sampai sebatas
pergelangan tangan dalam keadaan tangan lurus.
e. Kerah kemeja harus tampak kira-kira 1 cm diatas jas dan
tangan dalam keadaan tangan lurus.
f. Ujung bawah pantolah berada disepatu bagian depan dan
sedikit panjang kebelakang.
14

B. Busana untuk Wanita


Busana dapat menunjukkan citra dan kepribadian
Anda. Sebab busana yang Anda pakai harus serasi melekat
dengan baik di tubuh Anda. Menurut Rini dan Intan
(2015:76), busana kerja yang profesional untuk wanita yaitu:
a. Bahan agak tebal jatuh/tidak kaku, polos atau bermotif
halus
b. Berupa setelan 2 potong, blus/blazer dengan celana lurus
atau rok lurus dengan lipat tunggal dibelakang agar
mudah melangkah. Untuk memberi sentuhan feminim,
tambahkan detail pita, blus dengan ruffle atau blus dengan
bunga kecil yang lembut
c. Warna tergantung selera namun bila memilih warna
terang, redam dengan warna kerudung
d. Ukuran jangan terlalu pas/ketat di badan. Perimbang
seolah-olah berat badan naik 1-2 kg. Dengan ukuran
sedikit longgar dapat menyamankan tonjolan tubuh
sekaligus membuat leluasa bergerak
e. Untuk penampilan profesional dan lebih elegan gunakan
sepatu bertumit minimal 4 cm. Disarankan tertutup atau
terbuka kecil diujung depan sepatu terbuka kurang pantas
untuk tampilan profesional
f. Aksesoris seperti kalung berjuntai panjang di dada dapat
memberikan ilusi optikal melangsingkan. Hindari kalung
dari kayu dan kerang. Pilih kalung dari mutiara dan
bebatuan, jangan dari emas, berlian yang besar dan
menyolok
g. Bila sudah pakai bros tak perlu pakai kalung.

Anda mungkin juga menyukai