Anda di halaman 1dari 35

Ns.Junita Silitonga,S.Kep, M.

Kep
 Akses pelayanan adalah suatu jalur pelayanan
khususnya dibidang kesehatan dengan tujuan
menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan
pelayanan yang tersedia di rumah sakit.
 Kontinuitas pelayanan adalah kesinambungan sistem
pelayanan kesehatan pada pasien dengan
mengkoordinasikan, merencanakan pemulangan sampai
tindakan selanjutnya
 Skrining adalah suatu penapisan melalui kriteria triage,
evaluasi visual / pengamatan pemeriksaan fisik, psikologi,
laboratorium kilinik / diagnostik imaging
 Triage adalah proses penilaian pasien berdasarkan
tingkat kegawatan dan jenis penyakitnya agar dapat
ditentukan apakah pasien perlu ditangani dengan segera
dan ditentukan tempat penanganannya.
 Pendaftaran pasien adalah proses pencatatan identitas pasien
dalam sistim rumah sakit agar dapat menerima layanan rumah
sakit sesuai kebutuhannya.
 Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat spesialistik atau sub spesialistik dan dilaksanakan untuk
keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis,
dan/atau pelayanan medis lainnya termasuk konsultasi psikologi
tanpa menginap di ruang perawatan.
 Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat spesialistik atau sub spesialistik dan dilaksanakan untuk
keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis,
dan/atau pelayanan medis lainnya termasuk konsultasi psikologi
dimana pasien dirawat inap di ruang perawatan paling singkat 1
(satu) hari.
 Identifikasi pasien adalah proses mengumpulkan dan mencatat
segala keterangan tentang bukti diri seseorang sehingga bisa
disamakan dengan orang tersebut dan dapat dibedakan dengan
orang lain.
 Penundaan pelayanan atau pengobatan adalah suatu kegiatan
dimana dilakukan penghentian sementara sebuah proses layanan
kesehatan maupun pengobatan dengan alasan atau tujuan
tertentu tanpa mengabaikan unsur keselamatan pasien.
 Transfer pasien di dalam rumah sakit merupakan proses
mengantarkan pasien dari satu unit ke unit lain, dari satu pusat
layanan ke layanan yang lain atau pindah dari satu tempat tidur ke
tempat tidur lain di rawat inap dalam rangka mendapatkan
layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Rujukan keluar rumah sakit merupakan proses pemindahan pasien
dari rumah sakit ke rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.
 Rencana pemulangan pasien adalah Identifikasi berbagai kebutuhan
pasien yang harus disiapkan oleh pihak pasien dan keluarganya saat
pasien akan pulang baik untuk tahap persiapan pulang, saat
transportasi, saat berada di rumah serta perawatan lanjutan yang harus
dilakukan oleh keluarga pasien dalam upaya pemulihan kondisi pasien.
Pasien dapat pulang bila pasien telah mendapatkan izin dari Dokter
Penanggungjawab Pasien (DPJP) untuk meninggalkan rumah sakit
karena telah menyelesaikan perawatan dan atau pengobatan.
 Standar pelayanan kedokteran adalah acuan yang digunakan oleh
rumah sakit hermina anggota HHG dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan bagi pasien dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku.
 Pemberian informasi pelayanan pasien adalah proses
penyampaian informasi mengenai layanan yang tersedia di
rumah sakit serta informasi mengenai cara mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan oleh pihak rumah sakit kepada
pasien dan keluarga pasien.
 Hambatan dalam Populasi Pasien adalah kendala yang dapat
mengganggu terlaksananya pemberian pelayanan kesehatan oleh
pihak RS terhadap pasien dikarenakan adanya kendala bahasa,
kendala fisik pasien seperti kehilangan fungsi panca indra
maupun kecacatan fisik serta hambatan lainnya.
 Transportasi RS adalah alat untuk memindahkan pasien dari
RS ke lokasi tujuan dalam rangka pemulangan pasien maupun
merujuk pasien ke pusat layanan kesehatan lainnya.
ruang lingkup
&
tatalaksana
AKSES KE PELAYANAN & KONTINUITAS
PELAYANAN

SUATU ALUR/ JALANNYA PASIEN YANG DATANG KE


RS SAMPAI DENGAN PASIEN DIRAWAT ATAUPUN
PASIEN PULANG BERJALAN SECARA KONTINU/
MULUS TANPA HAMBATAN – HAMBATAN YANG
DAPAT MENYULITKAN PASIEN/KELUARGA PASIEN
SECARA NYAMAN DAN AMAN
SKRINING
PENAPISAN TERHADAP PASIEN YANG DATANG KE
RS MULAI DARI TEMPAT PARKIR SAMPAI KE DALAM
RS  OLEH UMUM/NON MEDIS
 OLEH MEDIS/ KEPERAWATAN

SKRINING DAPAT MELALUI TELEPON DARI PASIEN/


KELUARGA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI
TENTANG PELAYANAN YANG TERSEDIA SESUAI
KEBUTUHAN
TRIAGE
PENAPISAN MEDIS TERHADAP PASIEN YG DATANG
KE IGD TERHADAP KELUHAN & KONDISI SAAT
DATANG

5 LEVEL:

LEVEL KRITERIA RESPON TIME


LEVEL I KRITIS/ RESUSITASI SEGERA
LEVEL II EMERGENSI < 15 MENIT
LEVEL III URGENSI < 30 MENIT
LEVEL IV LESS URGENT < 60 MENIT
LEVEL V NON URGENT < 120 MENIT
TRIAGE LEVEL I
KRITIS / RESUSITASI

Pasien berada dalam keadaan kritis dan mengancam


nyawa atau anggota badannya menjadi cacat bila tidak
segera mendapat pertolongan atau tindakan darurat

 cardiac arrest /henti Jantung,


 syok anafilaksis,
 trauma multiple yang membutuhkan resusitasi,
 trauma komplek yang membutuhkan resusitasi,p
 asien tidak sadar (over dosis, kejang, cidera kepala),
 obstruksi jalan nafas berat,
 cedera berat yang memerlukan resusitasi
TRIAGE LEVEL II
EMERGENSI / GAWAT DARURAT

Pasien berada dalam keadaan gawat, akan menjadi kritis dan


mengancam nyawa bila tidak segera mendapat pertolongan
atau tindakan darurat.

 nyeri dada akut


 gangguan pernafasan berat ( PO2 > 85 %),
 nyeri hebat, sengatan / gigitan binatang berbisa
 overdosis (sadar),
 aritmia jantung hebat,
 gangguan psikiatri berat,
 perdarahan,
 fraktur luas,
 pasien dengan suhu > 39o C
TRIAGE LEVEL III
URGENSI / GAWAT TIDAK DARURAT / CENDERUNG TIDAK STABIL

Pasien berada dalam keadaan tidak stabil, tetapi tidak


memerlukan tindakan darurat, tapi tidak
mengancam nyawa.

 nyeri abdomen sedang,


 fraktur tertutup,
 penyakit-penyakit akut,
 trauma dengan nyeri sedang
TRIAGE LEVEL IV
NON URGENT / STABIL

Pasien datang dengan keadaan stabil, tidak mengancam


nyawa, dan tidak memerlukan tindakan segera (pasien
poliklinik umum).

 cedera ringan,
 nyeri ringan,
 nyeri kepala ringan,
 sakit ringan.
TRIAGE LEVEL V
RUTIN

 Ganti verban,
 Permintaan rujukan,
 Kontrol ulang
 Medical check up
PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN
PENCATATAN PASIEN SAAT DATANG KE RS UNTUK
MELAKUKAN PEMERIKSAAN, PENGOBATAN,
TINDAKAN DI POLIKLNIK UMUM/ SPESIALIS ATAU
IGD BAIK UNTUK PASIEN BARU ATAU SEBAGAI
PASIEN LAMA

PETUGAS ADMISI AKAN MENJELASKAN


TENTANG HAK & KEWAJIBAN PASIEN /
KELUARGA
PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP
 PROSES PENCATATAN PASIEN YANG AKAN
DILAKUKAN RAWAT INAP DI RS, YANG TELAH
DITENTUKAN DPJP ATAU KELAS PERAWATAN-NYA
BERDASARKAN PILIHAN PASIEN

 PETUGAS ADMISI MENGINFORMASIKAN


PERSETUJUAN UMUM YANG HARUS DIPAHAMI
OLEH PASIEN/ KELUARGA SAAT DI RAWAT INAP
DENGAN MEMBERIKAN TANDATANGAN & NAMA
JELAS PASIEN/ KELUARGA YG MENYETUJUINYA
IDENTIFIKASI PASIEN
 BUKTI DARI SESEORANG YANG DITUNJUKKAN
DENGAN MINIMAL 2 DARI 3 IDENTITAS YAITU
NAMA DAN TANGGAL LAHIR

 UNTUK NAMA YANG SAMA DAPAT


DITAMBAHKAN DENGAN BIN / BINTI ...

 UNTUK YANG TIDAK PUNYA IDENTITAS / TIDAK


SADAR SEBELUM ADA KELUARGA  TN/ NY/ NN.
X, Y, ... dst
PENUNDAAN PELAYANAN
 Memberikan INFORMASI PENYEBAB PENUNDAAN
pelayanan tersebut dan memberikan ALTERNATIF
agar penundaan pelayanan tidak mengabaikan
keselamatan pasien

 Misal: Penundaan karena alat rusak karena kesalahan


teknis harus diinformasikan ke pasien, beri alternatif
untuk pemeriksaan di luar RS

 Catat di BRM pasien


HAMBATAN DALAM POPULASI
IDENTIFIKASI PASIEN – PASIEN YANG SERING
ALAMI HAMBATAN:

1. HAMBATAN BAHASA
2. HAMBATAN FISIK / CACAT FISIK
3. HAMBATAN PENDENGARAN / BICARA (BISU TULI)
4. HAMBATAN PENGLIHATAN (BUTA)
HAMBATAN BAHASA
 IDENTIFIKASI hambatan bahasa yang sering terjadi

 Tentukan karyawan yang bisa mengatasi / membantu


sebagai PENTERJEMAH AWAL  menyampaikan
bahwa perlu ada keluarga yang bisa bahasa
indonesia

 Berikan tugas dengan SK DIR untuk mengatasi


hambatan tersebut
HAMBATAN FISIK
Petugas terutama satpam segera membantu dan mencarikan
kursi roda / brankar untuk mengatasi kecacatannya dan
mengantarkan ke tempat tujuan pemeriksaan setelah
melakukan pendaftaran

HAMBATAN PENDENGARAN / BICARA


Pasien gagu / tuli dibantu melakukan Komunikasi, edukasi,
informasi (KIE) dengan menyiapkan ALAT TULIS

HAMBATAN PENGLIHATAN
Petugas membantu MENUNTUN pasien menuju ke tempat
pemeriksaan sesuai alur dan sebisa mungkin melibatkan
keluarga
TRANSFER PASIEN
 TRANSFER PASIEN ANTAR RUANGAN
 TRANSFER PASIEN DARI DAN KE PEL. INTENSIF
 TRANSFER PASIEN EMERGENSI KE RAWAT INAP
 TRANSFER PASIEN ANTAR RUMAH SAKIT

 MASING – MASING PROSES TRANSFER ADA SPO


DAN FORMULIR MASING -MASING

PRINSIP: STABIL & TRANSPORTABLE!!


TRANSFER PASIEN ANTAR RUANGAN
 PERHATIKAN KONDISI PASIEN SELAMA TRANSFER
 SERAH TERIMA ANTAR RUANGAN:
1. Pasien: keadaan umum, tanda – tanda vital, keluhan
utama, pemeriksaan fisis, diagnosis medis dan
keperawatan, pemeriksaan penunjang, terapi, dan
rencana tindakan yang sudah/ akan dilakukan
2. 2. Administrasi: formulir registrasi rawat inap, formulir
persetujuan umum, resep obat pasien, berkas rekam
medis rawat inap/ rawat jalan, serta surat jaminan (jika
ada) untuk diserahkan kepada petugas kasir rawat inap

 TANDATANGANI FORMULIR TERIMA PASIEN


TRANSFER PASIEN DARI DAN KE PEL. INTENSIF
BERDASARKAN PRIORITAS
PASIEN MASUK & KELUAR INTENSIF

 riwayat singkat tentang penyakit penyebab masuk


pelayanan intensif (ICU/PICU/NICU)
 tindakan/ pengobatan yang sudah dilakukan saat sebelum
masuk ke dan selama perawatan di pelayanan intensif
(ICU/PICU/NICU)
 masalah medis dan masalah keperawatan serta keadaan
pasien saat pasien masuk pelayanan intensif atau saat
sebelum keluar pelayanan intensif (ICU/PICU/NICU)
 perencanaan tindak lanjut baik masalah medis dan
masalah keperawatan untuk pelayanan di ICU/PICU/NICU
atau setelah keluar dari ICU/PICU/NICU
PRIORITAS MASUK
 PRIORITAS I :
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, hemodinamik tidak stabil
yang memerlukan perawatan intensif dengan bantuan alat-alat ventilasi,
monitoring dan obat-obatan vasoaktif kontinyu dll. Misalnya : Pasien
dengan penurunan kesadaran (GCS < 8), gangguan elektrolit berat, syok
septik, gagal napas, pasien syok hipovolemik, dengue shock syndrome, dll
 PRIORITAS II :
Kelompok ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih dari ICU dan
resiko sehingga memerlukan terapi intensif segera. Misalnya: pasien DHF
Grade III, pasien dengan penyakit jantung, pasien dengan penyakit dasar
paru, pasien dengan gagal ginjal akut, pasien pasca operasi dengan
komplikasi (perdarahan)
 PRIORITAS III :
 Kelompok ini merupakan pasien dengan penyakit primer berat atau
terminal
 mengalami komplikasi penyakit akut, kritikal yang memerlukan
pertolongan untuk penyakit akutnya. Usaha terapi tidak sampai
intubasi dan tidak RJP
PRIORITAS KELUAR
 PRIORITAS I
pasien yang kebutuhan untuk terapi intensif sudah tidak ada lagi
atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek
dengan kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi
intensif kontinyu kecil. Contoh: pasien dengan tiga (3) atau lebih
gagal sistem organ yang tidak berespon terhadap pengelolaan
agresif.
 PRIORITAS II
pasien yang kemungkinan mendadak memerlukan terapi intensif
telah berkurang.
 PRIORITAS III
pasien yang kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi
tetapi mereka mungkin dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan
kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil.
Contoh: pasien dengan penyakit paru kronis, jantung terminal,
karsinoma yang telah menyebar luas.
TRANSFER PASIEN EMERGENSI KE RAWAT INAP
TIDAK MEMENUHI KRITERIA MASUK PEL. INTENSIF
 STABIL dan TRANSPORTABLE serta LEVEL TRIAGE-NYA TURUN sebelum
pasien ditransfer ke instalasi rawat inap
 Transfer pasien oleh PERAWAT YANG TERLATIH
 Sertakan alat – alat dan obat – obatan yang dibutuhkan pasien saat proses
transfer
 MONITOR Keadaan Umum, Kesadaran Pasien, Tanda – Tanda Vital
SELAMA PROSES TRANSFER  dokumentasikan di catatan medik psn
 Serah terima dengan metode SBAR:
 Level triage saat ini
 Keadaan umum
 Kesadaran dan GCS
 Tanda – tanda vital
 Keluhan dan hasil pemeriksaan fisik yang penting
 Hasil penunjang yang perlu observasi dan tindak lanjut
TRANSFER PASIEN ANTAR RS
PENTING!!
 RS sebagai LEADER untuk menentukan RS Rujukan
 Memastikan NAMA STAF yang MENERIMA di RS dan NAMA RS nya
 TANDA TANGAN Petugas (dokter & perawat) penerima alih
tanggungjawab

 RS menentukan RS rujukan sesuai kebutuhan & kondisi pasien 


ALTERNATIF beberapa RS rujukan
 Pasien MEMILIH RS rujukan yg diinginkan dari beberapa alternatif RS
rujukan yang sudah ditentukan
 Asesmen kebutuhan transportasi  AMBULAN RS/ AMBULAN GADAR
(118/119)
 TIM pendamping rujukan
 PANTAU KONDISI MEDIS PASIEN SELAMA PROSES TRANSFER:
keadaan umum, kesadaran, suhu, tekanan darah, saturasi oksigen, heart
rate, RR/ suara napas, nadi, akral
 FORMULIR RUJUKAN PASIEN (baru)
TRANSPORTASI PASIEN
 TRANSPORTASI UMUM
 Kendaraan milik pribadi: sepeda motor, mobil, dll
 Kendaraan angkutan umum: ojek, mikrolet, taksi,
bus, dll

 TRANSPORTASI KHUSUS
 Ambulance gawat darurat
 Ambulance transport
 Mobil operasional milik RS
 Kendaraan lain yang disewa RS
... TRANSPORTASI PASIEN

ASESMEN KEBUTUHAN TRANSPORTASI pasien pulang dari


rawat jalan & rawat inap  oleh DOKTER & PERAWAT

 Stabil, tidak terdapat gangguan keseimbangan  boleh


kendaraan roda dua atau kendaraan umum
 Membutuhkan posisi yang nyaman (tirah baring), terdapat
gangguan keseimbangan, instabilitas postural, atau dalam
kondisi lain yang tidak memungkinkan untuk pulang sendiri,
 harus kendaraan roda empat serta didampingi oleh
keluarga
 Membutuhkan pendampingan tenaga medis disertai
peralatan medis yang memadai  AMBULANCE
... TRANSPORTASI PASIEN

 Pasien yang sudah diperbolehkan pulang dengan


kondisi perbaikan dan tidak memerlukan perawatan
lagi maka transportasi dapat menggunakan MOBIL
PRIBADI

 Pasien yang pulang dengan kondisi yang belum


stabil tetapi tetap menginginkan untuk pulang, dapat
menggunakan ambulance sebagai alat transportasi ke
rumah oleh tanggung jawab pada keluarga.

 DOKUMENTASI dalam BRM


RENCANA PEMULANGAN ( DISCHARGE PLANNING )
 PULANG ATAS IJIN DOKTER
 Perbaikan kondisi medis,
 Dapat dilanjutkan perawatan di rumah,
 Tidak perlu obat parenteral

 PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI


 belum dapat ijin DPJP
 diberikan informasi & edukasi tentang RISIKO/ akibat yang
dapat terjadi karena belum saatnya pulang
 harus MENYATAKAN PERMINTAAN SENDIRI dengan
membubuhkan tanda tangan pada FORMULIR PENOLAKAN
TINDAKAN / PENGOBATAN MEDIS
... DISCHARGE PLANNING

 PEMULANGAN KRITIS
 Keadaan pasien diperbolehkan pulang
 saat asesmen awal sudah dilakukan asesmen khusus
PERENCANAAN PEMULANGAN KRITIS
 pasien MANULA,
 TIDAK BISA MANDIRI,
 MOBILISASI TERBATAS

 TUJUAN: agar pasien saat pulang, keluarga sudah


mempersiapkan kebutuhan pasien agar dapat
berlanjut untuk perawatan rumah

Anda mungkin juga menyukai