Anda di halaman 1dari 28

MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN

CCA (CKD CARE APPLICATION)

Disusun Oleh:

Kiki Putri Apriliyani 1710201021

Septinia Indah Cayati 1710201025

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2020
i
ABSTRAK

Kidney disease is one of the world's health issues with a high financing burden.
Chronic kidney disease is also a global public health problem with an increased
prevalence and incidence of kidney failure, poor prognosis and high costs.
Hemodialysis is a therapy that functions to replace the role of the kidneys which
operates using a special style to remove uremic toxic and regulate electrolyte
fluid. This action is also an effort to improve the quality of life of patients with
chronic kidney failure. In this case we made an innovation for patients with
chronic kidney failure in dealing with emergencies in kidney failure patients. The
innovation we made is an application that is packaged with several menus namely
education, consultation, music, alarms for kidney failure patients. With the latest
innovations in line with industry development 4.0, this application is expected to
be a major role in overcoming high risks and also improving the quality of life of
patients with kidney failure, so that problems will be resolved and mortality rates
will decline.

Keyword: Emergency of patients with kidney failure, hemodialysis

ABSTRAK

Penyakit ginjal merupakan salah satu isu kesehatan dunia dengan beban
pembiayaan yang tinggi. Penyakit ginjal kronis juga merupakan masalah
kesehatan masyarakat global dengan prevalens dan insidens gagal ginjal yang
meningkat, prognosis yang buruk dan biaya yang tinggi. Hemodialisa merupakan
terapi yang berfungsi untuk menggantikan peran ginjal yang beroperasinya
menggunakan sebuah ala yangt khusus untuk mengeluarkan toksik uremik dan
mengatur cairan elektrolit tindakan ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik. Dalam hal ini kami membuat sebuah
inovasi untuk pasien gagal ginjal kronik dalam menangani kegawatdaruratan pada
pasien gagal ginjal. Inovasi yang kami buat adalah aplikasi yang dikemas dengan
beberapa menu yaitu edukasi, konsultasi, music, alaram dandiit pasien gagal
ginjal. Dengan inovasi terbaru sesuai dengan perkembangan industri 4.0, aplikasi
ini dihrapakan akan menjadi peran utama dalam mengatasi risiko tinggi dan juga
meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal, sehingga masalah akan teratasi
dan angka kematian mengalami penurunan.

Keyword: Kegawatdaruratan pasien gagal ginjal, hemodialisa

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Meningkatkan
Kualitas Hidup Pasien dengan CCA (CKD Care Application)” dan dapat selesai
tepat pada waktunya.
Penulisan ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti lomba karya tulis
ilmiah yang diadakan oleh HIMIKA Stikes Surya Global Yogyakarta. Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini, kami banyak mendapat bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak/ibu :
1. Ruhyana, MAN selaku Wakil Dekan 2 Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah membantu
mengesahkan karya tulis ilmiah ini.
2. Rosiana Nur Imallah, S.Kep.,Ns., M.Kep. sebagai dosen pembimbing yang
telah membantu dan memberikan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini
dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata
kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 Mei 2020

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. i


ABSTRAK ..................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 6
C. Tujuan penulisan ................................................................................................. 6
D. Manfaat dari penulisan karya ............................................................................... 6
E. Manfaat Penulisan ............................................................................................... 7
BAB II ............................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 7
A. Gagal Ginjal Kronik/Chronic Kidney Disease (CKD) .......................................... 7
B. Hemodialisa ........................................................................................................ 9
C. Aplikasi CCA (CKD Care Application) ............................................................. 10
BAB III ......................................................................................................................... 11
METODE PENULISAN ............................................................................................... 11
BAB IV ........................................................................................................................ 12
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ........................................................................................................................ 3
Gambar 2 ........................................................................................................................ 3
Gambar 3 ...................................................................................................................... 11

v
DAFTAR TABEL

Table 1. ........................................................................................................................... 8
Table 2. ........................................................................................................................... 9

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit gagal ginjal layaknya fenomena gunung es, hanya sekitar
0,1% yang terdeteksi dan yang tidak terdeteksi sekitar 11−16 % kasus. Di
dunia, sekitar 2.622.000 orang telah menjalani pengobatan End Stage
Renal Disease (ESRD) pada akhir tahun 2010, sebanyak 2.029.000 orang
(77%) diantaranya menjalani pengobatan dialysis dan 593.000 orang
(23%) menjalani transplantasi ginjal (Neliya S, Utomo S, & Misrawati,
2012). Penyakit ginjal merupakan salah satu isu kesehatan dunia dengan
beban pembiayaan yang tinggi. Ditemukannya urium pada darah
merupakan salah satu tanda dan gejala dari penyakit gangguan pada ginjal.
Uremia merupakan akibat dari ketidak mampuan tubuh untuk menjaga
metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit yang dikarenakan
adanya gangguan pada fungsi ginjal yang bersifat progresif dan
irreversible (Kemenkes, 2018).
Insiden penyakit gagal ginjal meningkat setiap tahun dan menjadi
masalah kesehatan utama pada seluruh dunia, terjadinya penyaki gagal
ginjal merupakam resiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah
serta meningkatkan angka kesakitan dan kematian (Setyaningsih, 2013).
Sekitar 1 dari 10 populasi dunia teridentifikasi mengalami penyakit ginjal
kronis (PGK). Hasil studi systematic review dan meta analisys yang
dilakukan oleh Hill dkk (2016) menunjukkan 13,4% penduduk dunia
menderita PGK. BPJS kesehatan Indonesia, penyakit ginjal merupakan
penyakit yang berada pada urutan kedua setelah penyakit jantung dalam
perihal pembiayaan, data pusat pembiayaan dan jaminan Kesehatan
menunjukkan biaya meningkat dari tahun 2014 sampai dengan 2016
sampai dengan 13,3 Triulyun (Wiliyanarti & Muhith, 2019)
Data di Amerika terdapat sekitar 20 juta orang memiliki kerusakan
ginjal (American Nephrology NursesAsosiation, 2007). Diantaranya 2,35
% mengalami gagal ginjal tahap akhir (Riskesdas, 2013). Penderita gagal

1
2

ginjal di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2011 dengan


jumlah penderita gagal ginjal kronik sebesar 15.353 kasus dan pada tahun
2014 naik sebesar 17.193. Di Jawa Tengah penderita gagal ginjal
menempati urutan nomor tiga dengan jumlahnya mencapai 2.192 penderita
(Infodatin, 2017). Data penderita menurut Indonesia Renal Regystritahun
(2011) di Indonesia sekitar 15.353 menjalani hemodialisa (Aini & Endang,
2018). Hemodialisa merupakan salah satu terapi untuk pengganti fungsi
ginjal, selain itu terdapat terapi pengganti seperti peritonial dialisa, dan
transplantasi ginjal. Hemodialisa merupakan terapi yang berfungsi untuk
menggantikan peran ginjal yang beroperasinya menggunakan sebuah ala
yangt khusus untuk mengeluarkan toksik uremik dan mengatur cairan
elektrolit tindakan ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita gagal ginjal kronik (Infodatin, 2017).
Hasil Riskesdas 2013, populasi umur ≥ 15 tahun yang terdiagnosis
gagal ginjal kronis sebesar 0,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan
prevalensi PGK di negara-negara lain, juga hasil penelitian Perhimpunan
Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2006, yang mendapatkan prevalensi
PGK sebesar 12,5%. Hal ini karena Riskesdas 2013 hanya menangkap
data orang yang terdiagnosis PGK sedangkan sebagian besar PGK di
Indonesia baru terdiagnosis pada tahap lanjut dan akhir. Hasil Riskesdas
2013 juga menunjukkan prevalensi meningkat seiring dengan
bertambahnya umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur 35-
44 tahun dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-
laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi
terjadi pada masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%),
pekerjaan wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks
kepemilikan terbawah dan menengah bawah masing-masing 0,3%
(Infodatin, 2017).
3

Gambar 1

Penyakit ginjal kronis (PGK) juga merupakan masalah kesehatan


masyarakat global dengan prevalens dan insidens gagal ginjal yang
meningkat, prognosis yang buruk dan biaya yang tinggi. Prevalensi PGK
meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian
penyakit diabetes melitus serta hipertensi. Sekitar 1 dari 10 populasi global
mengalami PGK pada stadium tertentu. Hasil sistematik review dan
metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et al (2016), mendapatkan
prevalensi global PGK sebesar 13,4% Menurut hasil Global Burden of
Disease tahun 2010, PGK merupakan penyebab kematian peringkat ke-27
di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010
(Infodatin, 2017).
Prevalensi (PREMIL) penyakit ginjal kronis berdasarkan diagnosis
dokter pada umur >15 tahun menurut karakteristik, 2018

gambar 2

Sumber: (Riskesdas, hasil utama Riskesdas, 2018)


4

Modifikasi faktor resiko PGK dilakukan pada hipertensi, obesitas


morbid, sindroma metabolik, hiperkolesterolemia, anemia, dan rokok.2
Menurut KDIGO, PGK dengan tanda-tanda kegagalan ginjal (serositis,
gangguan keseimbangan asam-basa atau elektrolit, pruritus), kegagalan
pengontrolan volume dan tekanan darah, gangguan status gizi yang
refrakter, dan gangguan kognitif membutuhkan terapi hemodialisis. Pada
penderita yang sudah mencapai PGK derajat IV (eGFR
<30mL/menit/1,73m2) juga harus dimulai terapi hemodialisis (KDIGO,
2012). Kualitas hidup dijadikan sebagai aspek untuk menggambarkan
kondisi kesehatan dapat dinilai berdasarkan kesehatan fisik, psikologis,
hubungan sosial dan lingkungan. Dalam kondisi sehat kualitas hidup
manusia akan selalu terjaga dimana ke empat aspek tersebut dapat
dijalankan dengan baik. Hal ini akan berbeda jika manusia dalam kondisi
sakit, dimana faktor yang paling terlihat dalam penurunan kualitas
hidupnya adalah kondisi fisik. Terlebih pada penderita penyakit kronis,
salah satunya adalah CKD. Pada pasien CKD terjadi penurunan kondisi
fisik seperti berat badan dan kemampuan mobilitasnya. Pasien CKD harus
menjalani hemodialisa dengan penjadwalan teratur dari 1 (satu) sampai 3
(tiga) kali dalam seminggu, hal ini dapat mempengaruhi hubungan sosial
dan psikologisnya secara tidak langsung. (Mulia & Mulyani, 2018 ).
Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju pengguna
teknologi berbasis internet atau media sosial tidak jarang digunakan.
Bahkan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa menggunakan media sosial
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan
sosialisasi, bisnis, dan lain-lain. Media sosial dalam review ini dibatasi
sebagai aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user generated content. Aplikasi ini memungkinkan para
pengguna, dalam hal ini pasien, untuk bertukar informasi dengan alasan
kesehatan atau kondisi kesehatan. Di Indonesia, terdapat beberapa aplikasi
yang sangat sering dan intens digunakan secara luas untuk berbagi
informasi kesehatan pasien pengguna sehat maupun pasien.Orang
Indonesia secara bebas saling bertukar informasi melalui media sosial
5

seperti instagram, facebook, twitter, path dan bahkan untuk berbagai


kondisi kesehatan pribadi. Dan jika menggunakan aplikasi dari googleplay
store maka bisa lebih personal dan sesuai dengan apa yang pengguna
butuhkan (Susanto, Lailani, & Alfian, 2019).
Berdasarkan hasil studi Polling Indonesia yang bekerja sama
dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah
pengguna internet di Indonesia tumbuh 10,12 persen. Menurut Sekjen
APJII, Henri Kasyfi, survei ini melibatkan 5.900 sampel dengan margin of
error 1,28 persen. Data lapangan ini diambil selama periode Maret hingga
14 April 2019. Hasilnya dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa
penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8
persen yang sudah terhubung ke internet. Angka ini meningkat dari tahun
2017 saat angka penetrasi internet di Indonesia tercatat sebanyak 54,86
persen.kontribusi terbesar atas penetrasi internet di Indonesia berasal dari
Pulau Jawa. Angka penetrasi di pulau ini mencapai 55 persen dari total
keseluruhan. Sementara Pulau Sumatera berada di posisi kedua dengan
menyumbang penetrasi sebesar 21 persen (Pratomo, 2019).
Perkembangan penggunaan internet dan teknologi digital
memasuki kehidupan revolusi industri 4.0. Semua data yang diperlukan
pada produksi maupun manajemen diinputkan pada suatu sistem digital
sehingga semua yang berkepentingan dapat mengakses tanpa perlu
mencari orang yang berkepentingan (A & B, 2018). Penggunaan teknologi
aplikasi mobile di negara berkembang yang tinggi. Dengan akses
penggunaan perangkat mobile yang semakin meluas, termasuk di daerah
terpencil, sehingga meningkatkan potensi untuk memberikan layanan
kesehatan. Terlebih dengan adanya teknologi smartphone, perkembangan
mHelath semakin meluas diantaranya dapat digunakan sebagai teknologi
pendukung diagnosis, diagnosis jarak jauh dan telemedicine, navigasi
GPS, surveillance, dan pendukung manajemen sistem informasi kesehatan.
Penulis tertarik membuat pembaruan teknologi industri digital dalam
bidang kesehatan dengan mengahasilkan produk yang berupa aplikasi
CCA (CKD Care Application).
6

B. Rumusan masalah
Bagaimana cara kerja dari “CCA (CKD Care Application)” yang di
gunakan sebagai media dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan
kualitas hidup pasien CKD

C. Tujuan penulisan
Tujuan Umum:
Melakukan upaya promotif dan preventif pada pasien CKD dan
hemodialisa dengan menggunakan metode aplikasi CCA (CKD Care
Application)
Tujuan Khusus:
1. Mengetahui tingkat keefektifan CCA (CKD Care Application) sebagai
media untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup pasien.
2. Mampu memfasilitasi sarana untuk konsultasi terkait kehamilan yang
akan tersedia di menu aplikasi CCA (CKD Care Application).

D. Manfaat dari penulisan karya


1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan media
pembelajaran dan menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan terkait
gagal ginjal kronis dengan memanfaatkan media digital berupa
aplikasi.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Rumah Sakit
Manfaat bagi Rumah Sakit yaitu dapat digunakan sebagai
pendidikan kesehatan kepada pasien gagal ginjal kronis dan
mempemudah dalam memberikan informasi kesehatan.
b) Bagi Pasien dan Keluarga
Manfaat bagi pasien dan keluarga yaitu agar pasien dan keluarga
dapat megetahui secara komplek tentang gagal ginjal kronis yang
dipaparkan melalui media digital dan dapat mengakses segala
informasi tersebut tanpa batasan waktu dan tempat.
c) Bagi Pembaca
7

Manfaat bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan


informasi bagi orang yang membaca agar dapat mengetahui lebih
mendalam terkait gagal ginjal kronis serta manfaat media digital
berupa aplikasi dalam dunia kesehatan.

E. Manfaat Penulisan
a. Dapat memberikan informasi kepada pasien dengan gagal ginjal
kronis terkait penyakitnya dengan CCA (CKD Care Application)
b. Dapat memberikan inovasi dalam penyampaian pendidikan kesehatan
pada pasien gagal ginjal kronis
c. Dapat menambah pengetahuan pasien dengan gagal ginjal kronis
dalam mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gagal Ginjal Kronik/Chronic Kidney Disease (CKD)


1. Pengertian
Gagal ginjal ronik atau End Stage Renal Desease (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang bersifat progresif dan
ireversibel. Dalam kondisi ini tubuh mengalami kegagalan dalam
mempertahankan kesimbangan caran dan lektrolit metabolisme
sehingga menyebabkan retensi dan sampah nitrogn lain ke dalam darah
(uremia) (Smeltzer & Bare, 2013). Penyakit ginjal kronik merupakan
suatu keadaan patologis yang ditandaidengan kelainan struktural
maupun fungsional yang berlangsung lebih dari tiga bulanserta
terjadinya kerusakan ginjal dan penurunan fungsi ginjal dengan
Glomerular Filtrate Rate(GFR) kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2. Pada
PGK didapatkan kelainan komposisi darah, urin maupun kelainan tes
pencitraan (imaging). Keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal
secara bertahap dan bersifat ireversibel disebut sebagai penyakit ginjal
kronik, dimana akan terjadi kerusakan total fungsi ekskresi yang dapat
mengancam jiwa. Penyakit ginjal dikategorikan sebagai PGK bila
memenuhi kriteria berikut (Garabe, 2013):
a. Kerusakan ginjal berlangsung lebih dari tiga bulan.
b. GFR < 60 ml/menit/1,73 m2. GFR merupakan indeks pengukuran
fungsi ginjal dimana nilai normal pada dewasa sekitar125 mL/min
per 1,73 m²
c. Kelainan struktural atau fungsional dengan manifestasi berupa:
kelainan patologis, albuminuria, abnormalitas sedimen urin,
riwayat transplantasi ginjal,dan kelainan imaging.
2. Klasifikasi
MenurutKidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012
yang mengacu pada National Kidney Foundation-KDQOL (NKF-
8

KDQOL) tahun 2002, PGK diklasifikasikan menjadi lima stadium atau


kategori berdasarkan penurunan GFR, yaitu :

Stadium Penjelasan GFR(mL/min/1.7


3m2)
1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat ≥ 90
2 Kerusakanginjal dengan penurunan ringan 60-89
3a Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringansampai 45-59
sedang
3b Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR 30-44
sedanghingga berat
4 Kerusakan ginjal dengan penurunan berat GFR 15-29
5 Gagal Ginjal < 15
Table 1.

Dikutip dari:KDIGO 2012 clinical practice guideline for the evaluation and
management ofchronic kidney disease (Garabe, 2013).

3. Penyebab
PGK pada pasien hemodialisis baru di Indonesia adalah
glomerulopati primer 14%, nefropati diabetika 27%, nefropati lupus/
SLE 1%, penyakit ginjal hipertensi 34%, ginjal polikistik 1%,
nefropati asam urat 2%, nefropati obstruksi 8%, pielonefritis kronik/
PNC 6%, lain-lain 6%, dan tidak diketahui sebesar 1%. Penyebab
terbanyak adalah penyakit ginjal hipertensi dengan persentase 34 %
(Aisara, Azmi, & Yanni, 2007).
Pernefri pada tahun 2012 mencatat penyebab penyakit gagal
ginjal yangmenjalani hemodialisis di Indonesia, seperti pada table
Penyebab Insidensi Jumlah
Penyakit ginjal hipertensi 35% 5.654
Nefropati diabetika 26% 4.199
Glomerulopati primer 12% 1.966
Nefropati obstruksi 8% 1.237
Pielonefritis kronik 7% 1.083
Nefropati asam urat 2% 224
9

Ginjalpolikistik 1% 169
Nefropati lupus 15 163
Sebab lain 6% 989
Tidak diketahui 2% 356
Table 2.

Dikutipdari :Indonesian renal registry. 5 th report of indonesianrenal registry


2012.2012;12–3

4. Patofisiologi
Mekanisme dasar terjadinya PGK adalah adanya cedera
jaringan. Cedera sebagian jaringan ginjal tersebut menyebabkan
pengurangan massa ginjal, yang kemudian mengakibatkan terjadinya
proses adaptasi berupa hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang
masih tersisa dan hiperfiltrasi. Namun proses adaptasi tersebut hanya
berlangsung sementara, kemudian akan berubah menjadi suatu proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Pada stadium
dini PGK, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan dimana
basal laju filtrasi glomerulus (LFG) masih normal atau malah
meningkat. Secara perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan fungsi
nefron yang progresif. Pada sepertiga penderita PGK mengeluhkan
gejala berupa kekurangan energi (76%), pruritus (74%), mengantuk
(65%), dyspnea (61%), edema (58%), nyeri (53%), mulut kering
(50%), kram otot (50%), kurang nafsu makan (47%), konsentrasi yang
buruk (44%), kulit kering (42%), gangguan tidur (41%), dan sembelit
(35%) (Aisara, Azmi, & Yanni, 2007).

B. Hemodialisa
Hemodialisis adalah proses dimana darah penderita dialirkan untuk
dilakukan pemisahan (penyaringan) sisa-sisa metabolisme melalui selaput
permeable dalam ginjal buatan dengan bantuan mesin hemodialisis. Darah
yang sudah bersih dipompakan kembali kedalam tubuh selama tindakan
dialisis darah pasien berada pada suatu sisi membrane didalam
kompartemen darah. Dialisat pada sisi yang lain, yaitu pada kompartemen
10

dialisat. Dialisat dan darah tidakakan bercampur kecuali membrane bocor


atau rusak (Kristiana , 2011).
Hemodialisis adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi
pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau
racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,
hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membrane
semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal
buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi (Clevo &
Margareth, 2012).
Hemodialisa merupakan salah satu terapi untuk pengganti fungsi
ginjal, selain itu terdapat terapi pengganti seperti peritonial dialisa, dan
transplantasi ginjal. Hemodialisa merupakan terapi yang berfungsi untuk
menggantikan peran ginjal yang beroperasinya menggunakan sebuah ala
yangt khusus untuk mengeluarkan toksik uremik dan mengatur cairan
elektrolit tindakan ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita gagal ginjal kronik (Infodatin, 2017).

C. Aplikasi CCA (CKD Care Application)


Aplikasi kesehatan adalah program aplikasi yang menawarkan
layanan terkait kesehatan untuk smartphone dan PC tablet. Aplikasi
kesehatan ini bagian dari gerakan menuju program kesehatan seluler
(mHealth) dalam perawatan kesehatan. Teknologi kesehatan mobile ini
bukanlah pengganti perawatan kesehatan. Aplikasi ini bagian dari
suplemen proses perawatan kesehatan itu sendiri. Hal ini dikarenakan
tujuan dari kesehatan digital ini adalah untuk mempraktikkan pengobatan
serta medukung kesehatan publik melalui perangkat mobile. Aplikasi ini
dapat diakses oleh pasien di rumah dan saat bepergian, aplikasi kesehatan
adalah bagian dari gerakan menuju program kesehatan seluler (mHealth)
dalam perawatan kesehatan (Tavoulareas, E & Brody, M. A, 2016).
mHealth merupakan salah satu aspek dalam eHealth yang
menekankan pada penggunaan teknologi perangkat bergerak (mobile)
untuk layanan kesehatan. Dengan penggunaan perangkat bergerak, seperti
smartphone, layanan kesehatan dapat menjangkau secara lebih baik pada
11

area, masyarakat, dan praktisi kesehatan yang sebelumnya terbatasi. Ada


banyak jenis aplikasi kesehatan yang tersedia untuk digunakan. Beberapa
dirancang untuk membantu pengguna membuat pilihan yang lebih sehat
dalam kehidupan sehari-hari dan mengurangi kehamilan berisiko dan
menurunkan angka kematian ibu. Selain itu, membantu dokter dan pasien
berkomunikasi dari jauh (Rouse, M, 2019).
Salah satu dari aplikasi dengan rancangan terbaru penulis yaitu,
aplikasi CCA (CKD Care Application). Aplikasi ini didalamnya terdapat
menu edukasi promotif dan preventif untuk pasien CKD dan hemodialisa,
tersedia juga menu screening, dan dilengkapi dengan konsultasi bersama
dengan tenaga kesehatan. Tujuan Screening adalah untuk mengidentifikasi
dan mendiagnosis kondisi pada awal perjalanannya, untuk memungkinkan
pemantauan lebih dekat dan manajemen penyakit yang efektif. Aplikasi ini
dibuat ditujukan untuk pasien CKD dan hemodialisa untuk menjaga selalu
menjaga kesehatannya dan tetap mengedepankan kualitas hidup pasien.
Aplikasi CCA (CKD Care Application) diunduh melalui google
play store. Pembuatan aplikasi berkerjasama dengan seorang programer.
Dibawah ini salah satu tampilan aplikasi CCA (CKD Care Application)
dengan rancana]gan desain yang penulis buat;

gambar 3 Icon Aplikasi CCA


11

BAB III
METODE PENULISAN

Data-data yang diperlukan dalam sebuah penulisan ini adalah hal-hal


yang berkaitan dengan sebuah pemikiran tentang suatu masalah yang
berkembang di lingkungan masyarakat. Dengan menggunakan metode
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi pada masa kini dengan menggunakan metode
aplikasi CCA (CKD Care Application). Deskripsi peristiwa ini dilakukan
secara sistematis dan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif.
Melalui suatu gagasan kreatif yang akan dijadikan sebagai solusi inovatif
melalui suatu kebijakan yang inovatif, kemudian dalam penulisan ini penulis
menggunakan library research (Riset Kepustakaan), antara lain : media online
yaitu google schoolar sebagai metode pengumpulan data dengan membaca dan
menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang
dikemukakan serta menggunakan kepustakaan cetak yaitu dalam bentuk buku.
Sasaran yang diberikan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
untuk memberikan kesadaran yang terkait dengan masalah. Dalam tahapan
penulisan dari pemilihan topik hingga penyusunan naskah disusun secara
terperinci dan sistematis.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan pembahasan tentang upaya promotif, preventif


dan konsultasi dengan menggunakan metode aplikasi CCA (CKD Care
Application). Penggunan aplikasi tersebut suatu bentuk dalam mengikuti
perkembangan teknologi yang begitu pesat. Indonesia sekarang dituntut untuk
mengikuti perkembangan industri dunia, yaitu revolusi industri 4.0. Ketatnya
persaingan dunia industri era ini membuat pengelola industri berpikir keras
untuk menciptakan strategi yang tepat dalam menghadapi situasi yang ada.
Situasi yang ada saat ini yaitu, insiden penyakit gagal ginjal meningkat setiap
tahun dan menjadi masalah kesehatan utama pada seluruh dunia, terjadinya
penyaki gagal ginjal merupakam resiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh
darah serta meningkatkan angka kesakitan dan kematian (Setyaningsih, 2013).
Di Jawa Tengah penderita gagal ginjal menempati urutan nomor tiga dengan
jumlahnya mencapai 2.192 penderita (Infodatin, 2017). Data penderita menurut
Indonesia Renal Regystritahun (2011) di Indonesia sekitar 15.353 menjalani
hemodialisa (Aini & Endang, 2018). Oleh karena itu kami membuat inovasi
baru dengan aplikasi CCA (CKD Care Application).

Rancangan Desain

12
13

Aplikasi CCA (CKD Care Application) terdiri dari 5 menu , yaitu


sebagai berikut:
a. Music

Menu Music mempunyai kegunaan yaitu sebagai alat yang berisi


berbagai macam music seperti music musik klasik, musik religi,
dangdut, pop sampai murotal Al Qur’an yang diharapkan dapat
menurunkan tingkat nyeri pasien ketika hemodialisa dan diharapkan
pasien tidak bosan saat hemodialisa.
b. Consultasion
14

Menu consultation berisi komunikasi antara tenaga medis,


tenaga kesehatan dan para pasien CKD, yang diharapkan dengan
adanya menu consultation ini mereka lebih dekat dengan tenaga medis
dan tenaga kesehatan untuk jujur terhadap kondisi yang sedang pasien
rasakan. Selain itu juga pasien CKD bisa mengeluhkan keluhannya
serta mendapatkan informasi lebih tentang penyakitnya.
c. Hemodialisis

Menu Hemodialisis berisi jadwal rutin hemodialisa dan jadwal


kontrol bersama dokter yang bisa diatur dan disesuaikan sendiri oleh
pasien CKD. Selain itu terdapat alaram bagi pasien CKD untuk selalu
mengingatkan supaya tidak lupa dengan jadwal yang sudah mereka
tentukan dan diharapkan pasien selalu rutin menjalankan hemodialisa
serta kontrol dengan dokter secara rutin.
d. Educator

Menu Educator sebagai alat yang berisikan edukasi mengenai


Gagal Ginjal Kronik/Chronic Kidney Disease (CKD) mulai dari
pengertian, penyebab, tanda gejala, klasifikasi, pencegahan sampai ke
penangaanan. Diharapkan dengan adanya menu educator ini dapat
meningkatkan pengetahuan pasien.
e. Diet
15

Menu Diet ini berisikan berbagaimacam diit pasien CKD yang


bisa dijadikan referensi untuk dikonsumsi para pasien. Menu ini juga
sebagai penasehat dan diharapkan pasien mengkonsumsi makanan yang
bergizi serta patuh dan tidak melanggar apa yang tidak seharusnya di
konsumsi.

Manfaat dari aplikasi ini pasien dapat melakukan upaya


promotif dan preventif secara mudah dan cepat melalui isi yang ada di
aplikasi tersebut. Kelebihan aplikasi ini dari pada yang lain karena
sudah dilengkapi dengan menu promotif yang berupa edukasi untuk
melakukan pencegahan dan menjaga kesehatan pada pasien CKD,
kemudian dilengkapi juga dengan adanya menu hemodialisa yang akan
selalu mengingatkan jadwal hemodialisa dan kontrol pasien CKD.
Dalam aplikasi ini juga dilengkapi kontak ambulan terdekat dengan
mitra di rumah sakit terdekat, sehingga jika ada hal yang mengancam
nyawa dapat tertangani segera. Aplikasi ini akan mudah di dapat di
google play store, sehingga semua kalangan masyarakat dapat
menggunakannya karena, Indonesia termasuk berada di urutan ke enam
untuk penggunaan telepon genggam terbanyak. Untuk masa yang akan
datang seiring perkembang teknologi yang pesat maka, aplikasi ini akan
sangat bermanfaat bagi pasien CKD sebagai fasilitas untuk menjaga
kesehatannya dan mengontrol kondisi para pasien CKD agar terhindar
dari risiko yang tidak diharapkan. Terdapat kekurangan dalam aplikasi
ini yaitu, tidak bisa melakukan konsultasi secara offline dalam aplikasi
namun, pembuat aplikasi sudah menyediakan kontak tenaga kesehatan
sehingga konsultasi tetap bisa dilakukan via telfun maupun lainnya.
16

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan, karya tulis ilmiah ini dapat
disimpulkan sebagai berikut : Gagal ginjal ronik atau End Stage Renal
Desease (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang bersifat progresif
dan ireversibel. Dalam kondisi ini tubuh mengalami kegagalan dalam
mempertahankan kesimbangan caran dan lektrolit metabolisme sehingga
menyebabkan retensi dan sampah nitrogn lain ke dalam darah (uremia)
(Smeltzer & Bare, 2013). Ditemukannya urium pada darah merupakan
salah satu tanda dan gejala dari penyakit gangguan pada ginjal. Uremia
merupakan akibat dari ketidak mampuan tubuh untuk menjaga
metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit yang dikarenakan
adanya gangguan pada fungsi ginjal yang bersifat progresif dan
irreversible (Kemenkes, 2018). Hemodialisa merupakan terapi yang
berfungsi untuk menggantikan peran ginjal yang beroperasinya
menggunakan sebuah ala yangt khusus untuk mengeluarkan toksik uremik
dan mengatur cairan elektrolit tindakan ini juga merupakan upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal kronik (Infodatin,
2017).
Insiden penyakit gagal ginjal meningkat setiap tahun dan menjadi
masalah kesehatan utama pada seluruh dunia, terjadinya penyaki gagal
ginjal merupakam resiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah
serta meningkatkan angka kesakitan dan kematian (Setyaningsih, 2013).
Maka dari itu, melalui aplikasi CCA (CKD Care Application) yang
dilengkapi dengan upaya promotif dan preventif dengan sajian menu
Education, Music, Hemodialisis, Diit serta menu Consultation dengan
tenaga kesehtan ditambahkan adanya mitra dengan ambulan terdekat. Hal
ini menjadi inovasi baru di dunia industri 4.0 dengan metode aplikasi
diharapkan dapat menurunkan angka kematian pasien CKD dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.
17

B. Saran
Dari karya tulis ilmiah ini, penulis menyarankan :
1. Bagi pasien dan keluarga
Agar lebih memperhatikan kondisi kesehatannya, teratur dalam
menjalankan hemodialisa dan berobat serta semangat untuk berobat
demi mencapai kualitas hidupnya dengan bentuan menggunakan
aplikasi CCA (CKD Care Application).
2. Bagi perawat
Seluruh tenaga kesehatan khususnya perawat agar lebih mengedukasi
dan memberikan pelayanan secara maksimal tidak hanya offline saja
tetapi juga online dengan aplikasi CCA (CKD Care Application)
3. Bagi Institusi atau Rumah Sakit
Inovasi yang kami buat ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara
untuk membantu dan menambah pengetahuan pasien CKD dan bisa
jadi referensi serta panduan bagi institusi atau rumah sakit dalam
upaya meningkatkankualitas hidup apsien.
18

DAFTAR PUSTAKA

A, & B. (2018, Mei 3). Retrieved 10 10, 2019.

Aini, & Endang. (2018). ubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUD
Dr.H.Abdul Moelek. ejurnalmalahayati.

Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2007). Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil
Padang. In F. E. Murtagh, J. M. Addinationhall, P. M. Edmons, P.
Donohoe, I. Carey, K. Jenkins, et al., Murtagh FE, Addinationhall JM,
Edmons PM, Donohoe P, Carey I, Jenkins K, Higginson IJ. Symptoms in
advanced renal disease: A cross-sectional survey of symptom prevalence
in stage 5 chronic kidney disease managed without dialysis.

Clevo , R., & Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Garabe, E. (2013). clinical practice guideline for theevaluation and management


of chronic kidney disease. J Onal Soc Kidney, 3(1), 4–4.

Infodatin. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta Selatan: Kemenkes RI.

KDIGO. (2012). Clinical practice guideline for the evaluation and management of
chronic kidney Diseases.

Kemenkes. (2018). Cegah dan kendalikan Penyakit.

Kristiana . (2011). Asuhan Keperawatan Medikan Bedah Penyakit Dalam.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Mulia, D. S., & Mulyani, E. (2018 , May). KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD Dr.
DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA. Borneo Journal of Pharmacy,
1(1), 19 – 21.

Neliya S, Utomo S, & Misrawati. (2012). Hubungan pengetahuan tentang asupan


cairan dan pengendalian asupan cairan terhadap penambahan berat badan.
Jurnal nursing studies, 1(1), 1-9.

Pratomo, Y. (2019). Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Tembus 171 Juta


Jiwa.

Riskesdas. (2013). Laporan Nasional Badan Penelitian.


19

Riskesdas. (2018). In hasil utama Riskesdas. jakarta.

Rouse, M. (2019). Health Application.

Susanto, Lailani, F., & Alfian. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Untuk
Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Melitus Rawat
Jalan di RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 90-91.

Tavoulareas, E, & Brody, M. A. (2016). Introducing a New Digital Application


for Health Care at VA.

Wiliyanarti, P. F., & Muhith, A. (2019, Mei 1). LIFE EXPERIENCE OF


CHRONIC KIDNEY DISEASES UNDERGOING HEMODIALYSIS.
NurseLine Journal, 4(1), p-ISSN 2540-7937.

Anda mungkin juga menyukai