Anda di halaman 1dari 24

FARMAKOKINETIK

Visi dan Misi Prodi


Visi
Menjadi Program Studi Unggulan Yang Berteknologi dalam Menghasilkan lulusan
DIII Farmasi di Bidang Herbal dan Pelayanan Kefarmasian di Indonesia Timur
Tahun 2025 Misi
1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan program studi DIII Farmasi yang
profesional dan unggul dalam bidang herbal dan pelayanan kefarmasian yang
mengacu kepada Kerangka Kualifikasi Nasional indonesia (KKNI)
2. Melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bidang herbal dan
pelayanan kefarmasian untuk pengembangan ilmu kefarmasian
3. Mengembangkan kualitas dan kuantitas di berbagai skim penelitian dan
pengabdian masyarakat bagi dosen dan mahasiswa dalam bidang herbal dan
pelayanan kefarmasian yang dipublikasikan sebagai upaya menghadapi
persaingan global
4. Kerja sama dengan dunia usaha dan industri serta pihak-pihak yang terkait
dalam upaya peningkatan kualitas tridarma perguruan tinggi bidang herbal dan
pelayanan kefarmasian
Kisah Perjalanan Obat dalam Tubuh Hingga
Berkhasiat
Sembuhkan Penyakit

Ketika kita sakit, maka obat akan menjadi


penawar penyakitnya.

Lalu bagaimana obat bisa menyembuhkan


penyakitnya?
Bagaimana parasetamol tablet bisa
meredakan sakit kepala?
Apa yang terjadi setelah menggosok beberapa
olesan krim hidrokortison di bagian ruam kulit
anda?

Bagaimana obat dekongestan seperti


pseudoefedrin mengeringkan hidung Anda
ketika terkena flu?
Perjalanan obat dalam tubuh dari berbagai rute pemberian obat
(publications.nigms.nih.gov)
Obat akan menemukan jalan menuju “site of
action” tempat mereka seharusnya berada di dalam
tubuh, ratusan peristiwa akan terjadi di sepanjang
jalannya. Seketika sampai ditempat yang dituju akan
menemuka reseptor senyawa obatnya dan obat-
obatan akan bekerja, baik menutupi gejala,
seperti hidung tersumbat,atau memperbaiki
masalah, seperti infeksi bakteri.
Absorbsi, Distribusi, Metabolisme,
dan Eksresi (ADME)
Para ahli telah memberikan nama untuk empat tahap
dasar perjalanan obat dalam tubuh: penyerapan/absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Seluruh proses ini
disingkat ADME.
Ahli farmasi lainnya juga membagi kedalam 4 fase yakni
• farmasetika (pra-formulasi dan formulasi obat),
• biofarmasetika (ketika obat masuk dalam tubuh hingga
obat terlepas dari pembawanya hingga akan diabsorbsi),
• farmakokinetika (Obat diabsorbsi ke dalam darah, yang
akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam
tubuh)
• farmakodinamika (interaksi obat-reseptor obat, fase
metabolisme dan eksresi obat).
Absorbsi
• Tahap pertama adalah penyerapan. Obat-obatan
bisa masuk ke dalam tubuh dalam berbagai cara,
dan mereka diserap ketika mereka melakukan
perjalanan dari berbagai rute
pemberian/administrasi ke dalam sirkulasi tubuh.
• Beberapa cara yang paling umum seperti melalui
mulut/oral (menelan tablet aspirin),
intramuskular (mendapatkan vaksinasi flu dalam
otot lengan), subkutan (suntik insulin tepat di
bawah kulit), intravena (menerima kemoterapi
melalui pembuluh darah), atau transdermal
(memakai patch kulit).
Obat menghadapi rintangan terbesarnya selama
penyerapan. Ketika obat diminum, maka akan
diantarkan melalui saluran pencernaan dan
diabsorbsi melalui pembuluh darah khusus
menuju ke hati, di mana sejumlah besar obat
dapat dihancurkan oleh enzim metabolik pada
apa yang disebut “lintas pertama obat/first fast
effect.” Rute lain dari pemberian obat yang
melewati hati dengan memasuki aliran darah
secara langsung atau melalui kulit atau paru-
paru.
Absorpsi Proses absorpsi sangat penting dalam menentukan efek obat. Pada
umumnya obat yang tidak diabsorpsi tidak menimbulkan efek. Kecuali antasida dan
obat yang bekerja lokal. Proses absorpsi terjadi di berbagai tempat pemberian obat ,
misalnya melalui alat cerna, otot rangka, paru-paru, kulit dan sebagainya.

Absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor:


1. Kelarutan obat.
2. Kemampuan difusi melintasi sel membran
3. Konsentrasi obat.
4. Sirkulasi pada letak absorpsi.
5. Luas permukaan kontak obat.
6. Bentuk sediaan obat
7. Cara pemakaian obat.
Distribusi
• Setelah obat diserap, tahap berikutnya adalah
distribusi. Pada umumnya aliran darah akan membawa
obat-obatan ke seluruh tubuh. Selama langkah ini, efek
samping dapat terjadi ketika obat memiliki efek dalam
organ selain organ target.
• Untuk pereda nyeri, organ sasaran mungkin otot sakit
di kaki; iritasi lambung bisa menjadi efek samping.
• Banyak faktor yang mempengaruhi distribusi, seperti
kehadiran molekul protein dan lemak dalam darah
yang dapat menempatkan molekul obat terikat untuk
membawa ketempat yang dituju.
Obat yang ditargetkan menuju sistem saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang) akan
menghadapi rintangan besar yakni barikade yang
hampir tak tertembus disebut penghalang
darahotak/blood brain barrier. Blokade ini
dibangun khusus berbentuk kapiler berlapis yang
bersamasama untuk melindungi otak dari zat-zat
yang berbahaya seperti racun atau virus. Namun
ahli farmasi telah merancang berbagai cara untuk
menyelinap beberapa obat melewati penghalang
ini.

Distribusi.
Obat setelah diabsorpsi akan tersebar melalui sirkulasi darah ke seluruh
badan dan harus melalui membran sel agar tercapai tepat pada efek aksi. Molekul
obat yang mudah melintasi membran sel akan mencapai semua cairan tubuh baik
intra maupun ekstra sel, sedangkan obat yang sulit menembus membran sel maka
penyebarannya umumnya terbatas pada cairan ekstra sel .
Metabolisme
• Setelah obat telah didistribusikan ke seluruh
tubuh dan telah melakukan tugasnya, obat akan
pecah, atau dimetabolisme. Penguraian dari
molekul obat biasanya melibatkan dua langkah
yang terjadi sebagian besar di pabrik pengolahan
kimia tubuh, yakni hati.
• Hati adalah organ penting yang bekerja terus
menerus. Semua yang memasuki aliran darah
baik itu melalui jalur oral, injeksi, inhalasi,
kulit atau yang diproduksi oleh tubuh secara
alami akan dimetabolisme di hati.
Proses biotransformasi yang terjadi di hati
dilakukan oleh protein dan enzim. Setiap satu sel
manusia memiliki berbagai enzim, yang diambil
dari ratusan ribu repertoar. Masing-masing
enzim mengkhususkan diri dalam pekerjaan
tertentu. Beberapa mampu memecah molekul
obat, sementara yang lain menghubungkan
molekul kecil menjadi rantai panjang. Reaksi
dengan obat membuat suatu substansi yang
lebih mudah untuk dibuang melalui urin. Tidak
heran minum obat tertentu maka warna urin
akan berubah.
Metabolisme (biotransformasi)
Tujuan biotransformasi obat adalah pengubahannya yang sedemikian rupa
hingga mudah diekskresi ginjal,dalam hal ini menjadikannya lebih hidrofil.

Pada umumnya obat dimetabolisme oleh enzim mikrosom di retikulum endoplasma


sel hati. Pada proses metabolisme molekul obat dapat berubah sifat antara lain
menjadi lebih polar. Metabolit yang lebih polar ini menjadi tidak larut dalam lemak
sehingga mudah diekskresi melalui ginjal. Metabolit obat dapat lebih aktif dari obat
asal (bioaktivasi), tidak atau berkurang aktif (detoksifikasi atau bio-inaktivasi) atau
sama aktifitasnya.

Proses metabolisme ini memegang peranan penting dalam mengakhiri efek obat Hal-
hal yang dapat mempengaruhi metabolisme:
Fungsi hati, metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat,
sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari yang kita harapkan.
Usia, pada bayi metabolismenya lebih lambat.
Faktor genetik (turunan), ada orang yang memiliki faktor genetik tertentu
yang dapat menimbulkan perbedaan khasiat obat pada pasien.  Adanya
pemakaian obat lain secara bersamaan, dapat mempercepat metabolisme
(inhibisi enzim).
Eksresi
• Banyak produk dari hasil pemecahan enzimatik
yang biasa disebut metabolit, biasanya
merupakan senyawa yang kurang aktif dari
molekul asli obatnya. Untuk alasan ini, para
ilmuwan menyebut hati sebagai organ
“detoksifikasi”.
• Kadang-kadang metabolit obat yang dihasilkan
dapat memiliki kegiatan kimia mereka sendiri,
bahkan memiliki kekuatan serupa dari obat
aslinya. Ketika meresepkan obat-obatan
tertentu, dokter harus memperhitungkan efek
samping ini.
Setelah enzim hati menyelesaikan
pekerjaannya dalam membuat metabolit
obat, selanjutnya akan mengalami tahap akhir
waktu dalam tubuh, yakni ekskresi dimana
akan keluar melalui urine atau feses,
terkadang melalui keringat.
Ekskresi.
Pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama dilakukan oleh
ginjal melalui air seni, dan dikeluarkan dalam bentuk metabolit maupun bentuk
asalnya.

disamping ini ada pula beberapa cara lain, yaitu:


Kulit, bersama keringat.
Paru-paru, dengan pernafasan keluar, terutama berperan pada anestesi umum,
anestesi gas atau anestesi terbang.
 Hati, melalui saluran empedu, terutama obat untuk infeksi saluran empedu.
Air susu ibu, misalnya alkohol, obat tidur, nikotin dari rokok dan alkaloid lain.
Harus diperhatikan karena dapat menimbulkan efek farmakologi atau toksis pada
bayi.
Usus, misalnya sulfa dan preparat besi .
Proses Farmakokinetik

Anda mungkin juga menyukai