Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

KIMIA ANALISIS
“ANALISIS KATION”
Disusun oleh :

Nama : Cesya Alda Martha Nelwan


NIM : 19101105068
Kelas : Farmasi B
Kelompok : VII (tujuh)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020

2
ANALISIS KATION

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Membuat larutan HCl 1 N

2. Standarisasi larutan HCl 1 N

3. Menentukan kadar NaHCO3 (soda kue)

B. DASAR TEORI
Pada prinsipnya asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat
sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa, ataupun
pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah basa atau garamnya).

Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi akan melibatkan pengukuran yang
seksama volume-volumenya suatu asam dan suatu basa yang tepat akan saling menetra1kan.
Reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama
dalam penggolongan reaksi dalam analisis titrimetri. Asidi alkalimetri ini melibatkan titrasi
basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah,
dengan suatu standar (asidimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan senyawa ion hidrogen dan ion
hidroksida untuk membentuk air (Bassett, 1994).

Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, di mana zat dibiarkan bereaksi
dengan zat yang lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk
larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah
reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi
samping (Khopkar, 1990).

Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam, basa dan
garam. Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Asam kuat berdisosiasi
hampir sempurna dengan pengenceran yang sedang, karena itu ia merupakan elektrolit kuat.
Asam lemah berdisosiasi hanya sedikit pada konsentrasi sedang bahkan pada konsentrasi
rendah (Svehla, 1990).

Kuat relatif asam dan basa dalam larutan bergantung pada afinitas mereka terhadap
proton yang berlainan. Makin kuat asam, makin lemah basa konjugatnya. Dari kumpulan
reaksi kimia yang dikenal relatif sedikit yang dapat digunakan sebagai dasar untuk titrasi,
suatu reaksi memenuhi persyaratan berikut sebelum digunakan:
3
1. Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan reaksi tertentu. Tidak boleh ada
reaksi samping.

2. Reaksi harus berjalan sampai boleh dikatakan lengkap pada titik ekivalensi. Dengan
kata lain, tetapan keseimbangan reaksi harus sangat besar.

3. Beberapa metode harus tersedia untuk menetapkan kapan titik ekivalensi tercapai.
Suatu inidikator haruslah tersedia atau beberapa metode secara instrumen dapat
digunakan untuk memberitahu analisis kapan penambahan titran dihentikan.

4. Reaksi berjalan cepat (dalam beberapa menit saja) (Day dan Underwood, 1999).

Larutan standard adalah larutan yang mengandung reagensia dengan bobot di ketahui
dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan. Terdapat dua macam larutan standar yaitu
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutanstandar dalam titrasi memegang
peranan yang amat penting, hal ini disebabkan larutan ini telah diketahui konsentrasi secara
pasti (artinya konsentrasi larutan standar adalah tepat dan akurat). Larutan standar merupakan
istilah kimia yang menunjukkan bahwa suatu larutan telah diketahui konsentrasinya. Terdapat
dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan
standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.

Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar primer:

1. Memiliki kemurnian 100%.

2. Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan (pengeringan)
disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu sebelum ditimbang.

3. Mudah didapatkan (tersedia diaman-mana).

4. Memiliki berat molekul yang tinggi (MR), hal ini untuk menghindari kesalahan
relative pada saat menimbang. Menimbang dengan berat yang besar akan lebih
mudah dan memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan dengan menimbang
sejumlah kecil zat tertentu.

Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi
dengan larutan standar primer. NaOH tidak dapat dipakai untuk standar primer disebabkan
NaOH bersifat higroskopis oleh sebab itu maka NaOH harus dititrasi dahulu dengan KHP
agar dapat dipakai sebagai standar primer. Begitu juga dengan H2SO4 dan HCl tidak bisa
dipakai sebagai standar primer, supaya menjadi standar sekunder maka larutan ini dapat
dititrasi dengan larutan standar primer NaCO3.
4
Agar diketahui kapan harus berhenti menambahkan titran, maka dapat menggunakan
bahan kimia, yaitu indikator, yang bereaksi terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan
melakukan perubahan warna. Perubahan warna ini bisa saja terjadi persis pada titik ekivalen ,
tetapi bisa juga tidak. Titik dalam titrasi dimana indikator berubah warnanya disebut titik
akhir ( Day dan Underwood).

Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang
pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organic yang lemah yang mempunyai
warna berbeda dari basa konjugatnya. Indikator yang baik mempunyai intensitas warna yang
sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus
ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat
rendah ini hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna indikator
mencerminkan pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan (Oxtoby, 2001).

Uraian Bahan :

 HCl (FI III, 1979 : 53)


Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
RM / BM : HCl / 36,46
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap; bau merangsang, jika
diencerkan dengan 2 bagian air asap dan bau hilang.
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi spesifik.
 Natrium Karbonat (Depkes RI, 1979 Halaman 400)
Nama resmi                         : NATRII KARBONAS
Nama lain                           : Natrium Karbonat
Rumus kimia                        : Na2CO3
Berat molekul                     : 106
Pemerian                           : hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih
Kelarutan                            : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih
Kegunaan                             : sebagai zat tambahan.
 NaHCO3 (Ditjen POM edisi III 1979 : 424)
Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama Lain : Natrium bikarbonat
RM/BM : NaHCO3 / 84.01

5
Pemerian : serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram, tidak berbau, rasa
asin
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tdak larut dalam etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai antasidum
 Indikator PP (FI Edisi III hal : 675)
Nama Resmi : FENOLFTALEIN
Nama Lain : Fenolftalein, Indikator PP
RM : C20H14O4
BM : 318,33
Pemerian : Serbuk hablur putih atau putih kekuningan lemah tidak
bberbau, stabil di udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol
Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan,indicator
 Metil Merah (FI Edisi III Hal 703)
Nama Resmi : TROPOELIN/ HELIATIN
Nama Lain : Metil Merah
Rumus Molekul : C14H14N3NaO3S
Berat Molekul : 327,33
Pemerian : Serbuk jingga kekuningan
Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, sukar larut dalam air dingin,
sangat sukar larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Larutan indikator asam basa

C. ALAT DAN BAHAN


Alat-alat yang digunakan adalah
1. Pipet volume 10 dan 20 mL
2. Buret/outomatik titrator
3. Labu ukur 100 dan 250 mL
4. Kaca arloji
5. Erlenmeyer
6. Bekerglas 250 mL
6
Bahan-bahan yang digunakan adalah Larutan HCl pekat, Natrium karbonat anhidrat, Soda
kue, Indikator pp dan merah metil
D. CARA KERJA DI LABORATORIUM
1. Membuat larutan HCl 1 N LV sesuai dengan farmakope edisi IV Encerkan 85 ml asam
klorida P dengan air hingga 1000 ml dalam labu ukur
2. Pembakuan larutan HCl 1 N LV menurut farmakope edisi IV
a. Timbang saksama lebih kurang 1,5 gram baku primer natrium karbobat anhidrat yang
sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 2700C selama 1 jam
b. Larutkan dalam 100 ml air
c. Tambahkan 2 tetes merah metil
d. Titrasi dengan HCl 1 N
1 ml asam klorida 1 N setara dengan 52,99 mg natrium karbonat anhidrat
3. Menentukan kadar soda kue sesuai dengan farmakope edisi IV
a. Timbang saksama lebih kurang soda kue 3 gram
b. Larutkan dalam 100 ml air
c. Tambahkan merah metil LP
d. Titrasi dengan HCl 1 N LV sampai berwarna merah muda lemah
e. Panaskan larutan hingga mendidih
f. Dinginkan dan lanjutkan titrasi sampai warna merah muda lemah tidak hilang
setelah dididihkan

7
E. HASIL PERCOBAAN

 PengenceranHCl dengan air


V1.N1 = V2.N2

85.1 = 1000.M2

85 = 1000.M2

1000.M2 = 85

M2 = 85 / 1000

M2 = 0,085 N

Maka hasil dari pengenceran = menghasilkan larutan dengan konsentrasi setelah


pengenceran adalah 0,085 N

Untuk banyaknya volume HCl yang digunakan untuk membuat HCl 1 N jika
volumenya 100 mL adalah, jika diketahui :

M1 = 1 N

M2 = 0,085 N

V2= 100 mL

Ditanya : V1?

Penyelesaian :

V1.N1 = V2.N2

V1.1N = 100mL.0,085N

V1.1 = 8,5N.mL

8,5 N . mL
V 1=
1N

 Pembakuan HCl 1 N dengan Na2CO3

Dik. gr. Na2CO3 = 1,5 gr

BM Na2CO3 = 106 g/mol

8
n Na2CO3 = 2

V HCl = 100 ml = 0,1 L

Dit. N HCl

Penyelesaian :

g n
N HCL= ×
BM V

1,5 2
N HCL= ×
106 100

N HCL = 0,014.0,02

N HCL = 0,00028 N

= 2,8x10-4 N

 Penentuan Kadar Soda Kue


Kadar dari soda kue (Natrium bikarbonat), jika diperoleh volume larutan titrannya
adalah 15,5 mL adalah
Diketahui :
BM NaHCO3 = 84
BM 84
BE= = =84
N 1
N Titran = 0,018
V Titran = 15,5 mL
Berat sampel = 3 gr = 3000
Maka :

Kadar %( bb )= V titran x N titran x BE


berat sampel (mg)
x 100 %

(% bb )= 15,5 x3000
0,085 x 84
x 100 %

(% bb )= 364,56
3000
x 100 %

(% b/b) = 0,12 𝑥 100%


(% b/b) = 12%
F. PEMBAHASAN

9
Pada penelitian kali ini dilakukan praktikum asidimetri. Dalam praktikum ini hanya
ditunjukan hasil perhitungan. Perhitungan yang digunakan yaitu untuk mencari pengenceran
HCl dengan air, pembakuan HCl 1 N dengan Na2CO3 dan juga penentuan kadar soda kue.
Seperti kita ketahui bahwa metil orange berwarna kuning dalam larutan basa dan
berwarna merah dalam larutan asam. Struktur dalam larutan basa:

Dalam larutan asam, ion hidrogen (barangkali tidak diharapkan) menempel pada salah satu
nitrogen pada ikatan rangkap dua nitrogennitrogen.
Bentuk kuning mempunyai serapan sekitar 440 nm. Ini berada di daerah biru dari spektrum,
dan warna komplementer biru adalah kuning. Ini seperti yang kita harapkan.
Bentuk merah mempunyai puncak serapan sekitar 520 nm. Ini terdapat pada ujung daerah sian
dari spektrum, dan warna komplementer sian adalah merah. Sekali lagi sesuai harapan kita.
Perlu diingat bahwa perubahan dari bentuk kuning ke merah menghasilkan
peningkatan panjang gelombang serapan. Peningkatan panjang gelombang menunjukan
kenaikan delokalisasi. Itu artinya bahwa harus ada delokalisasi yang lebih besar pada bentuk
merah daripada bentuk kuning. Berikut adalah struktur bentuk kuning:

Delokalisasi akan melebar ke seluruh struktur – hingga pasangan elektron bebas di


sebelah kiri atom nitrogen. Jika kita menuliskan struktur yang umum untuk bentuk merah,
delokalisasi rusak di bagian tengah – pola selang-seling ikatan tunggal dan rangkap dua
hilang.

Dua struktur itu disebut sebagai struktur yang diterima, dan keduanya dapat dipakai
untuk menggambarkan struktur yang sebenarnya. Sebagai contoh, penggambaran ikatan pada
10
sisi kanan atas molekul tidak benar-benar tunggal atau rangkap dua, tetapi diantara keduanya.
Demikian juga untuk semua ikatan yang ada. Dua struktur yang kita miliki sebelumnya yang
menggambarkan bentuk merah dari metil orange juga merupakan bentuk yang dapat diterima
– struktur metil orange dapat digambarkan dalam dua bentuk. Kita dapat menunjukan struktur
terdelokalisasinya:

Dua bentuk ini merupakan hasil pergerakan elektron dalam struktur, tanda panah
bergelombang dipakai untuk menunjukan bagaimana struktur tersebut berubah.

Methyl red biasa digunakan sebagai zat warna monoazo di laboratorium dan industri
tekstil, serta industri-industri lainnya. Struktur molekul methy red dapat dilihat pada Gambar
2.

Penggunaan methyl red dapat menyebabkan gangguan/iritasi pada mata dan kulit
(Hayes, et.al,, 2004), iritasi pada saluran pencernaan, faringeal bila terhirup atau tertelan
(Badr, Y, et al., 2008), terlebih methyl red bersifat mutagenik pada kondisi aerobik,
mengalami biotransformasi menjadi asam 2-aminobenzoat dan N-N’ dimetil-p-fenilen diamin
(Vijaya, P. P, S. Sandhya, 2003).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rosemal, Haris, dan Sathasivam,
pada tahun 2009 tentang adsorpsi zat warna methyl red menggunakan serat pseudotesm pada
11
pisang didapatkan hasil panjang gelombang maksimum zat warna methyl red pada berbagai
variasi pH seperti tercantum pada Tabel 1(Rosemal, Haris,dan Sathasivam, 2009: 1694).

G. KESIMPULAN
 Hasil akhir dari penetapan HCl yaitu 8,5 N mL
 Hasil pembakuan HCl dengan Na2CO3
 Penentuan dari kadar soda kue mendapat hasil 12%
 Titik akhir dari pembakuab tersebut menghasilkan warna merah jambu

DAFTAR PUSTAKA
Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Day, R.A dan Underwood, A.L. 1998. Anilisa Kimia Kuantitafif. Erlangga: Jakarta
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI – Press: Jakarta
Svehla, G. 1990. “Vogel Bagian II” . ”. PT. Kalman Media Pustaka : Jakarta
Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai