PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1945 (UUD 1945) menjadi variabel bebas, yang menggerakkan konstruksi politik
terutama antara pihak DPR terhadap eksekutif, tetapi juga hingga di tingkat
internal kelembagaan perwakilan itu sendiri, yaitu baik pada masing-masing alat
diarahkan dalam rangka usaha menciptakan check and balances. Check and
dan legislatif mempunyai tugas dan tanggungjawab yang saling terkait dan saling
sinilah fungsi check and balances agar tidak ada satu lembaga negara lebih
dominan tanpa control dari lembaga lain. Kedua, sebagai fungsi pembagi
aspirasinya.
total jamak, seperti halnya mahasiswa dan masyarakat sipil dalam berhadapan
dengan dominasi kalangan pro status quo dan pihak pendukung perubahan
tetap saja tidak sepi dari kesan atau penilaian yang kurang memuaskan bagi
undang (UU) terkesan tidak serius dirancang dan dibahas, sebaliknya lebih
(RUU) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terjadi transaksi dan jual beli pasal.
pasal-pasal krusial dalam RUU yang dibahas. Kesan atau penilaian lainnya, DPR
sebanyak 70 RUU.4 Ruang lingkup pembaruan politik yang sangat terbatas bagi
baik menyangkut MPR, DPR, DPD, dan DPRD, dianggap membuktikan titik
lemah dari politik kompromi antarkepentingan dan tuntutan antarkalangan
demokratisasi, juga cukup menempatkan peran kenegaraan MPR dan DPR yang
kepanjangan tangan kekuatan politik partai tidak lain merupakan terjemahan dari
kreatifitas untuk bergerak secara sangat dinamis sesuai aturan main dalam koridor
MD3.
Sehingga hal ini dinilai akan menghambat kinerja MPR dan DPR dalam
substansi penting perubahan UUD NRI 1945 adalah tentang penegasan DPR
membentuk undangundang ini menjadi dasar dari fungsi legislasi DPR RI. Dalam
rangka mengoptimalkan fungsi legislasi ini, Badan Legislasi sebagai salah satu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, dapat diketahui hal yang hendak
Permusyawaratan Rakyat.
2) perlunya mengkaji urgensi penambahan kursi kepemimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat.