Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MATERI TENTANG PEMBAHASAN UJI KEKERASAN

Disusun Oleh:
ERIKO BAGAS SETYAWAN
20508334002

D4 Teknik Mesin

Dosen:

Bapak Arianto Leman Soemowidagdo M.T.

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS


TEKNIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

a. Uji kekerasan
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang ilmu yang berbeda. Bagi insinyur
metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan material terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur
disain nilai tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur Lubrikasi kekerasan berarti
ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogi nilai Itu adalah ketahanan
terhadap goresan, dan untuk  para mekanik work-shop lebih bermakna Kepada ketahanan material
terhadap pemotongan dari alat potong. Begitu banyak konsep kekerasan mater ial yang dipahami oleh
kelompok ilmu, walaupun demikian konsep-konsep tersebut dapat. Dihubungkan pada satu mekanisme
yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian ini, kita dapat dengan
mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan
pada suatu titik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu
material. Dengan dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di golongkan sebagai
material ulet atau getas.
Uji keras juga dapat digunakan sebaagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas
atau dingin terhadap material. Material yang teah mengalami cold working, hot working, dan heat
treatment, dapat diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur kekerasan permuakaan
suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji keras kita sapat dengan mudah melakukan quality control
terhadap material.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang
diinginkan, maka  penulis mengemukakan bebe-rapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1. Bagaimana yang dimaksud Uji kekerasan ?
2. Apa fungsi dari Pengujian kekerasan ?

1.3  Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:


1.      Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Bahan
2.      Untuk menambah wawasan tentang Uji kekerasan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PENGUJIAN KEKERASAN

Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang diakibatkan oleh tekanan
atau goresan dari benda lain. Kekerasan merupakan sifat suatu logam, yang memberi
kemampuan logam tahan terhadap deformasi permanen (bengkok, rusak, atau bentuk yang
berubah), ketika suatu beban diterapkan. Pada umumnya, kekerasan menyatakan ketahanan
terhadap deformasi dan untuk logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya
terhadap deformasi plastik atau deformasi permanen. Untuk orang yang berkecimpung dalam
mekanika pengujian bahan, banyak yang mengartikan kekerasan sebagai ukuran ketahanan
terhadap lekukan. Untuk para perancang bangunan, kekerasan sering diartikan sebagai ukuran
kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan perlakuan
panas dari suatu logam. Dari uraian singkat di atas maka kekerasan suatu material dapat
didefinisikan sebagai ketahanan material tersebut terhadap gaya penekanan dari material lain
yang lebih keras. Penekanan tersebut dapat berupa mekanisme penggoresan (scratching),
pantulan ataupun ndentasi dari material keras terhadap suatu permukaan benda uji. Untuk
melakukan pengujian kekerasan ada 3 metode, yaitu:
1.    Metode goresan
2.    Metode elastis atau pantulan ( rebound )
3.    Metode indentasi

A. Metode  Goresan
Kekersana goresan merupakan perhatian utama para ahli mineral. Dengan mengukur
kekerasan, berbagai mineral dan bahan-bahan yang lain disusun berdasarkan kemampuan
goresan yang satu terhadap yang lain. Kekerasan goresan diukur dengan skala Mohs. Skala ini
terdiri atas sepuluh standar mineral disusun berdasarkan kemampuannya untuk digores. Mineral
yang paling lunak pada skala ini adalah talk (kekerasan goresan 1), kuku jari mempunyai nilai
kekerasan sekitar 2, tembaga yang dilunakkan kekerasannya 3, martensit 7, logam yang paling
keras mempunyai harga kekerasan pada skala Mohs antara 4 sampai 8. Sedangkan intan
mempunyai kekerasan 10. kelemahan dari penilaian kekerasan dengan skala Mohs adalah
penilaiannya tidak cocok untuk logam karena interval skala pada nilai kekerasan.

B. Metode Elastis atau Pantulan


Untuk mengetahui nilai kekerasan suatu material dintentukan oleh alat yang dinamakan
Scleroscop yang merupakan contoh paling umum dari suatu alat penguji kekerasan dinamik,
mengukur kekerasan yang dinyatakan dengan tinggi lekukan atau tinggi pantulan. Semakin
tinggi pantulan maka kekerasan suatu benda uji semakin tinggi.

C. Metode Indentasi
Metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan menggunakan indentor dengan gaya
tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Prinsip kerja dari metode ini dengan menentukan
jejak dari indentasi yang dihasilkan. Nilai kekerasan dari suatu bahan dilihat dari kedalaman
jejak yang ditinggalkan. Jejak yang ditinggalkan menandakan bahwa logam tersebut telah
terdeformasi plastis. Metode indentasi ini di klasifikasikan menjadi 3, yaitu :

1.         Metode Brinell
Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (hardened steel
ball). Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung diameternya
dibawah mikroskop khusus pengukur jejak.
2.         Metode Vickers
Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan sudut 136o. Prinsip
pengujian adalah sama dengan metode brinell, walaupun jejak yang dihasilkan berbentuk bujur
sangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan skala pada mikroskop pengukur jejak. Uji
kekerasan Vickers banyak dilakukan pada pekerjaan penelitian karena metode tersebut
memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinu, untuk suatu beban tertentu; dan
digunakan pada logam yang sangat lunak, yakni DPHnya 5 hingga logam yang sangat keras,
dengan DPH 1500.

3.         Metode Rockwell
Metode Rockwell merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung (direct reading).
Metode ini banyak dipakai dalam industri karena pertimbangan praktis. Indentor yang
digunakan terbuat dari baja diperkeras berbentuk bola dan selain itu ada juga yang berbentuk
kerucut intan. Uji kekerasan Rockwell sangat berguna dan mempunyai kemampuan ulang
(reproducible) sejumlah kondisi sederhana yang diperlukan dapat dipenuhi. Uji kekerasan
Rockwell ini paling banyak dipergunakan. Hal ini disebabkan oleh sifat–sifatnya yaitu cepat,
bebas dari kesalahan manusia, mampu untuk membedakan perbedaan kekerasan yang kecil
pada baja yang diperkeras, dan ukuran lekukannya kecil sehingga bagian yang mendapat
perlakuan panas yang lengkap dapat diuji kekerasannya tanpa menimbulkan kerusakan.
Pengujian  ini menggunakan kedalaman lekukan pada beban yang konstan sebagai ukuran
kekerasan. Metoda pengujian kekerasan Rockwell yaitu mengindentasi material contoh dengan
indentor kerucut intan atau bola baja.

4.         Metode Meyer
Meyer mengajukan definisi mengenai kekerasan yang lebih rasional dibanding yang diajukan
oleh Brinell, yakni berdasarkan luas proyeksi jejak, bukan luas permukaannya. Tekanan rata-
rata antara luas penumbuk (indentor) dan lekukan adalah sama dengan beban dibagi luas
proyeksi lekukan. Kekerasan Meyer kurang peka terhadap beban yang diterapkan dibanding
kekerasan Brinell. Untuk bahan-bahan yang mengalami pengerjaan dingin, kekerasan Meyer
pada dasarnya tetap dan tidak tergantung pada beban, sedangkan kekerasan Brinell akan
mengecil bila beban bertambah besar.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut  :


Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastis yang diakibatkan oleh
tekanan atau goresan dari benda lain.
Untuk melakukan pengujian kekerasan ada 3 metode, yaitu:
1.    Metode goresan
2.    Metode elastis atau pantulan ( rebound )
3.    Metode indentasi

3.2 SARAN

Agar kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kebaikan penulisan penulisan makalah selanjutnya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tri Jaka, IR.. ME. 2012. Materi Kuliah Pengujian Logam. FT Untirta : Cilegon.
2. Fauji. 2010. Pengetahuan Sifat Logam (Fisik & Mekanik).
3.  Tim laboratorium metalurgi. 2012. ”Buku panduan praktikum Laboratorium Metalurgi I”,
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Cilegon
4. http://pengetahuan-sifat-logam-mekanik-fisik.html
5. http://www.calce.umd.edu/TSFA/Hardness_ad_.htm
http://www.ccitonline.com/mekanika/tiki-kiwi
http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF
8&sourceid=navclient&gfns=1&q=Material+Teknik.%0B+Pengujian++
+Kekerasan+dan+MetalografI

Anda mungkin juga menyukai