Anda di halaman 1dari 9

SAP ( SATUAN ACARA PENYULUHAN )

TENTANG ATRITIS RHEUMATOID ( RA )

Oleh :

Rika Saprina Maulia, S.Kep

Pembimbing : Nuriza Agustina, S.Kep, Ners, M.Kes

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2016

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : atritis reumatoid

Waktu : ± 20 menit

Tempat : Di rumah keluarga warga

Sasaran : keluarga pasien

Metode : Ceramah, Tanya jawab

Media : Leafleat

Materi :Terlampir

Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mengetahui bagaimana


peran keluarga dalam menghadapi pasien dengan halusinasi

Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit pasien dan keluarga pasien mampu :

1. Menjelaskan pengertian atritis reumatoid


2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala atritis reumatoid
3. Menjelaskan tentang macam-macam penyebab atritis rumatoid
4. Menjelaskan cara pencegahan atritis reumatoid

Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Kegiatan Audience Media/Alat Waktu


Kegiatan Penyuluhan
Pendahuluan 1. Salam pembuka 1. Menjawab  5 menit
salam.
2. Memberikan 2. Menjawab dan
pertanyaan awal memperhatikan
tentang materi yang
akan diberikan.

Isi 3. Menjelaskan tentang 3. Memperhatikan Lifleat 10 menit


pengertianatritis
reumatoid 4. Memperhatikan

2
4. Menjelaskan tanda
dan gelaja atritis 5. Memperhatikan
reumatoid
5. Menjelaskan penyebab 6. Memperhatikan
atritis reumatoid
6. Menjelaskan cara
pencegahan atritis
reumatoid
Penutup 7. Menjawab pertanyaan 7. Memperhatikan  5 menit
yang diberikan.
8. Menyampaikan 8. Menjawab
kesimpulan dari salam
materi yang
dibawakan
9. Salam penutup

3
LAMPIRAN MATERI

1. Definisi
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organtubuh (Kapita Selekta
Kedokteran, 2001 : hal 536).
Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.165).
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai
membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan ( Diane C.Baughman. 2000 ).

2. Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secarapasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan,hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone &Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus
. 2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik 
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktorautoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktorinfeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen
tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita. Faktor pencetus mungkin adalah suatu
bakteri,mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara
antigenis. Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme diperatarai oleh IgG.
Walaupun respon ini berhasil mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang
mengidap AR mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi
IgG semula. Antibodi yang ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor
rematoid ( FR ). FRmenetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan
destruksi jaringan AR diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit
autoimun.

4
3. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk panus, atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk ke tulang
subchondria.Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidak mampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian.Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat.
Lamanya artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.Yang lain. terutama yang mempunyai faktor
reumatoid (seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial.
Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema,proliferasi membran sinovial, dan akhirnya
membentuk panus. Panus akan meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang,
akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami perubahan generative
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksiotot.

4. Manifestasi Klinik
1. Tanda dan gejala setempat
 Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan
gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebihdari 30 menit dan dapat
berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan osteoartritis yang biasanyatidak berlangsung lama.
 Lambat laun membengkak, panas merah, lemah.
 Poli artritis simetris sendi perifer → Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil
tangan, kaki, pergelangan tangan,meskipun sendi yang lebih besar seringkali
terkena juga.
 Artritis erosif → sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik
menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran
sinar X.

5
 Deformitas → pergeseran ulnar, deviasi jari -jari, subluksasi sendi metakar
pofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar
mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun
ekstensi. Sendi mungkin mengalamian kilosis disertai kehilangan kemampuan
bergerak yang total.
 Rematoid nodul → merupakan massa subkutan yang terjadi pada1/3 pasien dewasa,
kasus ini sering menyerang bagian siku (bursaolekranon) atau sepanjang
permukaan ekstensor lengan bawah,bentuknya oval atau bulat dan padat.
 Kronik → Ciri khas rematoid artritis.2.

2. Tanda dan gejala sistemik 


Lemah, demam, takhikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia.Bila ditinjau dari
stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak,
dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut
diatas terjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis,
berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.

5. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor rematoid : positif pada 80%-95% kasus.
Fiksasi lateks : positif pada 75% dari kasus-kasus khas.
  Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
  LED : Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h). Mungkin kembali normal
sewaktu gejala-gejala meningkat.
Protein C-reaktif  : Positif selama masa eksaserbasi.
SDP : Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
  JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang.
 Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai
penyebab AR. Sinar x dari sendi yang sakit : Menunjukkan pembengkakkan pada jaringanlunak,
erosi sendi,
dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahanawal) berkembang

6
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendidan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
Scan radionuklida : Identifikasi peradangan sinovium.
Artroskopi langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
iregularitas/degenerasi
tulang pada sendi.
  Aspirasi cairan sinovial : Mungkin menunjukkan volume yang lebih besardari
normal; buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi,
perdarahan, produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan
leukosit,
penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
Biopsi membran sinovial : Menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.

6. Penatalaksanaan Medik Dan Terapi


Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab,
danprognosis penyakit ini.
b. Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
c. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang,ini bertujuan
untuk mempertahankan fungsi sendi pasien
d. Termoterapie
e. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f. Pemberian Obat-obatan :
o Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikanpada
dosis yang telah ditentukan.
o Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate
(Analgetik, Antipyretik,Anty Inflamatory)
o Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)
o Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
o Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)
o Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
o Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
o Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

7. Komplikasi
a) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanyaproses granulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.

7
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
d) Terjadi splenomegali

8. Prognosis
Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi, bergantung pada ketaatan
pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50– 70% pasien artritis reumatoid
akan mengalami prognosis yang lebih buruk.Golongan ini umumya meninggi 10– 15 tahun
lebih cepat dari pada orangtanpa artritis reumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi,
penyakit jantung, gagal pernapasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran cerna.Umumnya
mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buahs endi yang mengalami
peradangan, dengan manifestasi ekstra artikuler, dantingkat pendidikan yang rendah.
Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas
dapat terjadi dalam 2tahun pertama.

9. Pencegahan
Selain dengan menggunakan obat-obatan, untuk mengurangi nyeri juga bisa
dilakukan tanpa obat , misalnya dengan menggunakan kompres es.Kompres es bias
menurunkan ambang nyeri dan menggurangi fungsi enzim.Kemudian banyak jenis sayuran
yang dapat di konsumsi oleh penderita rematik, misalnya jus seledri, kubis dan wortel yang
dapat mengurangi gejala rematik. Beberapa jenis herbal juga dapat melawan nyeri
rematik,misalnya jahe, kunyit, biji seledri, daun lidah buaya atau minyak juniper yang bisa
menghilangkan bengkak pada sendi.
Menjaga berat badan ideal juga perlu. Kelebihan berat badan dapat membebani
sendi di bagian ekstermitas bawah. Selain itu bobot tubuh berlebih dapat memperbesar
resiko terkena penyakit rematik. Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat bagi
penderita rematik. Ini karena Jalan kaki dapat membakar kalori, memperkuat otot, dan
membangun tulang yang kuat tanpa menggangu persendian yang sakit.
Selama periode bebas gejala, ini pedoman diet dapat membantu melindungi
terhadap serangan penyakit rematik masa depan:
a. Jaga asupan cairan tubuh anda tinggi. Sekitar 8 sampai 16 gelas(sekitar 2 sampai
4liter) air setiap hari.
b. Batasi atau menghindari alkohol.
c. Makan diet seimbang. Makanan sehari-hari Anda harus menekankan buah-
buahan, sayuran, biji-bijian, dan bebas atau rendah lemak
susuproduk-lemak.
d. Dapatkan protein dari lemak susu produk-rendah.
e. Batasi konsumsi daging, ikan dan unggas.
f. Menjaga berat badan yang diinginkan.

8
9

Anda mungkin juga menyukai