Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata Dyspepsia berasal dari bahasa -Yunani yang berarti  pencernaan yang
sulit / jelek, juga dikenal sebagai sakit perut atau gangguan pencernaan, mengacu
pada kondisi gangguan pencernaan Ini adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan nyeri kronis atau berulang di atas.  perut kepenuhan dan merasa kenyang
lebih awal dari yang diharapkan ketika makan.  Hal ini dapat disertai dengan
kembung, bersendawa, mual, atau mulas. Dispepsia adalah masalah umum, dan
sering akibat penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau gastritis, tetapi dalam
sebuah minoritas kecil mungkin merupakan gejala pertama dari penyakit ulkus
peptikum (tukak lambung dari lambung atau duodenum) dan kadang-kadang kanker.

Dispepsia merupakan penyakit yang banyak diderita manusia, berdasarkan


penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-30% orang dewasa pernah
mengalami dispepsia dalam beberapa hari. Dari data di negara barat didapatkan angka
prevalensinya berkisar 7-14% tapi hanya 10-20% yang mencari pertolongan medis.
Angka insiden diperkirakan antara 1-8%. Di Inggris dan Skandinavia dilaporkan
angka prevalensinya berkisar 7 – 41 % tetapi hanya 10 –20% yang mencari
pertolongan medis. Insiden dispepsia pertahun diperkirakan antara 1 – 8 %. Menurut
Sigi, di negara barat prevalensi yang dilaporkan antara 23% dan 41%. Sekitar 4 %
penderita berkunjung ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Didaerah
asia pasifik, dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak dijumpai, prevalensinya
sekitar 10 – 20 %.( WHO, 2007)

Menurut Depkes (2003), dispepsia berada pada peringkat ke 10 dengan


proporsi 1,5% untuk kategori 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan diseluruh
rumah sakit di Indonesia. Tahun 2004 dispepsia menempati urutan ke 15 dari daftar

1
50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3 %
dan menempati urutan ke 35 dari 50 penyakit penyebab kematian. . Di Indonesia
sendiri, survei yang dilakukan dr Ari F Syam dari FKUI pada tahun 2001
menghasilkan angka mendekati 50 persen dari 93 pasien yang diteliti, hampir 50%
mengalami dispepsia. Menurut data yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Lahat tahun 2014 didapatkan bahwa angka kejadian rawat inap kasus dispepsia
sejumlah 640 pasien, dengan prosentase kira-kira 12 %.

Banyak sumber, banyak juga angka yang diberikan. Ada yang menyebut 1
dari 10 orang, namun ada juga yang menyatakan sekitar 25 persen dari populasi.
Mengenai jenis kelamin, ternyata baik lelaki maupun perempuan bisa terkena
penyakit itu. Penyakit itu tidak mengenal batas usia, muda maupun tua, sama saja.
Sayang, tidak hanya di Indonesia , di luar negeri pun, menurut sumber di Internet,
banyak orang yang tidak peduli dengan dispepsia itu. Mereka tahu bahwa ada
perasaan tidak nyaman pada lambung mereka, tetapi hal itu tidak membuat mereka
merasa perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Padahal, menurut penelitian- masih dari luar negeri-ditemukan bahwa dari


mereka yang memeriksakan diri ke dokter, hanya 1/3 yang tidak memiliki ulkus
(borok) pada lambungnya atau dispepsia non-ulkus. Angka di Indonesia sendiri,
penyebab dispepsi adalah 86 persen dispepsia fungsional, 13 persen ulkus dan 1
persen disebabkan oleh kanker lambung. Menurut Depkes (2003), dispepsia berada
pada peringkat ke 10 dengan proporsi 1,5% untuk kategori 10 penyakit terbesar pada
pasien rawat jalan diseluruh rumah sakit di Indonesia. Tahun 2004 dispepsia
menempati urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak
di Indonesia dengan proporsi 1,3 % dan menempati urutan ke 35 dari 50 penyakit
penyebab kematian. Survei yang dilakukan dr Ari F. Syam dari FKUI pada tahun
2001 dari 93 pasien yang diteliti, hampir 50% mengalami dispepsia. Berdasarkan data
dari Rumah Sakit umum daerah Lahat tahun 2011 didapatkan bahwa angka kejadian

2
rawat inap kasus dispepsia diruang teratai interna berjumlah 204 pasien (22,7%), dan
untuk tahun 2012 periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2014 adalah 154
pasien, dengan presentase 17,2%.

Masalah kesehatan yang tersebut diatas menarik minat peneliti untuk menulis
karya tulis ilmiah oleh karena masalah tersebut harus ditanggulangi untuk
mengurangi dan mencegah komplikasi – komplikasi yang lebih berat. Dan untuk
mengatasi masalah – masalah yang lazim tersebut, diperlukan asuhan keperawatan 
yang komprenhensif ditujukan untuk meningkatkan mencegah, mengatasi dan
memulihkan kesehatan dengan mempergunakan pendekatan proses keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Bagaimana


pelaksanaan asuhan keperawatan pada ny. m dengan kasus dispepsia diruang bedah
Rumah Sakit Umum Daerah lahat.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. dengan Diagnosa


medis Dispepsia melalui pendekatan proses perawatan

2. Tujuan khusus

Adapun penulisan tugas akhir ini adalah sebgai berikut:

1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny. W dengan Diagnosa medis


Dispepsia diruang bedah
2. Mampu membuat Diagnosa keperawatan menurut prioritas pada pasien

3
3. Mampu membuat rencana askep pada pasien Ny. W dengan Diagnosa
medis Dispepsia di ruang bedah
4. Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien Ny. W dengan
Diagnosa medis Dispepsia di ruang bedah
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah di laksanakan sesuai
dengan tujuan yang telah diterapkan

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

a) Mengetahui labih jauh lagi tentang penyakit Dispepsia


b) Mengetahui askep pada kasus Dispepsia dengan baik dan benar

2. Bagi Pendidikan

Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai


kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan.

E. Ruang Lingkup

Dalam penulisan Tugas kelompok ini penulis membatasi masalah Asuhan


Keperawatan pada Ny. W dengan diagnosa medis Dispepsia di ruang bedah RSUD
Lahat.

F. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas


Kelompok adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara
2. Observasi

4
3. Studi Dokumentasi
4. Studi Kepustakaan

G. Sistematika Penulis

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

 BAB I : Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan,


Manfaat, Ruang Lingkup Metode Penulisan,
Sistematika Penulisan
 BAB II : Tinjauan Teoritis Meliputi : Definisi. Etiologi.

Potofisiologi. Anatomi Fisiologi. Penatalaksanaan.


Pencegahan

 BAB III : Pembahasan Aspek meliputi : Pengkajian. Analisa data.


Diagnosa. Keperawatan. Perencanaan. Catatan
Perkembangan
 BAB IV : Penutup meliputi : Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai