Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGAUDITAN 1

RESUME MATERI PERTEMUAN KE-4


SITI NUR HILMIN (041911535021)
AKUNTANSI
PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA BANYUWANGI

Audit Responsibilities and Objectives


1. Objective of conducting an audit of financial statements and an audit of internal
controls.
Standar auditing AICPA yang terklarifikasi menyatakan bahwa tujuan audit adalah
untuk menyediakan pemakai laporan keunagan suatu pendapat yang diberikan oleh
auditor tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal
yang material sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku.
Langkah – langkah untuk mengembangkan tujuan audit :
 Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
 Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
 Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
 Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi , akun dan pengungkapan
 Mengetahui tujuan audit khsusus untuk kelas transaski, akun, dan pengungkapan.
2. Management’s responsibility
Tanggung jawab manajeman adalah Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan
akuntansi yang baik, menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan
menyajikan laporan keuangan yang wajar.
3. Auditor’s responsibility
Tanggung jawab auditor adalah untuk mendeteksi salah saji yang material pada
laporan keuangan akibat kecurangan atau kelalaian dan perlunya mempertahnakn
skeptisme profesional ketika melakukan sesuatu.
1) Salah saji yang material versus tidak material
2) Kepastian yang layak : ukuran tingkat kepastian yang diperoleh uditor pada saat
penyelesaian audit. Standar auditing menunjukkan keyakinan yang wajar adalah
tingkat keyakinan yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji material.
3) kesalahan versus Penipuan Standar audit membedakan antara dua jenis salah saji:
kesalahan dan kecurangan. Salah satu jenis kesalahan penyajian dapat bersifat
material atau tidak material. Kesalahan adalah salah saji yang tidak disengaja
dalam laporan keuangan, sedangkan penipuan disengaja.
4) Penipuan akibat Penipuan Laporan Keuangan versus Penyalahgunaan aset Baik
pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan maupun penyalahgunaan aset
berpotensi membahayakan pengguna laporan keuangan, tetapi ada perbedaan
penting di antara keduanya. Pelaporan keuangan yang curang merugikan pengguna
dengan memberikan informasi laporan keuangan yang salah untuk pengambilan
keputusan mereka. Ketika aset disalahgunakan, pemegang saham, kreditor, dan
lainnya dirugikan karena aset tidak lagi tersedia untuk pemilik yang sah.

Biasanya, pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan dilakukan oleh


manajemen, terkadang tanpa sepengetahuan karyawan. Manajemen berada dalam posisi
untuk membuat keputusan akuntansi dan pelaporan tanpa sepengetahuan karyawan.
Contohnya adalah keputusan untuk menghilangkan pengungkapan catatan kaki penting
tentang proses pengadilan yang menunggu keputusan.

Ada perbedaan penting antara pencurian aset dan kesalahan penyajian yang timbul dari
pencurian aset.

 Aset diambil dan pencurian ditutupi dengan aset yang salah saji.
 Aset diambil alih dan pencurian ditutupi dengan pendapatan yang terlalu rendah
atau biaya yang terlalu tinggi.
 Aset diambil, tetapi penyelewengan ditemukan. Laporan laba rugi dan catatan kaki
terkait dengan jelas menggambarkan penyalahgunaan tersebut.
4. Professional scepticism
Standar auditing mengharuskan audit dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai untuk mendeteksi kesalahan material dan kecurangan dalam laporan
keuangan. Untuk mencapai hal ini, audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
sikap skeptisisme profesional dalam semua aspek perikatan, dengan mengakui
kemungkinan bahwa suatu kesalahan penyajian dapat terjadi terlepas dari pengalaman
auditor sebelumnya dengan integritas dan kejujuran manajemen klien dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
Aspek Skeptisisme Profesional Skeptisisme profesional terdiri dari dua komponen
utama:
 Pikiran yang mempertanyakan dan penilaian kritis terhadap bukti audit.
 Demikian pula, ketika mereka memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
mendukung jumlah dan pengungkapan laporan keuangan, skeptisisme profesional
juga melibatkan penilaian kritis terhadap bukti yang mencakup mengajukan
pertanyaan menyelidik dan memperhatikan ketidakkonsistenan.

Elemen Skeptisisme Profesional


Ada 6 karakteristik Skeptisme Profesional, yaitu :
1) Mempertanyakan pola pikir
2) Penangguhan penilaian
3) Mencari pengetahuan
4) Pemahaman interpersonal
5) Otonomi
6) Harga diri
5. Professional judgment
Untuk membantu auditor dalam mempertahankan tingkat skeptisisme profesional
yang sesuai ketika penilaian profesional dibuat selama audit, profesi tersebut telah
mengembangkan kerangka kerja penilaian profesional yang menggambarkan proses
pengambilan keputusan yang efektif dan yang memandu pemikiran auditor untuk
membantu mereka menyadari penilaian mereka sendiri. kecenderungan, jebakan, dan
bias.
a) Elemen Proses Penilaian
Pusat Sumber Daya Pertimbangan Profesional Kualitas Audit menguraikan lima
elemen kunci dari proses penilaian profesional, yang diterapkan auditor saat
membuat penilaian profesional.
b) Identifikasi dan Definisikan Masalah
Titik awal penilaian profesional yang efektif dimulai dengan mengidentifikasi dan
mendefinisikan masalah dengan menganalisis situasi secara cermat dan potensi
pengaruhnya terhadap audit. Kegagalan untuk mengidentifikasi masalah yang
benar sering kali mengarah pada analisis yang salah dan penilaian yang tidak
tepat. Auditor dapat memperoleh manfaat dari pemikiran pertama tentang masalah
penting yang terkait dengan transaksi ini, seperti apakah persyaratan transaksi
mendukung pencantumannya sebagai pendapatan dalam laporan keuangan,
apakah terdapat masalah penilaian unik yang terkait dengan piutang terkait, dan
apakah ada pengungkapan unik. harus dibuat berdasarkan sifatnya yang tidak
biasa.
c) Mengumpulkan Fakta dan Informasi dan Mengidentifikasi Literatur
Literatur yang relevan Dengan masalah yang didefinisikan, auditor berusaha untuk
memahami fakta yang relevan dan informasi yang tersedia mengenai masalah
tersebut. Ini mungkin termasuk memperoleh fakta dan informasi tentang masukan
dan asumsi utama untuk transaksi, peristiwa, atau situasi melalui diskusi dengan
personel klien yang mengetahui situasi tersebut.
d) Melakukan analisis dan Mengidentifikasi alternatif
potensial Elemen berikutnya dari proses penilaian profesional melibatkan analisis
masalah berdasarkan fakta dan informasi yang dikumpulkan dan literatur otoritatif
yang relevan diidentifikasi.
e) Membuat Keputusan
Setelah analisis fakta dan informasi selesai, auditor menerapkan pertimbangan
untuk membuat keputusan
f) Meninjau dan Melengkapi Dokumentasi dan alasan untuk Kesimpulan
Saat auditor mengartikulasikan dalam bentuk tertulis alasan penilaiannya, auditor
mungkin menemukan bahwa alasan tersebut tampak salah atau tidak lengkap dan
oleh karena itu tidak persuasif.
g) Potensi Kecenderungan Penilaian, jebakan, dan Bias
Auditor harus waspada terhadap potensi kecenderungan penilaian, jebakan, dan
bias yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
6. Financial Statement Cycles
Audit dilakukan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen atau komponen
yang lebih kecil. Divisi ini membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu dalam
penugasan tugas kepada anggota tim audit yang berbeda.
Ada berbagai cara untuk melakukan segmentasi audit. Salah satu pendekatannya
adalah memperlakukan setiap saldo akun pada laporan sebagai segmen terpisah.
Segmentasi seperti itu biasanya tidak efisien. Ini akan menghasilkan audit independen
atas akun-akun yang terkait erat seperti inventaris dan harga pokok penjualan. Cara
umum untuk membagi audit adalah dengan menjaga jenis (atau kelas) transaksi dan
saldo akun yang terkait erat di segmen yang sama. Ini disebut pendekatan siklus.
Macam – macam siklus yang digunakan :
a) Siklus penjualan dan pengumpulan
b) Siklus inventaris dan pergudangan
c) Siklus akuisisi dan pembayaran
d) Siklus akuisisi dan pembayaran modal
e) Siklus penggajian dan personel
7. Setting Audit Objectives
Auditor melakukan audit laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan siklus
dengan melakukan pengujian audit atas transaksi yang menyusun saldo akhir dan juga
dengan melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait.
8. Management Assertions
Asersi manajemen adalah representasi pertanyaan yang disiratkan atau diekspresikan
oleh manajemen tentang golongan transaksi dan akun serta pengungkapan terkait
dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berkaitan secara langsung dengan
kerangka pelaporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan (biasanya US GAAP
atau IFRS), karena merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk
mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.
Standar audit internasional dan standar audit AICPA membagi lebih jauh pernyataan
manajemen ke dalam tiga kategori:
1) Pernyataan tentang kelas transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit
 Keterjadian : transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjdi dan
berssangkutan dengan entitas tersebut.
 Kelengkapan : semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatat
 Keakuratan : jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan
peristiwa yang dicatat dengan benar
 Klasifikasi : transaski dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepat
 Cutof : transaksi dan peristiwa tela dicatat dalam periode akuntansi yang benar
2) Pernyataan tentang saldo akun pada akhir periode
 Eksistensi : aset,kewajiban,ekuitas yang ada
 Kelengkapan : semua asset , kewajiban,dan kepentingan ekuitas yang harus
dicatat sudah dilakukan pencatatan.
 Penilaian dan alokasi : aset, kewajiban dan kepentingan ekuitas dimasukan
dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuian
penilaian dicatat dengan tepat
3) Pernyataan tentang presentasi dan pengungkapan
 Keeterjadian dan hak serta kewajiban : peristiwa dan transaksi yang
diungkapkan telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas tersebut
 Kelengkapan : semua pengungkapan yang harus di masukan dalam lapran
keuangan telah dicantumkan
 Kekauratan dan penilaian : informasi keuangan dan yang lain telah
diungkapkan secara tepat dan pada jumlah yang tepat
 Klasifikasi dan dapat dipahami : informasi keuangan dan yang lain telah
disajikan dan diuraikan secara tepat serta pengungkapan telah dinyatakan
dengan jelas.
9. Transaction-Related Audit Objectives
Tujuan audit terkait transaksi auditor mengikuti dan terkait erat dengan asersi
manajemen tentang golongan transaksi.
Tujuan umum yang berkaitan dengan transaksi :
 Kejadian — ada transaksi yang tercatat.
 Kelengkapan — pencatatan transaksi yang ada.
 Akurasi — transaksi yang dicatat Dinyatakan dalam jumlah yang benar
 Posting dan pengikhtisaran – transaksi yang dicatat dimasukan ke dalam file induk
dan di ikhtisarkan dengan benar.
 Klasifikasi transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara
tepat.
 Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
10. Balance-Related and Presentation and Disclosure-Related Audit Objectives
8 tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diantaranya :
 Eksistensi
 Kelengkapan
 Keakuratan
 Klasifikasi
 Cutoff
 Hubungan yang rinci – rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file induk
yang berkaitan
 Nilai yang dapat direalisasi
 Hak dan kewajiban
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan
biasanya identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang
telah dibahas sebelumnya konsep yang sama yang diterapkan pada tujuan audit yang
berkaitan dengan neraca juga berlaku untuk tujuan tujuan audit yang berkaitan dengan
penyajian dan pengungkapan.
Empat fase Audit Laporan Keuangan :
1) Merencanakan dan merancang pendekatan audit berdasarkan prosedur penilaian
risiko
2) Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3) Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
4) Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan

Anda mungkin juga menyukai