1. Obat yang dicampurkan dalam pembawa tertentu harus bersatu pada permukaan kulit
dalam konsentrasi yang cukup.
2. Konsentrasi obat umumnya merupakan faktor yang penting, jumlah obat yang
diabsorbsi secara perkutan perunit luas permukaan setiap periode waktu, bertambah
sebanding dengan bertambahnya kkonsentrasi obat dalam suatu pembawa.
3. Semakin banyak obat diserap dengan cara absorbsi perkutan apabila bahan obat dipakai
pada permukaan yang lebih luas.
4. Bahan obat harus mempunyai suatu daya tarik fisiologi yang lebih besar pada kulit dari
pada terhadap pembawa, supaya obat dapat meninggalkan pembawamenuju kulit.
5. Absorbsi obat nampaknya ditingkatkan dari pembawa yang dapat dengan mudah
menyebar dipermukaan kulit, sesudah dicampur dengan cairan berlemak dan membawa
obat untuk berhubungan dengan jaringan sel untuk absorbsi.
6. Pada umunyan penggosokan atau pengolesan waktu pemakaian pada kulit akan
meningkatkan jumlah obat yang diabsorbsi dan semakin lama mengoleskan dengan
digosok-gosok, semakin banyak piula obat yang diabsorbsi.
7. Absorbsi perkutan nampaknya apabila obat dipakai pada kulit dengan lapisan tanduk
yang tipis daripada yang tebal. Jadi, tempat pemakaian mungkin bersangkut paut
dengan derajat absorbsi, dengan absorbsi dari kulit yang ada penebalannya atau tempat
yang tebal seperti telapak tangan dan kaki secara komparatif lebih lambat.
Daftar Pustaka
1. Howard C., Ansel 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI-Press, Jakarta.
2. M.T Simanjuntak : Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit, 2005, [USU
Repository©2006].