sebagai alat bagi organisasi untuk berfokus pada kegiatan yang diatur secara garis besar adalah : unit
strategi. Balanced scorecard secara singkat adalah kerja di BPPKI Surabaya memiliki jabatan fungsional
suatu sistem manajemen untuk mengelola implemen- peneliti, pustakawan (perpustakaan) dan dua devisi
tasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengko- yang berkaitan dengan diterbitkannya karya ilmiah
muni kasikan visi, strategi dan sasaran kepada stake- dari sebuah penelitian yaitu devisi Program dan devisi
holders. Kata balanced dalam balanced scorecard Publikasi. Keempatnya memiliki keterkaitan dalam
merujuk pada konsep keseimbangan antara berbagai menghasilkan penelitian, hal ini dapat dilihat dari
perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), diagram berikut ini :
lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata scorecard
mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian- The Scholarly Communication Life Cycle
bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif. ,, \~ l 1·;.ll'lr,
Kol om paling kiri tabel merupakan empat perpektif Tabel 5. Tabel Resiko Proyek dan Teknis
kinerja dalam Balanced scorecard, yakni : keuangan, No Resiko Tingkat Kemung- Derajat
pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan Kepentingan kinan Resiko
pertumbuhan. Tiap perspektif tersebut memiliki RESTKO PROYEK
tujuan masing-masing dengan total keseluruhan 10 I. Aplikasi tidak pernah selesai Sedang Kecil
tujuan. Kedua kolom tersebut, perpektif kinerja dan 2. Perubahan spesifikasi Sedang Sedang
kebutuban
tujuan instansi mengacu pada tabel 2.
3. Software selesai terlambat Sedang Kecil
Sedangkan kolom tujuan SI berisikan nomor dari
4. Biaya pengembangan Ren dab Kecil
tujuan Sisesuai dengan uraian tabel 3 yang memenuhi membengkak
tujuan instansi pada tabel 2. Tiap tujuan instansi 5. Biaya pemeliharaan lebih Ren dab Kecil
memiliki setidaknya satu tujuan SI. Selain itu tujuan dari yang diperkirakan
SI tersebut dapat digunakan berulang atau memenuhi 6. Kebutuhan sistem tidak Sedang Kecil
terpenuhi
beberapa tujuan instansi. Sebagai contoh Tujuan
7. Sistem tidak di Sedang Kee ii
nstansi pada perpektif keuangan yakni : "Biaya implementasikan
operasional sesuai dengan manfaat yang diperoleh." RESIKO TEKNTS
(Tujuan Instansi nomor 3) akan terkait dengan Tujuan 8. Sumber daya yang Kee ii
SI nomor 9 pada tabel 3. tujuan tersebut antara lain dibutuhkan telah tersedia
"Pengoptimasian infrastruktur, surnber daya dan 9. Otomatisasi proses dari Kecil
kemampuan Sf'. Pemetaan pada tabel 4 akan membantu sistem yang lama
instansi dalam mengetahui bagaimana SI dapat I0. Tidak ada terjadi perubahan Kee ii
organisasi, prosedur, struktur
memenuhi kebutuhan instansi. Nilai tambah yang lain dan personel
dari penyediaan kerangka tersebut adalah ketika 11. Komitmen pimpinan dan Kee ii
instansi menentukan tujuan sesuai dengan bentuk pengguna terbadap proyek
besar
instansi dan proses The Scholarly Life Cycle, instansi
12. Pengembang cukup Sedang
akan sekaligus menentukan Tujuan SI yang terkait, berpengalaman dalam
sehingga mempercepat proses penyusunan. mengembangkan suatu
Berdasarkan hasil analisis tujuan diatas maka didapat- sistem
kan kebutuhan dari pengguna berkaitan dengan sistem I3. Terbiasa menggunakan Kecil
komputer untuk kegiatan
informasi, yaitu : operasional
• Perlunya suatu sistem yang melakukan dokumen- 14. Terbiasa dengan prosedur Kecil
tasi terhadap semua devisi yang ada beserta detil dokumentasi surat
kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
• Perlunya suatu sistem yang dapat mendistribusi- Tabel diatas menggambarkan kemungkinan
kan setiap dokumen ke devisi yang memerlukan. resiko yang akan terjadi ketika proyek pengembangan
• Perlunya suatu sistem sebagai database dokumen system informasi dilakukan. Setelah mengetahui
masing-masing devisi. perkiraan resiko tersebut maka dapat meminimalisir
Apabila sistem yang baru dijalankan maka adanya error atau kesalahan.
kegiatan operasional pada tiap devisi, misalnya
penggunaan computer beserta jaringan yang sudah KESIMPULAN
ada dapat dioptimalkan . Namun dapat juga Dari pembahasan diatas maka dapat diambil
memandang sistem dapat dinyatakan gagal apabila kesimpulan sebagai berikut :
sistem telah dikerjakan namun kurang adanya 1. Dengan menerapkan Balanced scorecard maka
sosialisasi sehingga menyebabkan pengguna dapat membantu para pelaku dalam instansi
cenderung menggunakan sistem yang lama. Hal ini pemerintah untuk menentukan bahwa suatu
terkait dengan pemetaan tujuan pada tabel 4. sistem informasi layak untuk dilaksanakan.
Dalam mencapai tujuan tersebut maka akan 2. Kelayakan suatu sistem informasi dapat
terjadi beberapa kendala/resiko untuk itu maka dilakukan dengan menggunakan 4 perpektif
diperlukan analisis kemungkinan terjadinya suatu kinerja padaBalanced scorecardyaitu perspektif
resiko dalam pengembangan sistem informasi keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
tersebut. Adapun analisis terhadap resiko dapat dilihat internal dan perspektif pembelajaran.
pada tab el 5. 3. Dengan menggunakan Balanced scorecard maka
setiap instansi, dapat mencapai visi dan misinya
secara efektif, karena Balanced scorecard
memberikan prosedur bagaimana tujuan instansi
Daftar Pustaka
Sarno, Riyanarto. 2009. Strategi Sukses Bisnis
dengan teknologi Infromasi. ITSPress, Surabaya.
978-979-8897-39-9.
Gunawan, Ibnu. Noertjahyana, Agustinus. 2006.
Analisis Kelayakkan Sistem Infromasi pada
Organisasi Non Profit. Prosiding Konferensi Nasional
Sistem Informasi 2006. 979-3338-71-7.
Darwanto, Herry. 2009. Balancedscorecarduntuk
Organisasi Pemerintah. http://www.bappenas.go.id