Anda di halaman 1dari 31
AMPUN PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 6 TAIUN 2021 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA PEKON SETIAP PEKON DI KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN ANGGARAN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGGAMUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan Dana Pekon perl mengatur tata cara Pembagian Dana Pekon Setiap Pekon setiap Pekon Tahun 2021; b. bahwa sebagai upaya untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi serta terhambatnya pembangunan Pekon akibat Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) perlu menyesuaikan kebijakan pembagian dan rincian dana Pekon; ¢. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b diatas, perl menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pembagian dan Rincian Dana Pekon Setiap Pekon Di Kabupaten Tanggamus Tahun Anggaran 2021 Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tanggamus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3667); 3. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemerikscan Pengelolaan dan TanggungJawab Keuangen Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 10. 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara _ Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5597) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 239, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6570); Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan Perckonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87}; Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Pekon Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864); Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539),sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5321}; 12. 13, 14, 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2020 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 266); Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Pekon (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094); Peraturan Menteri Desa, Pembangunan _ Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 300); Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037); Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611); Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1035); Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1641); Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 7 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggran 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 194); Peraturan Bupati Tanggamus Nomor 21 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Pekon dan Penyusunan APB-Pekon (Berita Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2019 Nomor 249); Peraturan Bupati Tanggamus Nomor 29 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Dana Pekon dan Alokasi Dana Pekon (Berita Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2020 Nomor 644); Peraturan Bupati Tanggamus Nomor 84 Tahun 2020 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggran 2021 (Berita Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 699); MEMUTUSKAN : Menetapkan : — PERATURAN BUPATI ‘TANGGAMUS TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA PEKON SETIAP PEKON DI KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN ANGGARAN 2021 BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Dacrah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia 2, Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Tanggamus. 4. Pekon adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5S. Jumlah pekon di Kabupaten Tanggamus adalah 299 (dua ratus sembilan puluh sembilan) pekon yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri 6. Dana Pekon adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Pekon yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat pekon. 7. Pemerintah Pekon adalah Kepala Pekon dibantu perangkat Pekon sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Pekon. 8. Kepala Pekon adalah Kepala Pekon dalam Kabupaten Tanggamus, 9. Angearan Pendapatan dan Belanja Pekon yang selanjutnya disingkat APBPekon, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Pekon. 10, Alokasi Dasar adalah alokasi minimal Dana Pekon yang akan diterima oleh setiap Pekon secara merata yang besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari anggaran Dana Pekon yang dibagi dengan jumlah Pekon di Kabupaten Tanggamus. 11, Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan status Pekon tertinggal dan Pekon sangat tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi. 12. Alokasi Kinerja adalah alokasi yang diberikan kepada desa yang memiliki hasil penilaian kinerja terbaik. 13. Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk Pekon, angka kemiskinan Pekon, luas wilayah Pekon, dan tingkat kesulitan geografis Pekon. 14, Bantuan Langsung Tunai Desa yang selanjutnya disebut sebagai BLT Dana Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di Pekon yang bersumber dari Dana Desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID. 19); Q) (2) (3) (4) 6) (6) a) Rekening Kas Pekon yong selanjutnya disebut RKP adalah rekening tempat penyimpanan wang Pemerintahan Pekon yang menampung seluruh penerimaan Pekon dan untuk membayar selurah pengeluaran Pekon pada bank umum yang ditetapkan, BAB IL PERHITUNGAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA PEKON Pasal 2 Rincian Dana Pekon untuk setiap Pekon di Kabupaten Tanggamus Tahun Anggaran 2020, dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan: a. Alokasi Dasar; ». Alokasi Afirmasi; ©. Alokasi Kinerja; dan d. Alokasi Formula. Pagu Alokasi Dasar dihitung sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari anggaran Dana Pekon dibagi secara merata kepada setiap pekon dan berdasarkan Klaster JP (Jumlah penduduk) bernilai 1 (satu) sampai dengan 5 (ima) yang jumlah perhitungannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan. Pagu Alokasi Afirmasi dihitung sebesar 1% (satu persen) dari anggaran Dana Pekon dibagi secara proporsional kepada Pekon tertinggal dan Pekon sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin terbanyak yang berada pada kelompok Pekon pada desil ke 8 (delapan}, 9 (sembilan), dan 10 (sepuluh) berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Direktorat _ Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan. Alokasi Kinerja dihitung sebesar 3% (tiga persen) dari anggaran Dana Pekon, dibagi kepada 30 (tiga puluh) Pekon atau 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh Pekon di Kabupaten Tanggamus dengan kinerja terbaik dalam pengelolaan keuangan Pekon, pengelolaan Dana Pekon, capaian keluaran (ouput) Dana Pekon, dan Capaian hasil (outcome) pembangunan Pekon, dengan bobot sebagai berikut: a. Pengelolaan keuangan pekon dengan bobot 20%; b. Pengelolaan Dana Pekon dengan bobot 20%; ¢. Capaian Keluaran (output) Dana Pekon dengan bobot 25% ; dan 4. Capaian Hasil (outcome) pembangunan pekon dengan bobot 35%. Pagu Alokasi Formula dibitung sebesar 31% (tiga puluh satu persen) dari anggaran Dana Pekon dibagi berdasarkan jumlah penduduk Pekon, angka penduduk miskin Pekon, luas wilayah Pekon, dan tingkat kesulitan geografis Pekon dengan bobot sebagai berikut : a, 10% (sepuluh persen) untuk jumlah penduduk; . 40% (empat puluh persen} untuk jumlah penduduk miskin; ¢. 20% (dua puluh persen) untuk luas wilayah; dan dd. 30% (tiga puluh persen) untuk indeks kesulitan geografis. Status Pekon tertinggal dan Pekon sangat tertinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersumber dari data Indeks Desa Membangun yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Desa. Data jumlah penduduk miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersumber dari Jembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik atau “kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. Pasal 3 Besaran Alokasi Dasar setiap Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, dihitung dengan cara membagi pagu alokasi dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dengan jumlah scluruh Pekon secara nasional atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AD Pekon = (0,65 x DD) / ( Pekon ) Keterangan : AD Pekon = Alokasi Dasar setiap Pekon DD = pagu Dana Desa Nasional Pekon = jumlah Pekon secara Nasional ‘AD Pekon per Klaster Klaster JP ‘AD Pekon’ 1 481.573.000 2 561.574.000 3 641.574.000 4 721.575.000 5 801.576.000 Keterangan: AD Pekon —_= Alokasi Dasar setiap Pekon yp = Jumlah Penduduk Pasal 4 (1) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AA Pekon — = (0,010 x DD) / (2x DST) + (1.x DT Keterangan: AAPekon ~ Alokasi Afirmatif setiap Pekon DD = Pagu Dana Desa Nasional = Jumlah Pekon sangat tertinggal yang memiliki jumlah st penduduk miskin tinggi secara nasional = Jumlah Pekon tertinggal yang memiliki jumlah penduduk DT miskin tinggi secara nasional (2) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Pekon tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sebesar 1 (satu) kali Alokasi Afirmasi setiap Pekon. (3) Besaran Alokasi Afirmasi untuk Pekon sangat tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi dihitung sebesar 2 (dua) kali Alokasi Afirmasi setiap Pekon. Pagal 5 (1) Alokasi Kinerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf ¢, dihitung dengan menggunakan — rumus: AK Kabupaten” = Jumlah Desa AK x AK Desa Keterangan: AK Kabupaten » Alokasi Kinerja setiap Dacrah Kabupaten Jumlah Pekon AK = jumlah Pekon penerima Alokasi Kinerja setiap Kabupaten AK Pekon = Alokasi Kinerja untuk Setiap Pekon (2) Jumlah Pekon penerima Alokasi Kinerja di kabupaten Tanggamus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan ketentuan sebanyak 10% (sepuluh —persen) dari 299 (dua ratus sembilan puluh Sembilan) jumlah Pekon di Kabupaten Tanggamus. Pasal 6 Penghitungan Alokasi Kinerja setiap Pekon sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: AK Pekon = {(0,20 * K1) + (0,20 * K2) + (0,25 * K3) + (0,35 * Ka)} * AK Kab Keterangan: AK Pekon = Alokasi Kinerja setiap Pekon KI = Pengelolaan Keuangan Pekon k2 = Pengelolaan Dana Pekon K3, = Capaian keluaran (output) Dana Pekon K4 = Capaian hasil (outcome) pembangunan Pekon AKKab = Alokasi Kinerja Kabupaten Tanggamus Pasal 7 (1) Pengelolaan keuangan Pekon sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dinilai dari: a. Perubahan rasio Pendapatan Asli Pekon terhadap total pendapatan APBPekon dengan bobot 50% (lima puluh persen); dan b. Rasio belanja bidang pembangunan dan pemberdayaan terhadap total belanja bidang APBPekon dengan bobot 50% (lima puluh persen). (2) Pengelolaan Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dinilai d ‘a, Persentase kesesuaian bidang pembangunan dan pemberdayaan sebagai prioritas Dana Pekon terhadap total Dana Pekon dengan bobot 55% (lima puluh lima persen); dan b. Persentase pengadaan barang jasa Dana Pekon secara swakelola dengan bobot 45% (empat puluh lima persen). (3) Capaian keluaran Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dinilai dari: ‘ ‘a. Persentase realisasi penyerapan Dana Pekon dengan bobot 50% (lima puluh persen}; dan b. Persentase capaian keluaran Dana Pekon dengan bobot 50% (lima puluh persen). (4) Capaian hasil pembangunan Pekon sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dinilai dari: ‘a, Perubahan skor Indeks Desa Membangun dengan bobot 30% (tiga puluh persen); b. Perubahan status Pekon Indeks Desa Membangun dengan bobot 30% (tiga puluh persen); ¢. Status Pekon Indeks Desa Membangun terakhir dengan bobot 10% (sepuluh persen); dan 4. Perbaikan jumiah penduduk miskin Pekon dengan bobot 30% (tiga puluh persen), Pasal 8 Formula sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf d, dihitung kan data jumlah pendudul, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks geografis yang bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau Jembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik. Pasal 9 Penghitungan Alokasi Formula setiap Pekon sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: AF Pekon = {(0,10 * Z1) + (0,40 * 22) + (0,20 * 23) + (0,30 * 24) * AF Kab Keterangan: AF Pekon = Alokasi Formula setiap Pekon et Rasio jumlah penduduk setiap Pekon terhadap total penduduk Kabupaten Tanggamus Rasio jumlah penduduk miskin setiap Pekon terhadap total Penduduk miskin Kabupaten Tanggamus Rasio luas wilayah setiap Pekon terhadap total luas wilayah Kabupaten Tanggamus Z4 = Rasio IKG setiap Pekon terhadap IKG kabupaten Tanggamus AF Kab Alokasi Formula Kabupaten Tanggamus Zz = z3 = Pasal 10 Penetapan Rincian Dana Pekon untuk setiap Pekon di Kabupaten Tanggamus ‘Tahun Anggaran 2021 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini, yang nilainya menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB Ill ‘TAHAPAN DAN PERSYARATAN PENYALURAN DANA PEKON Pasal 11 (1) Dana Pekon disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD, (2) Penyaluran Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemotongan Dana Pekon setiap Daerah kabupaten dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Pekon ke RKD. (3) Pemotongan Dana Pekon setiap Daerah kabupaten dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Pekon ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Pekon dari Bupati. (4) Penyaluran Dana Pekon sebagaimana dimakeud pada ayat (1) dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, dengan ketentuan: a, tahap I sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Desa setiap Desa, dengan rincian: 1. 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Pekon setiap Pekon dikurangi kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan kesatu sampai dengan bulan kelima paling cepat bulan Januari; dan 2. kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan kesatu sampai dengan bulan kelima paling cepat bulan Januari untuk bulan kesatu dan paling cepat- masing-masing bulan berkenaan untuk bulan kedita sampai dengan bulan kelima;. b. tahap II sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Pekon setiap Pekon, dengan rincian: - 1, 40% empat puluh persen) dari pagu Dana Pekon setiap Pekon dikturangi kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan Keenam sampai dengan bulan kesepuluh paling cepat bulan Maret; dan 2. kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Desa bulan keenam sampai dengan bulan kesepuluh paling cepat bulan Juni untuk bulan keenam dan paling cepat masing-masing bulan berkenaan untuk bulan ketujuh sampai dengan bulan kesepuluh; dan ¢- tahap III sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu Dana Pekon setiap Desa, dengan rinciai 1, 20% (dua puluh persen) dari pagu Dana Pekon setiap Desa dikurangi kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan kesebelas sampai dengan bulan kedua belas paling cepat bulan Juni; dan 2. kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan kesebelas sampai dengan bulan kedua belas paling cepat bulan November untuk bulan kesebelasdan paling cepat akhir bulan November bulan kedua belas. Pasal 12 (1) Penyaluran Dana Pekon dilaksanakan setelah KPA Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Pekon menerima dokumen persyaratan penyaluran dari bupati secara lengkap dan benar, dengan ketentuan: a tahap I sebesar scbagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) hurufa angka | berupa: 1. peraturan bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Pekon sctiap Desa; 2. peraturan Pekon mengenai APBDes; dan 3. surat kuasa pemindahbukuan Dana Pekon; b. tahap MI sebesar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf b angka | berupa: 1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Pekon tahun anggaran sebchumnya; 2. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Pekon tahap I menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen} dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 35% (tiga puluh lima _persen) dari Dana Pekon tahap | yang telah disalurkan; 3. peraturan kepala Pekon mengenai penetapan keluarga penerima manfaat BLT Desa atau peraturan kepala Pekon mengenai penetapan tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Desa; dan 4. berita acara konfirmasi dan rekonsiliasi kumulatif sisa Dana Pekon di RKUD antara Pemerintah Daerah dan kepala KPPN yang, berasal dari: a) sisa Dana Pekon Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran 2018 yang disetor oleh kepala Pekon ke RKUD:dan b) sisa Dana Pekon di RKUD Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran 2019; dan (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 9) (10) (11) a) © tahap Il sebesar sebag: hurufe angka 1 berupa: 1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Pekon sampai dengan tahap Il menunjukkan rata-rata _realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh persen) dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari Dana Desa tahap II yang telah disalurkan; dan 2. laporan Konvergensi pencegahan stunting tingkat Pekon tahun anggaran sebelumnya. mana dimakeud dalam Pasal 11 ayat (4) Dalam hal Pekon tidak melaksanakan BLT Pekon Tahun Anggaran 2020 selama 9 (sembilan) bulan, selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, penyaluran Dana Desa tahap I Tahun Anggaran 2021 juga di tambahkan dokumen persyaratan berupa peraturan kepala Pekon mengenai tidak terdapat calon keluarga penerima manfaat BLT Desa yang memenuhi kriteria dan/atau tidak tersedia cukup anggaran per bulannya. Dalam hal bupati melakukan perubahan peraturan bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Pekon setiap Pekon, selain Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a juga ditambahkan dokumen persyaratan berupa peraturan bupati mengenai perubahan tata cara pembagian dan penetapanrincian Dana Pekon setiap Pekon, Bupati bertanggungjawab untuk = menerbitkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3 untuk seluruh Desa, dan wajib disampaikan pada saat penyampaian dokumen persyaratan penyaluran tahap I pertama kali. Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb angka 2 dan huruf c angka | dihitung berdasarkan rata-rata persentase capaian keluaran dari seluruh kegiatan setiap Pekon. Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2 dan hurufc angka 1, serta ayat (2) huruf b angka 2 dilakukan sesuai dengan tabel _referensi data bidang, kegiatan, uraian keluaran, volume keluaran, satuan keluaran, dan capaian keluaran. Dalam hal tabel referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) belum memenuhi kebutuhan input data, bupati_—- menyampaikan permintaan perubahan tabel referensi kepada KPA Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Pekon untuk dilakukan pemutakhiran. Perubahan tabel referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Dolumen persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh bupati, wakil bupati, atau pejabat yang ditunjuk. Dokumen persyaratan penyaluran Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (I) disampaikan dalam bentuk dokumen digital (softcopy) atau dokumen fisik (hardcopy). . Dokumen digital (softcopy} sebagaimana dimaksud pada ayat (10) diolah dan dihasilkan melalui aplikasi_ Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN). Pasal 13, Dana Pekon tahap I untuk kebutuhan BLT Pekon bulan kesatu sampai dengan bulan kelima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2, disalurkan dengan ketentuan: 8. Memenuhi persyaratan sebagaimana dimakaud dalam Pasal 12 ayat () huruf a dan melakukan perekaman jumlah keluarga penerima manfaat setiap bulan yang berlaku selama 12 (dua belas) bulan untuk penyaluran Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan_ kesatu; dan b. Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan kedua sampai dengan bulan kelima untuk masing-masing bulan disalurkan setelah bupati melakukan, perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan sebehimnya. (2) Penyaluran Dana Pekon Tahap II untuk BLT Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) hurufb angka 2 untuk bulan keenam sampai dengan bulan kesepuluh masing-masing bulan disalurkan setelah bupati melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan sebelumnya. (3) Penyaluran Dana Pekon Tahap Ill untuk BLT Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf cangka 2 untuk — bulan kesebelas sampai dengan bulan kedua belas masing-masing bulan disalurkan setelah bupati melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan sebelumnya. (4) Perekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) dilakukan melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN). (5) Perekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan kedua belas dilalcukan paling lambat tanggal 31 Desember. (6) Jumlah keluarga penerima manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan jumlah yang diperoleh dari realisasi jumlah keluarga penerima manfaatBLT Pekon bulan kesatu tahun sebeltimnya atau hasil pendataan jumlah keluarga penenma manfaat BLT Pekon tahun berkenaan. (7) Dalam hal tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Pekon, Dana Pekon disalurkan dengan besaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) tanpa dikurangi kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Pekon. (8) Dalam hal terdapat perubahan peraturan kepala Pekon mengenai penetapan keluarga penerima manfaat BLT Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayct (1) huruf b angka 3, bupati menyampaikan perubahan Peraturan Kepala Pekon melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM SPAN) paling lambat tanggal 31 Desember. (9) Dalam hal penyaluran Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan kesatu tidak dilaksanakan mulai bulan Januari, penyaluran Dana Pekon untuk BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) untuk bulan kesatu sampai dengan bulan yang belum disalurkan dapat dilakukan setelah melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat BLT Pekon bulan sebelumnya. (10) Dalam hal jumlah keluarga pencrima manfaat yang telah direalisasikan lebih besar atau lebih kecil dari jumlah keluarga penerima manfaat yang telah direkam pada bulan kesatu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Dana Pekon untuk BLT Pekon bulan kedua sampai dengan bulan kedua belas tetap disalurkan sebesar kebutuhan BLT Pekon setiap bulan. (11) Bupati bertanggung jawab atas kebenaran perekaman data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3), dan ayat (5) Pasal 14 (1) Dalam rangka penyampaian dokumen persyaratan _ penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), kepala Pekon menyampaikan dokumen persyaratan penyaluran kepada bupati, secara lengkap dan benar dengan ketentuan: (2) (3) a) (2) (3) (4) (5) 4. tahap I berupa peraturan Pekon mengenai APBPekon; tahap Il berupa: 1. Laporan realis tahun anggaran sebelumnya; Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahap | menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen) dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari Dana Pekon Tahap I yang telah disalurkan; 3. peraturan kepala Pekon mengenai penetapan keluarga Penerima manfaat BLT Pekon atau peraturan kepala Pekon mengenai_penetapan tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Pekon; dan 4. berita acara konfirmasi dan rekonsiliasi kumulatif sisa Dana Pekon Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran. 2018 di RKD antara Pemerinta Daerah dan Pemerintah Pekon. ©. tahap Ill berupa: 1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Pekon sampai dengan tahap Il menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh persen) dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari Dana Pekon tahap II yang telah disalurkan;dan 2. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Pekon tahun anggaran sebelumnya. penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa Dalam hal bupati tidak menyampaikan dokumen _persyaratan penyaluran Dana Pekon sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 dan tidak melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat BLT Pekon sampai dengan berakhirnya tahun anggaran, Dana Pekon tidak disalurkan dan menjadi sisa Dana Pekon di RKUN. Sisa Dana Pekon di RKUN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat disalurkan kembali pada tahun anggaran berikutnya. BAB IV PRIORITAS PENGGUNAAN DANA PEKON Pasal 15, Prioritas Penggunaan Dana Pekon diatur dan diurus oleh Pekon berdasarkan kewenangan Pekon. Prioritas Penggunaan Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian SDGs Pekon melalui: a, pemulihan ekonomi sesuai kewenangan Pekon; b. program prioritas sesuai kewenangan Pekon; dan c. adaptasi kebiasaan baru Pekon, Dana Pekon diprioritaskan penggunaannya untuk pemulihan ekonomi dan pengembangan sektor prioritas di Pekon. Pemulihan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), berupa jaring pengaman sosial, Padat Karya Tunai, pemberdayaan usaha mikro keeil dan menengah, sektor usaha pertanian, dan pengembangan potensi Pekon melalui Badan Usaha Milik Pekon. Pengembangan sektor prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa pengembangan Pekon Digital, Pekon Wisata, usaha budi daya pertanian, perikanan, ketahanan pangan dan perbaikan fasilitas keschatan, peternakan, hewani, dan (6) (7) (8) a) (2) 3) @) 6) (6) (7) (8) (9) (10) qq) a) pengaman sosial scbagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa BLT Pekon menjadi prioritas utama dalam penggunaan Dana Pekon. Prioritas penggunaan Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) termasuk kegiatan dalam rangka —menanggulangi dampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVJD-19). Penggunaan Dana Pekon scbagaimana dimaksud pada ayat (3) berpedoman pada Peraturan Bupati Tanggamus mengenai_prioritas Penggunaan Dana Pekon Tahun 2021. Pasal 16 Pemerintah pekon wajib menganggarkan dan melaksanakan kegiatan BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada pasal 15 pada ayat (6). Calon keluarga penerima manfaat BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhi kriteria sebagai berikut : a keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di Pekon bersangkutan; dan b. tidak termasuk penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako dan Kartu Pra Kerja, Bantuan Sosial Tunai dan Progran Bantuan Sosial Pemeritah Lainnya. Dalam hal keluarga pencrima manfaat BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan petani, BLT Pekon dapat digunakan untuk kebutuhan pembelian pupuk. Rincian Keluarga Penerima Manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan kelompok pekerjaan ditetapkan dengan peraturan kepala Pekon. Pendataan calon penerima BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mempertimbangkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial; Besaran BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk bulan pertama sampai dengan bulan kedua belas per kehuarga penerima manfaat. Pembayaran BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan mulai bulan Januari. Dalam hal pembayaran BLT Pekon bulan kedua sampai dengan bulan kedua belas lebih besar dari kebutuhan BLT Pekon sebagaimana, pembayaran atas selisih kekurangan BLT Pekon bulan_berikutnya menggunakan Dana Pekon selain Dana Pekon untuk BLT Pekon setiap bulan. Dalam hal pembayaran BLT Pekon bulan kedua sampai dengan bulan kedua belas lebih kecil dari kebutuhan BLT Pekon, selisih lebih Dana Pekon untuk BLT Pekon diarahkan penggunaannya untuk kegiatan pemulihan ekonomi lainnya diPekon. Dalam hal tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala Desa menetapkan peraturan kepala Pekon mengenai tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Pekon, Ketentuan mengenai kriteria, mekanisme pendataan, penetapan data keluarga penerima manfaat BLT Pekon dan pelaksanaan pemberian BLT Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Bupati Tanggamus mengenai Prioritas Penggunaan Dana Pekon Tahun 2021. Pasal 17 Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Pekon berpedoman pada pedoman teknis yang ditetapkan oleh Bupati mengenai kegiatan yang dibiayai dari Dana Pekon. (2) a 2) @ a) (2) (3) @) wy (2) Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Pekon diutamakan dilakukan secara swakelola dengan menggunakan sumber daya/bahan baku lokal, dan diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat Pekon setempat. Pasal 18 Dana Desa dapat digunakan untuk mendanai kegiatan yang tidak termasule dalam prioritas penggunaan Dana Pekon setelah mendapat persetujuan bupati. Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bupati memastikan pengalokasian Dana Pekon untuk kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi. Persetujuan bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada saat evaluasi rancangan Peraturan Pekon mengenai APBPekon dilaksanakan oleh Camat. Pasal 19 Kepala Pekon bertanggung jawab atas penggunaan Dana Pekon termasuk pelaksanaan penyaluran BLT Pekon. Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap _ketercapaian kelengkapan persyaratan penyaluran Dana Pekon dan kebenaran dokumen persyaratan untuk setiap tahap penyaluran yang diterima dari Pemerintah Pekon. KPA BUN Pengelolaan Dana Transfer Umum dan KPA Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak bertanggung jawab atas penggunaan Dana Pekon oleh Pemerintah Pekon. Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat melakukan pendampingan atas penggunaan Dana Pekon sesuai kewenangan masing-masing. BABY PELAPORAN DANA PEKON Pasal 20 Kepala Pekon menyampaikan dokumen laporan setiap tahap penyaluran kepada Bupati. Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a, Peraturan Pekon mengenai APBPekon; b. laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Pekon tahun anggaran sebelumnya; ¢. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Pekon tahun anggaran sebelumnya; laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Pekon tahap I; dan laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Pekon sampai dengan tahap II. £ Laporan Konfirmasi Penerimaan Penyaluran Dana Pekon di Rekening Kas Pekon. g. Laporan Realisasi Pelaksanaan/penyaluran BLT Pekon. h, Laporan daftar Rekening Kas Pekon, i, Laporan Publikasi Perencanaan Pembangunan Pekon. j, Laporan Publikasi APBPekon, Kk, Laporan Publikasi Realisasi Penggunaan Dana Pekon Tahap 1 sd tahap 2 1, Laporan Publikasi Realisasi penggunaan Dana Pekon Tahun sebelumnya, a) (2) (3) (4) Q) (2) (3) @) (5) (6) BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 21 Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi atas: 2. sisa Dana Pekon di Rekening Kas Pekon; dan/atau b. eapaian output Dana Pekon, Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi atas sisa Dana Pekon di RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan meminta penjelasan kepada kepala Pekon mengenai sisa Dana Pekon di RKD. Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi atas capaian keluaran Dana Peon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huraf b dengan melakukan pengecekan atas kewajaran data dalam laporan capaian keluaran yang akan direkam dalam aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN) Dalam hal terdapat indikasi penyalahgunaan Dana Pekon, bupati dapat meminta Aparat | Pengawas Internal Pemerintah daerah untuk melakukan pemeriksaan. BAB VIL SANKSI Pasal 22 Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat elakukan penghentian penyaluran Dana Pekon tahun anggaran berjalan dan/atau tahun anggaran berikutnya, dalam hal terdapat permasalahan Pekon, berupa: @ Kepala pekon melaicukan penyelahgunaan Dana Pekon dan ditetapkan sebagai tersangka, atau b. pekon mengalami permasalahan administrasi dan/atau ketidakjelasan status hukum, puratl Melaicukan pemantauan atas proses perkara hukum penyalahgunaan Ay econ Yang melibatian Kepala Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (Q) hurufa. paar anal qkePala Pekon ‘telah ditetapkan sebagai tersangka, bupati menyampaikan surat permohonan penghentian penyaluran Dana Pekon Kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. Menteri Keuangan c.q, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan penghentian penyaluran Dana Pekon, berdasarkan : fr Surat Permohonan dari Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (9), atau surat rekomendasi dari kementerian/ lembaga terkait atas permasalahen Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, penehentian Penyaluran Dana Pekon berdasarkan surat permohonan dari Bupati sebagaimana dimalesud pada ayat (4) huruf a atau surat rekomendon ari kementerian/lembaga terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tect b Ailakukan mulai penyaluran Dana Pekon tahap berikutnya setelah surat dimaksud diterima. Penghentian penvaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dilakukan melalui surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan kepada Dircktur Jenderal Perbendaharaan a e dengan ternbusan bupati atau kementerian/lembaga terkait, (4) (5) (6) (7) Q (2) (3) 4) 6) Pasal 23 Dana Pekon yang dihentikan penyalurannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4), tidak dapat disalurkan kembali ke RKD. Pekon yang dihentikan penyaluran Dana Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) huruf a, berhak mendapatkan penyaluran Dana Pekon pada tahun anggaran berikutnya setelah periode penghentian penyaluran Dana Pekon. Pengecualian atas pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menerima surat permohonan pencabutan Penghentian penyaluran Dana Desa dari bupati paling lambat tanggal 30 Juni tahun anggaran berjalan, Surat permohonan pencabutan penghentian penyaluran Dana Pekon Sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan setelah terdapat Pencabutan status hukum tersangka, pemulihan status hukum tersangka, dan/atau putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Pencabutan penghentian penyaluran Dana Pekon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) huruf b, dilaksanakan setelah Menteri Keuangan c.g. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menerima surat rekomendasi pencabutan penghentian penyaluran Dana Pekon dari kementerian/lembaga terkait paling lambat tanggal 30 Juni tahun anggaran_ berjalan Dalam hal surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterima setelah tanggal 30 Juni tahun anggaran berjalan, Dana Pekon disalurkan untuk tahun anggaran berikutnya sepanjang Dana Pekon untuk Desa tersebut telah dialokasikan. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan berdasarkan surat. permohonan dari bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau surat rekomendasi dari kementerian/lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (5) menerbitkan surat pencabutan penghentian penyaluran Dana Pekon dan disampaikan kepada Direktur Jenderal perbendaharaan dengan tembusan bupati atau lementerian/lembaga terkait. Pasal 24 Dalam hal Pemerintah Pckon tidak melaksanakan BLT Pekon selama 9 (sembilan) bulan pada Tahun Anggaran 2020, dikenakan sanksi pemotongan Dana Pekon sebesar 50% (lima puluh persen) dari Dana Pekon yang akan disalurkan pada tahap Il Tahun Anggaran 2021. Penyaluran Dana Pekon tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dikurangi kebutuhan Dana Pekon untuk BLT Pekon setiap japan. Pengenaan sanksi kepada Pemerintah Pekon sebagaimana dimaksud ada ayat (1) dikecualikan dalam hal berdasarkan hasil musyawarah Pekon khusus/musyawarah insidentil tidak terdapat calon keluarga penerima manfaat BLT Pekon yang memenuhi kriteria dan/atau tidak tersedia cukup anggaran setiap bulannya. wa Hasil musyawarah Pekon khusus/musyawarah insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dalam peraturan kepala Pekon yang diketahui oleh Camat. ; Bupati menandai Pekon yang akan dikenakan sanksi pemotongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada penyaluran Dana Pekon dalam aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan ‘Anggaran Negara (OMSPAN). a (3) @) a) (2) a (2) (3) (4) Pasal 25 Dalam hal Pemerintah Pekon tidak melaksanakan BLT Pekon selama 12 (dua bela) bulan Tahun Anggaran 2021, dikenakan — sanksi Pemotongan Dana Pekon sebesar 50% (lima puluh persen) dari Dana Desa yang akan disalurkan pada tahap Il Tahun Anggaran 2022. Pengenaan sanksi kepada Pemerintah Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dikecualikan dalam hal berdasarkan hasil_ musyawarah Pekon khusus/musyawarah insidentil tidak terdapat calon keluarga Penerima manfaat BLT Pekon yang memenuhi kriteria. Hasil musyawarah Pekon khusus/musyawarah insidentil sebagaimana ‘aksud pada ayat (2) ditetapkan dalam peraturan kepala Pekon yang diketahui oleh Camat. Peraturan Kepala Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh bupati kepada kepala KPPN selaku KPA Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Pekon melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN) sebagai syarat penyaluran Dana Pekon tahap Il pada Tahun Anggaran 2022, BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26 Bupati_ melakukan pengecekan data jumlah Pekon di Kabupaten Tanggamus dengan membandingkan data jumlah Pekon dalam alokasi Dana Pekon dengan data jumlah Pekon mutakhir yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus. Bupati_ menyampaikan hasil pengecekan data jumlah Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (lj kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat bulan Maret. Pasal 27 Rekonsiliasi sisa dana di RKD Tabun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran 2018 antara bupati dan kepala Pekon dilakulean paling lambat tanggal 16 April 2021 dan dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi. Berdasarkan hasil rekonsiliasi data sebagaimana dimaksud pada _ayat (1) kepala Desa menyetorkan sisa dana ke RKUD paling lambat tanggal 30 April 2021. Rekonsiliasi sisa dana di RKUD Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran 2019 antara bupati_dan KPA Penyaluran Deve Alokasi Khusus Fisik dan Dana Pekon dilakuukan paling lambat tanggal 28 Mei 2021 dan dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi, Berdasarkan hasil rekonsiliasi data sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bupati menyetorkan sisa dana ke RKUN paling lambat tanggal 31 ‘Wet 2021. Pasai 28 | I Pon ioaftar Rekening Kas Pekon, format Laporan Realisasi Penyerapan dan Seaebaian Output Dana Pekon, ‘Format |Laporan Konvergensi Pencerahan Stunting, format Laporan Konfirmasi Penerimaan Penyaluran Dana Poko Rekening Kas Pekon Pekon dan Format Beritd Acara Konfirmasi dan Rekonsiliasi BAB Ix KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Peraturan Bupati ini mulai beriaku pada tanggdl diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memeriftahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Dacrah Kabupaten. Tanggamus. Ditetapkan di Kota Agung Diundangkan di Kota Agung pada tanggal 3 Februari 2021 BERITA DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2021 NOMOR.ZA8 ee TANON 2021 Sa ee LAMPIRAN It PERATURAN BUPATI TANGGAMUS 6 Tamu» 2021 TANGGAL | 2"eeheuaei 202 NOMOR A. FORMAT DAPTAR REKENING KAS PEKON DAFTAR REKENING KAS PEKON KABUPATEN TANGGAMUS ‘Ta 2021 ALAMAT AMA aa No. | KODE PEKON | NAMA PEKON| NpWP | KAWTOR |KECAMATAN| PROVINS! WAMA BANK PEMILIK | -MOMOR. | NAMA. | one pos| PEKON Rexentia | REKENING | CABANG tT (lama Camas) B.,” FORMAT LAPORAN REALISASI PERYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA PEKON AFORAN REALISASt PENVERAPAN DAW CAPAIAN KELUARAN DANA PEKON TARAR. "TAHUN ANGGARAN 2021 RABUPATEN TANGGAMUS TT [rckisveeasatior one r SEE ear Col = [ited Ft keke 4 *Ehehae a ena OT usr Pease eee) CEE _srsiney Deedee 1 I 4

Anda mungkin juga menyukai