Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS INDONESIA

Pengaruh PSBB Terhadap Peningkatan Penyalahgunaan Aplikasi MiChat


sebagai Tempat Perdagangan Seksual Online

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Metode Penelitian Kriminologi Kuantitatif

Kelompok 10:

M. Dzikri Akbari Pasya 1906395500


Gagah Putra Ibrahim 1906395646
Tarissa Febriana Azwar 1906365946
Muhammad Amirrafii Witana 1906366091

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


DEPARTEMEN KRIMINOLOGI
DEPOK
APRIL 2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit yang menyerang sistem
pernafasan. Beberapa diantaranya dapat sembuh dengan sendirinya karena imunnya
kuat tanpa menggunakan perawatan tertentu. Kasus virus corona di seluruh wilayah
Indonesia saat ini masih terus meningkat. Berdasarkan data dari Kemenkes, hingga
pada tanggal 2 Maret 2021, jumlah kasus di Indonesia mencapai angka 1.347.026
kasus. Sampai saat ini, kasus terbanyak terjadi di Pulau Jawa.
Upaya penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan pandemi
ini, dalam upaya menangani pandemi COVID-19 yang semakin luas, social
distancing atau pembatasan sosial dilakukan oleh pemerintah selaku pemangku
kebijakan demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Pandemi virus corona
COVID-19 telah mengubah banyak kehidupan manusia. Semua orang lebih banyak
menghabiskan waktu di dalam rumah. Terkait dengan adanya penyebaran wabah
Coronavirus Disease 2019, selanjutnya disebut COVID-19 di Indonesia saat ini,
ternyata ada peningkatan yang cukup drastis terhadap angka kriminalitas di
Indonesia. Bentuk kejahatan yang terjadi pun beragam, mulai dari secara fisik
maupun non fisik (Millah, 2020).
Adanya kemajuan teknologi dan informasi yang begitu pesat dapat
memberikan dampak positif saat pandemi COVID-19 salah satunya media sosial,
setiap orang masih bisa terhubung satu sama lain dengan menggunakan media
sosial untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman, guru dan kolega di tempat
kerja, selain itu media sosial telah menjadi salah satu media dalam mengedukasi,
dimulai dari banyaknya informasi dan peluang terjadinya interaksi serta arahan
untuk menuju pengembangan informasi ke dalam tautan lain. Namun, kemajuan
teknologi juga dapat menjungkirbalikan keadaan. Keberadaan teknologi seringkali
disalahgunakan oleh kelompok tertentu sehingga mendatangkan kerugian (Zahara
et al., 2020).
Keberadaan internet menjadikan berkembangnya jejaring sosial dengan
beberapa aplikasi. Perkembangan internet beserta jejaring sosial di dalamnya telah
membentuk masyarakat baru berwujud virtual. Masyarakat ini disebut cyber society

1
atau cyber community. Masyarakat ini berada dalam ruang virtual yang
kehadirannya secara fisik tidak dibutuhkan dalam keanggotaan. Ruang ini tidak
mempedulikan sekat antar bansa dan akhirnya menjadi desa global. Kejahatan
dalam dunia nyata merambat pula di kalangan masyarakat virtual. Perilaku
kejahatan dalam cyber society disebut cyber crime. Prostitusi yang merupakan sisi
gelap masyarakat nyata turut mewarnai dan bergeser masuk dalam cyber society.
Prostitusi, pelacuran, lokalisasi melahirkan suatu permasalahan. Keberadaan
prostitusi seringkali melahirkan pro dan kontra. Seringkali keberadaan lokalisasi
ditentang oleh masyarakat. Bagi pelaku prostitusi, keadaan tersebut mendesak
keberadaannya di dunia nyata untuk beralih ke media online dan membentuk suatu
komunitas di dalam masyarakat virtual (Oktavia, 2019).
Dilansir dari sumber berita online dari Inggris, Reuters, aktivis dari Thomson
Reuters Foundation menyebutkan bahwa kemungkinan perdagangan cybersex saat
pandemic corona virus ini berupa pelecehan seksual online menargetkan lebih
banyak anak-anak di Asia Tenggara. Kasus yang terjadi di Philipina saat ini adalah
terjadi perdagangan pelecehan seksual secara live stream. Live stream yang
dimaksud disini mengacu kepada konten yang disiarkan secara langsung melalui
media internet berupa video dan audio (Zhahara et al., 2020).
Berdasarkan penelitian Oktavia. (2019), diketahui bahwa aplikasi yang
digunakan oleh penyedia dan pemakai jasa prostitusi adalah aplikasi yang
didalamnya terdapat fitur berinteraksi seperti chat, telepon, telepon video.
Penggunaan aplikasi ini memudahkan pemakai jasa prostitusi karena ada pada fitur
ruang chat yang disediakan. Penjual jasa biasanya memakai nickname yang mudah
ditelusuri dan menjuru sehingga mudah ditemukan oleh pemakai. Diketahui
aplikasi yang paling sering dicari dengan kata kunci “booking online” adalah
aplikasi MiChat. Oleh karena itulah, dalam penelitian kali ini akan diteliti tentang
tingkat kriminalitas yang terjadi pada masa PSBB, khususnya pada penyalahgunaan
aplikasi MiChat sebagai tempat perdagangan seksual online.

2
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian kali ini diantaranya yakni:
a. Seberapa besar peningkatan penggunaan aplikasi MiChat sejak diberlakukannya
peraturan PSBB?
b. Adakah pengaruh antara PSBB dengan kejadian peningkatan perdagangan
seksual online?
c. Seberapa besar persentase tindakan kriminalitas dari aplikasi MiChat, khususnya
pada kasus perdagangan seksual online?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya ialah:
a. Untuk mengetahui besarnya persentase peningkatan penggunaan aplikasi
MiChat sejak diberlakukannya peraturan PSBB.
b. Untuk mengetahui pengaruh antara PSBB dengan kejadian perdagangan seksual
online.
c. Untuk mengetahui besarnya persentase tindakan kriminalitas dari aplikasi
Michat, khususnya pada kasus perdagangan seksual online.

1.4. Luaran yang diharapkan


Adapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Laporan Kemajuan Penelitian kegiatan penelitian yang dilakukan yang terkait
dengan judul pengaruh PSBB terhadap peningkatan penyalahgunaan aplikasi
MiChat sebagai tempat perdagangan seksual online.
b. Laporan Akhir Penelitian kegiatan penelitian yang dilakukan yang terkait
dengan judul pengaruh PSBB terhadap peningkatan penyalahgunaan aplikasi
MiChat sebagai tempat perdagangan seksual online.
c. Artikel ilmiah dan jurnal ilmiah nasional yang dipublikasikan dalam bentuk
cetak maupun elektronik.

3
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya ialah :
a. Untuk memberikan gambaran peningkatan penggunaan aplikasi MiChat
semenjak PSBB diberlakukan.
b. Untuk menguji pengaruh antara PSBB dengan peningkatan prostitusi online.
c. Untuk menguji apabila peningkatan penggunaan aplikasi MiChat berkaitan
dengan meningkatnya prostitusi online.

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu yang Relevan


1. Bambang Prasetyo, Ilmu Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Maritim Raja Ali Haji yang berjudul Prostitusi Online Melalui
Aplikasi Pertemanan “Wechat Dan Michat” Di Kijang Kota Kabupaten Bintan.
Dalam jurnal yang ditulis peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif dengan membahas modus operasi pada prostitusi online yang marak
terjadi di Kelurahan Kijang Kota Kabupaten Bintan berupa sarana aplikasi
media sosial yakni, Wechat dan Michat”. Peneliti menyimpulkan aplikasi
tersebut memiliki pengguna yang banyak di kijang kota karena menawarkan
berbagai kemudahan dalam menjalin berteman termasuk menyalahgunakannya
dengan menjadikan aplikasi ini sebagai lahan promosi bisnis prostitusi online.
2. Jisun Choi, Universitas Dongguk yang berjudul A Study on Youth Prostitution
using Mobile Application: Focusing on Korean Youth.
Peneliti menyimpulkan bahwa prostitusi berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih lagi sulitnya mengatur
usia aplikasi chat dan memberantas prostitusi. Jumlah pengguna aplikasi obrolan
semakin meningkat, dan dengan demikian telah terjadi berbagai kejahatan, tetapi
kontrol hukum sistem lemah. Agen prostitusi atau agen prostitusi sudah
menggunakan sebagian besar aplikasi chat untuk beriklan. Namun, secara
praktis sulit untuk mendeteksi perilaku operator aplikasi chat yang
mempromosikan prostitusi dan prostitusi terorganisir yang mengeksploitasinya.
3. David Nugraha Saputra, Fakultas Syariah, UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Prostitusi Anak Di Bawah
Umur Pada Masa Pandemi Covid-19.
Penulis menarik kesimpulan Yakni pada dasarnya motif seseorang menjadi
seorang PSK, yaitu karena tuntutan ekonomi, apalagi pada masa pandemi
COVID-19 dimana keadaan ekonomi secara keseluruhan mengalami penurunan,
banyak para pelaku usaha yang terkena dampak COVID-19 serta banyak sekali
terjadi PHK di berbagai daerah, walaupun tidak bisa dipungkiri ada banyak
sebab-sebab atau motif lain yang melatarbelakangi pelacuran.

5
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB merupakan pembatasan
kegiatan tertentu penduduk di suatu wilayah dan merupakan salah satu upaya
pemerintah Indonesia untuk menekan laju penularan Coronavirus atau
COVID-19. Kegiatan yang dibatasi meliputi meliburkan sekolah dan tempat
kerja yang kemudian diganti dengan kegiatan belajar-mengajar dan bekerja
secara daring. Selain itu pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum
serta segala kegiatan keagamaan di tempat umum turut dilakukan.
Pembatasan ini tentu saja diiringi dengan pertimbangan kebutuhan
pendidikan, produktivitas kerja, dan ibadah penduduk serta pemenuhan dasar
penduduk (Kemenko PMK, 2020).
2.2.2. Prostitusi Online
Prostitusi online sendiri merupakan salah satu kegiatan kejahatan
cybersex dimana cybersex merupakan sebuah aktifitas sex dimana aktivitas
tersebut dilakukan dengan menggunakan jaringan internet kepada orang lain
kegiatan sex tersebut sama dilakukan dengan para pelaku prostitusi dimana
para pelaku menggunakan jaringan internet dan menggunakan aplikasi media
sosial dalam mencari calon konsumennya cybersex sendiri dilakukan secara
sadar oleh para pelaku dimana para pelaku prostitusi online tersebut yang
langsung menawarkan jasa sex kepada para calon konsumen dimana dengan
promosi melalui mengirimkan gambar pribadi mereka para calon konsumen
tertarik dengan jasa yang mereka tawarkan
2.2.3. Aplikasi Michat
Michat adalah sebuah aplikasi chatting yang bekerja untuk mencari
seorang pengguna yang sama di daerah sekitarnya baik itu teman, keluarga,
ataupun lainnya. Fitur pencarian teman yang dimiliki aplikasi Michat tidak
dimiliki oleh aplikasi pada umumnya. Pada layanan aplikasi Michat yang
terkenal beberapa tahun lalu ini karena adanya kontroversial dengan aplikasi
Tinder dan BeeTalk yang sangat dekat dengan hubungannya prostitusi online.
Aplikasi ini bekerja ketika ada sesama pengguna aplikasi tersebut di jarak

6
tertentu hingga mencapai jarak 30 km, dengan begitu kita bisa mengetahui
pengguna sekitar yang secara bersamaan menggunakan aplikasi Michat juga.
2.2.4. Teori Diferensiasi Sosial
Menurut Sutherland tindakan kriminalitas dan menyimpang dimulai
oleh seseorang yang melibatkan interaksinya dengan orang lain sehingga
kejahatan atau penyimpangan itu dipelajari dengan partisipasi dalam
komunikasi verbal maupun non-verbal. Dari perilaku tersebut menjelaskan
bahwa tindakan tersebut itu dipelajari yang mendukung aktivitas-aktivitas
yang melanggar nilai dan norma ketika melakukan hubungan dengan suatu
kelompok atau individu yang terorganisasi dalam melakukan tindakan
kriminal maupun menyimpang.
Sebagian masyarakat tanpa sengaja juga memberikan contoh perilaku
menyimpang, dan apabila perilaku menyimpang dapat dipelajari maka yang
dipelajari adalah teknik melakukan motif atau dorongan serta alasan
pembenar termasuk sikap.

7
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kuantitatif untuk
menguji hipotesis, serta mencari data lebih banyak sehingga analisis yang
dilakukan akan lebih dalam. Dengan mengaplikasikan variabel terikat dan bebas
pada penelitian ini, maka hipotesis akan dapat dibuktikan kevalidannya. Penelitian
ini menggunakan Teori Diferensiasi Sosial dengan variabel bebas dan terikat.
Variabel bebas yang digunakan yaitu Pengaruh PSBB sedangkan variabel
terikatnya adalah Peningkatan Penyalahgunaan Aplikasi MiChat Sebagai Tempat
Perdagangan Seksual Online.

3.2. Tahapan Penelitian


Tahapan pelaksanaan yang dilakukan untuk merealisasikan kegiatan
penelitian ini diantaranya ialah:
1. Mengadakan survei, diskusi dan observasi dengan pengguna aplikasi Michat.
2. Melakukan penyebaran kuesioner kepada objek
3. Menganalisis data

3.3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendapatkan hasil yang baik, Oleh
karena itu, penulis menggunakan beberapa cara dalam mengumpulkan data, antara
lain sebagai berikut.
3.3.1. Kajian pustaka
Untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis mempelajari dan menggunakan teori-teori yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas sebagai dasar pemikiran dan untuk
memperkuat data sebagai kajian teori.
3.3.2. Pengisian kuesioner
Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden.

8
3.3.3. Observasi
Observasi kali ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
pengaruh PSBB terhadap peningkatan penyalahgunaan aplikasi MiChat
sebagai tempat perdagangan seksual online.
3.3.4. Metode wawancara atau interview
Interview atau wawancara ini adalah suatu percakapan yang diarahkan
pada suatu masalah tertentu, ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadapan secara fisik. Wawancara merupakan suatu
proses transmisi data dari seseorang (narasumber/informan) kepada
pewawancara sebagai bahan untuk melengkapi bidang yang diteliti oleh si
pewawancara. Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data atau
informasi (keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan dan
sebagainya) dari suatu pihak tertentu (Subyantoro, 2006).
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam dengan informan. Wawancara mendalam merupakan
suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung
bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran
lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara
intensif atau berulang-ulang. Peneliti tidak hanya percaya dengan begitu saja
pada apa yang dikatakan informan, melainkan perlu mengecek dalam
kenyataan melalui pengamatan. Itulah sebabnya cek dan recek dilakukan
secara silih berganti dari hasil wawancara ke pengamatan di lapangan, atau
dari informan yang satu ke informan yang lain (Bungin, 2001).
Penganalisisan dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif.
a. Analisis kuantitatif
Analisis ini meliputi hal-hal mengenai perhitungan presentase dan
nilai-nilai yang terdapat pada lembar-lembar angket yang telah
dibagikan.

9
3.4. Subjek dan Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah masyarakat umum. Subjek penelitian yang
dimaksud adalah penyalahgunaan aplikasi MiChat sebagai tempat perdagangan
seksual online.

3.5. Operasionalisasi Konsep


Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang tercantum di Bab 1, maka
operasionalisasi konsep yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Konsep Variabel Indikator Kategori Skala

Penggunaan Tingkat - Durasi penggunaan - Tinggi Ordinal


aplikasi penyalahguna media sosial - Rendah
MiChat an aplikasi
MiChat pada - Pernah/sedang
masa pandemi menggunakan aplikasi
COVID-19 MiChat
- Durasi penggunaan
aplikasi MiChat
- Kepuasan
penggunaan aplikasi
MiChat
- Pengetahuan adanya
fitur keamanan pada
aplikasi

Perdagangan Tingkat - Pengetahuan adanya - Tinggi Ordinal


seksual online perdagangan perdagangan seksual - Rendah
seksual pada online di aplikasi
masa pandemi MiChat
COVID-19
- Menemukan akun
perdagangan seksual
online di aplikasi
MiChat
- Frekuensi
menggunakan jasa

10
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh PSBB Terhadap Peningkatan Penyalahgunaan Aplikasi MiChat Sebagai
Tempat Perdagangan Seksual Online

Petunjuk Pengisian
Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian mengenai
pengaruh PSBB terhadap peningkatan penyalahgunaan aplikasi MiChat sebagai tempat
perdagangan seksual online. Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang
mungkin sesuai dengan pengalaman Saudara/i. Selain pilihan YA atau TIDAK untuk
setiap pernyataan, terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk pernyataan lain,
yaitu:
0 : Tidak pernah
1 : Jarang
2 : Kadang
3 : Aktif
4 : Sangat Aktif

Selanjutnya Saudara/i dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom


pernyataan yang paling sesuai dengan pengalaman Saudara/i. Tidak ada jawaban yang
benar maupun salah, oleh karena itu isilah sesuai dengan keadaan dari Saudara/i yang
sesungguhnya.

Pertanyaan
BAGIAN I
1. Apakah Anda pengguna media sosial?
A. Ya
B. Tidak

Pernyataan 0 1 2 3 4

Apakah Anda aktif dalam bersosial media?

11
2. Apakah penggunaan media sosial Anda meningkat selama masa pandemi COVID-
19?
A. Ya
B. Tidak

BAGIAN II
3. Apakah Anda mengetahui aplikasi MiChat?
A. Ya
B. Tidak
4. Apakah Anda sedang menggunakan aplikasi MiChat?
A. Ya
B. Tidak

Pernyataan 0 1 2 3 4

Apakah Anda aktif menggunakan aplikasi


MiChat?

Seberapa penting aplikasi MiChat bagi Anda?

BAGIAN III
5. Apakah Anda tahu bilamana aplikasi Michat banyak pengguna yang menyediakan
prostitusi online?
A. Ya
B. Tidak
6. Apakah Anda pernah menemukan pengguna yang menawarkan jasa prostitusi online?
A. Pernah
B. Tidak Pernah

Pernyataan 0 1 2 3 4

Bila pernah, seberapa sering Anda


menggunakan jasa prostitusi melalui aplikasi
Michat?

7. Apakah Anda salah satu pengguna jasa prostitusi online melalui Michat?

12
A. Ya
B. Tidak
8. Apakah Anda puas menggunakan jasa prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
9. Apakah pandemi mendorong anda untuk menggunakan jasa prostitusi online melalui
Michat?
A. Ya
B. Tidak

Pernyataan 0 1 2 3 4

Seberapa puaskah anda menggunakan jasa


prostitusi online melalui Michat?

10. Apakah ada peran dari orang terdekat anda sehingga Anda dapat menggunakan jasa
prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
11. Adakah orang terdekat yang anda kenal melakukan hal yang sama (menggunakan
jasa prostitusi online melalui Michat?)
A. Ya
B. Tidak

BAGIAN IV
12. Apakah Anda salah satu penyedia jasa prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
13. Bila ya, apakah pandemi memiliki pengaruh terhadap bisnis prostitusi online
melalui Michat?
A. Berpengaruh
B. Tidak berpengaruh

13
14. Bila berpengaruh, apa dampak yang ditimbulkan?
Jawab: ...
15. Apakah pandemi mendorong anda untuk menyediakan jasa prostitusi online melalui
Michat?
A. Ya
B. Tidak
16. Apakah ada peran dari orang terdekat anda sehingga Anda dapat menyediakan jasa
prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
17. Adakah orang terdekat yang anda kenal melakukan hal yang sama (menyediakan
jasa prostitusi online melalui Michat?)
A. Ya
B. Tidak

14
DAFTAR PUSTAKA

Harkrisnowo, H. 2020,’Angka Kejahatan dan Reaksi Sistem Peradilan Pidana di Masa


Pandemi Covid-19’, Jurnal hukum pidana dan kriminologi, vol. 1, no. 1, pp. 34 –
58.

Lee, Y., Choi, J., & Song, B. G. 2019, ‘A Study on Youth Prostitution using Mobile
Application: Focusing on Korean Youth’, International Journal of Cyber
Criminology, vo. 13, no. 2.

Millah, I.A. 2020,’Penanggulangan Kejahatan Di Masa Pandemi Covid-19 (Dalam


Perspektif Kriminologi dan Viktimologi)’, Jurnal Komunikasi Hukum, vol. 6, no. 2,
pp. 497 – 513.

Oktavia, I.W. 2019,’Komunitas Prostitusi Online Ditengah Masyarakat Virtual Ditinjau


Dari Segi Hukum’, Jurnal perempuan dan anak, vol. 3, no. 1, pp. 1 – 22.

‘Pembatasan Sosial Berskala Besar’ 2020, Kementrian Koordinator Bidang


Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Diakses pada 3 Maret 2020 melalui:
https://www.kemenkopmk.go.id/pembatasan-sosial-berskala-besar

Prasetyo, B. 2019, Prostitusi Online Melalui Aplikasi Pertemanan “Wechat Dan


Michat” Di Kijang Kota Kabupaten Bintan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Saputra, D. N. 2021, Tinjauan Yuridis terhadap Prostitusi Anak di Bawah Umum pada
Masa Pandemi COVID-19, Al Qisthas: Jurnal Hukum dan Politik Ketatanegaraan,
vol. 11, no. 2, pp. 101-113.

Zahara, S., Nandang, M., dan Rudi, S.D. 2020,’Peran Orang Tua Dalam Mendampingi
Anak Menggunakan Media Sosial di Tengah Pandemi Covid-19”, Jurnal
Kolaborasi Resolusi dan Konflik, vol. 3, no. 1, pp. 105 -114.

Bungin, B. 2001,’Metodologi Penelitian Kualitatif’, Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Subyantoro, A., dan Suwarto, F.W. 2006,’Metode dan Teknik Penelitian Sosial’,
Yogyakarta: ANDI.

15

Anda mungkin juga menyukai