MPKK Kelp 10 Tugas 5
MPKK Kelp 10 Tugas 5
Kelompok 10:
1
atau cyber community. Masyarakat ini berada dalam ruang virtual yang
kehadirannya secara fisik tidak dibutuhkan dalam keanggotaan. Ruang ini tidak
mempedulikan sekat antar bansa dan akhirnya menjadi desa global. Kejahatan
dalam dunia nyata merambat pula di kalangan masyarakat virtual. Perilaku
kejahatan dalam cyber society disebut cyber crime. Prostitusi yang merupakan sisi
gelap masyarakat nyata turut mewarnai dan bergeser masuk dalam cyber society.
Prostitusi, pelacuran, lokalisasi melahirkan suatu permasalahan. Keberadaan
prostitusi seringkali melahirkan pro dan kontra. Seringkali keberadaan lokalisasi
ditentang oleh masyarakat. Bagi pelaku prostitusi, keadaan tersebut mendesak
keberadaannya di dunia nyata untuk beralih ke media online dan membentuk suatu
komunitas di dalam masyarakat virtual (Oktavia, 2019).
Dilansir dari sumber berita online dari Inggris, Reuters, aktivis dari Thomson
Reuters Foundation menyebutkan bahwa kemungkinan perdagangan cybersex saat
pandemic corona virus ini berupa pelecehan seksual online menargetkan lebih
banyak anak-anak di Asia Tenggara. Kasus yang terjadi di Philipina saat ini adalah
terjadi perdagangan pelecehan seksual secara live stream. Live stream yang
dimaksud disini mengacu kepada konten yang disiarkan secara langsung melalui
media internet berupa video dan audio (Zhahara et al., 2020).
Berdasarkan penelitian Oktavia. (2019), diketahui bahwa aplikasi yang
digunakan oleh penyedia dan pemakai jasa prostitusi adalah aplikasi yang
didalamnya terdapat fitur berinteraksi seperti chat, telepon, telepon video.
Penggunaan aplikasi ini memudahkan pemakai jasa prostitusi karena ada pada fitur
ruang chat yang disediakan. Penjual jasa biasanya memakai nickname yang mudah
ditelusuri dan menjuru sehingga mudah ditemukan oleh pemakai. Diketahui
aplikasi yang paling sering dicari dengan kata kunci “booking online” adalah
aplikasi MiChat. Oleh karena itulah, dalam penelitian kali ini akan diteliti tentang
tingkat kriminalitas yang terjadi pada masa PSBB, khususnya pada penyalahgunaan
aplikasi MiChat sebagai tempat perdagangan seksual online.
2
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian kali ini diantaranya yakni:
a. Seberapa besar peningkatan penggunaan aplikasi MiChat sejak diberlakukannya
peraturan PSBB?
b. Adakah pengaruh antara PSBB dengan kejadian peningkatan perdagangan
seksual online?
c. Seberapa besar persentase tindakan kriminalitas dari aplikasi MiChat, khususnya
pada kasus perdagangan seksual online?
3
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya ialah :
a. Untuk memberikan gambaran peningkatan penggunaan aplikasi MiChat
semenjak PSBB diberlakukan.
b. Untuk menguji pengaruh antara PSBB dengan peningkatan prostitusi online.
c. Untuk menguji apabila peningkatan penggunaan aplikasi MiChat berkaitan
dengan meningkatnya prostitusi online.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB merupakan pembatasan
kegiatan tertentu penduduk di suatu wilayah dan merupakan salah satu upaya
pemerintah Indonesia untuk menekan laju penularan Coronavirus atau
COVID-19. Kegiatan yang dibatasi meliputi meliburkan sekolah dan tempat
kerja yang kemudian diganti dengan kegiatan belajar-mengajar dan bekerja
secara daring. Selain itu pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum
serta segala kegiatan keagamaan di tempat umum turut dilakukan.
Pembatasan ini tentu saja diiringi dengan pertimbangan kebutuhan
pendidikan, produktivitas kerja, dan ibadah penduduk serta pemenuhan dasar
penduduk (Kemenko PMK, 2020).
2.2.2. Prostitusi Online
Prostitusi online sendiri merupakan salah satu kegiatan kejahatan
cybersex dimana cybersex merupakan sebuah aktifitas sex dimana aktivitas
tersebut dilakukan dengan menggunakan jaringan internet kepada orang lain
kegiatan sex tersebut sama dilakukan dengan para pelaku prostitusi dimana
para pelaku menggunakan jaringan internet dan menggunakan aplikasi media
sosial dalam mencari calon konsumennya cybersex sendiri dilakukan secara
sadar oleh para pelaku dimana para pelaku prostitusi online tersebut yang
langsung menawarkan jasa sex kepada para calon konsumen dimana dengan
promosi melalui mengirimkan gambar pribadi mereka para calon konsumen
tertarik dengan jasa yang mereka tawarkan
2.2.3. Aplikasi Michat
Michat adalah sebuah aplikasi chatting yang bekerja untuk mencari
seorang pengguna yang sama di daerah sekitarnya baik itu teman, keluarga,
ataupun lainnya. Fitur pencarian teman yang dimiliki aplikasi Michat tidak
dimiliki oleh aplikasi pada umumnya. Pada layanan aplikasi Michat yang
terkenal beberapa tahun lalu ini karena adanya kontroversial dengan aplikasi
Tinder dan BeeTalk yang sangat dekat dengan hubungannya prostitusi online.
Aplikasi ini bekerja ketika ada sesama pengguna aplikasi tersebut di jarak
6
tertentu hingga mencapai jarak 30 km, dengan begitu kita bisa mengetahui
pengguna sekitar yang secara bersamaan menggunakan aplikasi Michat juga.
2.2.4. Teori Diferensiasi Sosial
Menurut Sutherland tindakan kriminalitas dan menyimpang dimulai
oleh seseorang yang melibatkan interaksinya dengan orang lain sehingga
kejahatan atau penyimpangan itu dipelajari dengan partisipasi dalam
komunikasi verbal maupun non-verbal. Dari perilaku tersebut menjelaskan
bahwa tindakan tersebut itu dipelajari yang mendukung aktivitas-aktivitas
yang melanggar nilai dan norma ketika melakukan hubungan dengan suatu
kelompok atau individu yang terorganisasi dalam melakukan tindakan
kriminal maupun menyimpang.
Sebagian masyarakat tanpa sengaja juga memberikan contoh perilaku
menyimpang, dan apabila perilaku menyimpang dapat dipelajari maka yang
dipelajari adalah teknik melakukan motif atau dorongan serta alasan
pembenar termasuk sikap.
7
BAB 3. METODE PENELITIAN
8
3.3.3. Observasi
Observasi kali ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
pengaruh PSBB terhadap peningkatan penyalahgunaan aplikasi MiChat
sebagai tempat perdagangan seksual online.
3.3.4. Metode wawancara atau interview
Interview atau wawancara ini adalah suatu percakapan yang diarahkan
pada suatu masalah tertentu, ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadapan secara fisik. Wawancara merupakan suatu
proses transmisi data dari seseorang (narasumber/informan) kepada
pewawancara sebagai bahan untuk melengkapi bidang yang diteliti oleh si
pewawancara. Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data atau
informasi (keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan dan
sebagainya) dari suatu pihak tertentu (Subyantoro, 2006).
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam dengan informan. Wawancara mendalam merupakan
suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung
bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran
lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara
intensif atau berulang-ulang. Peneliti tidak hanya percaya dengan begitu saja
pada apa yang dikatakan informan, melainkan perlu mengecek dalam
kenyataan melalui pengamatan. Itulah sebabnya cek dan recek dilakukan
secara silih berganti dari hasil wawancara ke pengamatan di lapangan, atau
dari informan yang satu ke informan yang lain (Bungin, 2001).
Penganalisisan dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif.
a. Analisis kuantitatif
Analisis ini meliputi hal-hal mengenai perhitungan presentase dan
nilai-nilai yang terdapat pada lembar-lembar angket yang telah
dibagikan.
9
3.4. Subjek dan Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah masyarakat umum. Subjek penelitian yang
dimaksud adalah penyalahgunaan aplikasi MiChat sebagai tempat perdagangan
seksual online.
10
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh PSBB Terhadap Peningkatan Penyalahgunaan Aplikasi MiChat Sebagai
Tempat Perdagangan Seksual Online
Petunjuk Pengisian
Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian mengenai
pengaruh PSBB terhadap peningkatan penyalahgunaan aplikasi MiChat sebagai tempat
perdagangan seksual online. Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang
mungkin sesuai dengan pengalaman Saudara/i. Selain pilihan YA atau TIDAK untuk
setiap pernyataan, terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk pernyataan lain,
yaitu:
0 : Tidak pernah
1 : Jarang
2 : Kadang
3 : Aktif
4 : Sangat Aktif
Pertanyaan
BAGIAN I
1. Apakah Anda pengguna media sosial?
A. Ya
B. Tidak
Pernyataan 0 1 2 3 4
11
2. Apakah penggunaan media sosial Anda meningkat selama masa pandemi COVID-
19?
A. Ya
B. Tidak
BAGIAN II
3. Apakah Anda mengetahui aplikasi MiChat?
A. Ya
B. Tidak
4. Apakah Anda sedang menggunakan aplikasi MiChat?
A. Ya
B. Tidak
Pernyataan 0 1 2 3 4
BAGIAN III
5. Apakah Anda tahu bilamana aplikasi Michat banyak pengguna yang menyediakan
prostitusi online?
A. Ya
B. Tidak
6. Apakah Anda pernah menemukan pengguna yang menawarkan jasa prostitusi online?
A. Pernah
B. Tidak Pernah
Pernyataan 0 1 2 3 4
7. Apakah Anda salah satu pengguna jasa prostitusi online melalui Michat?
12
A. Ya
B. Tidak
8. Apakah Anda puas menggunakan jasa prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
9. Apakah pandemi mendorong anda untuk menggunakan jasa prostitusi online melalui
Michat?
A. Ya
B. Tidak
Pernyataan 0 1 2 3 4
10. Apakah ada peran dari orang terdekat anda sehingga Anda dapat menggunakan jasa
prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
11. Adakah orang terdekat yang anda kenal melakukan hal yang sama (menggunakan
jasa prostitusi online melalui Michat?)
A. Ya
B. Tidak
BAGIAN IV
12. Apakah Anda salah satu penyedia jasa prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
13. Bila ya, apakah pandemi memiliki pengaruh terhadap bisnis prostitusi online
melalui Michat?
A. Berpengaruh
B. Tidak berpengaruh
13
14. Bila berpengaruh, apa dampak yang ditimbulkan?
Jawab: ...
15. Apakah pandemi mendorong anda untuk menyediakan jasa prostitusi online melalui
Michat?
A. Ya
B. Tidak
16. Apakah ada peran dari orang terdekat anda sehingga Anda dapat menyediakan jasa
prostitusi online melalui Michat?
A. Ya
B. Tidak
17. Adakah orang terdekat yang anda kenal melakukan hal yang sama (menyediakan
jasa prostitusi online melalui Michat?)
A. Ya
B. Tidak
14
DAFTAR PUSTAKA
Lee, Y., Choi, J., & Song, B. G. 2019, ‘A Study on Youth Prostitution using Mobile
Application: Focusing on Korean Youth’, International Journal of Cyber
Criminology, vo. 13, no. 2.
Saputra, D. N. 2021, Tinjauan Yuridis terhadap Prostitusi Anak di Bawah Umum pada
Masa Pandemi COVID-19, Al Qisthas: Jurnal Hukum dan Politik Ketatanegaraan,
vol. 11, no. 2, pp. 101-113.
Zahara, S., Nandang, M., dan Rudi, S.D. 2020,’Peran Orang Tua Dalam Mendampingi
Anak Menggunakan Media Sosial di Tengah Pandemi Covid-19”, Jurnal
Kolaborasi Resolusi dan Konflik, vol. 3, no. 1, pp. 105 -114.
15