Anda di halaman 1dari 40

MODUL JARINGAN NIRKABEL

BAB I
Gelombang Radio
A. Pengertian Gelombang radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi
dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan
merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara,
karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika
objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat
dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi
elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.
B. Frekuensi dan Panjang Gelombang
1. Frekuensi
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai keadaan yang berulang-ulang secara
tetap dan terus menerus. Sebagai contoh ombak di lautan yang bergerak naik lalu turun, lalu
naik lagi, turn lagi begitu seterusnya dan berulang-ulang. Contoh lain adalah bandul jam yang
bergerak ke kiri, ke kanan, ke kiri lagi, ke kanan lagi begitu seterusnya berulang-ulang.
contoh lain adalah roda yang berputar ke atas, kebawah, ke atas lagi ke bawah lagi begitu
seterusnya berulang-ulang.  Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah banyaknya perulangan-
perulangan tersebut dalam satuan waktu tertentu.
Frekuensi didefinisikan secara standar sebagai "banyaknya jumlah getaran (gelombang /
putaran / perulangan) dalam satu detik".
Satuan untuk frekuensi adalah getaran/detik atau Hertz atau disingkat Hz. Satuan Hertz
diambil dari nama  pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini
pertama kali. Sedangkan untuk simbol frekuensi adalah f .
2. Perioda
Perioda berhubungan erat sekali dengan frekuensi. Periode didefinisikan sebagai waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 buah getaran (gelombang / putaran / perulangan).
Satuan perioda adalah detik, dengan simbol untuk perioda adalah T
Perhatikan gambar bandul jam di atas. Jika posisi awal gerakan bandul jam adalah di tengah,
maka perioda bandul jam tersebut adalah gerakan bandul dari posisi awal di tengah, lalu
bergerak ke kanan, lalu kembali ke tengah, lalu bergerak ke kiri dan kembali ke posisi awal di
tengah. 
Perioda adalah kebalikan dari frekuensi dan sebaliknya frekuensi adalah kebalikan dari
Perioda, atau sering dinyatakan dalam persamaan
T  =  1  /  f    (detik)
f   =  1  /  T  (Hertz)

3. Amplitudo
Perhatikan kembali gambar bandul jam di atas. Perhatikan bahwa bandul jam bergerak
dari posisi awal di tengah ke arah kanan sampai titik terjauhnya di sebelah kanan  lalu
kembali lagi, lalu bergerak kekiri hingga titik terjauhnya disebelah kiri lalu kembali lagi.
Jarak atau simpangan terjauh dari titik kesetimbangan tersebut disebut Amplitudo. Jika
diplotkan geakan bandul tersebut dalam bentuk grafik waku terhadap amplitudo maka akan
diperoleh gambar grafik seperti terlihat gambar di bawah ini.

Garafik posisi bandul diplot dalam Amplitudo terhadap waktu


4. Panjang Gelombang
Kadang-kadang Perioda sebuah gelombang / getaran / putaran dinyatakan tidak dalam
waktu namun dalam satuan panjang. Perioda yang dinyatakan dalam satuan panjang tersebut
disebut Panjang Gelombang dengan satuan meter dan simbol λ .
Berbeda dengan perioda maka besarnya Panjang gelombang jika dihubungkan dengan
frekuensi adalah tergantung pada kecepatan rambatan cahaya dalam ruang hampa. Persamaan

c
panjang gelombang dinyatakan oleh λ=  
f
λ = panjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang elektromagnetik dalam
meter
c = kecepatan cahaya dalam vakum = 299,792.458 km/d ~ 300,000 km/d = 300,000,000 m/d
  = 3 x 108 Meter / detik
f = frekuensi dalam detik

Perhatikan gambar di bawah ini, tentukan frekuensi dan perioda masing-masing gelombang
tersebut.
Perhatikan bahwa masing-masing gelombang adalah perulangan dan garis yang diberi warna
merah adalah satu gelombang. gelombang selanjutnya adalah perulangan dari gelombang
yang diberi garis merah tersebut.
Dengan demikian maka pada 
Gambar 1 periodanya adalah 4 detik sedangkan frekuensinya adalah 1/4 Hertz
Gambar 2 periodanya adalah 2 detik sedangkan frekuensinya adalah 1/2 Hertz
Gambar 3 periodanya adalah 3 detik sedangkan frekuensinya adalah 1/3 Hertz
Gambar 4 periodanya adalah 16 detik sedangkan frekuensinya adalah 1/16 Hertz
C. Teknik Pemodulasian AM, FM
Modulasi Analog
Pada modulasi analog, sinyal pemodulasi, berupa sinyal analog, digunakan untuk
memodifikasi sinyal pembawa. Jenis modulasi menggambarkan besaran dari sinyal pembawa
yang dimodifikasi. Ada 3 jenis modulasi analog yang diuraikan dalam modul ini, yakni
Modulasi amplituda, Modulasi Frekuensi, dan Modulasi Fasa.
1. Modulasi Amplituda (AM)
Sinyal pemodulasi: Sinyal asal yang berisi informasi.
Sinyal pembawa : Sinyal frekuensi tinggi yang ditumpangi oleh sinyal informasi selama
proses transmisi.
Pada jenis modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional
terhadap amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses
modulasi.
2. Modulasi Frekuensi (FM)
Pada modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang
pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi. Proses modulasi
frekuensi digambarkan sebagai berikut:

Besar perubahan frekuensi (deviasi), δ, dari sinyal pembawa sebanding dengan amplituda
sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama dengan frekuensi
sinyal pemodulasi

D. Teknik Pemodulasian PM, FSK


1. Modulasi PM (Fasa Modulation)
 Pada modulasi ini sinyal informasi mengubah-ubah fasa gelombang pembawa.
 Besar perubahan fasa sebanding dengan amplituda sesaat sinyal pemodulasi.
 Modulasi fasa, sama seperti modulasi frekuensi, menghasilkan penyimpangan
frekuensi pada sinyal pembawa, sehingga kedua modulasi ini dikelompokkan dalam
jenis modulasi sudut.
 Perbedaannya terletak pada posisi perubahan frekuensi, jika pada modulasi frekuensi
deviasi tertinggi dicapai pada amplituda puncak dari sinyal pemodulasi, pada
modulasi fasa deviasi maksimum terjadi pada saat sinyal modulasi berubah pada laju
yang paling tinggi (slope terbesar) yakni perubahan dari nilai positif ke negatif dan
sebaliknya.

Sinyal
asli/pemodulasi/baseband
Sinyal carrier/pembawa
Sinyal hasil modulasi phase
(PM)
2. Modulasi FSK (Frequency Shift Keying)
Pada modulasi digital, sinyal pemodulasinya berupa sinyal digital.
Modulasi FSK adalah Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai
tegangan dengan frekuensi tertentu (misalnya f1 = 1200 HZ), sementara signal digital 0
dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu yang berbeda
(misalnya f2=2200 Hz). Sama seperti modulasi fase, pada modulasi freukensi yang lebih
rumit dapat dilakukan pada beberapa frekuensi sekaligus. Dengan cara ini pengiriman
datamenjadi lebih efisien.

 Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal digital melalui penggeseran
frekuensi. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan
gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Pergeseran
ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan gelombang output
yang tidak mempunyai fase terputus-putus.
 Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah
sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.
 Bentuk dari modulated Carrier FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara konsep,
modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-macam
variasi/deviasi ataupun frekuensi, yang ada hanya 2 kemungkinan saja, yaitu More
atau Less (High atau Low, Mark atau Space). Tentunya untuk deteksi (pengambilan
kembali dari kandungan Carrier atau proses demodulasinya) akan lebih mudah,
kemungkinan kesalahan (error rate) sangat minim/kecil.
 Umumnya tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data dengan Bit Rate
(kecepatan transmisi) yang relatif rendah, seperti untuk Telex dan Modem-Data
dengan bit rate yang tidak lebih dari 2400 bps (2.4 kbps).

E. Teknik Pemodulasian PSK, CDMA


1. Modulasi PSK
Modulasi PSK adalah modulasi yang menyatakan signal digital 1 sebagai suatu nilai
tegangan tertentu dengan beda fase tertentu pula (misalnya tegangan 1 volt beda fase 0
derajat), dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (yang sama dengan
nilai tegangan sinyal PSK bernilai 1, misalnya 1 Volt) dengan beda fase yang berbeda
(misalnya 180 derajat). Tentunya pada teknik-teknik yang lebih rumit, Hal ini bisa di
modulasi dengan perbedaan fase yang lebih banyak lagi.

2. Modulasi CDMA (Code division Multiple Access)


Dalam CDMA setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu
bersamaan tetapi menggunakan sandi unik yang saling ortogonal. Sandi-sandi ini
membedakan antara pengguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna
yang besar, dalam bidang frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari
pengguna sehingga interferens akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan unjuk-
kerja sistem. Ini berarti, kapasitas dan kualitas sistem dibatasi oleh daya interferens yang
timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan.
CDMA merupakan akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum
tersebar. Isyarat bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan isyarat
dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagai isyarat penyebar (spreading
signal). Metode ini dapat dianalogikan dengan cara berkomunikasi dalam satu ruangan
yang besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama-sama tetapi dengan
bahasa yang berbeda, sehingga pembicaraan pasangan satu bisa dianggap seperti suara
kipas bagi pengguna yang lain, karena tidak diketahui maknanya. Pada saat banyak yang
berkomunikasi maka ruangan menjadi bising. Kondisi ini membuat ruangan menjadi
tidak kondusif lagi untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, jumlah yang
berkomunikasimharus dibatasi. Agar jumlah yang berkomunikasi bisa maksimal maka
kuat suara tiap pembicara tidak boleh terlalu keras.

Sistem transmisi spektrum tersebar adalah sebuah teknik yang mentransmisikan


suatu isyarat dengan lebar bidang frekuensi tertentu menjadi suatu isyarat yang
memiliki lebar bidang frekuensi yang jauh lebih besar. Aliran data asli dikalikan secara
biner dengan sandi penyebar yang memilki lebar bidang yang jauh lebih besar daripada
isyarat asal. Bit-bit dalam sandi penyebar dikenal dengan chip untuk membedakannya
dengan bit-bit dalam aliran data yang dikenal dengan simbol.
Setiap pengguna memiliki sandi penyebar yang berbeda dengan pengguna yang
lain. Sandi yang sama digunakan pada kedua sisi kanal radio, menyebarkan isyarat asal
menjadi isyarat bidang lebar, dan mengawasebarkan kembali isyarat bidang lebar
menjadi isyarat bidang sempit asal. Nisbah antara lebar bidang transmisi dengan lebar
bidang isyarat asal dikenal dengan processing gain. Secara sederhana, processing gain
menunjukkan berapa buah chip yang digunakan untuk menyebarkan sebuah simbol
data. Sandi-sandi penyebar bersifat unik, jika seorang pengguna telah mengawasebarkan
isyarat bidang lebar yang diterima, isyarat yang dibawasebarkan hanyalah isyarat dari
pengirim yang memiliki sandi penyebar yang sama. Sebuah sandi penyebar memilki
korelasi-silang yang rendah dengan sandi penyebar yang lain. Jika sebuah sandi benar-
benar ortogonal, maka korelasi-silang antara sebuah sandi dengan sandi yang lainnya
adalah nol. Hal ini berarti beberapa isyarat bidang lebar dapat menggunakan frekuensi
yang sama tanpa adanya interferens satu sama lain. Energi isyarat bidang lebar
disebarkan sepanjang lebar bidang yang amat besar sehingga dapat dianggap sebagai
derau jika dibandingkan dengan isyarat aslinya atau dengan kata lain memiliki power
spectral density yang rendah. Ketika sebuah isyarat bidang lebar dikorelasikan dengan
sandi penyebar tertentu, hanya isyarat dengan sandi penyebar yang sama yang akan
diawasebarkan, sedangkan isyarat dari pengguna lain akan tetap tersebar.
Sistem spektrum tersebar memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem sistem
lain yang telah ada sebelumnya,
1) Dapat bertahan pada lingkungan dengan pudaran lintasan jamak yang tinggi karena
isyarat CDMA bidang lebar memiliki sandi penyebar dengan sifat korelasi-diri yang
baik.
2) Dapat mengirimkan informasi dengan daya yang kecil sehingga memungkinkan
peralatan yang kecil sekaligus juga dengan daya baterai yang lebih tahan lama.
3) Dapat mengurangi interferens dengan baik karena pada saat terjadinya proses
pengawasebaran pengganggu akan mengalami proses sebaliknya sehingga dayanya
akan lebih kecil dibandingkan isyarat asli.
4) Dapat menghindari penyadapan karena menggunakan sandi unik yang mirip derau
dengan spectrum frekuensi yang amat lebar.
5) Dapat melakukan kemampuan panggilan terpilih (selective calling capability).
6) Dapat melakukan penjamakan pembagian sandi sehingga mungkin
untuk akses jamak dengan kapasitas yang lebih besar.
BAB II
TEKNOLOGI JARINGAN NIRKABEL

Jaringan nirkabel merupakan sebuah bidang yang berkaitan dengan komunikasi antar
sistem komputer tanpa menggunakan kabel. Teknologi jaringan terdiri dari 3 jenis yaitu :
A. Nirkabel Personal Area Network (WPAN)
Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel
(ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan
dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah
suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. Saat ini, dua
teknologi kunci dari WPAN ini adalah Bluetooth dan cahaya infra merah. Bluetooth
merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan gelombang radio untuk
mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet. Data Bluetooth dapat
ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas. Teknologi Bluetooth ini digerakkan oleh
suatu badan yang bernama Bluetooth Special Interest Group (SIG), yang mana
mempublikasikan spesifikasi Bluetooth versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif lainnya,
untuk menghubungkan peranti dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang), maka user
bisa menggunakan cahaya infra merah.Untuk menstandarisasi pembangunan dari teknologi
WPAN, IEEE telah membangun kelompok kerja 802.15 bagi WPAN. Kelompok kerja ini
membuat standar WPAN, yang berbasis pada spesifikasi Bluetooth versi 1.0. Tujuan utama
dari standarisasi ini adalah untuk mengurangi kompleksitas, konsumsi daya yang rendah,
interoperabilitas dan bisa hidup berdampingan dengan jaringan 802.11.
Namun pada modul ini akan dibahas konfigurasi dengan tipe Ad Hoc.Untuk
membangun PAN Bluetooth dengan tipe Ad Hoc maka diperlukan minimal 2 buah
komputer dengan fasilitas Bluetooth. Berikut cara membangun PAN Bluetooth dengan tipe
Ad Hoc pada Windows XP services Pack 2 :
1. Pertama kali lakukan setting IP pada properties di control panel > network connections >
Bluetooth network connections . Caranya klik kanan pada iconnya
2. Kemudian akan muncul kotak dialognya dan pilih TCP/IP kemudian klik propertiesnya.
3. Lakukan setting IP addressnya sesuai dengan yang anda inginkan, misal 192.168.5.1,
setelah selesai klik ok.
4. Setting IP address komputer lain sehingga berada dalam range dan class yang sama.
5. Klik 2X icon Bluetooth network connections , maka akan muncul kotak dialog Bluetooth
Personal Area Network D vices. Kemudian klik add untuk memilih lawan koneksi.
Lanjutkan proses hingga Bluetooth komputer lain ditemukan. Pilih computer yang
terdeteksi dan klik connect dan tunggu hingga proses selesai.
6. Sekarang komputer sudah terhubung dalam PAN dan bisa melakukan Sharing, hal ini
bisa di cek di My Network Places > Entire Network , disitu nama komputer lawan akan
muncul

Langkah - langkah setting Personal Area Network Tipe Ad Hoc


1. Klik kanan pada icon bluetooth yang ada di system tray. Pilih menu Advanced
Configuration.
2. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Bluetooth Configuration.Klik tab Local
Services.
3. Pada bagian Services name klik tombol Properties.
4. pada tab General anda akan melihat bagian Select the type of service to offer remote
devices. Pilih Allow others devices to create private network with this computer.
Kemudian klik OK.
5. berikutnya sama dengan langkah 1 sampai 4 padacobaan 4.3. setting PAN tipe Ad
Hoc pada Windows X:P services pack 2 ( setting IP address).
6. Klik menu Entire Bluetooth Neighborhood dan pilih komputer lawan kemudian klik
2x Network Access pada menu servis -servis yang ada.
7. Tunggu proses hingga selesai apabila berhasil akan ada logo yang menunjukkan telah
terkoneksi dan anda siap untuk sharing file.

B. Nirkabel Local Area Network (WLAN)


Teknologi
Wireless LAN (WLAN) adalah teknologi LAN yang menggunakan frekuensi dan
transmisi radio sebagai media penghantarnya, pada area tertentu, menggantikan fungsi
kabel. Pada umumnya WLAN digunakan sebagai titik distribusi di tingkat pengguna akhir,
melalui sebuah atau beberapa perangkat yang disebut dengan Access Point (AP), berfungsi
mirip hub dalam terminologi jaringan kabel ethernet. Di tingkat backbone, sejumlah AP
tersebut tetap dihubungkan dengan media kabel. WLAN dimaksudkan sebagai solusi
alternatif media untuk menjangkau pengguna yang tidak terlayani oleh jaringan kabel, serta
untuk mendukung pengguna yang sifatnya bergerak atau berpindah-pindah (mobilitas).
Frekuensi yang kini umum dipergunakan untuk aplikasi WLAN adalah 2.4 Ghz dan
5.8 Ghz yang secara internasional dimasukkan ke dalam wilayah licensce exempt (bebas
lisensi) dan dipergunakan bersama oleh publik (frequency sharing). Belakangan oleh forum
WSIS yang disponsori oleh PBB dan badan dunia seperti ITU, serta industri teknologi,
frekuensi ini direkomendasikan sebagai tulang punggung penetrasi Internet di negara
berkembang terutama untuk area yang belum terlayani oleh infrastruktur telekomunikasi
konvensional.
Teknologi yang digunakan untuk WLAN mayoritas menggunakan standar IEEE
802.11 (a/b/g). Perbedaan antar standar ini adalah pada modulasi transmisinya yang
menentukan kapasitas layanan yang dihasilkan. Pada standar 802.11b, kapasitas
maksimalnya 11 Mbps, 802.11g dapat mencapai 20 Mbps keduanya bekerja di frekuensi 2.4
Ghz. Sementara standar 802.11a bekerja pada frekuensi 5.8 Ghz. Karena lebar pita frekuensi
yang lebih luas dan modulasi yang lebih baik, maka perangkat yang berbasis standar ini
mampu melewatkan data hingga kapasitas 54 dan 108 Mbps dan menampung jumlah
pengguna lebih banyak.
Selain itu ada kelompok industri yang membangun aliansi, disebut dengan Wireless
Alliance (WiFi Consortium). Lembaga ini berupaya menerapkan standar interoperabilitas
antar perangkat WLAN sebagai jaminan bagi pengguna bahwa setiap perangkat yang telah
disertifikasi WiFi akan dapat saling terhubung meskipun berbeda vendor atau pemanufaktur.
WLAN juga memiliki kelebihan lain dalam hal kemudahan implementasi serta
fleksibilitas. Semua perangkat yang saat ini ada di pasaran, memiliki interface yang user
friendly dan sebagian besar kompatibel dengan berbagai macam sistem operasi dan
teknologi jaringan LAN eksisting. Bentuk perangkat yang kompak dengan berbagai macam
fitur yang beragam, memudahkan perencanaan dan implementasi jaringan.
Teknologi WLAN saat ini juga sudah sangat mapan sehingga pengguna punya
banyak alternatif solusi. Sebagian besar produk WiFi menggunakan chipset dan fitur yang
generik, meskipun dimanufaktur oleh sejumlah vendor berbeda dengan brandname masing-
masing. Karena bersifat massal, maka harganya juga sudah sangat terjangkau. Sebuah sistem
AP lengkap, hanya membutuhkan sekitar $ 200 – $ 500. Sedangkan untuk pengguna,
harganya sudah di bawah $ 100.
Keterbatasan
Perangkat WLAN bekerja pada frekuensi publik yang bebas lisensi, sehingga isu
utamanya adalah terjadinya interferensi antar perangkat dan pengguna. Karena pada
frekuensi ini sipapun bebas menggunakan dan memanfaatkan, dengan syarat harus toleran
serta memperhatikan dan menghormati kondisi eksisting. Sehingga ada etika dan tanggung
jawab moral untuk bersama-sama mengelola resource tersebut sehingga setiap pemain dapat
hidup berdampingan.
Pada setiap perangkat WLAN terdapat mekanisme dan fitur untuk menghadapi
interferensi. Namun yang paling menentukan sebenarnya adalah desain jaringan yang tepat
untuk setiap situasi yang dihadapi dan kecermatan instalasi. Seperti misalnya, kondisi line of
sight (tanpa penghalang) dan menghitung efek redaman serta kemungkinan terjadinya
multipath (sinyal pantulan yang mengganggu).
Teknologi media transmisi WLAN sendiri sifatnya adalah bridging (Layer 2) dan
sangat mirip fungsinya dengan perangkat hub pada jaringan LAN ethernet kabel. Sehingga
pada dasarnya kapasitas maksimum yang dapat dilayani oleh sebuah AP, misalnya standar
802.11b adalah 11 Mbps, harus dibagi kepada sejumlah pengguna yang aktif. Sehingga
semakin banyak pengguna aktif, performance dan troughput jaringan akan terdegradasi.
Sehingga tingkat ekspektasi pengguna juga harus diturunkan terutama dari segi kualitas
aksesnya.
Meskipun memiliki sejumlah fitur dan teknologi pengamanan seperti filtering MAC
address, enkripsi WEP atau WPA dan kemampuan VLAN dan VPN, namun tetap saja
kualitasnya tidak sebagus perangkat teknologi dengan media kabel. Selain juga pada
umumnya penerapan fitur keamanan akan menurunkan performa sistem. Sehingga apabila
aplikasi pengguna sangat memerlukan standar security yang tinggi, maka jaringan WLAN
bisa menjadi salah satu titik kelemahan yang harus diwaspadai dan disikapi secara berhati-
hati.
Aplikasi Indoor
Aplikasi utama WLAN disebut dengan HotSpot, yaitu sebuah jaringan yang bisa
melayani kebutuhan pengguna bergerak. Pengguna dengan perangkat mobile gadget seperti
PDA, notebook bisa mengakses Internet di lokasi tertentu yang tersedia jaringan HotSpot
WLAN. Semakin meluasnya perkembangan HotSpot telah mendorong terbentuknya bisnis
model baru yang memungkinkan setiap provider melakukan kerjasama roaming bahkan
hingga ke jaringan internasional, sebagaimana yang terjadi pada bisnis selular dengan
memanfaatkan layanan otentikasi pelanggan dan clearing house semacam iPass.
Pengguna bisa mendaftar sebagai pelanggan tetap pada provider HotSpot, sehingga
bisa mengakses dari lokasi manapun yang tersedia. Pilihan lain, menjadi pelanggan on
demand, biasanya secara pre paid dengan membeli voucher akses Internet via HotSpot pada
suatu lokasi dari provider tertentu untuk durasi waktu tertentu. Pelanggan on demand
biasanya lebih bebas untuk memilih provider mana yang akan digunakan, karena suatu
lokasi bisa saja tersedia beberapa HotSpot dari sejumlah provider yang berbeda.
Aplikasi lain adalah HotSpot di dalam jaringan internal perusahaan. Apabila
pengguna di lingkungan perusahaan banyak yang menggunakan perangkat gadget mobile,
maka diperlukan HotSpot pada beberapa lokasi strategis untuk melayani kebutuhan tersebut.
Kebanyakan perangkat mobile saat ini sudah WiFi compliance, seperti misalnya notebook
berbasis procesor Intel Centrino yang sudah built in dengan kemampuan WiFi. Apabila
pengguna jenis ini masih tetap menggunakan kabel, maka mobilitasnya akan terhambat.
Aplikasi Outdoor
Di banyak negara berkembang (termasuk Indonesia) yang sangat terbatas
ketersediaan infrastruktur telekomunikasinya, teknologi WLAN dengan kreatifitas tertentu
banyak dijadikan sebagai alternatif akses last mile. Perangkat WiFi pada umumnya memiliki
konektor yang bisa disambungkan dengan antena eksternal yang memiliki gain lebih tinggi.
Dengan kombinasi ini, sebuah jaringan WLAN yang semula hanya bisa menjangkau area
sampai radius 100 – 200 meter, kini bisa diperluas menjadi 3 – 5 km.
Aplikasi outdoor ini meskipun menimbulkan konsekuensi biaya tambahan seperti
untuk pembelian antena eksternal, jasa instalasi dan tiang atau tower penyangga namun
secara umum masih sangat terjangkau oleh pelanggan pada umumnya. Untuk aplikasi pada
area yang dekat (1 – 2 km) cukup banyak eksperimen serta produk asesoris lokal (seperti
antenna) ditawarkan sehingga biaya bisa lebih di tekan sehingga makin menjangkau segmen
pengguna yang lebih luas.
Berbagai kemudahan dan struktur biaya yang makin rendah, mampu mendorong
tumbuhnya bisnis layanan jasa baru yang disebut dengan Wireless ISP (WISP), serta
RT/RW Net. WISP menyelenggarakan layanannya dengan berbasis pada teknologi WLAN,
baik itu di sisi backbone maupun distribusi last mile kepada pelanggannya. Pada umumnya
diselenggarakan oleh pengusaha lokal dengan skala usaha menengah dengan kualitas
layanan menengah. Pelanggan utama WISP biasanya adalah Warung Internet (WARNET)
yang memang telah dikenal sebagai ujung tombak penetrasi Internet karena biaya yang
relatif rendah.
Sementara RT/RW Net umumnya dikembangkan berdasarkan inisiatif komunitas di
suatu lokasi pemukiman dan bersifat swadaya serta non komersial. Prinsipnya adalah
berbagi pakai akses Internet secara massal untuk mereduksi biaya. Untuk last mile
distribution, RT/RW Net juga mengandalkan teknologi WLAN dengan kombinasi produk
eksperimentasi homebrew seperti antena dari kaleng susu dan modifikasi perangkat WiFi
dengan port USB yang tergolong low end product.
Teknologi dan desain outdoor yang sama di Indonesia juga banyak dipergunakan
untuk aplikasi jaringan internal perusahaan. Misalnya sebagai backbone antar gedung dalam
satu area atau distribusi jaringan antar kantor cabang dalam satu kota maupun digunakan
sebagai infrastruktur jaringan backup bagi aplikasi yang mission critical.
Dari segi aplikasi private, pengguna WLAN yang cukup menonjol dalam hal jumlah
adalah komunitas pendidikan dan Pemerintah Daerah (Pemda). Pemanfaatan teknologi
WLAN diyakini mampu mereduksi biaya rutin jaringan lokal close user group yang selama
ini dilayani oleh operator telekomunikasi dengan beban charging berdasarkan durasi waktu
atau flat bulanan hanya untuk sewa trunk atau pipa (media) akses saja. Dengan WLAN yang
bebas lisensi dan biaya abonemen, dana operasional bisa dialihkan untuk meningkatkan
kualitas content aplikasi E-Learning maupun E-Goverment.
Masa Depan WLAN
Masa depan teknologi WLAN terutama untuk aplikasi Outdoor adalah bergabung
saling melengkapi (komplementer) dengan teknologi yang akan datang yaitu WiMAX.
Dengan kombinasi itu WLAN akan menjadi bagian dari topologi jaringan Wireless MAN
yang skalanya jauh lebih luas dan masif. Di Indonesia prototipe penggabungan kedua
teknologi itu telah diwujudkan di daerah bencana Aceh, terutama di kota Banda Aceh,
diselenggarakan oleh kelompok relawan yang tergabung dalam Yayasan AirPutih.
Kompleksitas desain dan implementasi jaringan Wireless MAN memerlukan
pendekatan dan bentuk topologi yang berbeda terutama dalam hal isu routing, redudansi dan
agregasi di sisi backhaul. Pada saat ini sedang dikembangkan sebuah teknologi yang disebut
dengan Mesh Topology. Dengan teknologi ini, dimungkinkan sebuah aplikasi routing yang
lebih dinamis, kemudahan agregasi dan kemampuan redudansi yang diperlukan untuk
menangani desain jaringan yang sangat kompleks dan terdiri dari berbagai macam teknologi,
produk dan fiturnya. Sebagian produk WLAN saat ini sudah mulai mengimplementasikan
Mesh Topology walaupun masing-masing pabrikan masih menggunakan standar proprietary
yang tidak menjamin terjadinya interoperabilitas.
Pada akhirnya, Teknologi WLAN lambat laun akan tergeser oleh penetrasi dari
jaringan kabel yang diselenggarakan oleh operator. Namun, teknologi ini tidak akan habis
begitu saja karena seiring dengan penetrasi tersebut akan terbuka lagi pangsa pasar baru di
daerah suburban dan rural yang masih rendah nilai ekonomis pasarnya bagi teknologi
jaringan kabel. Sementara solusi broadband tetap akan dibutuhkan di wilayah tersebut.
WLAN masih akan tetap menjadi solusi terbaik untuk misi penetrasi akses Internet
broadband pioneer.
Perangakat WLAN
1. Access Point (AP)
Alat Access point mempunyai dua fungsi:
• sebagai jembatan/bridge antenna jaringan wireless dan jaringan kabel LAN melalui
konektor RJ-45 yang umumnya tersedia dibelakang Access Point
• sebagai jembatan/bridge antarjaringan wireless. Biasanya dipakai menghubungkan
komputer client.

Beberapa Access point mempunyai fungsi kompleks, seperti routing, DHCP server, firewall,
proxy server semua menjadi satu di dalamnya. Seringkali kita dapat mengganti antenna
bawaan dengan antenna eksternal.

2. NIC wireless
a. PCI Wireless Card

b. USB WiFi

c. PCMCIA Wireless Card

Ketika client aktif dalam WLAN, client akan mulai ”koneksi” untuk perangkat yang sesuai
yang kemudian akan berkomunikasi. Hal ini disebut ”scanning” dan mungkin aktif atau
pasif.
Scanning aktif menyebabkan probe request dikirimkan dari host untuk bergabung ke
jaringan. Probe request berisi Service Set Identifier (SSID) dari jaringan yang diharapkan
akan bergabung. Ketika Access Point dengan SSID yang sama ditemukan, Access Point
akan membalas probe request tersebut. Langkah autentikasi dan asosiasi telah selesai.
Diantara dua perangkat yang akan dihubungkan seharusnya dapat saling bertatapan (line of
sight).
Dibawah ini adalah hal-hal yang kemungkinkan adanya halangan (obstacle) diantara dua
perangkat tersebut antara lain:
- Topografi seperti gunung atau bukit.
- Lingkaran bumi
- Gedung atau objek buatan manusia lainnya.
- Pepohonan
- Logam
- Tembok atau partisi ruangan lainnya.
Perangkat  yang  digunakan  untuk  menghubungkan  dua  atau  lebih jaringan yang biasanya
berada pada gedung atau lokasi yang berbeda disebut bridge. Digunakan juga antena untuk
berkomunikasi antar gedung.
3. Antenna
Antenna  berfungsi  untuk  menyebarkan  sinyal.  Pada  antenna  eksternal  digunakan untuk
menyambungkan  titik-titik  jarak  jauh  beberapa  kilometer.    Antenna  bawaan pada radio
pemancar biasanya jarak jangkauan hanya beberapa puluh meter.
Ada beberapa jenis antena dan spesifikasi yang berbeda-beda.
Dilihat  dari arahnya  ada  dua  jenis antena yaitu:
1. Omni directional yaitu antena  yang  memancar  ke  segala  arah  (360°),
2. Directional  yaitu antena yang memancar dengan sudut tertentu.
Pada  sisi  client,  kita  biasanya  mengggunakan  antenna  directional,  seperti antenna
parabola, grid, yagi atau antenna kaleng.

C. Nirkabel Wide Area Network (WWAN)


Wireless WAN adalah layanan komunikasi data berkecepatan tinggi dengan basis
fixed wireless infrastruktur yang berprotokol IP untuk akses antargedung atau layanan
langsung ke pemakai (end user). Pada sisi pemakai akan disediakan antena kecil dengan
perangkat yang dilengkapi konektor untuk dapat langsung dikoneksi ke komputer. Divre-2
sebagai penyelenggara akan memberikan layanan internet ke TelkomNet dengan koneksi
melalui router, maupun layanan internet telepon dengan koneksi melalui gateway.
Wireless WAN merupakan salah satu infrastruktur di Divre-2 yang menggunakan
peralatan IP-centric network. Dengan Wireless WAN ini Divre-2 telah mengakomodir
kebutuhan masyarakat akan infrastruktur internet yang dapat diandalkan, cepat di dalam
pembangunannya, dan mempunyai fleksibilitas tinggi.
Dari sisi teknologi sendiri, Wireless WAN menggunakan suatu alokasi frekuensi 2.4
GHz ISM band (Industrial Science and Medical), sehingga sangat kotor karena banyak
dipakai oleh berbagai perangkat industri, rumah sakit, kampus, maupun rumah tangga.
Strategi yang banyak dipakai oleh para vendor Wireless WAN ini adalah dengan
menggunakan teknologi spread spectrum modulation. Teknologi ini akan menyebarkan level
sinyal pancar hingga jauh di bawah level noise. Di sisi penerima level sinyal diangkat
kembali ke level tertentu, sehingga sinyal dapat diterima dengan baik.
Untuk saat ini kecepatan akses internet yang akan ditawarkan oleh solusi Wireless
WAN ini adalah berkisar antara 64 Kbps, 128 Kbps, 256 Kbps, hingga 2 Mbps. Di masa
mendatang akses internet menggunakan solusi Wireless WAN ini bisa menyalurkan hingga
berpuluh-puluh bahkan ratusan Mega bit per detik.
Tarif yang akan diberikan kepada para pemakai akses internet wireless WAN ini
ataupun para pengelola warnet akan dibuat semurah mungkin. Sebabnya adalah,
intrastruktur Wireless WAN ini sudah berbasiskan IP (Internet Protocol), sehingga cepat dan
murah di dalam pembangunannya dibandingkan pembangunan jaringan tradisional.
Setiap pelanggan Wireless WAN akan mendapat suatu nomor telepon regular.
Penentuan tarif bisa menggunakan strategi sewa kanal (flat rate), berdasarkan besaran
kecepatan akses internet yang diminta, atau berdasarkan durasi akses internet yang
digunakan.Wireless Wide Area Network (WWAN), WWAN meliputi teknologi dengan
daerah jangkauan luas seperti selular 2G, 3G, 4G, Cellular Digital Packet Data (CDPD),
Global System for Mobile Communications (GSM), dan CDMA.
BAB III
KARAKTERISTIK PERANGKAT JARINGAN NIRKABEL

A. Perangkat Jaringan Nirkabel


1. Nirkabel router
Router adalah perangkat yang digunakan untuk mengatur arus lalu lintas langsung
antara jaringan komputer lokal kepada jaringan bersama-sama, baik melalui kabel
Ethernet, ataupun melalui teknologi gelombang radio. Jaringan yang menggunakan kabel
Ethernet disebut sebagai jaringan terprogram, sedangkan jaringan radio gelombang
disebut jaringan nirkabel. Kedua jenis jaringan ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
namun jaringan nirkabel adalah yang paling mahal dan paling mudah untuk diatur
karena tidak memerlukan pengoperasian kabel Ethernet antara mesin. Router standar
tidak memiliki teknologi nirkabel built in, jadi jika ingin jaringan nirkabel, maka
memerlukan router nirkabel.
Router nirkabel ini merupakan perangkat yang melakukan fungsi router tetapi
juga meliputi fungsi titik akses nirkabel dan switch jaringan dan biasanya digunakan
untuk menyediakan akses ke Internet atau jaringan komputer yang tidak memerlukan
link kabel, karena sambungan dibuat secara nirkabel, melalui gelombang radio. Hal ini
dapat berfungsi dalam kabel LAN (local area network), dalam wireless-satunya LAN
(WLAN), atau dalam jaringan kabel / nirkabel campuran, tergantung pada pabrik dan
model.
Router nirkabel agar dapat mengarahkan lalu lintas lokal pada jaringan, maka
membutuhkan modem untuk mengakses akses internet. Dalam banyak kasus, subscriber
line digital (DSL) dan penyedia layanan kabel internet (ISP) menyediakan modem pra-
konfigurasi untuk terhubung ke layanan tersebut. Router nirkabel dapat terhubung ke
modem untuk menyediakan akses internet ke jaringan. Router nirkabel yang paling
sering digunakan saat ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. LAN port yang berfungsi dengan cara yang sama seperti port sebuah switch jaringan.
2. Port WAN yang menghubungkan ke jaringan luas, biasanya satu dengan akses
internet.
3. Tujuan eksternal diakses menggunakan port ini.
4. Memiliki antena nirkabel yang memungkinkan koneksi ke perangkat nirkabel lain,
seperti NIC, repeater nirkabel, titik akses nirkabel, dan jembatan nirkabel.
5. Antena ini biasanya menggunakan standar Wi-Fi.Wireless router memiliki banyak
jenis keamanan untuk berbagai manufacturers.Ex-WEP, WAP, WPA.
6. Beberapa router nirkabel juga termasuk DSL atau modem kabel di samping
komponen lainnya.

2. Nirkabel AP
Dalam ilmu jaringan komputer, pengertian Wireless Access Point perangkat
keras yang memungkinkan perangkat wireless lain (seperti laptop, ponsel) untuk
terhubung ke jaringan kabel menggunakan Wi-fi, bluetooh atau perangkat standar
lainnya. Wireless Access point umumnya dihubungkan ke router melalui jaringan kabel
(kebanyakan telah terintegrasi dengan router) dan dapat digunakan untuk saling
mengirim data antar perangkat wireless (seperti laptop, printer yang memiliki wifi) dan
perangkat kabel pada jaringan.
Fungsi Access Point Access Point berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data,
sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan. Sebagai
Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan
wireless/nirkabel, Access point dapat memancarkan atau mengirim koneksi data /
internet melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area
coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan
dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
Di bawah ini merupakan sebuah Wireless Access Point Router buatan Linksys

Penerapan Wireless Acces Point Hotspot merupakan salah satu penerapan


Wireless Acces Point yang paling umum, dimana klien nirkabel dapat terhubung ke
internet tanpa memperhatikan jaringan tertentu yang telah mereka sambungkan saat itu.
Di kota kota besar atau di daerah tertentu hotspot umumnya disediakan dalam rumah
makan, perpustakaan, stasiun, atau daerah publik lainnya yang memungkinkan banyak
orang untuk dapat terus tersambung ke jaringan internet.
3. Antenna pengarah
Pengertian Antena
Antena adalah perangkat yang digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal. Antena
dibuat dengan berbagai bentuk sesuai dengan fungsi penerapannya. Salah satu jenis
Antena yang kita bahas disini adalah Antena Yagi Uda.
Antena Yagi atau juga dikenal antena Yagi-Uda digunakan secara luas dan merupakan
salah satu antena dengan desain paling sukses atau banyak digunakan untuk aplikasi RF
direktif. Antena Yagi-Uda adalah nama lengkapnya, pada umumnya dikenal dengan
sebutan Yagi atau antena Yagi.
Prinsip Kerja
Antena Yagi digunakan untuk menerima atau mengirim sinyal radio. Antena Yagi adalah
antena direktional, artinya dia hanya dapat mengambil atau menerima sinyal pada satu
arah (yaitu depan).
Antena Yagi biasanya memiliki Gain sekitar 3 – 20 dB.
Elemen Penyusun Antena Yagi Uda
Antena Yagi Uda disusun dengan beberapa elemen atau bagian. Elemen Antena Yagi
Uda terdiri dari :
1. Driven
2. Reflector
3. Director
4. Boom
Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven adalah setengah
panjang gelombang (0,5 λ) dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima.
Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul
sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven. panjang biasanya adalah 0,55
λ (panjang gelombang).
Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven.
Penambahan batang director akan menambah gain antena, namun akan membuat pola
pengarahan antena menjadi lebih sempit. Semakin banyak jumlah director, maka semakin
sempit arahnya.
Boom adalah bagian ditempatkanya driven, reflektor, dan direktor. Boom berbentuk
sebatang logam atau kayu yang panjangnya sepanjang antena itu. Antena Yagi, juga
memiliki spasi (jarak) antara elemen. Jaraknya umumnya sama, yaitu 0.1 λ dari frekuensi.
Kelebihan
 Penguatan dapat kita atur sesuai kebutuhan
 Menggunakan prinsip antena direksional
 Bisa digunakan pada frekuensi tinggi
Kekurangan
 Bahan untuk merangkai cukup banyak
 Pembuatan dan perhitungan relatif sulit
Implementasi/Penerapan
Antena Yagi Uda diterapkan diberbagai kebutuhan. di Indonesia Antena Yagi Uda sangat
banyak digunakan untuk antena televisi. Selain itu Antena Yagi Uda juga bisa digunakan
sebagai antena radio dan antena penguat sinyal Wi-Fi.

4. Antenna omnidirectional
Antena omnidirectional yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke segala
arah dengan daya sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena
omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar,dengan
mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antean dapat di letakan di
tengah-tengah base station. Dengan demikian, keuntungannya dari antena jenis ini
adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun kesulitannya adalah
pada pengalokasian frequensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi. Antena jenis
ini biasanya di gunakan pada lingkup yang mempunyai base station terbatas dan
cenderung untuk posisi pelanggan yang melebar.
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600; dengan
daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni
antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada
kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi. antena
omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio dari semua arah secara sama,
biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.

B. IEEE 802.11a, 802.11b, 802.11g, 802.11n


1. IEEE 802.11a
Yaitu standart jaringan wireless yang bekerja pada frekuensi 5 GHz dengan
kecepatan transfer datanya mencapai 58 Mbps. Sementara 802.11b masih dalam
pengembangan, IEEE membuat ekstensi kedua dari 802.11 yang disebut 802.11a. Karena
802.11b mendapatkan popularitas jauh lebih cepat dibanding 802.11a, sebagian orang
percaya bahwa 802.11a diciptakan setelah 802.11b. Faktanya, 802.11a dibuat pada waktu
yang sama. Karena biaya yang lebih tinggi, 802.11a biasanya ditemukan pada jaringan
usaha yang lebih baik sedangkan 802.11b melayani pasar dalam negeri.
802.11a mendukung bandwidth sampai 54 Mbps dan sinyal berada dalam spektrum
frekuensi teratur sekitar 5 GHz. Frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
802.11b yang berfrekuensi lebih pendek. Frekuensi yang lebih tinggi berarti juga sinyal
802.11a lebih sulit menembus dinding dan penghalang lainnya.
Karena 802.11a dan 802.11b menggunakan frekuensi yang berbeda, kedua
teknologi tidak kompatibel satu sama lain. Beberapa vendor menawarkan hybrid
802.11a / b peralatan jaringan, tetapi produk ini hanya melaksanakan dua sisi standar
samping (masing-masing perangkat yang terhubung harus menggunakan salah satu
standar dalam pemakaiannya).
• Keuntungan dari 802.11a – kecepatan maksimum cukup cepat; frekuensi diatur untuk
mencegah interferensi sinyal dari perangkat lain.
• Kerugian 802.11a – biaya tertinggi; jangkauan sinyal yang pendek, lebih mudah
terhambat.
2. IEEE 802.11b
Yaitu standart jaringan wireless yang masih menggunakan frekuensi 2,4 GHz
dengan kecepatan trasfer datanya mencapai 11 Mbps dan jangkau sinyal sampai dengan
30 m.

IEEE berkembang lagi dari standar awal, 802.11, pada bulan Juli 1999,
menciptakan spesifikasi baru 802.11b. 802.11b mendukung bandwidth sampai 11 Mbps,
sebanding dengan Ethernet tradisional.
802.11b menggunakan sinyal frekuensi radio tidak teratur yang sama (2,4 GHz)
dengan standar 802.11 yang asli. Para vendor lebih suka menggunakan frekuensi ini
untuk menurunkan biaya produksi mereka. Karena tidak beraturan, 802.11b ini dapat
menimbulkan gangguan dari oven microwave, telepon tanpa kabel, dan peralatan lain
yang menggunakan frekuensi yang sama 2,4 GHz. Namun, dengan menginstal 802.11b
gear pada jarak yang wajar dari peralatan lain, interferensi dengan mudah dapat dihindari.
• Keuntungan dari 802.11b – biaya terendah; jangkauan sinyal yang baik dan tidak
mudah terhalan.
• Kerugian 802.11b – kecepatan maksimumnya paling lambat; peralatan rumah tangga
dapat mengganggu frekuensi yang dihasilkan.

3. IEEE 802.11g
Yaitu standart jaringan wireless yang merupakan gabungan dari standart 802.11b
yang menggunakan frekuensi 2,4 GHz namun kecepatan transfer datanya bisa mencapai
54 Mbps.
Pada tahun 2002 dan 2003, produk WLAN mendukung standar baru yang disebut
802.11g. 802.11g mencoba untuk menggabungkan teknologi terbaik dari kedua 802.11a
dan 802.11b. 802.11g mendukung bandwidth sampai 54 Mbps, dan menggunakan
frekuensi 2,4 Ghz untuk rentang yang lebih besar. 802.11g kompatibel dengan 802.11b,
yang berarti bahwa jalur akses 802.11g akan bekerja dengan adapter jaringan nirkabel
802.11b dan sebaliknya.
• Kelebihan 802.11g – kecepatan maksimum lebih cepat; jangkauan sinyal yang baik
dan tidak mudah terhalan.
• Kerugian 802.11g – biaya lebih mahal dari 802.11b; peralatan dapat terganggu pada
sinyal frekuensi yang tidak teratur.
4. IEEE 802.11n
Yaitu standart jaringan wireless masa depan yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz
dan dikabarkan kecepatan transfer datanya mencapai 100-200 Mbps.

Standar IEEE terbaru dalam kategori Wi-Fi adalah 802.11n. Ia dirancang untuk
memperbaiki fitur 802.11g dalam jumlah bandwidth yang didukung dengan
memanfaatkan beberapa sinyal nirkabel dan antena (disebut MIMO teknologi).
Ketika standar ini selesai, koneksi 802.11n harus mendukung kecepatan data yang
lebih dari 100 Mbps. 802.11n juga menawarkan jangkauan yang lebih baik dari standar
Wi-Fi sebelumnya karena intensitas sinyal meningkat. Peralatan 802.11n akan
kompatibel dengan alat-alat 802.11g.
• Keunggulan dari 802.11n – kecepatan maksimum serta jangkauan sinyal tercepat dan
terbaik; lebih tahan terhadap sinyal interferensi dari sumber-sumber luar.
• Kelemahan 802.11n – standar belum selesai; biaya lebih tinggi dari 802.11g,
penggunaan beberapa sinyal akan sangat mungkin terganggu bila berdekatan dengan
802.11b/g berbasis jaringan.

C. Bentuk jaringan nirkabel (ad hoc, Infrastruktur)


1. Ad-hoc 
Jaringan wireless dengan mode ad-hoc bisa dikatakan sebagai jaringan wireless yang
point to pint antar komputer karena pada mode ad-hoc tidak membutuhkan perangkat
tambahan seperti access point, yang dibutuhkan hanyalah wireless adapter pada setiap
komputer yang ingin terhubung. Ad-hoc pada dasarnya adalah jaringan yang
diperuntukkan untuk keperluan sementara yang nantinya setelah selesai dapat langsung
dihilangkan, selain point to point antar komputer  contoh lain dari ad-hoc adalah
penggunaan bluetooth untuk bertukar data. Dan berikut adalah kelebihan dan kekurangan
dari ad-hoc wireless mode.

Kelebihan :
a. Murah Jaringan ad-hoc tidak membutuhkan perangkat tambahan untuk terkoneksi,
hanya wireless adapter pada setiap komputer yang ingin terkoneksi.
b. Praktis Tidak memerlukan keahlian konfigurasi routing dan server sebagaimana dalam
access point, dan set-up jaringannya pun sangat mudah dan cepat.
c. Cepat Transfer data pada ad-hoc mode lebih cepat jika dibandingkan dengan wireless
infrastructure karena langsung tertuju ke komputer tujuan tanpa melalui perangkat
lain.
Kekurangan :
a. Tidak dapat terhubung ke internet ad-hoc adalah jaringan point to point yang
menghubungkan antar komputer saja.

2. Infrastructure
Jaringan wireless infrastructure kebanyakan digunakan untuk memperluas jaringan LAN
atau untuk berbagi jaringan agar dapat terkoneksi ke internet. Untuk membangun
jaringan infrastructure diperlukan sebuah perangakat yaitu wireless access point untuk
menghubungkan client yang terhubung dan manajemen jaringan wireless.

Kelebihan :
a. Dapat terhubung ke internet
Dengan jaringan infrastructure dapat berbagi koneksi internet dengan setiap client,
layanan ini yang paling banyak dan umum digunakan saat ini, jika ada kata wireless
atau hotspot pasti yang terpikir dibenak kita adalah terkoneksi ke internet, namun pada
dasarnya itu hanyalah salah satu kegunaan dari wireless saja.
b. Memperluas dan menghubungkan ke jaringan LAN
Fasilitas ini juga yang banyak digunakan karena ini adalah keunggulan utama dari
wireless infrastructure. Komputer pada jaringan LAN dan wireless dapat terhubung
satu sama lain, sehingga dapat digunakan untuk memperluas jaringan LAN, khususnya
untuk client yang nomaden atau berpindah-pindah.
c. Memperluas jangkauan wireless
Jika jangkauan sinyal wireless tidak cukup untuk menjangkau seluruh area kantor
misalnya, maka bisa diperluas menggunakan access point untuk memperluas coverage
area jaringan wireless sehingga tidak perlu membuat jaringan wireless baru.
d. Adanya fasilitas roaming
Jika menggunakan wireless untuk memperluas jangkauan access point, tentu ada lebih
dari satu access point yang digunakan untuk menghubungkan setiap client, maka ada
kalanya client tersebut akan berpindah dari satu area jangkauan access point yang satu
ke area jangkauan access point lainnya, oleh karena fasilitas roaming ini
memungkinkan untuk tetap terkoneksi ke jaringan meski berpindah area tanpa harus
terputus terlebih dahulu, tentunya harus dalam satu jaringan.
e. Manajemen jaringan Pada infrastructure mode jaringan dapat di manajemen
sebagaimana pada jaringan LAN, siapa saja yang dapat mengakses dan bagaimana
autentikasi kemanan yang diberikan.
f. Bridge mode Fasilitas ini pada dasarnya juga merupakan salah satu cara untuk
memperluas jaringan. Jaringan wireless juga bisa digunakan sebagai bridge atau
jembatan untuk menghubungkan ke client, sebagai contoh yaitu pemanfaatan access
point untuk menyebarkan sinyal saja tanpa manajemen didalamnya karena
manajemenya sudah ditangani oleh router semisal mikrotik.
Kekurangan :
b. Tranfer rate lebih rendah
Dengan menggunakan wireless infrastructure data rate akan lebih rendah jika
dibandingkan dengan ad-hoc maupun LAN, karena jika dibandingkan dengan ad-hoc,
infrastructure mode tidak point to point sebagaimana pada ad-hoc, sedangkan jika
dibandingkan dengan LAN, media yang digunakan wireless adalah gleombang radio
atau udara sedangkan LAN menggunakan media kabel yang lebih cepat data ratenya.
c. Dibutuhakan kemampuan routing dan manajemen server
Untuk menyetel / setup jaringan wireless diperlukan pengetahuan dan kemampuan
routing serta manajemen server terutama jika terkoneksi dengan sambuagan internet.
Karena untuk menyetel jaringan wireless infrastructure tidak semudah menyetel
jaringan ad-hoc. Bahkan jika untuk yang advance dibutuhkan analisis jaringan
wireless seperti pemiilhan chanel yang digunakan jika disekitar area tersebut ada
jaringan wireless lainnya untuk memaksimalkan sinyal dan juga transfer data wireless.
d. Mahal
Membangun wireless infrastructure membutuhkan perangkat access point untuk
menghubungkan dan manajemen client. Jika dibandingkan dengan ad-hoc mode tentu
jauh lebih mahal karena harus membeli perangkat access point.
BAB IV
PERANCANGAN JARINGAN NIRKABEL

A. Kapasitas jaringan nirkabel


Koneksi Internet di Indonesia mayoritas menggunakan koneksi tanpa kabel atau
wireless. Secara statistik, 95% pengguna internet di Indonesia adalah pengguna jaringan
nirkabel. Padahal secara teoritis, jaringan tanpa kabel memiliki kapasitas yang sangat
terbatas dibandingkan dengan jaringan kabel. Perbandingan antara kapasitas kabel dan
nirkabel adalah 1:3 atau lebih, tergantung kabel apa yang digunakan. Aktivitas internet atau
berhubungan dengan data yang cukup besar dengan menggunakan jaringan nirkabel dapat
menyebabkan kongesti atau kelebihan beban pada jaringan nirkabel tersebut.
Telkom sebagai penyedia layanan fixed line atau internet kabel di Indonesia sudah
berusaha untuk meningkatkan kapasitas hingga 50 Mbps per kabel dan bisa terus ditambah
dengan dukungan teknologi yang ada. Sedangkan kapasitas nirkabel sangat bergantung
dengan banyaknya kanal spektrum frekuensi yang dimiliki oleh penyedia layanan internet
tersebut. Dalam sebuah tatanan jaringan yang ideal di sebuah negara, semestinya
perbandingan antara pengguna infrastruktur kabel dan nirkabel adalah 60 persen dibanding
40 persen. Jika ini tidak terpenuhi, maka koneksi internet nirkabel akan menjadi lambat
karena kelebihan beban pengguna yang terus meningkat, sedangkan infrastruktur tidak bisa
cepat dibangun.
Di negara seperti Malaysia, Singapore dan negara maju lainnya, pengembangan
infrastruktur kabel telah selesai, baru kemudian beralih ke nirkabel. Hal ini menjadikan
beban jaringan nirkabel tidak besar karena banyak pengguna yang masih menggunakan
kabel. Sedangkan perkembangan di Indonesia adalah terbalik, pembangunan infrastruktur
kabel belum selesai, datanglah nirkabel. Sekarang hampir semua orang memakai internet
menggunakan nirkabel sehingga semakin lama jaringan nirkabel akan semakin lambat.
Padahal untuk meningkatkan daya tampung dibutuhkan spektrum frekuensi yang baru.
Selain alokasinya terbatas, frekuensi untuk 3G dan 4G ini membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam mengurusnya kepada pemerintah.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur kabel menelan biaya
yang tidak sedikit dan akan sangat lama kembali modal, tidak sepert jaringan wireless yang
membutuhkan lebih sedikit modal dan juga perawatan yang mudah karena dilakukan hanya
pada titik tertentu saja. Di sisi pengguna juga mudah, mereka dapat berpindah tempat tanpa
susah payah karena tidak terikat kabel. Inilah yang mendorong pesatnya pertumbuhan
internet nirkabel di Indonesia.
Sebenarnya sudah saatnya pemerintah melalui Kemenkominfo dan kementrian terkait
memberikan kemudahan pembangunan infrastruktur kabel sehingga biaya investasinya
menjadi lebih murah. Salah satunya adalah dengan mempermudah atau memberikan ruang
khusus untuk penempatan kabel di jalan-jalan utama dan semua jalan yang ada di Indonesia.
Jika hal ini terjadi, maka operator yang berniat membangun infrastruktur kabel dapat
mengaksesnya dengan mudah dan tanpa perlu perijinan lagi yang berbelit-belit.

B. Topologi jaringan nirkabel


Topologi jaringan adalah suatu cara / bentuk / model yang digunakan pada komputer satu
ke komputer lain untuk saling berkomunikasi sehingga membentuk sebuah jaringan yang
bisa berjalan dengan baik.
Topologi jaringan sangat penting dalam membangun jaringan komputer, dan merupakan
pondasi penting dan mempengaruhi beberapa konfigurasi perangkat- perangkat yang
terhubung dalam jaringan tersebut.
topologi-jaringan-wireless-LAN
Secara umum ada 3 macam topologi jaringan wireless LAN yaitu :
- Topologi IBSS (Independent Basic Service Set / Ad-Hoc)
- Topologi BSS (Basic Service Set) / Infrastruktur
- Topologi EBSS (Extended Basic Service Set)
topologi wireless LAN Ad Hoc
Dalam topologi ini komputer dihubungkan secara langsung tanpa melalui perantara atau
untuk lebih mudahnya topologi ini mirip dengan model peer to peer pada jaringan
konvensional.

topologi BSS/Infrastruktur
Komunikasi antar client anggota jaringan dalam topologi ini di jembatani oleh alat yang
bernama access point/Wireless Router atau Radio Frekuensi
topologi EBSS-Extended Basic Service Set
EBSS merupakan topologi dimana beberapa AP dapat digunakan untuk membentuk
daerah cakupan yang lebih luas. Topologi ini terdiri dari dua atau lebih BSS yang
terkoneksi pada satu jaringan kabel

topologi-wireless-outdoor
Secara umum ada 2 macam topologi jaringan wireless OUTDOOR yaitu :
- Point to Point
- Point to Multipoint
point-to-point
Point to Point yaitu pemasangan radio 2 sisi yang saling terhubung.

point-to-multipoint
Point to Multi Point yaitu pemasangan radio banyak sisi yang saling terhubung dengan satu
sisi dijadikan AP atau masternya.

C. Interferensi
Interferensi atau Noise yang merupakan pengganggu yang terberat dalam dunia wifi.
Noise atau interferensi adalah sesama sinyal gelombang radio juga yang beroperasi pada
frekuensi, interval dan area yang sama, akibatnya device client akan mengalami error saat
menerjemahkan kode informasi yang sama, ibaratnya saat kita ngobrol dengan teman kita di
tempat sepi dibandingkan ngobrol di warung kopi yang ramai gelak tawa.
Interferensi bisa menurunkan kinerja akses poin dalam memancarkan dan menerima
sinyal, akses poin akan kehilangan gain, beberapa db bisa hilang, akibatnya terjadi error
pada bit-bit informasi yang sedang dikirim, dan client penerima menemukan error tersebut
sehingga menyebabkan delay atau penundaan pengiriman meski juga akan dikirim lagi data-
data yang error. Jadi karena itu kita harus melakukan penghematan gain yang kita miliki.
Interferensi bisa juga berupa sinyal bluetooth, telepon tanpa kabel(Cordless), Microwave,
bahkan perangkat motor elektrik pun menghasilkan noise, juga alam pun menghasilkan
noise juga seperti hujan lebat, pepohonan, dan matahari(dalam skala yang kecil).
Jadi perhitungkan secara cermat jika anda melakukan instalasi wifi, baik indoor
maupun outdoor, hindari atau kalau bisa hilangkan benda-benda yang menghasilkan
interferensi besar, ingat kita harus melakukan penghematan gain yang kita punya, anda juga
harus memperhitungkan channel yang akan dipakai sebaiknya pakai channel yang belum
digunakan, tapi apabila channel sudah terpakai semua, anda bisa merubah polarisasi
antena(mengubah kedudukan antena). Jika ternyata masalah interferensi tidak terelakkan
lagi, maka sebaiknya anda mempertimbangkan menggunakan device wifi yang berbeda pita
frekuensinya.
Beberapa sumber noise adalah:
 Natural noise – noise dari atmosfir & galaksi.
 Manmade noise - sinyal RF yang di ambil oleh antenna. Termasuk microwave oven,
telepon cordless dan indoor WiFi.
 Receiver noise – noise yang di hasilkan oleh rangkaian internal penerima.
 Interferensi dari jaringan lain – interferensi yang di sebabkan oleh jaringan Wireless lain
yang bekerja pada band yang sama.
 Interferensi dari jaringan kita sendiri – terjadi jika kita menggunakan frekuensi yang
sama lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak/spasi
antar channel-nya, atau menggunakan urusan frekuensi hopping yang tidak benar.
 Interferensi dari sinyal out-of-band – di sebabkan oleh sinyal yang kuat di luar dari
frekuensi band yang kita gunakan, misalnya, pemancar AM, FM atau TV, pager dan
radio CB.
Catatan: kabel LAN yang kita gunakan biasanya bekerja pada kecepatan 100Mbps.
Kecepatan ini sangat di pengaruhi oleh interferensi radio pemancar FM broadcast yang
bekerja pada frekuensi 100MHz. Jangan memasang peralatan WiFi di dekat pemancar FM
broadcast karena akan mengganggu LAN yang digunakan.
BAB V
PEMASANGAN PERANGKAT JARINGAN NIRKABEL

A. Antenna dan Tower


Antena
Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi
gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media
kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena
harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah
diterangkan dalam saluran transmisi.
Dalam perancangan suatu antena, baberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
- bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
- polarisasi yang dimiliki
- frekuensi kerja,
- lebar band (bandwidth), dan
- impedansi input yang dimiliki.
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu
meradiasikannya. Pelepasan energy elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya,
antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik
(Penerima energy elektromagnetik dari ruang bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan
kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena
hanya menjalankan fungsi penerima saja.

Tower
Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segi
tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk menempatkan antenna
dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.
Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan informatika,
berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam
hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS
komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk
hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi
masyarakat di bawah maupun disekitarnya.
Tipe Tower jenis ini pada umumnya 3 macam,
1. Tower dengan 4 kaki, atau tower pipa besar (diameter pipa 30 cm keatas) (tanpa kawat
spanner).
2. Tower segitiga yang dikokohkan dengan tali pancang/spanner.
3. Pipa besi yang dikuatkan dengan tali spanner.

B. Konektor dan sistem pengkabelan Antenna


Pada dasarnya ada beberapa tipe antenna yang biasa digunakan untuk operasional
jaringan wireless Internet, diantaranya:
Antenna Omnidirectional, biasanya digunakan pada Akses Point untuk memberikan akses
Internet pada WARNET dalam radius 360 derajat.
Antenna Sectoral, biasanya digunakan pada Akses Point untuk memberikan akses Internet
pada WARNET atau pelanggan dalam radius tertentu, biasanya 90 derajat, 120 derajat dan
180 derajat.
Antenna directional (pengarah), biasanya diletakan di WARNET untuk mengarahkan
sambungan langsung ke Akses Point.
Tampak pada gambar diatas adalah antenna 19 dBi yang digunakan untuk
menyambungkan ke Internet. Antenna terpasang pada pipa ledeng ukuran 1.5 inci. Dengan
ketinggian sekitar 1.5 meter dari atas atap. Tidak jauh dari antenna di pasang penangkal petir.
Instalasi antenna WLAN tersebut tidak seperti yang banyak digunakan oleh rekan-rekan
WARNET yang menggunakan tower yang tinggi yang banyak menghabiskan biaya.
Perhitungan Line Of Sight (LOS) menjadi penting untuk mengetahui apakah posisi Antenna
sudah baik atau belum. Menurut perhitungan seharusnya antenna di letakan pada tower
ketinggian sekitar 10 meter-an.
Kabel Coaxial sebagai penghubung Antenna Wireless
Kabel coax adalah kabel yang digunakan untuk menghubungkan antenna dengan
peralatan pemancar atau penerima. Kabel ini mempunyai impedansi spesifik, yang digunakan
dalam wireless LAN adalah kabel coax yang memiliki impedansi 50 ohm.
Konektor Antenna Wireless
Sambungan antara peralatan WLAN, coax & antenna menjadi sangat penting artinya
karena konektor merupakan peredam daya jika instalasinya kurang baik. Paling tidak
konektor yang baik akan memakan daya sekitar 0.3-0.5 dB. Konektor N & SMA yang di
rancang untuk bekerja pada frekuensi tinggi. Ada beberapa tipe konektor yang digunakan
untuk instalasi WLAN, yaitu:
N-Female biasanya digunakan pada sisi antenna atau anti petir.

N-male sambungan di kabel coax yang akan menghubungkan ke antenna.

Konektor SMA male Right Hand Polarization biasanya dihubungkan ke kabel coax kecil (pig
tail) untuk dihubungkan ke konektor pada card WLAN.

Konektor SMA female right hand polarization biasanya terpasang pada card WLAN.
Untuk menyambungkan card WLAN yang terpasang konektor SMA untuk coax kecil, ke
kabel coax LMR atau Heliax yang diameter-nya lebih besar. Biasanya dibuatkan kabel
penghubung dengan konektor yang berbeda (N & SMA). Kabel ini di kenal sebagai pig tail.
Grounding System Wireless Antenna
Pada dasarnya ada tiga (3) jenis grounding system, yaitu:
• Safety ground, ini untuk daya listrik berteganggan tinggi (PLN)
• Lightning ground, ini untuk menyalurkan petir ke tanah.
• RF ground, ini untuk grounding sinyal RF (radio).
Yang kita perlukan dalam operasional WLAN adalah Lightning Ground dan RF Ground,
kedua-nya harus diletakan pada tempat yang terpisah, jangan di jadikan satu.
RF Grounding system terutama dibutuhkan untuk antenna omnidirectional atau sectoral.
Untuk antenna directional biasanya tidak dibutuhkan, karena salah satu bagian dari antenna
directional telah menjadi RF ground itu sendiri. RF ground dapat dibuat dari beberapa kabel
radial di tanah yang di sambungkan ke ground coax.
Lightning Ground secara detail dapat dilihat di
http://www.arrl.org/tis/info/lightning.html. Beberapa rekan biasanya menggunakan air di
sumur bor sebagai ground yang baik. Intinya, kita harus menyediakan tempat dengan
resistansi yang paling rendah bagi petir agar masuk ke jalur yang kita sediakan. Tentunya
dengan adanya lightning ground ini maka diperlukan peralatan anti-petir di hubungkan ke
kabel coax yang kita gunakan agar bisa menyalurkan petir ke lightning ground.
Polarisasi Antenna
Dalam dunia elektromagnetik sinyal / gelombang radio dapat merambat di udara dengan
dua polarisasi yang saling tegak lurus tergantung jenis medan yang di tumpanginya, medan
listrik atau medan magnit.
Menggunakan polarisasi antenna yang tepat akan memungkinkan kita untuk:
• Meningkatkan isolasi terhadap sumber sintal yang tidak di inginkan. Diskriminasi oleh
cros polarisasi (x-pol) biasanya sekitar 25 dB.
• Meredam interferensi.
• Mendefinisikan wilayah / daerah yang di cover (di servis).
Antenna di samping berada pada posisi polarisasi horizontal. Perhatikan antenna dipole
yang berada di muka reflector parabola berada pada posisi horizontal. Polarisasi horizontal
biasanya digunakan untuk hubungan komunikasi point to point (P2P).

C. Pointing antenna
Pointing antenna dilakukan karena :
1. Signal yang diterima antenna tidak sesuai harapan.
2. Signal antenna bergeser dari yang sebelumnya.
3. Besaran dan atau parameter antenna sudah tidak sesuai.
Pointing dilakukan dalam proses instalasi maupun setelah instalasi. Untuk proses instalasi
berarti installer belum dapat besaran penerimaan (rsl) yang diinginkan. Melakukan pointing
antena tentunya disesuaikan arah azimuth dari pemancarnya.
Jikalau antenna diluar azimuth yang ditentukan, namun antenna mampu mendapatkan signal
yang baik, bisa dimungkinkan terjadinya interferensi dengan yang lain.Jadi melakukan
pointing saat instalasi pertama antenna berarti untuk mendapatkan besaran sesuai ET
(Engineering Table).
Sedangkan Pointing antenna dilakukan setelah proses instalasi selesai berjalan, hanya saja
digunakan untuk mengembalikan parameter (rsl) yang sudah ditentukan.
Pointing antenna ada dua:
1. Hard pointing : Dimana antenna bergeser tidak sesuai azimuth (melenceng terlalu jauh).
Hal ini dibuktikan dengan nilai rsl yang bad ( dibawah -70 dBm)
2. Soft pointing : Dimana antena bergeser sedikit terhadap azimuth nya. Hal ini dibuktikan
dengan nilai rsl yang berbeda -10 db sampai -15 db dari sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Winarno Sugeng (2005), Instalasi Wireless LAN, Bandung : Informatika


Nirkabel Technology Chapter 7, CCNA Discovery Networking for Home and Small Business

http://desnantara.blogspot.com/2013/04/frekuensi-perioda-amplitudo-panjang.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio
http://roysarimilda.files.wordpress.com/2012/05/p8-jenis-teknik-modulasi-modulasi-analog-
pm.pptx
http://roysarimilda.files.wordpress.com/2012/04/p7-jenis-teknik-modulasi-modulasi-analog-am-
fm.pptx
http://roysarimilda.files.wordpress.com/2012/05/p9-jenis-teknik-telekomunikasi-modulasi-
digital.pptx
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CHAQFjAH&url=http %3A%2F
%2Fpurwakarta.org%2Fflash
%2FCDMA.pdf&ei=vYrST6aqAYrirAexptH7Dw&usg=AFQjCNFiY3I9WS-
teM2aRmJYBiel_s5_4A&sig2=qocqdj0FXngN8B7XKutUAQ
http://rereekireii.blogspot.com/2010/11/jaringan-nirkabeljaringan-komputer.html
http://www.pataka.net/2005/07/17/aplikasi-teknologi-wireless-lan-wlan/
http://norikeoktaviaa.wordpress.com/2013/01/30/perangkat-wlan/
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/software/2352748-pengertian-wireless-
router/#ixzz2oAt5rnNU
http://ensiklo-mini.blogspot.com/2013/08/antena-yagi-uda-penjelasan-super-lengkap.html
http://chibyblogarea.blogspot.com/2011/04/antena-omnidirectional-dan-antena.html
http://adefachreza.blogspot.com/2013/09/ieee-80211a-80211b-80211g-80211n.html
http://appstrack.blogspot.com/2012/05/ad-hoc-vs-infrastructure-wireless-
mode.html#.UsdqAbRPxM4
http://ridwanaz.com/teknologi/internet/jaringan-nirkabel-indonesia-diperkirakan-semakin-
lambat/
http://risfianti15.blogspot.com/2010/04/tips-menghindari-interferensiu.html
http://www.wikimu.com/News/displaynews.aspx?id=9473
http://risnotes.com/2012/01/pengertian-antena-dan-directive-gain/
http://alfinyusroni.blogspot.com/2013/01/antena-wifi-kabel-coaxial.html
http://learn-antenna.blogspot.com/2011/11/pointing-antenna.html

Anda mungkin juga menyukai