Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erisa Tantiana Punky/2036201097 (25 Maret 2021)

Beratnya Beban Single Parent

*Ada apa dengan status Single Parent?*Kita bisa memilih pendekatan spiritual untuk
menyelesaikan masalah - masalah di hidup kita. Bagaimana diri kita menghadapi krisis hidup? (krisis
hidup itu seperti perceraian, Kematian, termasuk kecelakaan). Manusia itu dalam menjalani hidup
punya beban psikologis, beban sosial, dan dari seluruh krisis hidup nya di antara semua beban, yg
paling berat itu adalah beban spritual dan mestinya yg paling duluan ditangani adalah beban spiritual
nya ini. Kaitannya dengan Krisis hidup ini, sebenernya kita harus mencari,Apa sih penyebab segala
penderitaan manusia? Jawabannya adalah itu semua karena memang KEHENDAK TUHAN.Lalu
bagaimana kita memahami kehendak Tuhan ini? Apakah bertujuan negatif, (di sini problematik nya),
maka penderitaan akan semakin bertambah tambah. Atau kehendak Tuhan itu bertujuan positif.
Rata-rata orang memahami penderitaan itu sebagai siksaan/hukuman. Kita mau ga mencari, apa yg
dikehendaki Jadi, apa yg terjadi di muka bumi ini, adalah Kehendak Tuhan.Lalu bagaimana kita
memahami nya lewat perspektif Kesadaran. Maka di peta kesadaran..ada yg disebut dgn *God View,
yaitu terkait dengan posisi manusia sebagai makhluk Tuhan,maka manusia punya makom Keilahian.
God view ini menunjukkan seberapa jauh atau dekat pandangan kita dengan nilai keilahian
kita. God view ini adalah makom Keilahian kita. *Seterpuruk apapun kehidupan kita, kalau kita
menyadari makom Keilahian maka kehidupan itu enteng.Tapi jika tidak ditemukan makom Keilahian
nya maka itu lah membuat penderitaan tambah tambah parah. God view kita bermasalah, itu artinya
Pandangan kita kepada keilahian kita yg bermasalah, karena God View itu gimana pandangan kita
sendiri dengan Keilahian itu sendiri.Peristiwa mau dilihat sebagai titik tolak untuk maju menuju
pencerahan atau kehancuran.Kita menderita seumur hidup, karena tidak memahami bahwa energi
itu tidak ada yg bernilai negatif di sini Tuhan, tapi menjadi bernilai negatif di sisi manusia karena
manusia yg memilih nilai nya. Ada kegagalan orang dalam mendefinisikan pokok masalahnya.Jadi yg
menjadi masalah nya adalah tingkat kesadaran ketika mengalami kejadian itu. Yg menjadi masalah
itu adalah saat tingkat kesadaran kita menghadapi/mengalami pengalaman kejadian itu.Semua
masalah manusia, yg handle itu kesadaran nya. Orangnya berdaya apa ga.
Manusia itu punya kerentanan utk tidak berdaya, maka bagaimana kita melampaui
ketidakberdayaan itu."Setelah bercerai, takut menghadapi ketidakpastian, kesal karena tidak
berdaya, tidak punya skill, takut tidak punya penghasilan"Kecemasan karena perceraian, ini yg keliru.
Karena adanya perceraian lalu kecemasan menjadi intens, ini adalah urutan kejadian, tapi perceraian
bukan penyebab kecemasan nya .Karena apakah yg keluarga nya utuh lalu tidak akan pernah cemas?
Yg benar itu adalah karena jiwa kita menolak ketidakpastian, mengapa jiwa jatuh menolak?Karena
jiwa memahami kehidupan sebagai material saja, yg tampak saja, kasat mata saja, yg fenomena
saja.. Persoalan nya karena kesadaran nya masih di situ.Jiwa nya lebih membutuhkan transformasi,
bisa cepat atau lambat tergantung support sistem (pengetahuan nya dalam menggungkap
penderitaan). Penyebab Kejadian, itu adalah Kehendak Tuhan.
Kehendak Tuhan itu dipandang apakah menjadi yg ga enak dan yg enak. Yg menjadi
masalah itu jika kejadian itu membawa penderitaan, yg ga enak. Kalau mau nya Kehendak tuhan yg
enak enak aja, maka nature nya ga cocok jadi manusia, jadi malaikat saja. 1 Prinsip penyebab
kejadian itu adalah Kehendak Tuhan. Yg menjadi masalah itu kalau Kehendak Tuhan yg membawa
penderitaan, yg dirasakan sebagai penderitaan, yang enak enak ya gpp ga masalah.Penderitaan itu
dimulai karena adanya penolakan jiwa pada Kehendak Tuhan karena mau nya yg enak enak aja.
Maka bagaimana kita menghadapi Kehendak Tuhan di sini butuh ilmu kesadaran.Kalau ga pakai ilmu
kesadaran, kehendak Tuhan ini bisa disikapi menjadi neraka.Karena ketika keliru memahami
kehendak Tuhan, kita lah yg menderita, tuhan sih tetap akan baik baik saja. Jadi di sini kita perlu
mengelola kehendak bukan penolakan.Tuhan itu memberi kita pilihan untuk mengelola Kehendak
nya, yaitu dengan 1. Pengetahuan 2. Melawan saja, padahal apa yg sudah menjadi kehendak, kita
akan tetap saja mengalami nya.Maka ciri orang beriman/tidak, dia melihat Kehendak tuhan yg
membawa penderitaan ini punya tujuan atau tuhan hanya semena mena saja?Orang yg beriman,
akan memaknai Kehendak Tuhan sebagai titik tolak menemukan cinta dan kebenaran.Ketika jiwa itu
menghadapi Kehendak Tuhan yg disebut di agama sebagai ujian,dia lulus atau tidak nya dilihat dr jika
lulus arti nya dia punya pengetahuan ttg itu, jadi tidak akan diberikan ujian lagi karena sudah
lulus.Kalau ga lulus,malah makin makin penderitaan nya.Karena jiwa itu bisa bangkit karena sudah
bosan menderita, jiwa itu bangkit biasanya bukan dengan nikmat.Karena Tuhan lebih tau , mana yg
dibutuhkan jiwa untuk tumbuh

Anda mungkin juga menyukai