Anda di halaman 1dari 18

 Metabolisme (Bahasa Yunani: metabole: berubah) adalah reaksi-reaksi kimiawi untuk

mengubah zat-zat yang menghasilkan energi maupun memerlukan energy yang terjadi
di dalam sel-sel tubuh.
a. KATABOLISME: merupakan reaksi penguraian senyawa-senyawa kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana dan menghasilkan energi (reaksi
eksergonik). Senyawa kompleks yang diuraikan dapat berupa karbohidrat, lemak,
dan protein. E.x. Respirasi
b. ANABOLISME: merupakan reaksi penyusunan dari senyawa-senyawa sederhana
menjadi senyawa yang lebih kompleks dan memerlukan energi. E.x. Fotosintesis

Sebagai katalisator /
pemercepat reaksi
Sebagai penyedia energi untuk
berlangsungnya reaksi

ENZIM

 Enzim (Bahasa Yunani: en -> dalam, zyme -> ragi) merupakan senyawa protein yang
diproduksi oleh sel-sel makhluk hidup dan berfungsi sebagai biokatalisator/
meningkatkan laju reaksi metabolism tapi tidak ikut bereaksi.
= Substrat adalah zat yang dipengaruhi oleh enzim, Produk adalah hasil reaksinya.

 Berdasarkan tempat bekerjanya, enzim dibagi menjadi dua, yaitu:


a. Enzim Intraseluler: enzim yang bekerja di dalam sel, E.x. Katalase.
b. Enzim Ekstraseluler: enzim yang bekerja di luar sel, E.x. Enzim-enzim pencernaan
(Amilase, Lipase, Renin, Tripsin, Pepsin, dll).

 Berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis, enzim dibagi menjadi enam kelompok, yaitu:
a. Oksidoreduktase: mengatalisis reaksi oksidasi dan reduksi.
b. Transferase: mengatalisis pemindahan gugus seperti glikolisis, metil, atau fosforil.
c. Hidrolase: mengatalisis pemutusan hidrolitik C-C, C-N, C-O, atau ikatan lainnya.
d. Liase: mengatalisis pemutusan hidrolitik C-C, C-N, C-O, atau ikatan lain dengan
eliminasi atom yang menghasilkan ikatan rangkap.
e. Isomerase: mengatalisis perubahan geometric atau struktur dalam satu molekul.
f. Ligase: mengatalisis penyatuan dua molekul yang dikaitkan dengan hidrolisis ATP.

sifatnya: mudah pecah/labil/mudah berubah dan


Komponen Enzim

Apoenzim/Protein dipengaruhi oleh suhu/pH.

Fungsi: untuk meningkatkan fungsi


enzim
Kofaktor (ion E.x: nonlogam -> Ca, Cl, Na, K.
anorganik) logam -> Zn, Fe, Cu, Mg.
enzim yang terikat kofaktor disebut
Gugus
haloenzim
Prostetik/Nonprot
ein Fungsi: memindahkan gugus kimia,
atom/elektron dari satu enzim ke
Koenzim (senyawa enzim lainnya.
organik kompleks)
E.x. Vit. B1-2-3-5-6-11-12, vit. H, Koenzim
H, NAD+, FMN, FAD+.

1. dipengaruhi oleh suhu (termolabil) sehingga akan menggumpal


saat dipanaskan dan akan rusak pada suhu di atas 50oC (denaturasi).

2. bekerja secara spesifik/hanya pada substrat tertentu.

3. berfungsi sebagai katalis (pemercepat terjadinya reaksi dengan


menurunkan EA)

4. diperlukan dalam jumlah sedikit dan tidak ikut beraksi sehingga


dapat bekerja berulang kali.

5. dapat bekerja secara reversible/bolak-balik atau dua arah. (dapat


menguraikan sekaligus membentuk kembali senyawa)
CARA KERJA ENZIM

Teori Gembok dan Anak Kuncinya Teori Kecocokan Induksi (Induced


(Lock and Key Theory) Fit Theory)

Bentuk sisi aktif enzim spesifik,


Bentuk sisi aktif enzim fleksibel dan
sehingga substrat harus memiliki
tidak kaku.
bentuk yang sesuai sisi aktif enzim.

Enzim dan substrat yang bentuknya Pada saat substrat memasuki sisi aktif
sesuai akan bergabung membentuk enzim, bentuk enzim akan
ikatan kompleks bagaikan gembok dan termodifikasi melingkupi substrat
anak kuncinya. sehingga terbentuk ikatan kompleks.

Dalam ikatan kompleks, substrat akan Dalam ikatan kompleks, substrat akan
bereaksi dengan EA rendah, dan akan bereaksi dengan EA rendah, dan akan
terjadi suatu reaksi pembentukan terjadi suatu reaksi pembentukan
produk. produk.

Setelah terjadi produk, enzim akan Setelah produk terlepas, sisi aktif
terbebaskan dan ketika sisi enzim enzim akan kembali seperti semula,
kosong tapi masih ada substrat lain, jika masih ada substrat lain, akan
akan terjadi proses ini lagi. terjadi proses ini lagi.
Faktor Penghambat Enzim Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Inhibitor irreversible Suhu


• jika inhibitor berikatan dengan • Semakin panas suhu maka semakin cepat
sisi aktif enzim secara kovalen enzim bekerja, namun di luar suhu tersebut,
sehingga mempunya ikatan laju reaksi enzimatik akan menurun drastis
yang kuat dan tidak dapat akibat terputusnya ikatan hidrogen dan ionik
lepas. Menyebabkan enzim lainnya menyebabkan denaturasi (perubahan
menjadi tidak aktif dan tidak /modifikasi terhadap konfrontasi protein).
dapat kembali seperti semula. Rentang optimal antara 35o - 40oC.
Derajat Keasaman (pH)
Inhibitor reversible
• Biasanya berkisar 6-8. tapi untuk pepsin
• Jika inhibitor berikatan dengan bekerja di lingkungan asam yaitu pH 2 dan
enzim secara lemah sehingga dapat tripsin di lingkungan basa pH 8.
terlepas kembali dari enzim dan
kembali aktif seperti semula. Inhibitor
• Inhibitor Reversible Kompetitif Aktivator
• Menempati sisi aktif enzim • Molekul yang memudahkan ikatan antara
dengan cara bersaing dengan enzim dengan substrat. Biasanya zat ini
substrat. Siapa cepat dia dapat. akan bergabung dengan enzim di sisi
• Penghambat dapat dihilangkan alosterik sehingga disebut efektor
dengan menambah jumlah alosterik. Yang nantinya akan
konsentrasi substrat sehingga menyebabkan perubahan bentuk molekul
substrat lebih banyak dari enzim sehingga sisi enzim cocok dengan
inhibitor. substrat dan kerja enzim menjadi lebih
• E.x. Gas sianida yang bersaing efektif.
dengan oksigen untuk dapat • E.x. ion Cl yang mengaktifkan amilase
berikatan dengan hemoglobin dalam air ludah.
(Hb)
Konsentrasi Enzim
• Inhibitor Reversible
Nonkompetitif • Semakin tinggi Konsentrasi enzim, semakin
• Inhibitor akan menempati sisi cepat proses terjadinya reaksi.
lain substrat yang akan Konsentrasi Substrat
menyebabkan molekul enzim • apabila sisi aktif enzim belum bekerja,
mengubah bentuknya sehingga semakin banyak konsentrasi substrat, semakin
sisi aktif enzim menjadi tidak cepat terjadinya reaksi.
reseptif atau tidak bisa
menerima substrat dan • apabila sisi aktif enzim sudah bekerja,
menjadi kurang efektif untuk penambahan substrat tidak akan
mengatalisis perubahan mempercepat reaksi.
substrat menjadi produk. Zat Hasil (Produk)
• E.x. Antibiotik penisilin yang • Dalam kondisi normal, reaksi awal akan cepat,
membatasi sisi aktif enzim pada tapi jika sudah terbentuk penimbunan, laju
bakteri untuk membentuk reaksi akan melemah dan akan kembali cepat
dinding sel. kalau penimbunan produk disingkirkan.
KATABOLISME KARBOHIDRAT
 Katabolisme Karbohidrat adalah proses penguraian atau pemecahan karbohidrat (gula
heksosa/glukosa) untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

 Respirasi aerob adalah reaksi pengoksidasian glukosa (memerlukan O2) untuk


menghasilkan energi secara bertingkat melalui serangkaian reaksi.

 Respirasi anaerob/Fermentasi adalah suatu proses pembebasan energi yang tersimpan


dalam bahan bakar organik (misalnya, karbohidrat) melalui serangkaian reaksi tanpa
menggunakan oksigen, melainkan menggunakan senyawa asam piruvat (3 C) atau
asetaldehida (2 C) sebagai akseptor (penerima) elektron akhir dan mengikat H+.

1. RESPIRASI AEROB

JUMLAH ATP YANG DIHASILKAN


NO TAHAPAN REAKSI RESPIRASI TAK LANGSUNG/TRANSPOR
LANGSUNG
ELEKTRON
1. Glikolisis 2 ATP 2 NADH = 2 × 3 = 6 ATP
2. Dekarboksilasi Oksidatif - 2 NADH = 2 × 3 = 6 ATP
2 ATP 6 NADH = 6 × 3 = 18 ATP
3. Siklus Krebs
2 FADH2 = 2 × 2 = 4 ATP
JUMLAH 4 ATP 34 ATP
JUMLAH KESELURUHAN 4 ATP + 34 ATP = 38 ATP
1 NADH = 3 ATP 1 FADH2 = 2 ATP
1.1. Glikolisis
 Reaksi pengubahan bahan bakar organik (glukosa/gula berkarbon-6) menjadi 2
molekul asam piruvat (asam berkarbon-3) di sitosol.
 Pada Glikolisis, setiap 1 molekul glukosa menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2
molekul NaDH, 2 molekul ATP, dan 2 molekul H20.

1.2. Dekarboksilasi Oksidatif


 Reaksi pengubahan molekul asam piruvat (beratom 3C) menjadi asetil ko-A
(beratom 2C) di dalam matriks mitokondria dan menghasilkan 2 asetil ko-A dan 2
NADH serta melepeaskan 2 CO2
 Asam piruvat beraksi dengan NAD+ dan ko-A (koenzim A) membentuk senyawa
asetil ko-A
1.3. Siklus Krebs
 Dikemukakan oleh Sir Hans Adolf Krebs, Ilmuwan Jerman-Inggris, pada 1937,
merupakan reaksi yang terjadi di dalam matriks mitokondria dan menghasilkan 6
NADH, 2 FADH2, 2 ATP, dan 4 CO2.

1.4. Rantai Transpor Elektron


 Terjadi di bagian krista (membran dalam mitokondria), di mana NADH dan FADH2
yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs akan
membebaskan energi tinggi pada saat melepaskan elektron dan H+.
 Dalam pembentukkan ATP diperlukan enzim ATP sintase, enzim ini bekerja
seperti pompa ion dan berasal dari perbedaan konsentrasi H+ pada sisi yang
berlawanan dari membran dalam mitokondria. 1 NADH = 3 ATP, 1 FADH2 = 2 ATP.
Hal ini karena FADH2 menambahkan elektronnya ke rantai transpor elektron pada
tingkat yang lebih rendah dari NADH.
Glukosa akan mengikat 1 gugus fosfat dari ATP (fosforilasi glukosa) pada atom C nomor
6 membentuk glukosa-6-fosfat dan ATP akan membentuk ADP sehingga dinamakan
reaksi endergonik.

Glukosa-6 fosfat dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase sehingga terbentuk isomer


fruktosa-6-fosfat.

Fruktosa-6-fosfat mengikat fosfat yang dilepaskan ATP menjadi fruktosa-1,6-bisfosfat


dan ATP berubah menjadi ADP untuk kedua kalinya. Dengan bantuan Enzim Aldolase
menguraikan fruktosa-1,6-bisfosfat menjadi dua senyawa gliseraldehida fosfat (PGAL)
(3 C).

2 senyawa Gliseraldehida fosfat dioksidasi oleh transfer elektron sehingga


H+ditambahkan ke NAD+ membentuk NADH dan berlangsung secara eksergonik.
sehingga terbentuk 2 senyawa 1,3-bisfosfogliserat dan 2 NADH.

Dua gugus fosfat dari dua senyawa tersebut ditransfer ke ADP sehingga menghasilkan
2 ATP, sementara gula berubah menjadi 2 senyawa 3-fosfogliserat.

senyawa 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan enzim


fosfogliseromutase dan diubah lagi menjadi fosfoenolpiruvat dengan enzim enolase.

Dua senyawa fosfoenolpiruvat akan mentransferkan gugus fosfatnya kepada ADP


sehingga menghasilkan 2 ATP dan fosfoenolpiruvat akan berubah menjadi 2 asam
piruvat.
Kelompok karboksil dilepaskan dari piruvat, terjadi pelepasan CO2.

NAD+ direduksi menjadi NADH

Kelompok asetil ditransfer ke koenzim A sehingga menjadi asetil ko-A.

Asetil ko-A masuk ke siklus Krebs dengan melepaskan ko-A. Dua atom karbonnya
berikatan dengan asam oksaloasetat (4 C) membentuk asam sitrat (6 C).

Satu molekul air (H2O) dikeluarkan dan satu molekul air yang lainnya ditambahkan
kembali sehingga asam sitrat (6 C) membentuk isomernya menjadi asam isositrat (6 C).

Asam isositrat melepaskan gugus karboksil (COO-) dalam bentuk CO2 dan memberikan
atom hidrogen beserta elektonnya kepada NAD+ untuk membentuk NADH. Sementara
itu, asam isositrat (6 C) berubah menjadi asam α ketoglutarat (5 C).

Asam α ketoglutarat (5 C) berikatan dengan ko-A membentuk senyawa antara suksinil


ko-A (4 C) dengan melepaskan CO2 dan memberikan atom hidrogen beserta
elektronnya kepada NAD+ untuk membentuk NADH lagi.

Fosforilasi tingkat substrat dimulai dengan dilepaskannya kembali ko-A sehingga


membantu pengikatan fosfat (P) oleh GDP menjadi GTP. Senyawa antara suksinil ko-A
berubah menjadi asam suksinat (4 C).

Asam suksinat memindahkan 2 atom H2 dan elektronnya kepada FAD+ membentuk


FADH2. Asam suksinat berubah menjadi asam fumarat (4 C).

Asam fumarat berikatan dengan H2O membentuk asam malat (4 C).

Asam malat mentransfer kembali atom H dan elektronnya ke NAD+ membentuk NADH
dan asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat (4 C) yang akan digunakan dalam
siklus krebs selanjutnya.
NADH yang dihasilkan pada glikolisis, DO, dan SK, melepaskan e- + H+ menjadi NAD+ yang
akan digunakan lagi di siklus reaksi.

e- dari NADH ditransfer ke Q (ubikuinon/koenzim) dan akan mengeluarkan H+di kompleks


protein 1.

e- dari Q akan dibawa ke cytokrom dan akan mengeluarkan H+ dari kompleks protein 3.

e- dari cytokrom akan dibawa kembali ke dalam matriks dengan melalui kompleks protein 4
dan mengeluarkan H+.

Karena terjadi perbedaan muatan maka ketiga H+ yang dikeluarkan tadi, kembali dibawa
masuk ke dalam matriks menggunakan enzim ATP Sintase dan nantinya akan mengubah
dengan ADP menghasilkan 3 ATP. sedangkan e- yang kembali di dalam matriks akan
berikatan dengan O2+2H+ menjadi H2O.

FADH2 yang dihasilkan SK, melepaskan 2e- + 2H+ menjadi FAD+ yang akan digunakan lagi di
SK.

e- akan dibawa ke kompleks protein 2 dan dibawa menuju Q dan dibawa lagi ke cytokrom
melalui kompleks protein 3 sehingga akan mengeluarkan H+ di kompleks protein 3.

e- dari cytokrom akan dibawa kembali ke dalam matriks dengan melalui kompleks protein 4
dan mengeluarkan H+.

Karena terjadi perbedaan muatan maka kedua H+ yang dikeluarkan tadi, kembali dibawa
masuk ke dalam matriks menggunakan enzim ATP Sintase dan nantinya akan mengubah
ADP menghasilkan 2 ATP. sedangkan e- yang kembali di dalam matriks akan berikatan
dengan O2+2H+ menjadi H2O.
2. RESPIRASI ANAEROB
2.1. Fermentasi Alkohol
 Fermentasi alkohol dilakukan oleh
bakteri anaerob dan ragi
(saccharomyces cerevisiae) untuk
pembuatan tapai dan bir.
 Hasil fermentasi alkohol setiap 1
molekul glukosa, yaitu: 2 etanol, 2
CO2, dan 2 ATP.

NAD+ masuk
Bahan baku Asetildehida
kembali ke dalam
glukosa (6 C) Asam piruvat (3 direduksi oleh
reaksi glikolisis.
diubah menjadi C) melepaskan NADH
Sementara itu,
asam piruvat (3 CO2 menjadi menghasilkan
asetildehida
C) melalui asetildehida (2 etanol dan
berperan sebagai
rentetan reaksi C). melepaskan
akseptor
glikolisis. NAD+.
elektron.

2.2. Fermentasi Asam Laktat


 Terjadi pada sel otot hewan dan manusia
ketika kekurangan oksigen atau
katabolisme gula untuk membentuk ATP
melebihi pasokan oksigen dalam darah.
 Fermentasi asam laktat juga terjadi pada
jamur atau bakteri pada pembuatan keju
dan yoghurt, yaitu Streptococcus sp.
 Hasil fermentasi asam laktat, yaitu 2 asam
laktat dan 2 ATP.

Asam piruvat (3 C) NAD+ masuk kembali ke


Bahan baku glukosa (6 langsung direduksi oleh dalam reaksi glikolisis.
C) diubah menjadi asam NADH sehingga Sementara itu, asam
piruvat (3 C) melalui membentuk asam laktat piruvat berperan
rentetan reaksi glikolisis. (3 C) dan melepaskan sebagai akseptor
NAD+. elektron.
TABEL PERBEDAAN FERMENTASI ALKOHOL DAN
ASAM LAKTAT
Perbedaan Alkohol Asam laktat
Terjadi pada Sel jamur untuk pembuatan Sel otot hewan dan
tapai dan minuman manusia, eritrosit,
beranggur bakteri/jamur dalam
pembuatan keju dan
yoghurt
Akseptor elektron Asetaldehida Asam piruvat
Hasil akhir Etanol Asam laktat

TABEL PERBEDAAN RESPIRASI AEROB DAN


ANAEROB
Perbedaan Aerob Anaerob
Keadaan Ada oksigen Tak ada oksigen
Sel yang melakukan Sebagian besar sel Sel bakteri, ragi, jamur,
organisme eritrosit, prokariota, sel otot
Jumlah energi yang Tinggi, yaitu 38 ATP Rendah, 2 ATP
dihasilkan
Produk Karbon dioksida, air, dan Fermentasi asam laktat
ATP menghasilkan asam laktat
dan ATP

Fermentasi alkohol
menghasilkan etanol dan
ATP
Tempat reaksi Sitoplasma (Sitosol), dan Sitoplasma
Mitokondria
Tahapan reaksi Glikolisis, Dekarboksilasi Glikolisis dan Transfer
Oksidatif, Siklus Krebs, Elektron
Transfer Elektron
Akseptor elektron Oksigen Pada fermentasi asam
laktat berupa asam piruvat
(3 C)
Pada fermentasi alkohol
berupa asetaldehida (2 C)
Jumlah energi yang dirilis 2900 kj/mol 120 kj/mol
KATABOLISME LEMAK DAN PROTEIN

Jumlah ATP yang dihasilkan dalam katabolisme setiap satu molekul protein = 38 ATP
Jumlah ATP yang dihasilkan dalam katabolisme setiap satu molekul lemak = 46 ATP

Lemak dikatabolisme menjadi gliserol dan asam lemak.

Gliserol diubah menjadi PGAL (gliseral fosfat), kemudian masuk ke jalur


lemak

respirasi glikolisis.

Asam Lemak diubah menjadi molekul-molekul asetil ko-A, kemudian


masuk ke siklus krebs.
Protein dihidrolisis menjadi asam amino sebagai bahan bakar setelah
mengalami deaminasi (pelepasan nitrogen).

Asam amino gliserin, serin, alanin, dan sistein, mauk ke jalur respirasi
reaksi transisi setelah diubah menjadi asam piruvat.
protein

Asam amino fenilalanin, isoleusin, leusin, treonin, lisisn, triptofan, dan


tirosin masuk ke siklus krebs setelah diubah menjadi asetil ko-A.

Asparagin dan asam aspartat masuk ke siklus krebs setelah diubah


menjadi asam oksaloasetat.

Glutamin, glutamat, arginin, histidin, dan prolin masuk ke siklus krebs


setelah diubah menjadi asam α-ketoglutarat.

ANABOLISME

 Anabolisme merupakan penyusunan senyawa kompleks organik dari senyawa-senyawa


sederhana dan membutuhkan sejumlah energi yang berasal dari cahaya (fotosintesis)
atau zat kimia (kemosintesis).

 Fotosintesis (foton: cahaya, sintesis: penyusunan) adalah reaksi penyusunan senyawa-


senyawa sederhana zat anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa-senyawa kompleks
organik (O2, H2O, glukosa) dengan menggunakan energi cahaya di dalam klorofil.
6𝐶𝑂2 + 12𝐻2 𝑂 → 𝐶6 𝐻12 𝑂6 + 6𝑂2 + 6𝐻2 𝑂

 Fotosistem merupakan unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari.


a. Fotosistem I: Klorofil A dalam fotosistem I disebut P700, karena dapat menangkap
cahaya sampai dengan panjang gelombang 700nm.
b. Fotosistem II: Kolorofil A dalam fotosistem II disebut P680, karena dapat menangkap
cahaya samoai dengan panjang gelombang 680nm.

 Klorofil A berperang langsung dalam reaksi terang fotosintesis sebagai pusat reaksi
(tempat terjadi reaksi kimiawi pertama fotosintesis menggunakan cahaya).
menyerap cahaya
merah, biru-ungu
Klorofil A
berwarna hijau
dengan gugus -CH3

menyerap cahaya
Kompleks Antena
biru dan jingga
(pengumpul energi ) Klorofil B
berwarna kuning/jingga
Fotosistem Protein dengan gugus HC=O

Molekul menyerap cahaya


Molekul Karotenoid biru-hijau.
lainnya

1. REAKSI TERANG (memerlukan cahaya matahari)


 Dikemukakan pertama kali oleh C.B. Van Niel, ahli mikrobiologi dari Amerika pada
tahun 1930-an pada bakteri belerang ungu.
 Reaksi terang adalah reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia
berupa ATP dan NADPH di dalam grana.
 Senyawa yang diperlukan adalah H2O, ADP, dan cahaya matahari menghasilkan ATP,
NADPH, O2.

1.1. Aliran Elektron Nonsiklik


Klorofil A (P680) pada fotosistem II menyerap elektron dari cahaya.

Elektron dari klorofil A akan tereksitasi dan ditangkap oleh akseptor elekron primer
fotosistem II (bergerak dari bawah ke atas) akibatnya klorofil A berubah menjadi
klorofil A+.

Air yang tadi terkena cahaya matahari akan terurai menjadi 2H+ (nanti akan keluar
melalui ATP Sintase untuk menyusun ATP dari ADP dan disebut fotofosforilasi
1
nonsiklik), O2 (keluar dari kloroplas), dan 2e-(nanti akan ditangkap oleh klorofil
2
A+menyebabkannya jadi klorofil A lagi.

Elektron awal yang sudah ada di akseptor elektron primer fotosistem II akan disalurkan
ke Pq - Cyt - Pc (merupakan rantai transpor elektron).

Bersamaan dengan peristiwa di atas, Fotosistem I juga menyepap elektron dari cahaya
(P700) di klorofil A yang nantinya akan disalurkan ke akseptor elektron primer di
Fotosistem I dan menyebabkan klorofil A menjadi klorofil A+.

Untuk mengisi kekosongan tempat pada Klorofil A tersebut, maka elektron di Pc akan
disalurkan ke Fotosistem I mengakibatkan klorofil A+ berubah lagi menjadi klorofil A.

Elektron yang sudah beradai di akseptor elektron primer I akan ditransfer ke Fd lalu ke
NADP reduktase dengan enzim NADP+ untuk nantinya digunakan bersama ion H+ dan
NADP+ membentuk NADPH.
1.2. Aliran Elektron Siklik
 Hanya menggunakan fotosistem I dan memiliki
aliran elektron yang pendek untuk menambah
pasokan ATP tanpa memproduksi NADPH yang
akan berguna pada reaksi gelap dan hanya
terjadi apabila kloroplas kekurangan ATP untuk
reaksi gelap.

Klorofil A (P700) pada fotosistem I menyerap cahaya dan melepaskan elektronnya ke


akseptor elektron primer fotosistem I sehingga menjadi klorofil A+.

Elektron pada akseptor elektron primer I akan mengalirkan Elektron ke Fd - Cyt - Pc -


Klorofil A sehingga membuat klorofil A+ menjadi normal kembali.

TABEL PERBEDAAN ALIRAN ELEKTRON SIKLIK


DAN NONSIKLIK
Pembeda Nonsiklik Siklik
Jenis Fotosistem Fotosistem I dan II Hanya Fotosistem I
Produk yang dihasilkan O2, NADPH, ATP ATP
Fotolisis air Terjadi Tak Terjadi
Fotofosforilasi ATP Terjadi Terjadi

2. REAKSI GELAP/SIKLUS CALVIN


 Dikemukakan oleh Dr. Melvin Calvin an Andrew Benson pada 1961 dan merupakan
reaksi yang tidak memerlukan cahaya.
 Zat yang diperlukan adalah 3 CO2, 9 ATP, dan 6 NADPH dengan hasil akhirnya
gliseraldehida 3-fosfat (PGAL 3C) atau glukosa, 9 ADP, dan 6 NADP+.
Terjadi pengikatan/fiksasi 3 buah CO2 oleh RuBP dengan enzim Rubisko karbosilase
menghasilkan 6 molekul 3-fosfogliserat (PGA).

6 buah 3-fosfogliserat menangkap fosfat dari ATP membentuk 6 buah 1,3-


bifosfogliserat.

6 buah 1,3-bifosfogliserat direduksi oleh 6 NADPH yang melepas elektronnya menjadi


6 NADP+ dan membentuk 6 buah gliseraldehida 3-fosfat (G3P).

1 G3P akan dijadikan sebagai output akhir dan 5 G3P lainnya akan digunakan sebagai
pembentukan RuBP dengan mengikat fosfat dari 3 ATP menjadi 3 ADP dan membentuk
RuBP sebagai akseptor CO2 lagi.

Anda mungkin juga menyukai