Skenario 5
Kebutuhan Energi
Seorang instruktur aerobik usia 27 tahun sering melatih senam aerobik 3x sehari.
Dia melakukan latihan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tulangnya. Untuk
memenuhi kebutuhan energinya, dia selalu makan-makanan yang bergizi dan susu
mengandung Kalsium dan vitamin D.
STEP I
STEP II
STEP III
Vitamin D :
a) Berperan penting dalam penyerapan kalsium dan phospor
b) Menjaga kesehatan tulang dan gigi
6. Tropomiosin membuka troponin memicu menempelnya miosin menempel
pada sisi aktin binding site dan terjadi cross bridge (kontraksi)
7. 800 mg untuk dewasa dan 120 mg untuk ibu hamil dan menyusui
8. Bisa dari mineral dan Vitamin
Makanan Bergizi (susu, telor, minyak ikan, keju)
STEP IV
1. Sudah Jelas
2. Dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat,
lemak, protein, mineral, dan vitamin.
3. Penjelasan Glikolisis pada respirasi aerob dan anaerob
A. Glikolisis
Aerob, Glikolisis Terjadi di sitosol sedangkan siklus krebs terjadi di
mitokondria.
Mekanisme :
Glikolisis
Dekarboksilasi Oksidatif
Reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom C 3 buah menjadi senyawa
baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A)
Siklus Krebs
Transpor elektron
Mind Map
Kebutuhan Energi
Vit. D Hormo
n
Glikogenei Metabolisme
s Tulang
Metabolisme
Glikogenolisi Glikoneogenesi
s s
Glikolisis
Aerob Anaerob
STEP V
STEP VI
Belajar Mandiri
7
STEP VII
1. A. Glikolisis
Glikolisis merupakan jalur metabolisme glukosa menjadi piruvat dan
laktat di sitosol semua mamalia. Hasil dari proses glikolisis aerob adalah 2
ATP + Asam Piruvat yang akan diteruskan pada proses dekarbokilasi
oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron sehingga nantinya akan
menghasilkan total 32 ATP. Sedangkan pada anaerob hasilnya 2 laktat + 2
ATP + 2 H2O serta etanol. Untuk mekanisme glikolisis adalah sebagai
berikut.
Pada keadaan aerob
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut
bekerja bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat
menjadi dihdroksi aseton fosfat.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
(Murray, 2014)
Dekarboksilasi Oksidatif
Hasil dari proses glikolisis pada keadaan aerob akan diteruskan pada proses
Dekarboksilasi oksidatif yang akan mengubah asam piruvat menjadi asetil ko-A.
9
Tahap ini terjadi dalam beberapa reaksi yang dikatalisis oleh kompleks enzim
yang disebut piruvat dehidrogenase.
1. Gugus karboksilat (-COO) akan lepas dari asam piruvat menjadi CO2.
2. Sisa dua atom karbon dari piruvat dalam bentuk CH3COO- akan mentranfer
kelebihan elektronnya pada molekul NAD+ sehingga terbentuk NADH, dan
molekul dua atom karbon tersebut berubah menjadi asetat.
3. Pada akhirnya koenzim-A (ko-A) akan diikatkan pada asetat sehingga
membentuk asetil koenzim-A (asetil ko-A).
Hasil dari dekarboksilasi oksidatif adalah molekul asetil ko-A, NADH, dan CO2.
Satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua molekul asam piruvat dalam
glikolisis, artinya proses dekarboksilasi oksidatif untuk untuk satu molekul
glukosa akan menghasilkan 2 molekul asetil ko-A, 2 NADH, dan 2 CO2.
(Sherwood, 2016)
Siklus Krebs
10
Pada siklus krebs dihasilkan 6 NADH + 2 FADH2 + 2 ATP, yang nanti akan
masuk pada mekanisme transpor elektron (Sherwood, 2016)
Transpor Elektron
Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi)
dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, dan siklus krebs. Transfer elektron terjadi di membran dalam
mitokondria, yang dibantu oleh kelompok-kelompok protein yang terdapat pada
membran tersebut.
Anaerob
Pada keadaan anaerob NADH tidak dapat direoksidasi melalui rantai respirotik
dengan oksigen, sehingga piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yang
dikatalisis oleh laktat dehidrogenase. (seperti gambar 1.1)
B. Glikogenolisis
C. Glikogenesis
Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada
molekul glikogen primer.
f) Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga
semakin panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di
berbagai lokasi.
g) Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai
kadar yang normal. (Murray, 2014)
b. Peran Vitamin D
Vitamin D diproduksi oleh kulit melalui paparan sinar matahari, kemudian
mengalami 2 kali hidroksilasi oleh hepar dan ginjal. menjadi vitamin D yang
aktif, yaitu 1,25- dihidroksivitamin D [ 1,25 (OH)2D]. Akibat paparan sinar
matahari, provitamin D3 (7-dehidrokolesterol, 7-DHC), akan menyerap
radiasi ultraviolet B (UVB) sinar matahari pada tingkat energi 290-315 nm,
dan berubah menjadi previtamin D3. Sekali terbentuk, previtamin D3 akan
mengalami isomerisasi oleh panas dan berubah menjadi vitamin D3.
Kemudian vitamin D3, akan masuk kedalam sirkulasi dan berikatan dengan
protein pengikat vitamin D. Pada orang kulit berwarna dan orang tua,
produksi vitamin D oleh kulit akan berkurang, karena melanin merupakan
penahan sinar matahari yang sangat baik, sehingga fotosintesis vitamin D
akan berkurang, sedangkan pada orang tua, konsentrasi 7-DHC yang tidak
teresterifikasi juga berkurang. (Raff, 2011)
FUNGSI VITAMIN D
Fungsi vitamin D adalah peningkatan penyerapan Ca2+ di usus. Bentuk aktif
vitamin D, terlepas dari efeknya pada transport Ca2+, juga meningkatkan
penyerapan PO43-. Selain itu, vitamin D meningkatkan kepekaan tulang
terhadap PTH. Karena itu, vitamin D dan PTH saling bergantungan. Seperti
hormone steroid, vitamin D menjalankan efeknya dengan berikatan dengan
reseptor vitamin D (vitamin D receptor, VDR) di inti, dengan kompleks ini
mengatur transkripsi gen pada sel target dengan berikatan pada elemen
respons-vitamin D di dalam DNA.
Di tulang, 1,25(OH)2D akan menginduksi monocytic stem cells di sumsum
tulang untuk berdiferensiasi menjadi osteoklas. Setelah berdifirensiasi
menjadi osteoklas, sel ini akan kehilangan kemampuannya untuk bereaksi
terhadap 1,25(OH),D. Aktifitas osteoklas akan diatur oleh 1,25(OH)2D secara
tidak langsung, melalui osteoblas yang menghasilkan berbagai sitokin dan
hormon yang dapat mempengaruhi aktifitas osteoklas. 1,25(OH)2D juga akan
meningkatkan ekspresi fosfatase alkali, osteopontin dan osteokalsin oleh
osteoblas. Pada proses mineralisasi tulang, 1,25(OH)2D berperan menjaga
22
99% Ca2+ tubuh ada di tulang, tulang berdifusi sebagai depot penyimpanan
untuk Ca2+. Tulang merupakan suatu jaringan hidup yangterdiri dari matriks
ekstrasel organic atau osteoid yang dikeraskan oleh Kristal hidroksiapatit
yang terdiri dari endapan garam kalsium fosfat (Ca 3(PO4)2). Konstituen-
konstituen tulang terus menerus diperbaharui. Deposisi tulang (pembentukan)
dan resorpsi tulang (pengeluaran) dalam keadaan normal berlangsung
bersamaan sehingga tulang secara terus-menerus mengalami remodeling,
tulang manusia dewasa diganti seluruhnya setiap sekitar 10 tahun.
Remodeling tulag memiliki dua tujuan: (1) menjaga tulang agar tetap eektif
dalam fungsi mekanisnya, dan (2) membantu mempertahankan kadar Ca2+
plasma. (Sherwood, 2016)
Osteoblas dan osteoklas berasal dari sumsum tulang. Osteoblast berasal dari
sel stroma, sejenis sel jaringan ikat di sumsum tulang, sementara osteoklas
berdiferensiasi dari makrofag, yaitu turunan monosit yang berada di jaringan.
Dalam suatu system komunikasi, osteoblast dan precursor-prekurs-or
imaturnya menghasilkan dua sinyal kimiawi yang mengatur perkembangan
dan aktifitas osteoklas dalam cara yang yang berlawanan ligan RANK dan
osteoprotegerin sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA