Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

a) Orde reaksi : Orde 1


b) Konstanta laju reaksi : 0,0077 L/mol.menit
c) Berat molekul rata-rata resin : 148225 gram /mol
d) Derajat polimerisasi : 1645,299
e) pH reaksi : 10 - 7
f) Temperatur akhir reaksi : 85 oC
g) Energi aktivasi : 11,72772 kJ/mol
h) Waktu refluks : 10,30 menit
i) Kadar resin tertinggi : 97,7 %
j) Kadar resin terendah : 22,7 %

4.2 Pembahasan
4.2.1 Komposisi Umpan
Pada praktikum urea formaldehid perbandingan mol umpan
(formalin/urea) yang digunakan percobaan adalah 1,8 dimana perbandingan
umpan berada pada batas standar yang ditentukan, perbandingan umpan harus
berada dalam range antara 1,25 – 2,0 hal tersebut dimaksudkan agar larutan resin
yang terbentuk memiliki kekentalan yang cukup. Larutan resin yang dihasilkan
berwarna putih keruh dengan kekentalan yang cukup sehingga mempermudah
analisis baik analisis densitas, viskositas, kadar resin dan formalin bebas. Jika
perbandingan umpan berada dibawah dan diatas batas standar, larutan yang
dihasilkan akan encer. Hal ini dikarenakan formalin yang dipakai memiliki kadar
37% (sisanya air). Yang artinya air dalam larutan formalin lebih banyak.

29
4.2.2 Densitas dan viskositas resin

Densitas Terhadap Waktu


1.220
1.200
1.180
densitas (g/mL)

1.160
1.140
1.120
1.100
1.080
1.060
1.040
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t (s)

Gambar 4.1 Grafik pengaruh waktu terhadap densitas resin

Viskositas terhadap waktu


0.0400
0.0350
0.0300
Viskositas (g/cm.s)

0.0250
0.0200
0.0150
0.0100
0.0050
0.0000
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t (s)

Gambar 4.2 Grafik pengaruh waktu terhadap viskositas resin


Pada gambar 4.1 dan 4.2 menujukan densitas resin dan viskositas
resin. Hasil percobaan yang diperoleh, menunjukkan bahwa densitas resin dan
viskositas resin berbanding lurus dengan waktu reaksi berlangsung. Ditunjukan
pada grafik bahwa semakin lama waktu reaksi maka semakin besar pula nilai
densitas resin dan viskositas resin. Pada sampel ke-0 memiliki nilai densitas yang
paling rendah karena belum ditaambahkan dengan urea, sedangkan sampel 1-12

30
memiliki nilai densitas yang meningkat namun kecil karena pengaruh pemanasan
sehingga reaktan telah terkonversi seiring bertambahnya waktu reaksi. Hal ini
menyebabkan resin/urea formaldehid yang terbentuk akan semakin banyak dan
menyebabkan larutan menjadi lebih kental, maka partikel–partikelnya pun
menjadi semakin rapat, kemudian dipengaruhi juga oleh temperatur yang dapat
mempercepat proses terjadinya reaksi pembentukan resin urea formaldehid.

4.2.3 Kadar formalin bebas

Kadar CH2O terhadap Waktu


1.400
1.200
1.000
Cf (g/1000 m3)

0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t (s)

Gambar 4.3 pengaruh waktu terhadap kadar formalin bebas

kadar resin terhadap waktu


120.0
100.0
kadar resin (%)

80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t (s)

Gambar 4.4 pengaruh waktu terhadap % kadar resin

31
Berdasarkan hasil yang diperoleh kadar formalin bebas dengan dilakukan
analisa seberapa banyak formalin yang telah bereaksi dengan urea dan
membentuk resin urea formaldehida.
Analisis kadar formalin bebas dapat dilakukan dengan cara titrasi dengan
menggunakan asam sulfat.

H2O + CH2O + Na 2SO3  HO – CH2 – SO3 + NaOH

2 NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2 H2O

Pada reaksi diatas, formalin direaksikan terlebih dahulu dengan Na 2SO3


supaya membentuk senyawa NaOH. Hal ini dikarenakan formalin tidak dapat
langsung direaksikan dengan H2SO4,
Grafik 4.3 hubungan antara kadar formalin bebas (CH 2O) terhadap waktu
menunjukkan grafik yang turun. Penurunan konsentrasi kadar formalin bebas
(CH2O) menunjukkan bahwa semakin banyak formalin yang bereaksi membentuk
resin urea formaldehida seiring dengan bertambahnya waktu reaksi.
Kadar formalin bebas yang semakin berkurang menujukan semakin banyak
formalin yang bereaksi dengan urea sehingga resin yang terbentuk akan semakin
banyak seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.

4.2.4 pH Reaksi
Pada percobaan ini pH reaksi berada pada pH 10 karena reaksi pembentukan
metilol harus dalam range pH 10-8, sehingga dilakukan penambahan buffer yang
bertujuan untuk menjaga pH reaksi agar tetap berlangsung dalam range pH 10-8.
Kondisi tersebut diperlukan agar reaksi metilolasi berlangsung sehingga harus
dilakukan pengontrolan pH. Dilakukan pengontrolan pH ini karena jika dalam
suasana basa kuat formaldehid akan bereaksi secara disproporsionasi
(ketidakseimbangan atau ketidak cocokkan bagian bagian penyusunnya) sehingga
akan terbentuk asam karboksilat dan alkohol. Asam karboksilat dan alkohol
tersebut merupakan produk yang tidak dinginkan.

32
Senyawa buffer yang digunakan adalah Na2CO3. Buffer bersifat menyangga
pH yang terdiri dari asam dan basa. Komponen asam berfungsi untuk menahan
kenaikan pH dan komponen basa berfungsi untuk menahan penurunan pH.

4.2.5 Orde reaksi dan konstanta laju reaksi


Menentukan konstanta dan orde reaksi dengan metode integral yang
ditunjukan pada gambar 4.5 dan 4.6 berikut:
3.000

2.500 f(x) = 0.02 x


R² = 0.99
2.000
ln(CA0/CA)

1.500

1.000

0.500

0.000
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t(s)

Gambar 4.5 pengaruh waktu terhadap kadar formalin asumsi orde


reaksi(n)=1
45.000
40.000
35.000
30.000
1/Ca (g/100mL)

25.000 f(x) = 0.21 x − 2.6


R² = 0.83
20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
0 20 40 60 80 100 120 140 160
t (s)

Gambar 4.6 pengaruh waktu terhadap kadar formalin asumsi orde


reaksi(n)=2

33
Untuk menentukan orde dapat dilihat dari regresi linear yang mendekati 1.
-1
Pada gambar 4.5 didapatkan harga k = 0,0077 menit dan regresi = 0,8403
dengan orde reaksi (n)=1 sedangkan pada grafik 4.6 didapat harga k = 0,2073
L/mol.menit dan regresi = 0,8263 dengan orde reaksi (n)=2. Nilai regresi yang
semakin besar menunjukan bahwa persamaan yang tertera pada grafik semakin
akurat. Karena nilai regresi pada grafik orde 1 lebih besar dari nilai regresi pada
grafik orde 2, maka reaksi pada percobaan ini berjalan pada orde 1 dan nilai
konstanta laju reaksi adalah 0,0077 L/mol.menit.

4.2.6 Berat molekul rata-rata dan derajat polimerisasi


Dari grafik antara Nsp/Cr terhadap Cr pada Gambar 4.8 diperoleh
persamaan garis Nsp/Cr=1,9487Cr + 0,1155 yang menunjukan bahwa 1,9487
merupakan slope dan 0,1155 itu merupakan interseptnya. Nilai intersept
digunakan dalam perhitungan sehingga didapatkan hasil Mr polimer resin urea
formaldehid sebesar 148225 gram/mol. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
rentang Mr-nya yaitu 9000-17000 g/mol, sehingga polimer yang dihasilkan
digolongkan ke dalam jenis polimer tingkat tinggi. Dan nilai derajat polimerisasi
yang diperoleh yaitu 1645,299. Hal ini menunjukan resin ini mengandung polimer
yang panjang.

3.0000

2.5000
f(x) = 1.95 x + 0.12
2.0000 R² = 0.6
Nsp/Cr (mL/g)

1.5000

1.0000

0.5000

0.0000
0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000
Cr (g/mL)

Gambar 4.7 Grafik Nsp/Cr terhadap Cr

34
35
4.2.7 Energi aktivasi dan pengaruh katalis
Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan agar molekul –
molekul yang di dalam larutan bertumbukan, sehingga reaksi menjadi cepat.
Energi aktivasi diatur oleh katalis. Katalis dapat mempercepat reaksi karena
katalis dapat menurunkan energi aktivasi. Katalis yang dipakai pada percobaan ini
adalah NH3, yaitu katalis NH3 yang sudah larut dalam air (NH4OH).
Pada percobaan ini diperoleh nilai energi aktivasi sebesar 11,72772
kJ/mol. Reaksi dengan penambahan katalis berlangsung lebih cepat karena energi
yang dibutuhkan untuk reaksi lebih kecil. Selain dapat menurunkan energi
aktivasi katalis juga berfungsi sebagai penyerap panas.

36
BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Perbandingan umpan harus berada dalam range antara 1,25 – 2,0. Hal ini
dimaksudkan agar larutan resin yang terbentuk tidak kental dan tidak
encer.
2. Semakin lama waktu reaksi maka densitas resin dan viskositas resin akan
semakin besar.
3. Semakin lama proses polimerisasi berlangsung maka nilai kadar formalin
bebas akan semakin berkurang.
4. pH resin urea formaldehid yang dihasilkan berkisar 10 - 7.
5. Kadar resin terendah 22,7 % dan kadar resin tertinggi 97,7 %.
6. Dengan penggunaan katalis akan menurunkan Emergi Aktivasi dan
mempercepat waktu reaksi.
7. Energi aktivasi yang dihasilkan sebesar 11,72772 kJ/mol.
8. Resin yang dihasilkan memiliki berat molekul rata-rata 148225 gram/mol
dengan derajat polimerisasi 1645,299.
9. Faktor yang mempengaruhi polimerisasi kondensasi urea-formaldehid
yaitu temperature dengan T maksimal pada 85 (ºC.), katalis (NH3) dan non
katalis, nilai Ph, perbandingan umpan, buffer Na 2CO3, konsentrasi umpan,
dan laju reaksi.
10. Orde reaksi yang diperoleh sebesar 1 dengan konstanta laju reaksi 0,0077
L/mol.menit

37
DAFTAR PUSTAKA

Team Lab. TK UNJANI (2017), Diktat Petunjuk Praktikum Laboratorium


Teknik Kimia II, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.

Fessenden, Fessenden, 1997, “Dasar-dasar Kimia Organik”, Binarupa


Aksara, Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai