Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau
terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu
jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi
kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi
banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik
(seperti diabetes), merokok dan herediter (Vaughan & Asbury, 2007).
Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun
adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75
tahun (Vaughan & Asbury, 2007).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak
dapat mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak
merupakan penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari
seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di
dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan
hasil survey kesehatan indera 1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan
paling utama yaitu sebesar 52%.
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia.
Akan tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya
katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang
berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas,
merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta
karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.

1
B.   Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Katarak
2. Mengetahui Etiologi Katarak
3. Mengetahui Tanda Gejala Katarak
4. Mengetahui Patofisiologi Ktarak
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang Katarak
6. Mengetahui Penatalaksanaan Katarak
7. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Katarak
C.   Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan makalah ini hanya membahas tentang Katarak.
D.   Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari Bab I Pendahuluan,
berisi : latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup dan sistematika
penulisan ; Bab 2 Tinjauan Teori, berisi:  Katarak.  dan Bab 3 Tinjauan
Kasus, berisi: Kasus : Bab 4 Penutup berisi : kesimpulan dan saran.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan
yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya
berkaitan dengan penuaan (Vaughan, 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya
terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak
kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun
tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis,
pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari yang lama, atau kelainan mata
yang lain (seperti uveitis anterior) (Smeltzer, 2001) Hal 1996.
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih
dan bening menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang
berarti air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak seakan-akan
melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepan matanya (Ilyas, 2006)
hal 2. Jadi dapat disimpulkan, katarak adalah kekeruhan lensa yang
normalnya transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan
oleh berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.
B. Jenis – jenis Katarak
Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2000) hal 177- 181 terbagi atas :
1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-
satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin
kabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Katarak kongenital
Yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak
kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walaupun mungkin

3
terdapat faktor genetik, yang lain disebabkan oleh penyakit infeksi atau
metabolik, atau beerkaitan dengan berbagai sindrom.
b. Katarak didapat
Yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab
spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul
maupun tembus. Penyyebab lain adalah uveitis, infeksi mata didapat,
diabetes dan obat.
3. Katarak traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa
atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah
masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan
humor aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur
lensa.
4. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular
pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior
dan akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit-penyakit intraokular
yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah uveitis kronik
atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina.
5. Katarak akibat penyakit sistemik
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik berikut:
diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis atropik,
galaktosemia, dan syndrome Lowe, Werner atau Down.
6. Katarak toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai
akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan
nafsu makan). Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik
secara sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan
kekeruhan lensa.

4
7. Katarak ikutan
Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak
traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak
ekstrakapsular 
8. Katarak juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk
nya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan 
9. Katarak intumesen
Katarak yang terjadi akibat kekeruhan lensa di sertai pembengkakan lensa
akibat lensa degenerative yang menyerap air 
10. Katarak immatur
Katarak dengan lensa masih memiliki bagian yang jernih
11. Katarak matur
Katarak dengan lensa sudah seluruhnya keruh
12. Katarak hipermatur
Katarak bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa
dan bisa menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya
13. Katarak kortikal
Katarak kotikal ini biasanya terjadi pada korteks .mulai dengan
kekeruhan  putih mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehinnga
menggangu penglihatan. Banyak padapenderita DM                  
                                                                
C. Etiologi
Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda
asing yang merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak
paling lazim mengenai orang-orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya
kedua mata akan terkena dan sebelah mata lebih dulu terkena baru mata yang
satunya lagi.
Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru
mendapatkannya kemudian karena warisan dari orang tuanya.Namun kembali
lagi, katarak hanya lazim terjadi pada orang-orang yang berusia lanjut.Coba

5
perhatikan hewan yang berumur tua, terkadang bisa kita melihat pengaburan
lensa di matanya.Semua ini karena faktor degenerasi.
Berikut penyebab katarak yang lazim:
1. Trauma atau cedera pada mata (luka/terbentur)
2. Penyakit lain pada mata dan penyakit lainnya
seperti diabetes danhipertensi
3. Mata sering terpapar cahaya langsung sinar matahari (ultraviolet)
4. Radiasi bahan kimia
5. Faktor genetik
6. Akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu yang lama seperti
(kortikosteroid dan seroquel)
Katarak akan berkembang secara perlahan-lahan. Orang-orang tua yang
hidup sendiri (sedikit orang-orang disekitarnya/kurang dirawat) lebih sering
terkena katarak.Karena kebanyakan dari mereka kurang minum air atau
cairan lainnya guna menjaga peredaran darahnya tetap mengalir sebagaimana
mestinya.
D. Manifestasi Klinis
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien
melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan
penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti
mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada
retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang
menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.
Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih.
Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun , dan ketika katarak
sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu
memperbaiki penglihatan. Orang dengan katarak secara khas selalu

6
mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkel yang
disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang
perabotan rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata
mereka. Ada yang mengenakan topi berkelepak lebar atau kaca mata hitam
dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari
(Smeltzer, 2001).
E. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah
kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat
densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul
posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak seperti
kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat
menyebabkanpenglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke
dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
pasien yang menderita katarak.

7
F. WOC

G. Makanan terbaik untuk kesehatan mata


1. Salmon
Salmon memiliki kandungan omega 3 yang amat dibutuhkan oleh tubuh
kita.dengan rutin mengkonsumsi salmon,anda akan terlindungi dari berbagai
jenis penyakit yang menyerang mata
2. Wortel
Wortel meruapakan jenis sayuran yang mengandung banyak vitamin A dan
sangat baik untuk kesehatan.kandunanbeta karoten yang terdapat pada
wortel akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A.vitamin A trsebutlah yang
bermanfaat bagi kesehatan mata.mengkonsumsi wortel dapat dilakukan
dengan menjadikannya sayur bening dan jus wortel
3. Bayam
Bayam sangat kaya akan zat besi,selain itu juga mengandung vitamin dan
mineral yang amat baik bagi kesehatan mata. Kandungan yang terdapat
dalam bayam yang bisa membantu menjaga kesehatan mata yaitu
zaexanthin,lutein,dan zinc. Zat-zat tersebut merupakan zat antioksidan yang

8
sangat berguna untuk mencegah berbagai penyakit salah satunya dalah
katarak mata.
4. Brokoli
Sayuran yang satu ini memiliki kandungan yang sama hebatnya dengan
bayam. Dengan kandungan yang terdapat didalam brokoli,mata anda
tentunya akan terjaga dengan baik. Mengkonsumsi brokoli secara rutin
dikatakan mampu melindungi mata dari penyakit katarak.
5. Coklat hitam
Coklat hitam (dark chocolate) di sebut sebut sebagai makana paling baik
untuk kesehatan mata karena di dalam dark chocolate mengandung
flavanoid yang membantu melindungu pembuluh darah mata.flavanoid
tersebut bermanfaat sebagai zat untuk mempertajam dan memperjelas
penglihatan mata, selain itu juga membantu melindungi kornea mata dan
retina mata.
Agar mata tetap sehat dan normal,rajin-rajin mengkonsumsi makanan yang
baik dan menyehatkan setiap harinya.dengan mengkonsumsi makanan yang
baik dan sehat ,tentunya anda dapat menjaga kesehata diri anda. Agar mata
anda tetap sehat anda dapat menambah asupan makanan dengan sumplemen
vitamin A
H. Pencegahan
Cara pencegahan penyakit katarak yang dapat dilakukan adalah dengan
menjaga penyakit yang memiliki hubungan dengan katarak sebaiknya
menghindari factor yang mempercepat terbentuknya pnyakit katarak.
Mengkonsumsi suplemen sebelum terjadi katarak dapat menunda
pembentukkan atau mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal katarak
suplemen dapat memperlambat petumbuhannya. Pada tahap berat tindakan
hanya bisa diatasi dengan operasi. Berikut ini beberapa suplemen yang jika
dikonsumsi dapat mencegah terjadinya katarak :
1. Vitamin C dan E, melindungi lensa mata dari kerusakan akibat asap rokok
dan sinar Ultraviolet. Minum vitamin C 250 mg 4 kali sehari, kurangi
dosis jika mengalami diare. Vitamin E 200 IU 2 kali sehari.

9
2. Selenium, membantu menetralisasi radikal bebas, 200 mcg 2 kali sehari.
3. Billberry, membantu membuang racun dari lensa maata dan retina.
Kombinasi billberry dan vitamin E sudah terbukti dapat menghentikan
pertumbuhan katarak pada 48 dari 50 orang yang di teliti. Dosis yang tepat
adalah 80 mg dan dikonsumsi 3 kali sehari
4. Alpha-lipoic acid, meningkatkan efektifitas vitamin C dan E, 150 mg
sehari (pagi sebelum makan)
5. Ekstrak biji anggur ( grape seed ), menguatkan pembuluh darah halus
dibagian mata, 100 mg 2 kali sehari.
Kebiasaan yang perlu dilakukan adalah :
1. Stop merokok jika anda merokok.
2. Lindungi mata dari cahaya, matahari langsung, dengan menggunakan
kacamata matahari
3. Gunakan topi yang lebar, saat anda berada diluar.
4. Makanlah makanan yang cukup mengandung antioksidan seperti buah dan
sayuran segar.
I. Komplikasi
1. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel
vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan
resikoterjadinya glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan ini
membutuhkan pengangkatan dengan satu instrument yang mengaspirasi dan
mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan lensa intraocular sesegera
mungkin tidak bias dilakukan pada kondisi ini.
2. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca
operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil
mengalami distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan
pembedahan.
3. Endoftalmitis.
Komplikasi infeksi ekstraksi katarak yang serius, namun jarang terjadi.

10
J. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka
1. Scan Ultrasound
(echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostik,
khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan
hitung sel endotel 2000 sel/mm 3, pasien ini merupakan kandidat yang baik
untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL (Smeltzer, 2001)
2. Kartu mata snellen chart (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
3. Lapang penglihatan : penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
4. Pengukira tonograpi (mengkaji TIO,N 12-25 mmHg)
5. Pengukuran gonoskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup  glukoma
6. Pemeriksaan          oftalmologis : mengkaji struktur internal okuler,pupil
oedema,perdarahan retina,dilatasi & pemeriksaan.belahan lampu
memastikan Dx Katarak
K. Penatalaksanaan
Apabila penderita masih dapat dikoreksi kacamata, maka diberikan dahulu
kacamata. Akan tetapi ukuran kacamata penderita biasanya sangat mudah /
cepat berubah. Pengobatan yang paling baik dan tepat saat ini adalah operasi.
1. Operasi katarak (Ekstraksi lensa)
 Indikasi :
a. Visus yang menurun yang tak dapat dikoreksi dengan kacamata dan
mengganggu aktifitas.
b. Dahulu penderita dioperasi bila visusnya 1/300 s/d tak terhingga
(LP+). Akan tetapi dengan kemajuan tehnologi saat ini katarak dapat
dioperasi pada stadium apapun, bila penderita sudah terganggu
aktivitasnya.
c. Secara klinis : bila ditemukan uveitis atau berkembang kearah
glaukoma
d. Secara verbal : - Bila monokuler harus stadium matur

11
- Binokuler : visus orang buta huruf : 5/50
visus orang terpelajar : 5/20
 Pemeriksaan pre- op katarak
a. Status lokalis
 Fungsi retina harus baik-dengan test proyeksi
 Tidak boleh ada infeksi pada mata atau jaringan sekitar
(missal:uveitis)
 Tak ada glaucoma, bahaya terjadi prolaps bola mata
 Koreksi visus
b. Status generalis, hindari kondisi berikut :
 Hipertensi
 DM karena luka sulit sembuh, mudah terjadi infeksi dan
perdarahan post hifema sulit hilang
 Batuk kronik karena bisa terjadi prolaps bola mata
 Gagal jantung
 Post operasi:
a. Tujuan : cegah infeksi dan terbukanya luka operasi
Pasien diminta tidak banyak bergerak dan menghindari mengangkat
beban berat selama sebulan. Mata ditutup selama beberapa hari selama
beberapa minggu harus dilindungi dengan pelindung logam pada
malam hari. Kacamata permanent diberikan 6-8 minggu setelah
operasi.
2. Macam - macam operasi :
 ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction)
Merupakan tindakan pengeluaran lensa bersama-sama dengan kapsul
 ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction)
Dilakukan dengan merobek kapsul anterior dan mengeluarkan inti lensa
dan kortek, sedang sisa lensa diharapkan keluar bersama dengan
aqueoshumour
3. Evaluasi Sesudah Operasi Katarak

12
Hari 1 sesudah operasi harus sudah dievaluasi yaitu :
a. Perdarahan dibilik mata depan (hifema).
b. Kamera okuli anterior jernih/keruh :
Bila mata depan keruh (flare/sel positif)
 Bilik mata depan keruh (flare /sel positif)
 Mungkin sampai terjadi pengendapan pus di bilik mata depan
(hipopion).
 Iris miossi disertai sinekia postrior
c. Perhatikan pupil miosis/midriasis/normal :
 Miosis : biasanya dipergunakan miotikum pada waktu operasi
sehingga hari berikutnya pupil menjadi miosis. Miosis ini dapat terjadi
bila terjadi uveitis anterior, dan biasanya disertai adanya sinekia
posterior.
 Midirasis : dapat terjadi bila ada peningkatan tekanan intra okuler
(glaucoma)
 Pupil tidak bulat : terjadi bila pada waktu operasi terjadi korpukasi
(korpus viterius keluar).
4. Pengobatan Sesudah Operasi Katarak
Setelah operasi dapat diberi :
a. Kacamata, diberikan bila tanda-tanda iritasi sudah hilang (kurang
lebih sesudah 1,5 bulan post op), sudah tidak ada perubahan refraksi (3 x
refraksi tiap minggu).
b. Lensa Kontak :
Penglihatan lebih baik daripada kacamata, dan dipakai pada operasi
katarak unilateral (satu mata).
c. Inolan Lensa Intra Okuli (IOL) :
 Implan ini memasukkan ke dalam mata pada saat operasi,
menggantikan lensa yang diambil (ECCE).
 Letaknya permanen
 Tidak memerlukan perawatan.

13
 Visus lebih baik daripada kacamata / lensa kontak.

L. Riset Pengobatan “Katarak” Tanpa Operasi


ACE MAX’S adalah obat yang mampu mengatasi permasalahan berbagai
penyakit, salah satunya penyakit mata.Penyakit mata yang sering diderita
adalah katarak.ACE MAX’S terbuat dari perpaduan bahan-bahan herbal yaitu
Kulit Manggis dan Daun Sirsak, ditambah dengan madu murni, apel, anggur
dan rosella hitam.Masing-masing dari bahan tersebut mempunyai khasiat dan
manfaat yang sangat luar biasa untuk kesehatan dan pengobatan. Kandungan-
kandungan yang ada pada kulit manggis dan daun sirsak dapat dijadikan
sebagai obat herbal mata katarak dari ACE MAX’S ini banyak sekali seperti
yang diketahui bahwa dalam kulit manggis terdapat vitamin B1, B2, C, D, dan
E yang baik sekali untuk kesehatan mata serta mampu memperbaiki sel-sel
yang rusak di daerah mata. Bukan hanya itu saja, dalam kulit manggis bahan
terdapat kandungan potassium, sodium dan zat besi.
Selain kandungan diatas , dalam kulit manggis terdapat zat Xanthone,
mangostin, garsinon, flavonoid, epicatechin, spingomyonlinase dan gartanin.
Dimana kandungan xanthone dalam kulit manggis ini dapat membunuh
penyakit, memperbaiki sel yang rusak, melindungi sel dalam tubuh,
membersihkan penyumbatan darah pada popisi bola mata yang menjadi sumber
penyakit katarak.
Sedangkan dalam daun sirsak terdapat zat acentogenins, annacatin,
annacatalin, annohexocin, linoleic, muricapentocin, anomurine, anonol,
caclourine, gentisic acid, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dimana semua
kandungan senyawa tersebut mempunyai banyak manfaat untuk tubuh dan bisa
dijadikan sebagai obat penyakit atau untuk meningkatkan kekebalan tubuh
M. Aspek Legal Etik
1. Autonomi (Hak-hak)
  Hak untuk mendapatkan pengobatan
  Hak untuk mendapatkan kesembuhan
  Hak untuk mengetahui penyakitnya

14
2. Beneficiency (Berbuat baik)
Memberikan perawatan yang baik bagi pasien.
3. Justic (keadilan)
Pada pasien katarak dalam hal pelayanan keperawatan memerlukan
pelayanan yang sama seperti pasien-pasien yang lain .
4. Nonmal  eficience ( Tidak Merugikan )
Seperti sebagai perawat kita tidak boleh memberikan beban fikiran yang
mengakibatkan pasien itu stres yang menjadi beban pikiran dia dan menjadi
gangguan psikologis .
5. Veracity ( Kejujuran )
Mengatakan yang sebenar-benarnya kepada keluarga ataupun pasien yang
bersangkutan tentang suatu penyakit yang dideritanya .
6. Fidellity (Menepati Janji)
Perawat harus mampu menepati waktu dalam minum obat ,misalnya dalam
waktu 3x1 perawat harus memberikan obat selama 8 jam sekali .contohnya
di waktu jam 8 pagi , jam 4 sore, dan jam12 malam
7. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Perawat harus mampu merahasiakan tentang penyakit pasien kepada sesama
perawat dilingkungan rumah sakit kecuali dilingkungan dia berada .
8. Accountability ( Akuntabilitas )
Melakukan tindakan pembedahan atau pemberian obat sesuai etiket
9. Informed Consent
Memberi informasi tentang pembedahan atau obat yang akan diberikan,
lamanya waktu pembedahan maupun  obat yang akan diminum,dosis minum
yang diberikan dan efek samping dari pembedahan maupun obat yang akan
diminum.
N. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama
dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah
sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.

15
a. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan
masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur,
pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat
harus menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata atau
dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini.
Riwayat mata yang jelas sangat penting. Apakah pasien pernah
mengalami cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa yang terakhir
diderita pasien.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia
mengenakan kacamata atau lensa kontak?, apakah pasien mengalami
kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada
keluhan dalam membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan
masalah membedakan warna atau masalah dengan penglihatan
lateral    atau perifer?
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau
kakek-nenek.
c. Genogram
(Tiga Generasi) dan keterangan gambar
d. Pemeriksaan fisik

16
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan
pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop
(Smeltzer, 2002). Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus
ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp
memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi
opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah
nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya
terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan
penyebab okular katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen
pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris
menandakan trauma mata sebelumnya (James, 2005).
e. Perubahan pola fungsi
Data yang diperoleh dalam kasus katarak, menurut (gordon) adalah
sebagai berikut :
1. Persepsi tehadap kesehatan
Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah
kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol,dan apakah pasien
mempunyai riwayat alergi terhadap obat, makanan atau yang
lainnya.
2. Pola aktifitas dan latihan
Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas atau
perawatan diri, dengan skor : 0 = mandiri, 1= dibantu sebagian, 2=
perlu bantuan orang lain, 3= perlu bantuan orang lain dan alat, 4=
tergantung/ tidak mampu. Skor dapat dinilai melalui : Aktifitas 0 1 2
34
3. Pola istirahat tidur
Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti
insomnia atau masalah lain. Apakah saat tertidur sering terbangun.
4. Pola nutrisi metabolik
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet apa
yang telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan setelah

17
sakit mengalami perubahan atau tidak, adakah keluhan mual dan
muntah, adakah penurunan berat badan yang drastis dalam 3 bulan
terakhir.
5. Pola eliminasi       
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau
kesulitan. Untuk BAK kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan
untuk BAB kaji bentuk, warna, bau dan frekuensi.
6. Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara,
mendengar, melihat, membaca serta kemampuan pasien berinteraksi.
Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
7. Pola konsep diri
Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti
harga diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan
gambaran akan dirinya.
8. Pola koping
Masalah utama pasien masuk rumah sakit, cara pasien menerima dan
menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit
hingga setelah sakit.
9. Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan
adakah masalah saat menstruasi.
10. Pola peran hubungan
Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas bekerja, sistem
pendukung dalam menghadapi masalah, dan bagaiman dukungan
keluarga selama pasien dirawat di rumah sakit.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Apa agama pasien, sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan atas sakit yang diderita.
2. Diagnosa Keperawatan

18
a. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplit,jadwal pembedahan atau
ketidakmampuan mendapatkan pandangan
b. Resiko cidera b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
c. Gangguan sensori persepsi: penglihatan b.d penerimaan sensori/
perubahan status organ indera
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Ketakutan b.d kriteria hasil : 1.Gunakan pendekatan 1.Agar dapat
kehilangan  Tingkat ketakutan : yang tenang dan membuat pasien
pandangan keparahan manifestasi meyakinkan tenang
komplit, rasatakut, ketegangan, 2.Berusaha untuk 2.Sebagai
jadwal atau kegelisahan memahami perspektif profilaksi untuk
pembedahan, berasal dari sumber pasien dari situasi stress dapat membuat
atau yang di ketahui 3.Memberikan informasi pasien mengetahui
ketidakmamp  Pengendalian diri yang actual tentang dampak setress
uan terhadap ketakutan : diagnosis,pengobatan,da 3.Agar pasien
mendapatkan tindakan individu n prognosa mengetahui tentang
pandangan untuk mengurangi 4.Tetap dengan pasien penyakit,serta
atau menurunkan untuk meningkatkan komplikasi yang
tidak mampu akibat keselamatan dan akan terjadi,jadwal
rasa takut.ketegangan mengurangi rasa takut pengobatan dan
      atau kegelisahan 5.Dorong keluarga untuk keberhasian
berasal dari sumber tinggal dengan pasien pengobatan
yang di kenali 6.Menyediakan benda 4.Agar pasien
 Mencari informasi yang melambangkan terhindar dari
untuk menurunkan keselamatan/keamanan cedera dan
ketakutan 7.Mendengarkan dengan membantu dalam

 Menghindari sumber perhatian mengatasi cemas

ketakutan bila akibat penyakit

mungkin ataupun

19
 Menggunakan teknik pengobatan yang
relaksasi untuk akan di lakukan
menurunkan 5.Membantu dalam
ketakutan mengurangi cidera
6.Penurunan
terhadap
kecemasan saat
pasien
membutuhkan
bantuan tenaga
kesehatan
7.Mengurangi
kecemasan
2 Resiko cidera kriteria hasil : 1.Sediakan lingkungan 1.membantu pasien
b.d  Klien terbebas dari yang aman untuk untuk untuk tetap merasa
peningkatan cidera pasien aman dan tenang
tekanan intra  Klien mampu 2.Identifikasi kebutuhan 2.penurunan
okuler (TIO) menjelaskan keamanan pasien kecemasan
cara/metode untuk 3.Menghindari lingkunga 3.menurunkan
mencegah cidera n yang berbahaya cidera akibat
 Klien mampu 4.Memasang side rall pengobatan
menjelaskan factor tempat tidur 4.mengurangi
resiko dari 5.Menyediakan tempat cidera
lingkungan/perilaku tidur yang nyaman dan 5.membantu dalam
personal bersih mengurangi cidera

 Mampu 6.Membatasi pengunjung dan membuat

memodifikasi gaya pasien merasa

hidup untuk nyaman

mencegah cidera 6.membantu pasien

 Mampu mengenali dalam

perubahan status meningkatkan

20
kesehatan istirahat
3 Gangguan kriteria hasil : 1.Tentukan ketajaman 1.Kebutuhan
sensori  Mengenal gangguan penglihatan, catat apakah individu dan
persepsi: sensori dan satu atau kedua mata pilihan intervensi
penglihatan berkompensasi terlibat. bervariasi,sebab
berhubungan terhadap peru bahan, 2.Orientasikan kehilangan
dengan mengidentifikasi atau pasien terhadap penglihatan terjadi
gangguan memperbaiki lingkungan, staf, orang secara lambat dan
penerimaan potensial bahaya lain disekitarnya. progresif.
sensori/ dalam lingkungan 3.Observasi tanda dan 2.Memberikan
perubahan gejala disorientasi. peningkatan
status organ Pertahankan pagar kenyamanan dan
indera tempat tidur sampai kekeluargaan,menu
benar- benar sembuh. runkan cemas dan
4.Pendekatan dari sisi disorientasi pasca
yang tidak dioperasi, operasi.
bicara dan menyentuh 3.Terbangun dalam
sering, dorong lingkungan tidak
orang terdekat tinggal dikenal dan
dengan pasien. keterbatasan
5.Perhatikan tentang penglihatan dapat
suram atau penglihatan mengakibatkan
kabur dan iritasi mata bingung pada orang
dimana dapat terjadi bila tua.
menggunakan obat teles 4.Meningkatkan
mata resiko jatuh bila
bingung/tidak tahu
ukuran tempat tidur
Memberikan
rangsang sensori
tepat terhadap

21
isolasi dan
menurunkan
bingung.
5.Gangguan
penglihatan/ iritasi
dapat berakhir 1-2
jam setelah tetesan
mata tetapi secara
bertahap menurun
dengan
penggunaan

22
BAB III
Tinjauan Kasus

A. Pengkajian
1. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
a. Identitas Klien
Nama : Ny.O
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Pasmah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sawah Lebar Bengkulu
Status Perkawinan : Kawin (Janda)
Gol. Darah :A
Ciri-ciri klien : Rambut beruban, kulit tampak keriput,
penampilan bersih
Tanggal MRS : 21 November 2016
Tanggal Pengkajian : 22 November 2016
No. Rekan medic : 04.71.81
Diagnosa : Katarak
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. E
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Sawah Lebar Bengkulu
Hub. Keluarga : Anak

23
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri akibat terjadi pembengkakan pada mata.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 22 November 2016 pada
pukul 10.00 WIB, pasien datang kerumah sakit diantar oleh keluarganya
dengan keluhan nyeri dibagian mata serta pandangan kabur, nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 7, nyeri yang
dirasakan setiap saat. Selain itu klien juga mengatakan penglihatan
melihat dobel pada satu mata, Lensa mata berubah menjadi buram seperti
warna susu, memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien tidak perna mengalami penyakit sebelumnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang di
alami oleh klien.
3. Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki Hidup
: Perempuan Hidup
: Pasein
: Meninggal
: Garis Pernikahan

24
: Garis Keturunan
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Ny.O tinggal dirumah milik sendiri yang sederhana. Terdiri dari ruang tamu
dan ruang TV, 1 kamar tidur, dapur beserta ruang makan, dan 1 kamar mandi.
Kondisi rumah dan setiap ruangan di rumah Ny.O sangat bersih dan teratur.
Rumah tersebut hanya di tempati oleh Ny. O sendiri semenjak suaminya
meninggal. Tetangga terdekat Ny.O adalah pak Ertan yaitu anak kandung Ny.
O sendiri, alamat tempat tinggalnya di Sawah Lebar Bengkulu.
5. Riwayat Pekerjaan (Dulu-Sekarang)
Ny.O adalah seorang ibu rumah tangga. Dia tidak bekerja di luar rumah.
Sumber pendapatan Ny.O adalah dari bekerja sebagai tukang urut yang
dilakukan di rumahnya sendiri.
6. Riwayat Rekreasi
Klien mengatakan untuk mengisi waktu luangnya biasanya dengan tiduran
atau menonton televisi.
7. Aktivitas Seahari-hari

No Aktivitas SMRS MRS


1 Pola Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi - 3 x Sehari - 3 x Sehari
- Jenis - Nasi + lauk - Nasi + lauk
- Masalah - Tak - Tak
b. Minum
- Frekuensi - 7-8 Gelas/hari - 7-8 Gelas/hari
- Masalah - Tak - Tak
2 Pola Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi - 2x / hari - 1x / hari
- Warna - Kuning - Kuning
- Masalah - Tak - Tak
b. BAK

25
- Frekuensi - 3-5 x / hari - 3-5 x / hari
- Warna - Kuning Jernih - Kuning Jernih
- Masalah - Tak - Tak
3 Pola Istirahat dan
Tidur - 6-8 jam / hari - 6-8 jam / hari
- Malam - 1-2 jam / hari - 1-2 jam / hari
- Siang - Tak - Tak
- Masalah
4 Pola Hygiene
- Frekuensi mandi - 2x / hari - 2x / hari
- Frekuensi Gosok - 2x / hari - 2x / hari
gigi - -
- Frekuensi cuci - 2x / hari - 2x / hari
rambut
- Frekuensi ganti - 2x / hari - 2x / hari
pakaian
- Masalah - Tak - Tak
5 Pola aktivitas
- Kegiatan - Semua aktivitas - Semua aktivitas
klien dilakukan klien dibantu
secara mandiri perawat dan
keluarga
- Masalah - Tak - Tak

8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Penampilan Umum : Klien tampak sakit
Kesadaran : Compos Mentis
TB : 148 cm
BB : 45 kg
IMT : 20,5
TTV TD : 130/90 mmHg
N : 80 x/mnt

26
P : 20 x/mnt
S : 36,5 oC
b. Kepala
- Kulit kepala dan Rambut
Tidak ada lesi pada kulit kepala, kulit kepala tampak bersih, Warna
rambut klien tampak putih/ beruban, rambut klien tampak bersih,
penyebaran rambut merata, rambut tampak panjang kondisi baik tidak
bercabang.
- Mata
Pergerakan bola mata, dapat digerakan ke atas ke bawah, ke kiri dan
ke kanan, peningkatan tekanan okuler mata, kejelasan mata kurang
baik karena terdapat katarak pada mata ditandai dengan lensa
berkabut. Konjungtiva anemis, sclera hyperemis, kornea hyperemis,
pupil isokor. Letak mata kanan dan kiri tampak simetris.
- Hidung
kedua lubang hidung simetris warna mukosa hidung merah muda,
tidak ada sekret, fungsi penciuman baik terbukti klien dapat
membedakan wangi balsam dan minyak kayu putih.
- Telinga
Telinga kanan dan kiri tampak simetris, tidak tampak adamnya
serumen, fungsi pendengaran baik ditandai klien dapat menjawab
pertanyaan dengan jelas.
c. Mulut dan Tenggorokan
Mukosa tampak kering, tidak terdapat stomatitis, warna gigi putih
kekuningan, gigi sudah tidak ada lagi sebagian, klien dapat membedakan
rasa makanan yaitu asin, manis, pahit, dan asam, lidah berwarna merah
muda.

d. Kulit

27
- Kulit klien tampak kering, saat dicubit turgor dapat kembali dengan
jarak waktu  2 detik, warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput.
- Kuku
Warna kuku transparan, bentuk cembung, tidak tampak adanya
kotoran,, tidak terdapat lesi disekitar kuku.
e. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan, bisa di
gerakan ke segala arah.
f. Thorax
I : Bentuk dada simetris,
P : Frekuensi nadi 80 x/menit, tidak terjadi pembesaran pada kelenjar

getah bening dan tidak terjadi peninggian pada vena jugularis,


P : Resonan (seperti memukul tabung yang kosong dung dung)
A : Frekuensi nafas 20 x / menit, Irama jantung regular
g. Ginjal
Frekuensi BAK 3-5 x sehari, warna kuning jernih, dengan bau khas urine.
tidak teraba pada saat di palpasi,
h. Abdomen
I : Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada massa.
P : timpani
P : Tidak ada nyeri tekan pada saat di palpasi
A : bising usus 11 (4-12)
i. Reproduksi
klien sudah menopause, klien mengatakan tidak mengalami masalah
dengan BAK dan masih bisa mengontrol BAK nya, distensi kandung
kemih (-), inkotenensia (-)

j. Ekstermitas

28
- Ekstrimitas atas
Kedua tangan kanan dan kiri dapat digerakan ke segala arah dengan
kulit keriput. Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4
- Ekstrimitas bawah
Kedua kaki kiri dan kanan dapat digerakan, tidak terdapat oedema,
klien masih bisa berjalan tanpa alat bantu. Kaki kanan dan kiri 4
k. Sistem Persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon klien
terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan jelas, suara pelo
(-). Interpretasi klien terhadap lawan bicara cukup baik.
l. Sistem syaraf pusat
Untuk kemampuan indranya masih bagus kecuali indra penglihatan
ditandai adanya katarak pada mata atau lensa berkabut. Klien masih bisa
merasakan rasa dan bau dengan baik juga rasa panas dan dingin.
m. Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Pada saat di palpasi:
tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
n. Sistem integumen
tekstur kulit terlihat kendur, keriput(+), peningkatan pigmen (-), dekubitus
(-), bekas luka (-). Pada saat dipalpasi turgor kulit normal.
9. Pengkajian Psikososial
a. Sosial
Klien mengatakan hubungan dengan anak-anaknya baik, ditandai dengan
seringnya anak-anak klien mengunjungi klien, klien juga mengatakan
malu untuk berbicara dan berinterakasi dengan orang lain dan klien lebih
suka berdiam diri di rumah karena klien malu memperlihatkan matanya
ditandai dengan klien slalu menutup matanya setiap bertemu dengan
orang lain.

b. Pengkajian spiritual

29
Menurut penuturan klien, klien suka melakukan sholat dan membaca Al=
Quran setiap hari, dan klien yakin akan kematian, bahwa kematian itu
rahasia Allah dan pasti akan terjadi.
10. Identifikasi Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I
a. Apakah klien mengalami sukar tidur ?
Klien mengatakan sukar tidur
b. Apakah klien sering merasa gelisah ?
Saat di lakukan pengkajian klien mengatakan sering merasa gelisah.
c. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ?
Saat di lakukan pengkajian klien mengatakan kalau klien sering murung
karena malu untuk memperlihatkan matanya
d. Apakah kien sering was-was atau kuatir ?
Saat di lakukan pegkajian klien mengatakan sering merasa was-was takut
dirinya dikucilkan dari masyarakat

Petanyaan Tahap 2

a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
Klien mengatakan sering merasa nyeri pada bola mata.
b. Ada masalah atau banyak pikiran ?
Saat pengkajian klien mengatakan banyak pikiran.
c. Ada gangguan/masalah dengan anggota keluarga ?
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota keluarganya,
anaknya suka menengok klien.
d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter?
Klien mengatakan tidak pernah meminum obat tidur.
e. Cenderung mengurung diri ?
Klien sering mengurung diri di rumah, terbukti klien malu bertemu atau
berinteraksi dengan orang lain..
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+).
11. Pengkajian Fungsional Klien

30
KATZ Indeks
Klien mengatakan segala aktifitas masih bisa di kerjakan sendiri, seperti
makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah.dan mandi (KATZ Indeks A).
12. Memodifikasi dari Barthel Indeks

NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN

1. Makan 10 Frekuensi : 3 x sehari


Jumlah : 1 porsi habis
Jenis : nasi + lauk
pauk

2. Minum 10 Frekuensi : 7-8 x


sehari
Jumlah : 7-8 gelas
Jenis : air putih

3. Berpindah dari 15 Tidak menggunakan


kursi roda ke kursi roda, bisa
tempat tidur, berpindah sendiri.
sebaliknya

4. Personal toilet 5 Frekuensi :


(cuci muka,
menyisir rambut, a. cuci muka tiap kali
gosok gigi) mandi dan wudhu
b. menyisir rambut 1
x sehari
c. gosok gigi 2x
sehari
5. Keluar masuk 10 Mencuci pakaian
toilet (mencuci sendiri dan mandi
pakaian, menyeka sendiri.
tubuh, menyiram)

6. Mandi 15 Frekuensi : 2 x sehari

7. Jalan di 5 Klien bisa berjalan


permukaan datar sendiri

31
8. Naik turun tangga 10 Klien mampu naik
turun tangga sendiri

9. Mengenakan 10 Klien mampu


pakaian mengenakan pakaian
sendiri.

10. Kontrol Bowel 10 Frekuensi : 1 x sehari


(BAB)
Konsistensi : padat

11. Kontrol Bladder 10 Frekuensi : 3-5 x


(BAK) sehari
Warna : kuning jernih

12. Olahraga/latihan 10 Frekuensi :1 x sebulan


Jenis : jalan santai

13. Rekreasi/pemanfa 10 Frekuensi :


atan waktu luang
Jenis : nonton TV

Interprestasi Hasil :
Dengan skor 130 Ny.O termasuk mandiri

13. Pengkajian Status Mental Gerontik

BENAR SALAH NO PERTANYAAN

√ 01 Tanggal berapa hari ini?

√ 02 Hari apa sekarang ini?

√ 03 Apa nama tempat ini ?

√ 04 Dimana alamat Anda?

√ 05 Berapa umur Anda ?

√ 06 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir)

√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?

√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

√ 09 Siapa nama ibu Anda?

32
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap kurangi sampai tiga
kali pengurangan

∑=6 ∑=4

Score total = 3
Interprestasi hasil :
Dengan nilai skor 4 Ny O mengalami Kerusakan intelektual utuh.

14. Identifikasi Aspek Kognitif dan Fungsi Mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam)

NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKSIMAL
KLIEN

1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :


o Tahun
o Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada )
o Negara …..
o Propinsi ….
o Kota………
o PSTW/desa/kampung……..
o Wisma/alamat …….
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi.
(untuk disebutkan)
o Obyek bolpoint
o Obyek kerudung
o Obyek kertas
3 Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai dari
Kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat

33
o 93
o 86
o 79
o 72
o 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada No.2
(registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing2 obyek.

5 Bahasa 9 2 Tunjukkan pada klien suatu benda


dan tanyakan namanya pada klien
o (misal jam tangan)
o (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut: “tak ada jika, dan, atau,
2 tetapi”. Bila benar, nilai satu
point.
o Pernyataan benar 2 buah: tak
ada, tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
3 langkah : “Ambil kertas di tangan
anda, lipat dua dan taruh di
lantai”.
o Ambil kertas di tangan anda
o Lipat dua
o Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai 1 point)
1 o “Tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat dan

34
menyalin gambar
0 o Tulis satu kalimat
o Menyalin gambar
Nilai Total 26

Interprestasi hasil :
Dengan nilai skor 18 Ny O mengalami Kerusakan aspek fungsi mental baik

15. Pengkajian Afektif


Investaris Depresi Back
a. Kesedihan
Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
(2)
b. Pesimisme
Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedapan (2)
c. Rasa Kegagalan
Saya merasa buruk atau tak berharaga sebagai bagian dari waktu yang baik
(1)
d. Ketidakpuasan
Saya tidak menyukai dengan cara yang saya gunakan (1)
e. Rasa Bersalah
Saya tidak benar-benar bersalah (0)
f. Tidak Menyukai Diri Sendiri
Saya muak dengan diri saya sendiri (2)
g. Membahayakan Diri Sendiri
Saya tidak mempunyai fikiran mengenai membahayakan diri saya sendiri
(1)

h. Menarik Diri dari Sosial


Saya kurang berminat kepada orang lain dari pada sebelumnya (1)
i. Keragu-raguan
Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan (1)

35
j. Perubahan Gambaran Diri
Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik (1)
k. Kesulitan Kerja
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu (2)
l. Keletihan
Saya lelah lebih dari yang saya bisa (1)
m. Anoreksia
Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya (0)
Analisa Hasil : 15
Dengan nilai skor 15 Ny O mengalami depresi sedang
16. Pengkajian Status Sosial

AFGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya kembali pada 0
keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman- 0
teman) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga ( teman- 1
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap empsi-emosi saya
seperti marah, sedih atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman 1
saya menyediakan waktu bersama-sama

Analisa Hasil :

Dengan nilai skor 3 Ny. O mengalami fungsi sosial kurang/suka menyendiri

17. Pengkajian Keseimbangan

36
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Instruksi : dudukkan klien pada kursi beralas keras dan tanpa penahan
tangan
1) Keseimbangan saat duduk
Mantap, aman (1)
2) Bangkit berdiri
Mampu berdiri tanpa dibantu sokonga tangan (2)
3) Upaya untuk bangkit berdiri
Mampu bangkit berdiri dengan satu kali upaya (2)
4) Keseimbangan setelah tiba-tiba berdiri (5 detik pertama)
Tetap stabil tanpa mengunakan tongkat atau penyokokong lainya (2)
5) Keseimbangan saat berdiri
Dudukan kaki yang sempit dan tidak memerlukan alat penyokong (2)
6) Pertahankan akan keseimbangan diri (kaki klien berposisi serapat
mungkin dan dorong lembut area sternum sebanyak 3 kali)
Tetap stabil (2)
7) Mata tertutup ( dengan posisi sama dengan no. 6)
Stabil (1)
8) Upaya untuk duduk
Gerakan yang halus serta aman (2)
b. Komponen gaya jalan atau gerakan
Instruksi : pasien berdiri bersama dengan perawat kemudian berjalan
dalam lorong atau menyeberangi ruangan, pertama dengan irama yang
perlahan kemudian pada saat balik dengan irama yang cepat. Dapat
digunakan tongkat bila pasien biasanya menggunakannya.
1) Ayunan kaki kanan
- Permulaan gaya berjalan
Tidak ada keraguan (1)
- Panjangnya langkah dan tinggi tubuh pasien
Dapat menjejakan kaki seluruhnya
2) Ayunan kaki kiri

37
Dapat menjejakan kaki seluruhnya (1)
3) Kesimetrisan langkah
Langkah kaki kiri dan kanan seimbang (1)
4) Keberlanjutan langkah
Langkah-langkah yang diayunkan tampak berkesimbungan (1)
5) Jalur berjalan
Berjalan lurus tanpa ada alat bantu (2)
6) Bagian torso tubuh
Tidak terjadi gerakan mengayun, penggunaan lengan atau alat sokong
(2)
7) Pertahankan keseimbangan saat berjalan
Tumit-tumit hampir bersentuhan saat berjalan (1)
Interprestasi hasil :
Dengan nilai skor 23 Ny.O memiliki resiko jatuh rendah

B. Analisa Data
No Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1 DS: Pembengkakan lensa Nyeri
 Kelien menyatakan

38
nyeri pada bola mata peningkatan tekanan intra
DO: okuler di dalam mata
 Expresi Wajah Pasien
tampak meringis Nyeri
menahan rasa sakit
2 DS : Penumpukan pada protein Gangguan
 Pasien mengatakan lensa penglihatan
kedua matanya kabur
DO : gangguan pemeriksaan
 Pada pemeriksaan sensorik
snellen kedu mata kabur
 Karena hyperemis penglihatan menurun

3 DS : penumpukan protein Gangguan


 Klien tampak gelisa menarik diri
 Klien tidak bisa tidur kekeruhan pada lensa/mata
menjadi kotor
DO :
 Klien malu berbicara klien malu bertemu dengan

dengan orang lain orang lain

 Klien menutup matanya


ketika bertemu dengan menarik diri pada saat interaksi
orang lain social.

C. Prioritas Masalah
1. Gangguan nyeri berhubungan dengan perkembangan lensa dan peningkatan
tekanan di dalam mata.
2. Gangguan penglihatan berhubungan dengan penumpukan prokin pada mata.
3. Gangguan menarik diri berhubungan dengan tidak menerima kondisi mata.

39
D. Intervensi Keperawatan
Perencanaan
No Dianosa Keperawatan
Tujuan Intevensi Rasional
1. Nyeri berhubungan Tujuan jangka - Kaji tanda-tanda - Mengetahui
dengan pembengkakan panjang: vital keadaan umum
lensa dan peningkatan - Nyeri hilang - Kaji skala nyeri pasien
tekanan di dalam mata - Dengan mengkaji
- Berikan
DO : Tujuan jangka skala nyeri dapat
kompres hangat
- Expresi wajah pasien pendek: pada mata yang diketahui tingkat
tampak meringis Dalam waktu nyeri. nyeri
menahan sakit 2x24 jam - Ajarkan teknik - Dapat
DS : - Ekpresi wajah mendilatasi
relaksasi nafas
- Klien mengatakan menahan nyeri dalam pembuluh darah
nyeri pada bola mata (-) dan mengurangi
- Berikan posisi
- Nyeri pada yang nyaman rasa nyeri
bola mata (-) untuk pasien - Relaksasi

- Beri informasi mengurangi

tentang nyeri ketegangan dan


membuat
- Kalaborasi
perasaan lebih
dengan dokter
nyaman
dalam
pemberian - Posisi nyaman

analgetik membuat pasien


melupakan rasa
nyeri
- Memberi
informasi tentang
nyeri
- Obat dapat
merangsang
langsung saraf

40
meningkatkan
ambang nyeri:
nyeri (-)
2 Gangguan penglihatan Tujuan jangka - Kaji sejauh - Dengan mengkaji
berhubungan dengan panjang : mana penglihatan
gangguan penerimaan - Penglihatan penglihatan pasien maka
sensorik baik pasien dapat diukur
DS : - Beri terapi jarak pandang
- Pasien mengatakan Tujuan jangka khusus kedua pasien
kedua belah mata kabur pendek : belah mata - Dengan
DO : Dalam waktu - Tentukan memberikan
- Pada pemeriksaan 2x24 jam ketajaman terapi khusus
snella kedua mata - Ketajaman penglihatan diharapkan dapat
kabur kedua bola - Orientasikan meningkatkan
- Kornea Hyperemis mata dapat pasien dengan ketajaman
ditingkatkan lingkungan penglihatan

- Informasikan pasien

letak benda - Dapat


yang sering mengurangi

digunakan kerusakan lebih

- Laksanakan lanjut

pembedahan - Meningkatkan

Ekstraksi keamanan

katarak mobilitas pada


lingkungan
- Memudahkan
dalam mengambil
benda yang
dibutuhkan
- Obat-obatan
dapat

41
merangsang
syaraf mata
3 Gangguan menarik diri Tujuan jangka - Jalin hubungan - Dengan menjalin
berhubungan dengan panjang : baik dengan hubungan baik
tidak menerima kondisi Klien dapat klien dengan klien
mata berintekraksi - Kaji tingkat diharapkan klien
DS : kembali dengan penerimaan tidak merasa
- Klien tampak gelisa orang-orang di klien. asing
- Klien tidak bisa tidur sekitar - Berikan - Untuk
DO : penjelasan mengetahui
Tujuan jangka tingkat ansietas
- Klien malu berbicara tentang kondisi
pendek : yang dialami oleh
dengan orang lain dan gangguan
Dalam waktu klien mengenai
- Klien menutup yang terjadi
2x24 jam keadannya
matanya ketika pada mata klien
- Kegelisahan - Dengan
bertemu dengan orang - Catat jika ada
Klien (-) menjelaskan
lain tingkah laku
- Klien tidak yang kondisi dan
bisa tidur menyimpang. gangguan yang
dengan - Ajak klien terjadi pada mata
nyaman klien diharapkan
mendiskusikan
keadaan atau dapat menerima

perasaan yang keadaannya

dialaminya. - Kecermatan akan


memberikan
pilihan intervensi
yang sesuai pada
waktu individu
menghadapi rasa
duka dalam
berbagai cara
yang berbeda.

42
- Membantu pasien
atau orang
terdekat untuk
memulai
menerima
perubahan.

E. Implementasi

No Waktu/Tanggal Implementasi Respon Hasil Paraf


1. Senin, - Mengkaji tanda-tanda - TTV
22 Nov 2016 vital TD : 130/90 mmHg
- Mengkaji skala nyeri N : 80 x/mnt

- Memberikan kompres P : 20 x/mnt

hangat pada mata yang S : 36,5 oC

43
nyeri. - Skala nyeri (0-10)
- Mengajarkan teknik Nyeri pada angka 7
relaksasi nafas dalam dgn menekan bagian
- Mengatur posisi yang nyeri
nyaman untuk pasien - Klien mengatakan
- Memberikan penkes nyeri berkurang
pada klien tentang nyeri - Klien tampak
- Berkolaborasi dengan mengikuti instruksi
dokter dalam pemberian perawat
analgetik - Klien tampak rileks
- Klien tampak
mendengarkan
perawat dengan baik
- Memberi obat
analgesic sesuai dgn
order dokter-ketarolax
1 amp 3x1 hari
Senin, - Mengkaji sejauh mana - Memberikan
22 Nov 2016 penglihatan pasien pengamatan berapa
- Memberikan terapi jauh penglihatan
khusus pada kedua belah pasien
mata - Memberikan obat
- Memeriksa ketajaman tetes mata dan vitamin
penglihatan klien atau antioksidan
dengan Snellen Card sesuai dengan order

- Mengorientasikan Dokter

pasien dengan - Klien hanya mampu


lingkungan menyebutkan huruf di

- Menginformasikan letak baris pertama

benda yang sering - Klien tampak

44
digunakan memperhatikan
- Berkolaborasi dengan perawat
dokter dalam - Lakukan pembedahan
pembedahan Ekstraksi ekstraksi katarak
- katarak

Senin, - Menjalin hubungan baik - Mengajak klien


22 Nov 2016 dengan klien mengobrol tentang
- Mengkaji tingkat sederhana, sehingga
penerimaan klien. klien tidak merasa

- Memberikan penjelasan asing dan dapat

tentang kondisi dan berinteraksi sosial

gangguan yang terjadi dengan orang lain

pada mata klien - Klien tampak tidak

- Mencatat jika ada menerima dengan

tingkah laku yang keadaanya

menyimpang. - Menjelaskan pada

- Mengajak klien klien tentang penyakit

mendiskusikan keadaan yang di alaminya

atau perasaan yang - Perawat mencatat jika


dialaminya. ada tingkah laku klien
yang menyimpang.
- Klien
mendeskripsikan
keadaan dan
perasaannya

2 Selasa, - Mengkaji tanda-tanda - TTV


23 Nov 2016 vital TD : 130/90 mmHg
- Mengkaji skala nyeri N : 80 x/mnt
P : 20 x/mnt

45
- Memberikan kompres S : 36,5 oC
hangat pada mata yang - Skala nyeri (0-10)
nyeri. Nyeri pada angka 5
- Mengajarkan teknik dengan menekan
relaksasi nafas dalam bagian nyeri
- Mengatur posisi yang - Klien mengatakan
nyaman untuk pasien nyeri berkurang
- Memberikan penkes - Klien tampak
pada klien tentang nyeri mengikuti instruksi
- Berkolaborasi dengan perawat
dokter dalam pemberian - Klien tampak rileks
analgetik - Klien tampak
mendengarkan
perawat dengan baik
- Memberi obat
analgesic sesuai dgn
order dokter-ketarolax
1 amp 3x1 hari

Selasa, - Mengkaji sejauh mana - Memberikan


23 Nov 2016 penglihatan pasien pengamatan berapa
- Memberikan terapi jauh penglihatan
khusus pada kedua belah pasien
mata - Memberikan obat
- Memeriksa ketajaman tetes mata dan vitamin
penglihatan klien atau antioksidan
dengan Snellen Card sesuai dengan order

- Mengorientasikan Dokter

pasien dengan - Klien hanya mampu


lingkungan menyebutkan huruf di

46
- Menginformasikan letak baris pertama
benda yang sering - Klien tampak
digunakan memperhatikan
- Berkolaborasi dengan perawat
dokter dalam Lakukan pembedahan
pembedahan Ekstraksi ekstraksi katarak

- katarak

Selasa, - Menjalin hubungan baik - Mengajak klien


23 Nov 2016 dengan klien mengobrol tentang
- Mengkaji tingkat sederhana, sehingga
penerimaan klien. klien tidak merasa

- Memerikan penjelasan asing dan dapat

tentang kondisi dan berinteraksi sosial

gangguan yang terjadi dengan orang lain

pada mata klien - Klien tampak tidak

- Mencatat jika ada menerima dengan

tingkah laku yang keadaanya

menyimpang. - Menjelaskan pada

- Mengajak klien klien tentang penyakit

mendiskusikan keadaan yang di alaminya

atau perasaan yang - Perawat mencatat jika


dialaminya. ada tingkah laku klien
yang menyimpang.
- Klien
mendeskripsikan
keadaan dan
perasaannya

3 Rabu, - Mengkaji tanda-tanda - TTV


24 Nov 2016 vital TD : 130/90 mmHg

47
- Mengkaji skala nyeri N : 80 x/mnt

- Memberikan kompres P : 20 x/mnt

hangat pada mata yang S : 36,5 oC

nyeri. - Skala nyeri (0-10)

- Mengajarkan teknik Nyeri pada angka 3

relaksasi nafas dalam dengan menekan

- Mengatur posisi yang bagian nyeri

nyaman untuk pasien - Klien mengatakan

- Memberikan penkes nyeri berkurang

pada klien tentang nyeri - Klien tampak

- Berkolaborasi dengan mengikuti instruksi


perawat
dokter dalam pemberian
analgetik - Klien tampak rileks
- Klien tampak
mendengarkan
perawat dengan baik
- Memberi obat
analgesic sesuai dgn
order dokter-ketarolax
1 amp 3x1 hari

Rabu, - Mengkaji sejauh mana - Memberikan


24 Nov 2016 penglihatan pasien pengamatan berapa
- Memberikan terapi jauh penglihatan
khusus pada kedua belah pasien
mata - Memberikan obat
- Memeriksa ketajaman tetes mata dan vitamin
penglihatan klien atau antioksidan
dengan Snellen Card sesuai dengan order

48
- Mengorientasikan Dokter
pasien dengan - Klien hanya mampu
lingkungan menyebutkan huruf di
- Menginformasikan letak baris pertama
benda yang sering - Klien tampak
digunakan memperhatikan
- Berkolaborasi dengan perawat
dokter dalam Lakukan pembedahan
pembedahan Ekstraksi ekstraksi katarak

- katarak

Rabu, - Menjalin hubungan baik - Mengajak klien


24 Nov 2016 dengan klien mengobrol tentang
- Mengkaji tingkat sederhana, sehingga
penerimaan klien. klien tidak merasa

- Memerikan penjelasan asing dan dapat

tentang kondisi dan berinteraksi sosial

gangguan yang terjadi dengan orang lain

pada mata klien - Klien tampak tidak

- Mencatat jika ada menerima dengan

tingkah laku yang keadaanya

menyimpang. - Menjelaskan pada

- Mengajak klien klien tentang penyakit

mendiskusikan keadaan yang di alaminya

atau perasaan yang - Perawat mencatat jika


dialaminya. ada tingkah laku klien
yang menyimpang.
- Klien
mendeskripsikan
keadaan dan

49
perasaannya

F. Evaluasi

No Waktu/Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


1. Senin, Nyeri berhubungan S : Nyeri (+) dengan skala
22 Nov 2016 dengan pembengkakan 7
lensa dan peningkatan O : Ekpresi majah tampak
tekanan di dalam mata Meringis
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervesi di Lanjutkan

Senin, Gangguan penglihatan S : Penglihatan belum


22 Nov 2016 berhubungan dengan membaik
gangguan penerimaan O : Ketajaman mata
sensorik meningkat
A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi dilanjutkan
Senin, Gangguan menarik S : Klien dapat
22 Nov 2016 dari berhubungan berinteraksi kembali
dengan tidak dengan orang di Sekitar
menerima kondisi O : Klien bisa Tidur
mata A : Tujuan belum tercapai
P : Intervensi di lanjutkan
2 Selasa Nyeri berhubungan S : nyeri (+) dengan skala
23 Nov 2016 dengan pembengkakan 5
lensa dan peningkatan O : Ekpresi Wajah Tidak
tekanan di dalam mata lagi Meringis
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : Intervesi di lanjutkan

50
Selasa Gangguan penglihatan S : Penglihatan mulai
23 Nov 2016 berhubungan dengan Membaik
gangguan penerimaan O : Ketajaman mata
sensorik meningkat
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : Intervensi Dilanjutkan
Selasa Gangguan menarik S : Klien dapat
23 Nov 2016 dari berhubungan berinteraksi kembali
dengan tidak dengan orang di sekitar
menerima kondisi O : Klien bisa tidur
mata A : Tujuan Tercapai
Sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
3. Rabu, Nyeri berhubungan S : nyeri (+) dengan skala
23 Nov 2016 dengan pembengkakan 3
lensa dan peningkatan O : Ekpresi Wajah Tidak
tekanan di dalam mata lagi Meringis
A : Tujuan Tercapai
P : Intervesi dihentikan

Rabu, Gangguan penglihatan S : Penglihatan Membaik


23 Nov 2016 berhubungan dengan O : Ketajaman mata
gangguan penerimaan meningkat
sensorik A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
Rabu, Gangguan menarik S : Klien dapat
23 Nov 2016 dari berhubungan berinteraksi kembali
dengan tidak dengan orang di sekitar
menerima kondisi O : Klien bisa tidur
mata A : Tujuan tercapai

51
P : Intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau
terjadi akibat kedua-duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya
cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga
hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal
lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti
diabetes), merokok dan herediter. Prevalensi katarak adalahpada usia 65
tahun. ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak.
Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan

52
terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok,
defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten),
dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang,
penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.
B.     Kritik dan Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, khususnyamahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti
Husada Bengkulu.

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC edisi revisi jilid 2, Jakarta :
Mediaction Publishing
http://digilid.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-andriniest-6717-2-babii
%28-%29.pdf di unduh tanggal 05 Juni 2015 pukul 22.25
http://caramengobatimatakataraksecaraalami.wordpress.com/ diunduh tanggal 08
Juni 2015 pukul 12.25 WIB
Http://www.kanalpost.com/80/makanan-terbaik-untuk-kesehatan-mata/ di unduh
tanggal 10 Juni 2015 pukul 19.30 WIB
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/10/12/definisi-penyebab-dan-cara-
mengobati-penyakit-katarak/ di unduh tanggal 10 Juni 2015 pukul 20.00 WIB

53
http://obatbatukberdarah.wordpress.com/2013/10/01/pencegahan-penyakit-
katarak-secara-alami/ di unduh tanggal 11 Juni 2015 pukul 11.10 WIB
http://www.medkes.com/2013/08/gejala-penyebab-pengobatan-katarak.html di
unduh tanggal 11 Juni 2015 pukul 14.03

54

Anda mungkin juga menyukai