Untuk memenuhi tugas mata kuliah pilihan minyak bumi dan gas alam
Dosen Pengampu : Ir. Edy Supriyo, MT.
Disusun Oleh :
Gaudentius Bilyartinus 40040117640014
Rizka Lestari D 40040117640026 Siti Rahmawati 40040117640036
Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020 A. Diagram Alir Proses Pembuatan Super Mineral Turpentene B. Deskripsi Proses
Proses pengolahan minyak mentah yang dilakukan di unit CDU PPSDM
Migas Cepu meliputi 2 proses yaitu:
I. Proses Distilasi Atmosferik
Pengolahan minyak di PPSDM Migas Cepu menggunakan metode distilasi atmosferik, antara lain:
1. Pemanasan Awal dalam HE (Heat Exchanger)
Umpan berupa crude oil dari T.101 atau T.102 dengan menggunakan Pompa Sentrifugal P.100/3 atau P.100/4 dipompakan menuju alat penukar panas (Heat Exchanger) disana ada lima buah exchanger yaitu HE-1, HE-2 (horisontal), HE-3 HE-4 dan HE-5(vertikal). Untuk mendapatkan pemanasan awal, crude oil mengalir pada shell dari HE 1 dengan media pemanas naptha, HE-2 atau HE-3 yang mendapat pemanasan dari media pemanas produk solar yang diproduksi dari bottom C4 (solar stripper). Sedangkan pemanasan pada HE-4 dan HE-5 menggunakan media pemanas produk residu yang diproduksi dari bottom C5.
2. Pemanasan pada Furnace.
Dari HE minyak mentah di alirkan menuju ke furnace (dapur) untuk dipanaskan lebih lanjut sehingga temperaturnya mencapai ±330 0C.Crude oil sebelumnya distabilkan melalui stabilizer agar aliran dan tekanan stabil dan terkontrol, CDU unit Kilang dapur pemanas yang beroperasi hanya dua buah yaitu furnace 1 dan 3 dengan bahan bakar berupa Residu dan fuel gas.
3. Pemisahan atau Penguapan dalam Evaporator
Selanjutnya dari furnace di alirkan ke evaporator, pada CDU hanya terdapat satu buah evaporator yaitu evaporator V-1. Disini minyak tersebut mengalami pemisahan yaitu fraksi uap yang menuju ke atas dan fraksi cair yang menuju ke bawah. Pada alat ini dilengkapi dengan steam stripping yang berfungsi untuk menaikkan fraksi ringan atau menurunkan tekanan parsial.
4. Distilasi dalam Kolom Fraksinasi dan Stripper
Dari bottom evaporator fraksi cair tersebut di umpankan ke residue stripper (C5) untuk mengambil kembali fraksi ringan yang terbawa oleh aliran dengan bantuan steam stripping. Dari residue stripper minyak residu temperaturnya masih cukup tinggi berkisar 270 0C, sebelum didinginkan produk residu dialirkan ke HE-4 dan HE-5 yang dimanfaatkan sebagai bahan pemanas. Kemudian minyak tersebut dialirkan ke box cooler untuk didinginkan dan selanjutnya di tampung pada tangki 122 dan 123 sebagai produk yang disebut residu. Bagi fraksi uap yang keluar dari topevaporator V-1dan topresidue stripperakan diproses pada kolom fraksinasi C1-A. Pada alat ini di tempatkan alat kontak berupa buble cap tray dengan jumlah 21 buah.Dari kolom fraksinasi C1-A fraksi berupa uap selalu naik ke atas dengan bantuan alat kontak bubble cap uap untuk dibelokkan arahnya sehingga menembus cairan. Pada saat kontak dengan cairan, terjadilah transfer panas dan massa. Mereka meninggalkan fraksi berat dan menguap kembali bersama-sama fraksi ringan yang ada ditray menuju tray berikutnya. Pada tray yang lain mengalami proses yang sama dan begitu seterusnya semakin ke atas fraksi akan lebih ringan dan semakin ke bawah fraksi lebih berat. Temperatur top C1-A berkisar 1300C, fraksi yang mampu keluar dari top merupakan gabungan dari fraksi pertasol CA, pertasol CB dan naptha.Selanjutnya fraksi tersebut diproses pada kolom fraksinasi C2 yang bentuknya hampir sama dengan C1-A hanya saja jumlah traynya lebih sedikit yaitu 16 buah. 5. Pengembunan dan Pendinginan pada Condensor dan Cooler Suhu puncak kolom C2 ditahan sekitar 80-90 0C, bagi fraksi yang mampu keluar dari puncak kolom akan di kondensasikan pada condensor (CN-1, CN-2, CN-3 dan CN-4) dan bagi fraksi yang terkondensasikan akan didinginkan lebih lanjut pada cooler (CL-15 dan CL-16) serta box cooler 3, 4 dan 5 yang setelah itu dialirkan menuju separator 1 untuk dipisahkan air, minyak dan gas. Selanjutnya produk yang telah dipisahkan airnya di tampung pada tangki No. 115 untuk dipergunakan sebagai refluks kolom C2. Bagi fraksi yang tidak bisa di kondensasikan pada CN-1, CN-2, CN-3 dan CN-4 maka dikondensasikan pada condensor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 dari sini minyak didinginkan lebih lanjut pada cooler (CL-3 dan CL-4) yang selanjutnya ditampung pada separator 3 untuk dipisahkan dari airnya.Dari separator 3 minyak di tampung pada tangki No. 114, 115, 116 dan 117 sebagai produk yang disebut pertasol CA. 6. Pemisahan pada Separator Hasil samping kolom fraksinasi C2 (side stream) berupa pertasol CB setelah mengalami pendinginan pada cooler 1, 2, 5 dan 9 akan ditampung pada separator 4 untuk dipisahkan dari airnya yang selanjutnya di tampung pada tangki No. 110 sebagai produk yang disebut pertasol CB. Hasil bottom C2 berupa naptha setelah mengalami pendinginan pada cooler 13 dan 14 ditampung pada separator 2 untuk dipisahkan dari air yang terikut dan selanjutnya di tampung pada tangki No. 109 untuk dipergunakan sebagai reflux kolom C1. Produk pertasol CC diambil dari side stream (hasil samping) No. 8 kolom C1, setelah mengalami pendinginan pada cooler 1 dan 2 dialirkan ke separator 8 untuk dipisahkan dari air yang terikut yang selanjutnya di tampung pada tangki No.112 produk yang disebut pertasol CC. Saat ini produk kerosine sudah tidak berproduksi, sehingga tangki kerosin digunakan untuk menampung solar. Produk solar diambil dari side stream No. 1 sampai dengan 7 dan bottom pada kolom C1 setelah itu diproses pada solar stripper C4, dari bottom C4 minyak solar dimanfaatkan sebagai bahan pemanas pada HE No. 2 dan 3 kemudian minyak didinginkan pada cooler 6, 10 dan 11 selanjutnya ditampung pada separator 6 untuk dipisahkan dari airnya dan dari sini minyak di tampung pada tangki No. 106, 111, 120, 124, 125, 126dan 127 sebagai produk yang disebut solar. Seluruh kolom fraksinasi dilengkapi dengan stream stripping yang berfungsi untuk menaikkan fraksi ringan atau menurunkan tekanan parsial. Adapun temperatur steam yang diinjeksikan sekitar 120 0C (PPSDM, 2012).
II. Proses Treating
Pada umumnya minyak mentah dan produk masih mengandung kotoran- kotoran atau impurities berupa hydrogen sulfide (H2S), Merchaptan (RSH), MgCl2, NaCl dan lain-lain dalam jumlah tertentu.Proses treating adalah proses yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan impurities yang terdapat dalam produk.
Unit pengolahan di PPSDM Migas Cepu proses treating hanya dilakukan
pada produk Pertamina Solvent (Pertasol CA,CB dan CC) yaitu dengan NaOH dan dengan cara injeksi amoniak (NH3) pada puncak kolom.