Anda di halaman 1dari 105

PENYUSUNAN PERENCANAAN TARGET

INDIKATOR EKONOMI DAERAH


KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2014-2018
(LAPORAN AKHIR )

2018
2017
2016

2015

2014

Kerjasama :
BAPPEDA KABUPATEN BOGOR
dengan
BPS KABUPATEN BOGOR
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, puji dan syukur senantiasa kita panjatkan


ke khadhirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya, Laporan
Akhir Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2014-2018 dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Akhir ini memuat 4 (empat) bab yang terdiri dari: BAB I
PENDAHULUAN (terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, dan ruang
lingkup), BAB II METODOLOGI (Metodologi : PDRB, Indeks Harga Konsumen/IHK,
Penduduk, Ketenagakerjaan, Kemiskinan dan Nilai Tukar Petani/NTP), BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN (Pembahasan dan Analisis Indikator : PDRB, Indeks
Harga Konsumen/IHK, Penduduk, Ketenagakerjaan, Kemiskinan dan Nilai Tukar
Petani/NTP ) dan BAB IV KESIMPULAN.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu dalam Penyusunan
Laporan Pendahuluan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 ini kami haturkan terima kasih. Kami
berharap masukan dari semua pihak untuk kesempurnaan penyusunan kegiatan
ini .

Cibinong, Desember 2013

Kepala Badan Pusat Statistik


Kabupaten Bogor,

Drs. Erwan Syahriza


NIP. 196207281990031001

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 i


Daftar Isi

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................... 2
1.3. Ruang Lingkup ..................................................... 2
1.4. Sumber Data ....................................................... 2

BAB II METODOLOGI ............................................................. 3


2.1. Konsep dan Definisi ............................................... 3
2.2. Metodologi ......................................................... 18
2.2.1. Metode Analisis deret Waktu (Time Series) .............. 19
2.2.2. Metode Aritmatik ............................................. 15
2.2.3. Metode Geometrik ........................................... 16
2.2.4. Metode Eksponensial ......................................... 16
2.2.5. Metode Proyeksi Ketenagakerjaan...................... 17
2.2.6. Model Kemiskinan Kabupaten Bogor ....................... 18

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 23


3.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ................... 24
3.1.1. PDRB Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha ...... 24
3.1.2. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan ........... 46
3.1.3. PDRB Perkapita .............................................. 51
3.1.4. Daya Beli..... .............................................. 54

3.2. ESTIMASI PENDUDUK .................................................. 56


3.2.1. Jumlah Penduduk, Sex Ratio dan Pertumbuhan Penduduk 56
3.2.2. Distribusi Penduduk ........................................... 57
3.2.3. Kepadatan Penduduk .......................................... 64
3.2.4. Piramida Penduduk ............................................ 66
3.2.5. Dependency Ratio .............................................. 69

3.3. ESTIMASI KETENAGAKERJAAN...................................... 74


3.3.1. Penduduk Usia Kerja ..................................... 74
3.3.2. Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) ...................................................... 75
3.3.3. Penduduk Bekerja dan Pengangguran ..................... 78
3.3.4. Penduduk Bekerja dan Lapangan Usaha .................. 79
3.3.5. Penduduk Bekerja dan Tingkat Pendidikan................ 82

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 ii


3.4. KEMISKINAN .............................................................. 84
3.4.1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor
3.4.2. Perubahan Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor ...... 84
3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan
Kemiskinan di Kabupaten Bogor ............................ 86
3.4.4. Gini Ratio atau Koefisien Gini ............................... 87

3.5. PREDIKSI INFLASI ........................................................ 91

3.6. PREDIKSI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI KABUPATEN BOGOR..... 93

BAB IV KESIMPULAN...................................................................... 96

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 iii


Daftar Tabel dan Gambar

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan


antara Kemiskinan dengan Indikator Ekonomi Daerah
Lainnya di Kabupaten Bogor .................................. 22
Tabel 2.2. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan
. antara Kemiskinan dengan Sektor-sektor dalam PDRB
Kabupaten Bogor ................................................ 23
Tabel 3.1.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Juta Rupiah) ............... 25
Tabel 3.1.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 26
Tabel 3.1.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Miliar Rupiah).. 27
Tabel 3.1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
(persen).............................................................. 28
Tabel 3.1.5. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2014-
2018 (persen)...................................................... 29
Tabel 3.1.6. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor
Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar
Rupiah................................................................ 30
Tabel 3.1.7. PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2012 dan 2013 menurut
Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun
2014-2018............................................................ 31
Tabel 3.1.8. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bogor
Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) 32
Tabel 3.1.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Menurut 17
Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (persen).................... 33
Tabel 3.1.10. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Barat
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) 34
Tabel 3.1.11. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2018.................................................... 35
Tabel 3.1.12. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah). 36
Tabel 3.1.13. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Barat
Tahun 2014-2018 (persen)........................................ 37
Tabel 3.1.14. Sumber Pertumbuhan PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat
Tahun 2014-2018.................................................... 38

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 iv


Daftar Tabel dan Gambar

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1.15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat
Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar
Rupiah)............................................................... 39
Tabel 3.1.16. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor-DOB KBB
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) 40
Tabel 3.1.17. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2018................................................... 41
Tabel 3.1.18. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah) 42
Tabel 3.1.19. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB
Tahun 2014-2018.................................................. 43
Tabel 3.1.20. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tanpa DOB
Kabupaten Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen)............ 44
Tabel 3.1.21. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa
DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan
Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)......................... 45
Tabel 3.1.22. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2014-2018 (miliar rupiah)................ 47
Tabel 3.1.23. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bogor menurut
Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018..... 48
Tabel 3.1.24. PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut
Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (miliar rupiah) 49
Tabel 3.1.25. Laju Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 -
2018 menurut Penggunaan (persen)............................. 50
Tabel 3.1.26. Sumber Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014
- 2018 menurut Penggunaan (persen)........................... 51
Tabel 3.2.1. Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2010 (Mei)
menurut Kabupaten/Kota se Jawa Barat........................ 57
Tabel 3.2.2 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dirinci menurut
Jenis Kelamin, Sex Ratio (SR), LPP, Distribusi di Kabupaten
Bogor, Hasil SP 2010 (Mei 2010)................................. 58
Tabel 3.2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di
Kabupaten Bogor dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun
2014(Juni)........................................................... 61
Tabel 3.2.4 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan
di Kabupaten Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin,
Tahun 2014......................................................... 62
Tabel 3.2.5 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dirinci menurut Jenis
Kelamin, Tahun 2014............................................. 63

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 v


Daftar Tabel dan Gambar

Tabel 3.2.6 Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan


Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014-2018.................... 64
Tabel 3.2.7 Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Di Kabupaten
Bogor, Tahun 2014................................................. 65
Tabel 3.2.8 Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis
Kelamin Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014 (Juni).............. 70
Tabel 3.2.9 Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis
Kelamin Di Kabupaten Bogor Barat, Tahun 2014 (Juni)..... 71
Tabel 3.2.10 Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis
Kelamin Di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun
2014(Juni).......................................................... 72
Tabel 3.2.11 Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) menurut Kelompok Umur
dan Dependecy ratio di Kabupaten Bogor, Tahun 2014-2018 73
Tabel 3.3.1 Prediksi Jumlah Penduduk Usia Kerja, tahun 2013-2018.... 75
Tabel 3.3.2 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut
Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor
Tahun 2014-2018................................................... 76
Tabel 3.3.3 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut
Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor,
Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 77
Tabel 3.3.4 Prediksi Angkatan Kerja Menurut Kegiatan Selama
Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan 78
Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018.....................
Tabel 3.3.5 Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat
dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018................ 80
Tabel 3.3.6 Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang
Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor,
Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018 81
Tabel 3.3.7 Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja
Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di
Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018.................................................. 82
Tabel 3.3.8 Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang
Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di
Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018................................................... 83
Tabel 3.4.1 Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor
Barat, 2014-2018................................................... 85
Tabel 3.4.2 Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Perubahannya
Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018................................................... 86

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 vi


Daftar Tabel dan Gambar

Tabel 3.4.3 Prediksi Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan


(P2) Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor
BaratTahun 2014-2018............................................ 87
Tabel 3.4.4 Prediksi Gini Ratio Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor
tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018............................. 89

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 vii


Daftar Tabel dan Gambar

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1.1. Peta Wilayah Kabupaten Bogor dan DOB Kabupaten


Bogor Barat ................................................... 23
Gambar 3.1.2. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga berlaku
Tahun 2014-2018 (juta rupiah)............................. 52
Gambar 3.1.3. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga konstan
Tahun 2014-2018 (juta rupiah)....................... 53
Gambar 3.1.4. Daya Beli Masyarakat Tahun 2014-2018................... 55
Gambar 3.2.1. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Berdasarkan
Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 (Juni) 66
Gambar 3.2.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Barat
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur,
Tahun 2014 (Juni)........................................... 67
Gambar 3.2.3. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor
Barat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur, Tahun 2014 (Juni)................................. 68
Gambar 3.6.1. Prediksi NTP Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 94

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 viii


Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan
pembangunan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Peraturan
ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan jangka penjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah di Pusat dan
Daerah dengan melibatkan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan
secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur,
berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Adapun Perencanaan pembangunan
daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan
berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Merujuk kepada peraturan di atas dan berdasarkan telah berakhirnya RPJMD
Kabupaten Bogor periode tahun 2008-2013, bersamaan dengan berakhirnya masa
jabatan bupati maupun wakil bupati periode tersebut, Kabupaten Bogor perlu
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bogor periode tahun 2014-2018. Penyusunan prediksi/estimasi target indikator-
indikator ekonomi daerah sangat diperlukan sebagai pendukung bagi penyusunan
dokumen dimaksud. Indikator yang sering digunakan sebagai indikator ekonomi
daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha
dan Penggunaan, Laju Pertumbuhan Ekonomi, Struktur Perekonomian, Pendapatan
Perkapita, Daya Beli Masyarakat, Indeks Harga Konsumen, Inflasi, Nilai Tukar
Petani, Penduduk, Ketenagakerjaan dan Penggangguran serta Kemiskinan.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 1


Pendahuluan

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah menyediakan data prediksi/estimasi
indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor untuk periode 5 tahun ke depan.
Sedangkan tujuan Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah terpenuhinya data dan analisis prediksi
indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor berupa Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai
Tukar Petani (NTP), Pendapatan Perkapita, Daya Beli Masyarakat,
Ketenagakerjaan, Kemiskinan, Gini Ratio, dan Penduduk tahun 2014-2018.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 adalah untuk 3 (tiga) wilayah, yakni: Wilayah
Kabupaten Bogor utuh (meliputi 40 kecamatan), wilayah Kabupaten Bogor inti
(meliputi 26 kecamatan tanpa Bogor Barat) dan wilayah Kabupaten Bogor Barat
(meliputi 14 kecamatan). Oleh karena keterbatasan raw data, kecukupan sampel
yang ada dan data-data pendukung lainnya, dalam penyusunan target indikator
ekonomi daerah ini terdapat beberapa indikator yang belum bisa terpecah ke
dalam tiga wilayah yang menjadi ruang lingkup penyusunan, berikut disampaikan
secara rinci:

1.4. Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penyusunan Prediksi/estimasi Indikator
Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 ini adalah hasil Sensus
Penduduk, Sensus Ekonomi, Sensus Pertanian, series data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), series data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Survei
Industri Tahunan dan Bulanan, Survei Keuangan Daerah, series data Indikator
Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor, Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), Survei
Jasa dan Pariwisata, Survei Harga Konsumen, Survei Pertanian/Ubinan, dan survey
BPS lainnya, serta data sekunder dari dinas/instansi/BUMD/BUMN.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 2


Metodologi

BAB II
METODOLOGI

2.1. Konsep dan Definisi


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit produksi di dalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun, tanpa memperhitungkan kepemilikan faktor produksi. PDRB
dapat dihitung dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: Produksi,
Pendapatan, dan Pengeluaran.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik nilai produksi,
biaya antara maupun komponen nilai tambah.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan


PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu atau tahun dasar, baik
pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah.

Laju Pertumbuhan PDRB


Besarnya persentase kenaikan PDRB dalam harga konstan (tahun tertentu)
terhadap PDRB dlam harga konstan pada tahun sebelumnya.

PDRB per Kapita


PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

PDRB Menurut Penggunaan


PDRB penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi
oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis
besar ada 2 macam yaitu: Konsumsi Antara yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam proses produksi dan Konsumsi Akhir untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 3


Metodologi

Harga Konsumen (HK)


Harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli
(konsumen) secara eceran dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah
membeli suatu barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk
dipakai/ dikonsumsi.

Nilai Tukar Petani (NTP)


Adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga
yang dibayar petani (Ib) dinyatakan dalam persentase. Secara konseptual, NTP
pengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan
barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan keperluan
mereka menghasilkan produk pertanian.

Indeks Harga Yang Diterima Petani (IHTP)


IHTP dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas pertanian yang
dihasilkan petani. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam
penghitungan nilai produksi sektor pertanian.

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IHBP)


IHBP dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditas/jasa yang
dikonsumsi oleh petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk
memproduksi hasil pertanian.

Penduduk
Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan
atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap.

Laju pertumbuhan penduduk


Adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam
jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 4


Metodologi

dasar. Laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk mengetahui perubahan


jumlah penduduk antar dua periode waktu.

Kepadatan Penduduk
Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah.

Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)


Perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.

Piramida Penduduk
Grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran secara visual dari komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Penggunaan piramida akan membantu
memudahkan mengenal dan memahami karakteristik penduduk suatu wilayah
menurut umur dan jenis kelamin.

Dependency Ratio
Suatu nilai yang menggambarkan beban tanggungan ekonomi penduduk kelompok
usia produktif terhadap kelompok usia non produktif.

Estimasi penduduk adalah penaksiran atau perkiraan penduduk, biasanya tentang


jumlahnya pada waktu tertentu. Menurut Swanson dan Siegel (2004), estimasi
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu estimasi antarsensus (intercensal estimate),
estimasi pascasensus (post-censal estimate), dan proyeksi. Jadi, proyeksi penduduk
merupakan bagian dari estimasi penduduk. Proyeksi penduduk menggunakan
metode yang lebih rinci dibanding metode estimasi lainnya, karena
memperhitungkan perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi untuk kurun
waktu tertentu sehingga menghasilkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.

Penduduk Usia Kerja


Penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, sesuai dengan ketentuan dalam UU
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 5


Metodologi

Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja yang bekerja dan pengangguran.

Bukan Angkatan Kerja


Penduduk usia kerja yang pada periode referensi tidak mempunyai/melakukan
aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya
(pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau
alasan yang lain).

Bekerja
Kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-
turut dan tidak terputus. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja
maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak
aktif bekerja, misal karena cuti, sakit dan sejenisnya. Di beberapa negara, konsep
bekerja didasarkan atas kebiasaan (Gainful Worker Concept). Konsep ini
menentukan seseorang apakah bekerja atau tidak berdasarkan kebiasaannya (usual
activity). Konsep ini tidak memakai batasan waktu tertentu.

Pengangguran
Terdapat dua definisi pengangguran yaitu definisi standar dan definisi luas
(relaxed). Pengangguran definisi standar yaitu meliputi penduduk yang tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan/mempersiapkan suatu usaha. Sedangkan
pengangguran definisi luas juga mencakup penduduk yang tidak aktif mencari kerja
tetapi bersedia/siap bekerja. Sejak tahun 2001, definisi pengangguran yang
digunakan dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) adalah definisi luas,
sehingga pengangguran mencakup empat kriteria yaitu: mencari pekerjaan,
mempersiapkan usaha, putus asa/merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
(discouraged worker) dan sudah diterima bekerja tapi belum mulai bekerja.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 6


Metodologi

Lapangan Usaha
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1998, lapangan usaha adalah
bidang kegiatan suatu organisasi/lembaga/usaha (establishment) tempat seseorang
bekerja selama periode waktu acuan yang dibuat untuk data karakteristik ekonomi
(atau yang dikerjakan terakhir, jika orang tersebut tidak bekerja). Kegiatan
establishment adalah jenis barang yang diproduksi atau jasa yang diberikan.

Miskin
Kondisi kehidupan serba kekurangan yang dialami seseorang/rumahtangga sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal/layak bagi kehidupannya.

Definisi Umum Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok


orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain:
- terpenuhinya kebutuhan pangan,
- kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,
sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
- rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.

Penduduk miskin
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya di bawah
Garis Kemiskinan.

Pengeluaran
Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan makanan. Makanan mencakup
seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih.
Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya.
Metode yang digunakan untuk menentukan penduduk miskin adalah Garis Kemiskinan
(GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 7


Metodologi

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Jadi definisi penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK)


Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM)


Merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar
makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging,
telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM)


Kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan
kebutuhan dasar lainnya. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili
oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 komoditi di perdesaan.

Gini ratio atau Angka Koefisien Gini


Ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan.
Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan
kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.

2.2. Metodologi
Dalam penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2014-2018 ini, beberapa metode akan digunakan untuk
memproyeksikan angka indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor untuk 5 tahun
ke depan. Tentunya, penggunaan metodologi yang tepat untuk masing-masing

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 8


Metodologi

indikator akan disesuaikan dengan pola dan ketersediaan raw data/data yang ada.
Berikut ini adalah beberapa metodologi yang akan digunakan:

2.2.1. Metode Analisis Deret Waktu (Time Series)


Time Series adalah data/observasi menurut deret waktu. Salah satu segi
pada data deret waktu adalah terlibatnya sebuah besaran yang dinamakan
Autokorelasi (autocorrelation), yang konsepsinya sama dengan korelasi untuk
data bivariat, dalam analisis regresi biasa. Signifikansi (keberartian) autokorelasi
menentukan analisis regresi yang harus dilakukan pada data deret waktu. Segi lain
dalam data deret waktu adalah kestasioneran data, hal ini sangat diperlukan dalam
analisis data deret waktu, karena akan memperkecil kekeliruan baku.
Jika autokorelasi tidak signifikan (dalam kata lain data deret waktu tidak
berautokorelasi), maka analisis regresi yang harus dilakukan adalah analisis regresi
sederhana biasa, yaitu analisis regresi data atas waktu. Sedangkan jika signifikans
(berautokorelasi) harus dilakukan analisis regresi data deret waktu, yaitu analisis
regresi antar nilai pengamatan. Jika data deret waktu berautokorelasi pada lag-k,
maka selanjutnya membangun model hubungan fungsional antar pengamatan
(model regresi deret waktu, model autoregresi), model regresi deret waktu dari
data yang berautokorelasi pada lag-k, dinamakan model autoregresi order-k (lag-
k), ditulis AR(k).
Model-model klasik dengan metode Box Jenkins merupakan model yang
menggambarkan time series yang stasioner (stationary time series models).
Dengan demikian tahapan yang dilakukan untuk pemodelan ini adalah dengan
identifikasi stasioneritas dari data, baik dalam mean maupun dalam variance.

1. Stasioneritas
Kestasioneran data merupakan kondisi yang diperlukan dalam analisis
regresi deret waktu karena dapat memperkecil kekeliruan model, sehingga jika
data tidak stasioner, maka harus dilakukan transformasi stasioneritas melalui
proses diferensi (jika trendnya linier), sedangkan jika tidak linier, maka
transformasinya harus dilakukan dulu transformasi linieritas trend melalui proses
logaritma natural (jika trendnya eksponensial), dan proses pembobotan

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 9


Metodologi

(penghalusan eksponensial sederhana) jika bentuknya yang lain, yang selanjutnya


proses diferensiasi pada data hasil proses linieritas.
Berdasarkan deskripsinya, bentuk kestasioneran ada dua, yaitu stasioner kuat
(strickly stationer), atau stasioner orde pertama (primary stationer) dan stasioner
lemah (weakly stationer), atau stasioner orde kedua (secondary stationer).
Deskripsi umum kestasioneran adalah sebagai berikut, data deret Z1 , Z2 , . . .
disebut stasioner kuat jika distribusi gabungan Z t1 , Zt 2 , . . . , Zt n sama dengan

distribusi gabungan Z t1 k , Zt 2 k , . . . , Zt n k , untuk setiap nilai t1, t2, . . . , tn dan k.

Sedangkan disebut stasioner lemah, jika rata-rata hitung data konstan, E(Zt) = ,
dan autokovariansnya merupakan fungsi dari lag, k = f(k). Sedangkan
ketidakstasioner data diklasifikasikan atas tiga bentuk yaitu:
1. Tidak stasioner dalam rata-rata hitung, jika trend tidak datar (tidak sejajar
sumbu waktu) dan data tersebar pada “pita” yang meliput secara seimbang
trendnya.
2. Tidak stasioner dalam varians, jika trend datar atau hampir datar tapi data
tersebar membangun pola melebar atau menyempit yang meliput secara
seimbang trendnya (pola terompet).
3. Tidak stasioner dalam rata-rata hitung dan varians, jika trend tidak datar dan
data membangun pola terompet.

Untuk menelaah ketidakstasioneran data secara visual, tahap pertama dapat


dilakukan pada peta data atas waktu, karena biasanya “mudah”, dan jika belum
mendapatkan kejelasan, maka tahap berikutnya ditelaah pada gambar ACF dengan
PACF. Telaahan pada gambar ACF, jika data tidak stasioner maka gambarnya akan
membangun pola,
1. Menurun, jika data tidak stasioner dalam rata-rata hitung (trend naik atau
turun),
2. Alternating, jika data tidak stasioner dalam varians,
3. Gelombang, jika data tidak stasioner dalam rata-rata hitung dan varians.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 10


Metodologi

2. Proses Autoregressive
Jika jumlah terbatas dari bobot bukan nol, misalkan =
dan untuk k , hasil proses ini kemudian disebut proses
(model) autoregressive dari order , yang dinotasikan sebagai AR(р). Ini diberikan
oleh:
̇
atau
( ) ̇
Dimana:
( ) ( ).

Ketika ∑ | | ∑ | | proses ini selalu dapat dibalik (invertible).


Agar menjadi, akar-akar dari ( ) harus terletak di luar lingkaran satuan.
Proses autoregressive (AR) berguna dalam menggambarkan situasi di mana nilai-
nilai sekarang dari suatu kurun waktu tertentu tergantung pada nilai-nilai
sebelumnya ditambah sisaan yang acak.

a. Proses Autoregressive Orde Pertama – AR(1)


Untuk Proses autoregressive orde pertama AR(1), modelnya adalah

( ) ̇
atau
̇ ̇

Telah disebutkan di atas, proses ini selalu dapat dibalik (invertible). Agar
stasioner, akar-akar dari ( ) harus terletak di luar lingkaran satuan.
Dengan demikian, untuk proses stasioner, kita mempunyai | | Proses AR(1)
seringkali dinamakan Proses Markov sebab nilai dari ̇ sepenuhnya ditentukan oleh
pengetahuan tentang ̇ .

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 11


Metodologi

Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(1)


Autocovariances diperoleh melalui:

E( ̇ ̇ ) E( ̇ ̇ ) E( ̇ )
, k

Dan fungsi autocorrelation menjadi


, k
Dimana kita gunakan secara nyata bahwa . Dengan demikian, saat | |
dan proses adalah stasioner, AFC menurun secara eksponensial (sinusoida) atau
alternating tergantung pada tanda (+ atau -) dari Jika 0 1, semua
autokorelasinya adalah positif; jika tanda autokorelasinya
menunjukkan pola alternating diawali dengan nilai negatif.

Partial Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(1)


Untuk proses AR(1), bentuk PACF-nya adalah

dengan demikian, PACF dari proses AR(1) menunjukkan positif atau negatif cutt off
pada lag 1 tergantung pada tanda

b. Proses Autoregressive Orde Kedua – AR(2)


Model autoregressive orde kedua, AR(2) adalah
( ) ̇
atau
̇ ̇ ̇

Proses AR(2), sebagai model autoregressive terbatas, selalu dapat dibalik


(invertible). Untuk menjadi stasioner, akar-akar dari ( ) ( )
harus terletak di luar lingkaran satuan. Kondisi stasioner dari model AR(2) dapat

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 12


Metodologi

juga diekspresikan dalam nilai-nilai parameter. Misalkan dan merupakan akar-


akar dari ( ) atau ekuivalen dari 1 . Kita
mempunyai


,

dan


,

Sekarang,


,

dan


.

Kondisi diperlukan | | menyiratkan | ⁄ | untuk ¡ 1 dan 2. Dengan


demikian,

| | | |

dan

| | | | 2

Kemudian, kita harus mengikuti syarat yang diperlukan untuk stationaritas terlepas
dari apakah akar yang riil atau kompleks:

Untuk akar-akar riil, kita perlu 0, yang berarti bahwa

√ √

Atau ekuivalen,

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 13


Metodologi

Untuk akar-akar yang kompleks, kita mempunyai Jadi,


dalam hal nilai-nilai parameter, kondisi stasionerity dari model AR(2) adalah
diberikan oleh daerah dalam gambar segitiga berikut

Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(2)


Kita peroleh autocavariance dengan mengalikan pada kedua sisi dan
mengambil nilai harapan,
( ̇ ̇) E( ̇ ̇ ) E( ̇ ̇ ) | ̇ |

Dengan demikian, fungsi autocorrelation menjadi

Secara khusus, bila dan 2

Partial Autocorelation Function (ACF) dari Proses AR(2)


Menghitung autokorelasi parsial antara Z dengan Zt+k dapat dilakukan sebagai
berikut:
k = 1i-1 + 2i-2

Untuk k ≥ 1
11 = 1
1 1
1 2
 22 
1 1
1 1

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 14


Metodologi

1 1 1
1 1 2
1 1 3
33 
1 1 2
1 1 1
2 2 1

=0

c. Identifikasi Model
Pada tahap identifikasi model data time series yang stasioner digunakan:
1. ACF atau Autocorrelation Function yaitu fungsi yang menunjukkan besarnya
korelasi antara pengamatan pada waktu ke t dengan pengamatan pada waktu-
waktu sebelumnya.
2. PACF atau Partial Autocorrelation Function yaitu fungsi yang menunjukkan
besarnya korelasi parsial antara pengamatan pada waktu ke t dengan
pengamatan-pengamatan pada waktu-waktu sebelumnya.

Secara umum bentuk model dari data time series dinyatakan sebagai model
Autoregressive Integrated Moving Average atau ARIMA (p,d,q) yang stasioner
dengan:
1. Autoregressive = AR(p) yaitu ACFnya turun eksponensial (sinusoida) menuju
0 dengan bertambahnya k dan PACFnya cut off setelah lag p.
2. Moving Average = MA(q) yaitu ACFnya cut off setelah lag q dan PACF-nya
turun eksponensial (sinusoida).

Differencing = d, yaitu pengurangan Zt terhadap Zt+d untuk membuat data time


series menjadi stasioner dalam mean.

2.2.2. Metode Aritmatik


Metode aritmatik mengasumsikan bahwa angka indikator pada masa depan
akan bertambah dengan pertambahan nilai yang sama setiap tahun. Formula
yang digunakan pada metode Prediksi aritmatik adalah:

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 15


Metodologi

Pt  P0 1  rt 

1 P 
r   t  1
t  P0 
Keterangan:
Pt = Nilai Indikator pada tahun t
P0 = Nilai Indikator pada tahun awal
r = laju pertumbuhan Indikator
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

2.2.3. Metode Geometrik


Metode geometrik menggunakan asumsi bahwa angka akan bertambah
secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo dan
Samosir, 2010). Laju pertumbuhan Indikator (rate of growth) dianggap sama untuk
setiap tahun. Berikut formula yang digunakan pada metode geometrik:

Pt  P0 1  r 
t

1
P t
r   t  1
 P0 
dimana:
Pt = Nilai indikator pada tahun t
P0 = Nilai indikator pada tahun awal
r = laju pertumbuhan Indikator
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

2.2.4. Metode Eksponensial


Metode eksponensial menggambarkan pertambahan yang terjadi secara
sedikit-sedikit sepanjang tahun, berbeda dengan metode geometrik yang

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 16


Metodologi

mengasumsikan bahwa pertambahan hanya terjadi pada satu saat selama kurun
waktu tertentu. Formula yang digunakan pada metode eksponensial adalah:

Pt  P0ert

1 P
r  ln  t 
t  P0 

Keterangan:
Pt = jumlah (indikator) pada tahun t
P0 = jumlah (indikator) pada tahun awal
r = laju pertumbuhan (indikator)
t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
e = bilangan pokok dari sitem logaritma natural yang besarnya adalah
2,7182818

2.2.5. Metode Proyeksi Ketenagakerjaan

Secara fungsional, angkatan kerja (sisi penawaran tenaga kerja) dipengaruhi


oleh banyak faktor termasuk jumlah penduduk, struktur umur, jenis kelamin
penduduk, tingkat pendapatan riil dan distribusinya, angka upah riil, struktur
ekonomi, partisipasi dalam sistem pendidikan, kebiasaan atau tradisi kerja dan
partisipasi kerja. Tetapi, dalam praktek sangat sulit (jika mungkin) untuk
memasukkan semua variabel itu dalam proyeksi angkatan kerja.
Jika dilihat dari sisi permintaan tenaga kerja, banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan penyerapan tenaga kerja. Dengan sistem
perekonomian yang bersifat global, gerak perekonomian suatu daerah tidak
terlepas dari geliat perekonomian daerah lain. Apa yang terjadi pada wilayah lain,
berimbas pada aktivitas ekspor impor yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
kemampuan penyerapan tenaga kerja. Jika ditelusuri, banyak mata rantai terkait

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 17


Metodologi

kemampuan penyerapan tenaga kerja, namun dalam praktek juga sangat sulit
untuk memasukkan semua variabel itu dalam proyeksi kesempatan kerja.
Salah satu metode yang digunakan dalam proyeksi tenaga kerja pada tulisan
ini adalah metode yang mempertimbangkan komponen demografi (struktur
penduduk) dan angka partisipasi angkatan kerja menurut jenis kelamin. Struktur
penduduk yang digunakan adalah struktur penduduk hasil proyeksi sementara
berdasarkan data SP2010 yang dilakukan oleh BPS. Selain metode demografi,
ditempuh juga metode peramalan menggunakan model ekonometrika dengan
memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, mencakup PDRB total maupun PDRB
sektoral. Asumsi yang digunakan adalah bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi
proses produksi yang berdampak pada kemampuan penyerapan tenaga kerja dan
pencapaian kesejahteraan masyarakat pada akhirnya termuara pada besaran
PDRB.

Ada beberapa skenario yang ingin diambil yaitu:

1. Proyeksi berdasarkan struktur umur penduduk dan komposisi Angkatan Kerja


(AK) dan Bukan Angkatan Kerja (BAK). Asumsi yang digunakan adalah tenaga
kerja tumbuh linear mengikuti pola data Sakernas triwulanan periode 2005-
2012.
2. Proyeksi menggunakan Model Ekonometrika I. Model ini mengkaitkan data
struktur umur penduduk, struktur ketenagakerjaan dan Produk Domestik Bruto
(PDB) total. Model ini mengasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja sektoral
dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB total.
3. Proyeksi menggunakan Model Ekonometrika II. Model ini mengkaitkan data
struktur umur penduduk, struktur ketenagakerjaan dan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) sektoral. Model ini mengasumsikan bahwa penyerapan
tenaga kerja sektoral dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB sektor yang
bersangkutan.

2.2.6. Model Kemiskinan Kabupaten Bogor


Penghitungan penduduk miskin tingkat Kabupaten Bogor Barat dan
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dilakukan dengan menggunakan gabungan
data Susenas Kor, sehingga kecukupan sampel untuk estimasi pada tingkat
kabupaten terpenuhi. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 18


Metodologi

metode yang didasarkan pada Hukum Engel. Dasar dari Hukum Engel adalah
semakin miskin seseorang maka akan semakin tinggi proporsi pengeluaran untuk
makanan.
Langkah-langkah penghitungannya adalah seperti berikut ini:
a. Melakukan penghitungan penduduk miskin tingkat Kabupaten Bogor Barat,
Bogor tanpa Bogor Barat. Penghitungan penduduk miskin tingkat
kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor Barat dilakukan dengan
menggunakan gabungan data Susenas Kor tahun 2000-2012, sehingga
kecukupan sampel untuk estimasi pada tingkat kabupaten terpilah
terpenuhi.
b. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode yang
didasarkan pada Hukum Engel. Dasar dari Hukum Engel adalah semakin
miskin seseorang maka akan semakin tinggi proporsi pengeluaran untuk
makanan.
c. Menghitung jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Bogor
Barat, Bogor tanpa Bogor Barat berdasarkan GK kabupaten Bogor dengan
menggunakan data Susenas Kor gabungan.
d. Jumlah dari penduduk miskin Kabupaten Bogor Barat, Bogor tanpa Bogor
Barat disesuaikan dengan jumlah penduduk miskin Kabupaten Bogor yang
sudah dirilis. Perlu langkah iterasi untuk penyesuaian tersebut.
e. Melakukan estimasi garis kemiskinan dengan memasukkan faktor inflasi.
f. Melakukan estimasi penduduk dengan menggunakan metode matematik.
Estimasi penduduk digunakan sebagai pembagi dari penduduk miskin untuk
memperoleh persentase penduduk miskin (head count index).

Sejak tahun 2011 Bappeda Kabupaten Bogor bekerjasama dengan BPS


Kabupaten Bogor telah membuat kajian mengenai keterkaitan antara kemiskinan
dengan beberapa indikator ekonomi daerah di Kabupaten Bogor dan Wilayah
sekitarnya. Berikut adalah hasil kajian keterkaitan kemiskinan dengan beberapa
indikator lainnya:
1. Model Kemiskinan I
Pada tahun 2011 telah dikaji dengan menggunakan metode analisis Regresi
Data Panel mengaitkan antara kemiskinan dengan variabel jumlah penduduk, PDRB

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 19


Metodologi

(Laju pertumbuhan ekonomi), rata-rata lama sekolah dan pengangguran. Dengan


menggunakan model :
LNMISKINit  (  0   i  t )  1 LNPENDUDUKit
  2 LNPDRBit  3 LNRLSit   4 LNPENGANGGURANit

Keterangan :
MISKINit = jumlah Penduduk Miskin di kabupaten i tahun t.
PENDUDUKit = jumlah penduduk di kabupaten i tahun t.
PDRBit = PDRB di kabupaten i tahun t.
RLSit = rata-rata lama sekolah di kabupaten i tahun t
PENGANGGURANit = jumlah pengangguran di kabupaten i tahun t.
βj = parameter yang diestimasi, j = 0, 1, 2, 3, 4.
αi = efek individu kabupaten i
µt = efek waktu tahun t
ui = komponen error.

Maka model kemiskinan I yang dihasilkan adalah:

Tabel 2.1. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara Kemiskinan
dengan Indikator Ekonomi Daerah Lainnya di Kabupaten Bogor

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.


(1) (2) (3) (4) (5)
C -20.98648 6.684282 -3.139676 0.0040
1. Penduduk 4.089762 0.835343 4.895907 0.0000
2. PDRB -1.289988 0.433259 -2.977407 0.0059
3. RLS -2.421340 0.728541 -3.323545 0.0025
4. Pengangguran 0.011814 0.057945 0.203889 0.8399
R-squared 0.991597
Adjusted R-squared 0.988296
F-statistic 300.3689
Prob(F-statistic) 0.000000

2. Model Kemiskinan II
Pada tahun 2011 juga telah dikaji dengan menggunakan metode analisis Regresi
Data Panel mengaitkan antara kemiskinan dengan variabel sektor-sektor dalam
PDRB (9 sektor). Model kedua ini merupakan pengembangan dari model kemiskinan

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 20


Metodologi

I. Pada model kemiskinan I dihasilkan bahwa PDRB cukup signifikan dalam menekan
angka kemiskinan, akan tetapi belum terjawab sektor-sektor mana saja dalam
PDRB yang signifikan dapat menurunkan angka kemiskinan. Model kemiskinan II ini
akan dapat menjawabnya. Dengan menggunakan model :

( )

Keterangan :
PENDUDUKMISKINit = jumlah Penduduk Miskin di kabupaten i tahun t.
Hit = pangsa PDRB perkapita sektor j di kabupaten i tahun t.
Dit = PDRB perkapita di sektor j di kabupaten i tahun t.
βj = parameter yang diestimasi, i = 0, 1, 2, 3, 4...9.
αi = efek individu kabupaten i
µt = efek waktu tahun t
ui = komponen error.

Maka model kemiskinan II yang dihasilkan adalah:

Tabel 2.2. Output Hasil Analisis Regresi Data Panel Keterkaitan antara
Kemiskinan dengan Sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
(1) (2) (3) (4) (5)
C 43.76966 8.114605 5.393936 0.0001
LNSEKTOR1 -3.482684 1.088122 -3.200639 0.0060
LNSEKTOR2 -1.097694 0.307461 -3.570190 0.0028
LNSEKTOR3 -3.834151 0.691504 -5.544657 0.0001
LNSEKTOR4 1.650489 0.506048 3.261524 0.0053
LNSEKTOR5 -0.546108 0.323682 -1.687175 0.1122
LNSEKTOR6 -0.883050 0.393162 -2.246022 0.0402
LNSEKTOR7 0.229349 0.508156 0.451336 0.6582
LNSEKTOR8 1.523320 0.627190 2.428800 0.0282
LNSEKTOR9 3.524320 0.777219 4.534529 0.0004
R-squared 0.991981
Adjusted R-squared 0.984497
F-statistic 132.5391
Prob(F-statistic) 0.000000

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 21


Metodologi

Keterangan Sektor :
1. Pertanian,Peternakan, Kehutanan, & Perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri Manufaktur
4. Listrik, Gas & Air Minum
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel,& Restoran
7. Pengangkutan dan Telekomunikasi
8. Lembaga Keuangan
9. Jasa-Jasa

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 22


Hasil dan Pembahasan

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyusunan target IED tahun 2014-2018 ini merupakan salah satu upaya
untuk menentukan perencanaan pembangunan daerah agar dapat bermanfaat bagi
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dalam penyusunan target IED ini telah
mengakomodir kemungkinan berdirinya Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten
Bogor Barat yang terlepas dari Kabupaten Bogor. Keempatbelas kecamatan yang
akan menjadi Kabupaten Bogor Barat tergambar dalam peta berikut ini.

Gambar 3.1.1. Peta wilayah Kabupaten Bogor dan DOB Kabupaten Bogor Barat

Penyusunan target Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor tahun 2014-


2018 akan disajikan menjadi 3 uraian yaitu :
a. Uraian pertama berisikan data target seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Bogor, meliputi 40 Kecamatan.
b. Uraian kedua berisi data target dari 14 kecamatan calon Daerah Otonomi Baru
(DOB) Kabupaten Bogor Barat (KBB), yaitu Kecamatan Tenjo, Parung Panjang,
Rumpin, Jasinga, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, Pamijahan, Cibungbulang,
Leuwiliang, Leuwisadeng, Tenjolaya, Ciampea dan Dramaga.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 23


Hasil dan Pembahasan

c. Uraian ketiga berisi data target dari 26 Kecamatan, di luar calon Daerah
Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat (KBB).

3.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Pembahasan pada sub bab ini akan dibagi menjadi 4 (empat) pokok bahasan,
yaitu : PDRB menurut lapangan usaha (sektor) dan PDRB menurut penggunaan,
PDRB perkapita dan daya beli. Analisis dilakukan secara deskriptif mengenai PDRB
atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, laju dan sumber
pertumbuhan komponen-komponen PDRB menurut penggunaan dan struktur
ekonomi.

3.1.1. PDRB Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha

1. PDRB Kabupaten Bogor (terdiri atas 40 kecamatan)

Pembahasan pada bagian ini akan menguraikan PDRB Kabupaten Bogor


menurut lapangan usaha. Estimasi dilakukan terhadap PDRB atas dasar harga
berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan baik atas dasar harga konstan 2000
maupun 2010.
Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 124,29 triliun rupiah. Nilai ini
terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor
diprediksi sebesar 193,68 triliun rupiah. Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai
Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp.
70,87 triliun dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor industri
pengolahan diprediksi mencapai 106,34 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah
sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai nilai 26,41 triliun rupiah
pada tahun 2014 dan mencapai 42,00 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor
tersebut memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki
peranan relatif kecil adalah sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan
sebesar 1,79 triliun rupiah dan mencapai 2,89 triliun rupiah pada tahun 2018.
Tabel 3.1.1 menguraikan PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun
2014-2018.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 24


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor


Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 5.004,07 5.466,54 6.044,74 6.634,96 7.397,08
Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan
2 1.920,84 2.212,06 2.596,48 3.016,21 3.473,32
Penggalian

3 Industri 70.874,75 78.597,93 87.502,27 97.375,87 106.342,67

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3.409,62 3.746,67 4.182,52 4.640,84 5.178,95

5 Konstruksi 5.977,04 7.055,14 8.327,71 9.768,73 11.194,47

Perdagangan, Hotel dan


6 26.412,87 30.120,54 33.544,40 37.183,13 42.003,28
Restoran
Pengangkutan dan
7 5.338,40 6.355,85 7.275,15 8.256,12 9.618,41
Komunikasi
Keuangan, Real Estat dan
8 1.792,57 1.987,39 2.245,09 2.521,26 2.894,01
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 3.559,56 3.974,09 4.437,54 4.925,35 5.580,82

Kabupaten Bogor 124.289,72 139.516,21 156.155,90 174.322,47 193.683,00

Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing


sektor terhadap nilai PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu
sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan
ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat memperlihatkan kontribusi
nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak
sektor-sektor yang menjadi motor penggerak pertumbuhan (sektor andalan) di
wilayah yang bersangkutan. Jika dilihat distribusi persentase lapangan usaha dari
tahun ke tahun, terlihat adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan usaha.
Sektor industri pengolahan memperlihatkan penurunan kontribusi, sedangkan
sektor konstruksi menunjukkan peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai
tambah. Demikian juga dengan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun meski peningkatannya relatif sedikit. Tabel 3.1.2
menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 25


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 4,03 3,92 3,87 3,81 3,82
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 1,55 1,59 1,66 1,73 1,79
Penggalian

3 Industri 57,02 56,34 56,04 55,86 54,91

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,74 2,69 2,68 2,66 2,67

5 Konstruksi 4,81 5,06 5,33 5,60 5,78

Perdagangan, Hotel dan


6 21,25 21,59 21,48 21,33 21,69
Restoran

Pengangkutan dan
7 4,30 4,56 4,66 4,74 4,97
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 1,44 1,42 1,44 1,45 1,49
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 2,86 2,85 2,84 2,83 2,88

Kabupaten Bogor 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB tahun 2014 atas dasar harga
konstan diprediksi mencapai 41,08 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami
peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor
atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 52,19 triliun rupiah. Sektor yang
memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaan nilai tambah adalah sektor
industri pengolahan disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran. Tabel 3.1.3
menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor tahun 2014-
2018.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 26


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Miliar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 1.846,78 1.917,76 1.979,02 2.027,51 2.074,71
Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan
2 453,82 487,51 533,03 578,90 616,86
Penggalian

3 Industri 24.423,87 25.777,68 27.228,23 28.827,31 30.480,77

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.432,56 1.485,66 1.563,71 1.641,45 1.721,82

5 Konstruksi 1.604,78 1.806,69 2.016,17 2.231,92 2.439,92

Perdagangan, Hotel dan


6 7.651,49 8.192,05 8.800,67 9.430,70 10.175,99
Restoran
Pengangkutan dan
7 1.334,13 1.462,53 1.559,89 1.677,19 1.809,68
Komunikasi
Keuangan, Real Estat dan
8 743,44 785,17 833,71 883,04 935,64
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 1.590,29 1.675,84 1.760,12 1.842,71 1.935,72

Kabupaten Bogor 41.081,15 43.590,88 46.274,55 49.140,73 52.191,12

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2014


diprediksi akan tumbuh sebesar 6,07 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor terus meningkat hingga pada tahun 2018 diprediksi akan
mencapai 6,21 persen. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diperlukan untuk
menjaga stabilitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 ditunjukkan pada Tabel 3.1.4.
Berdasarkan prediksi PDRB tahun 2014-2018, terlihat bahwa secara umum
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 6 persen.
Tabel 3.1.4. menunjukkan bahwa sektor konstruksi diprediksi akan mencapai
kinerja yang sangat baik, dengan pertumbuhan rata-rata di atas dua digit. Sektor
pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor dengan pertumbuhan yang lebih
tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan Kabupaten Bogor.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 27


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor


Tahun 2014-2018 (persen)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 4,96 3,84 3,19 2,45 2,33
Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan
2 7,92 7,42 9,34 8,61 6,56
Penggalian

3 Industri 4,98 5,54 5,63 5,87 5,74

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,85 3,71 5,25 4,97 4,90

5 Konstruksi 12,88 12,58 11,59 10,70 9,32

Perdagangan, Hotel dan


6 8,92 7,06 7,43 7,16 7,90
Restoran
Pengangkutan dan
7 7,56 9,62 6,66 7,52 7,90
Komunikasi
Keuangan, Real Estat dan
8 6,09 5,61 6,18 5,92 5,96
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 4,64 5,38 5,03 4,69 5,05

Kabupaten Bogor 6,07 6,11 6,16 6,19 6,21

Berdasarkan sumber pertumbuhannya, sektor industri pengolahan


merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan
sektor industri pengolahan yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari total LPE
yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang berasal dari
sektor industri pengolahan menunjukkan kekuatan dan potensi sektor industri
pengolahan dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi di atas satu
persen dari total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor. Adapun sektor-sektor
lainnya memberikan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan relatif kecil yaitu di
bawah satu persen. Berdasarkan penghitungan sumber pertumbuhan, maka pada
umumnya pertumbuhan sektor yang memiliki kontribusi besar dalam penciptaan

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 28


Hasil dan Pembahasan

NTB akan memberikan kontribusi yang besar pula dalam sumber pertumbuhan.
Rincian sumber pertumbuhan tiap lapangan usaha terdapat pada Tabel 3.1.5.

Tabel 3.1.5. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor


Tahun 2014-2018 (persen)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 0,23 0,17 0,14 0,10 0,10
Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan
2 0,09 0,08 0,10 0,10 0,08
Penggalian

3 Industri 2,99 3,30 3,33 3,46 3,36

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,14 0,13 0,18 0,17 0,16

5 Konstruksi 0,47 0,49 0,48 0,47 0,42

Perdagangan, Hotel dan


6 1,62 1,32 1,40 1,36 1,52
Restoran
Pengangkutan dan
7 0,24 0,31 0,22 0,25 0,27
Komunikasi
Keuangan, Real Estat dan
8 0,11 0,10 0,11 0,11 0,11
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 0,18 0,21 0,19 0,18 0,19

Kabupaten Bogor 6,07 6,11 6,16 6,19 6,21

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009


tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (Perka BPS No 57 Tahun
2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)) pada bulan
Desember 2009 yang merupakan revisi dari KBLI Tahun 2005, maka KBLI yang
digunakan dalam penyusunan PDRB Kabupaten Bogor tahun dasar 2010 mengacu
pada Perka BPS tersebut. Berdasarkan Perka BPS No. 57 Tahun 2009, jumlah
sektor (kategori) yang disajikan sebanyak 21, namun dalam publikasi ini dijadikan
17 sektor, artinya ada sektor yang merupakan gabungan dari dua atau lebih
kategori. Hal ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan penyajian PDRB
perubahan tahun dasar 2000 ke 2010 (17 sektor) yang disajikan secara nasional.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 29


Hasil dan Pembahasan

Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 124,29 triliun rupiah, nilai ini
terus meningkat hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi
mencapai 193,68 triliun rupiah. Sektor yang mendominasi perekonomian Kabupaten
Bogor adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran
dan reparasi mobil dan motor. PDRB berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar
harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.6.

Tabel 3.1.6. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor


Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

No. LAPANGAN USAHA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Kehutanan dan
1 5.004,07 5.466,54 6.044,74 6.634,96 7.397,08
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 1.920,84 2.212,06 2.596,48 3.016,21 3.473,32

3 Industri Pengolahan 70.874,75 78.597,93 87.502,27 97.375,87 106.342,67

4 Pengadaan Listrik, Gas 3.248,92 3.569,88 3.988,01 4.427,59 4.944,38

5 Pengadaan Air 160,69 176,80 194,51 213,25 234,57

6 Konstruksi 5.977,04 7.055,14 8.327,71 9.768,73 11.194,47


Perdagangan Besar dan Eceran,
7 21.795,83 25.050,90 27.996,33 31.140,85 35.312,44
dan Reparasi Mobil dan Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 4.328,70 5.181,38 5.909,03 6.677,07 7.745,09

Penyediaan Akomodasi dan


9 4.038,10 4.287,17 4.669,79 5.054,74 5.566,68
makan Minum
10 Informasi dan komunikasi 1.009,70 1.174,46 1.366,11 1.579,05 1.873,32

11 Jasa Keuangan 391,58 429,94 488,99 553,09 639,71

12 Real Estate 1.187,28 1.319,97 1.492,20 1.676,60 1.925,83

13 Jasa Perusahaan 213,71 237,48 263,90 291,57 328,47

Administrasi Pemerintahan,
14 2.059,60 2.367,19 2.645,52 2.942,66 3.336,85
Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 1.376,82 1.582,44 1.768,50 1.967,14 2.230,65
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 599,55 689,09 770,11 856,61 971,36
Sosial
17 Jasa lainnya 102,53 117,84 131,70 146,49 166,11

KABUPATEN BOGOR 124.289,72 139.516,21 156.155,90 174.322,47 193.683,00

Pada Tabel 3.1.6, sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto
(NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai 70,84 triliun

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 30


Hasil dan Pembahasan

rupiah. Sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan motor
memiliki andil terbesar kedua setelah industri pengolahan yaitu sebesar 21,79
triliun rupiah. Kedua sektor tersebut memiliki andil terbesar terhadap
pembentukan PDRB. Sedangkan sektor yang memiliki peranan paling kecil adalah
sektor jasa lainnya yaitu sebesar 102,53 milyar rupiah. Adapun distribusi
persentase tiap sektor berdasarkan 17 sektor lapangan usaha disajikan dalam Tabel
3.1.7.
Tabel 3.1.7. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Bogor Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018

No. LAPANGAN USAHA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Kehutanan dan
1 4,03 3,92 3,87 3,81 3,82
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 1,55 1,59 1,66 1,73 1,79

3 Industri Pengolahan 57,02 56,34 56,04 55,86 54,91


4 Pengadaan Listrik, Gas 2,61 2,56 2,55 2,54 2,55
5 Pengadaan Air 0,13 0,13 0,12 0,12 0,12
6 Konstruksi 4,81 5,06 5,33 5,60 5,78
Perdagangan Besar dan Eceran,
7 17,54 17,96 17,93 17,86 18,23
dan Reparasi Mobil dan Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 3,48 3,71 3,78 3,83 4,00

Penyediaan Akomodasi dan


9 3,25 3,07 2,99 2,90 2,87
makan Minum
10 Informasi dan komunikasi 0,81 0,84 0,87 0,91 0,97

11 Jasa Keuangan 0,32 0,31 0,31 0,32 0,33


12 Real Estate 0,96 0,95 0,96 0,96 0,99
13 Jasa Perusahaan 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
Administrasi Pemerintahan,
14 1,66 1,70 1,69 1,69 1,72
Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 1,11 1,13 1,13 1,13 1,15
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 0,48 0,49 0,49 0,49 0,50
Sosial
17 Jasa lainnya 0,08 0,08 0,08 0,08 0,09

KABUPATEN BOGOR 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing


sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar
Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 31
Hasil dan Pembahasan

persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam
perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat
memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB,
sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi motor penggerak pertumbuhan
(sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Pada Tabel 3.1.7. terlihat bahwa
sektor industri pengolahan mengalami penurunan kontribusi dalam penciptaan nilai
tambah dar tahun ketahun. Sebaliknya, sektor perdagangan besar dan eceran dan
reparasi mobil dan motor mengalami peningkatan kontribusi penciptaan nilai
tambah dari tahun ke tahun. PDRB Kabupaten Bogor 17 sektor berdasarkan harga
konstan 2010 disajikan pada Tabel 3.1.8.

Tabel 3.1.8. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Bogor
Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

No. LAPANGAN USAHA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Kehutanan dan
1 3.654,81 3.795,29 3.916,51 4.012,47 4.105,89
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 1.141,63 1.226,37 1.340,90 1.456,28 1.551,77

3 Industri Pengolahan 54.202,35 56.902,44 60.056,53 63.436,01 67.161,54


4 Pengadaan Listrik, Gas 2.667,03 2.765,76 2.910,79 3.055,16 3.204,41
5 Pengadaan Air 133,33 138,61 146,65 154,84 163,39
6 Konstruksi 4.403,85 4.957,93 5.532,79 6.124,86 6.695,67
Perdagangan Besar dan Eceran,
7 15.736,52 17.072,27 18.314,86 19.719,51 21.130,16
dan Reparasi Mobil dan Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 3.369,59 3.679,37 3.915,62 4.152,95 4.416,60

Penyediaan Akomodasi dan


9 2.840,22 2.960,29 3.151,51 3.343,74 3.588,76
makan Minum
10 Informasi dan komunikasi 830,54 916,74 981,53 1.079,99 1.193,12

11 Jasa Keuangan 326,23 342,77 367,99 393,80 422,44


12 Real Estate 929,38 986,20 1.046,52 1.107,87 1.172,95
13 Jasa Perusahaan 175,13 183,08 192,06 200,99 210,04
Administrasi Pemerintahan,
14 1.435,59 1.529,35 1.604,24 1.677,79 1.753,14
Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 903,78 959,99 1.004,01 1.046,93 1.090,69
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 395,36 420,38 440,11 459,41 479,11
Sosial
17 Jasa lainnya 65,48 68,43 71,75 74,95 79,06

KABUPATEN BOGOR 93.210,85 98.905,27 104.994,38 111.497,57 118.418,74

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 32


Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan Tabel 3.1.8, PDRB atas harga konstan tahun 2014 diprediksi
akan mencapai 93,21 triliun. Nilai ini terus meningkat hingga mencapai 118,42
triliun rupiah pada tahun 2018. Sektor yang mendominasi penciptaan nilai tambah
adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran dan reparasi
mobil dan motor.
Pada tahun 2014, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor
diprediksi mencapai 6,07 persen. Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga
pada tahun 2018 LPE Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 6,21 persen. Rincian
LPE tiap sektor disajikan dalam Tabel 3.1.9.
Tabel 3.1.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor
Menurut 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (persen)

No. LAPANGAN USAHA 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Kehutanan dan
1 4,96 3,84 3,19 2,45 2,33
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 7,92 7,42 9,34 8,61 6,56

3 Industri Pengolahan 4,45 4,98 5,54 5,63 5,87


4 Pengadaan Listrik, Gas 3,84 3,70 5,24 4,96 4,89
5 Pengadaan Air 4,12 3,96 5,81 5,58 5,52
6 Konstruksi 12,88 12,58 11,59 10,70 9,32
Perdagangan Besar dan Eceran,
7 10,83 8,49 7,28 7,67 7,15
dan Reparasi Mobil dan Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 7,46 9,19 6,42 6,06 6,35

Penyediaan Akomodasi dan


9 4,41 4,23 6,46 6,10 7,33
makan Minum
10 Informasi dan komunikasi 7,72 10,38 7,07 10,03 10,48
11 Jasa Keuangan 6,44 5,07 7,36 7,01 7,27
12 Real Estate 6,22 6,11 6,12 5,86 5,87
13 Jasa Perusahaan 4,63 4,54 4,90 4,65 4,50
Administrasi Pemerintahan,
14 4,78 6,53 4,90 4,59 4,49
Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 4,47 6,22 4,59 4,27 4,18
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16 4,58 6,33 4,69 4,38 4,29
Sosial
17 Jasa lainnya 4,59 4,51 4,85 4,46 5,48

KABUPATEN BOGOR 6,07 6,11 6,16 6,19 6,21

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 33


Hasil dan Pembahasan

Pada tahun 2018, LPE Kabupaten Bogor diprediksi mencapai 6,21 persen.
Nilai ini setara dengan LPE Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. Sektor yang
mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor konstruksi, perdagangan besar
dan eceran dan reparasi mobil dan motor, dan sektor informasi dan komunikasi.
Pertumbuhan sektor yang relatif kecil adalah sektor listrik dan gas. Sedangkan
sektor dengan pertumbuhan yang menurun adalah sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan.

2. PDRB Kabupaten Bogor Barat


Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi mencapai 13,03 triliun rupiah.
Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten
Bogor Barat diprediksi sebesar 22,17 triliun rupiah. Tabel 3.1.10 menguraikan PDRB
atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.

Tabel 3.1.10. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Barat
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 2.045,04 2.222,30 2.414,93 2.624,25 2.851,72
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 1.360,64 1.496,71 1.646,38 1.811,01 1.992,11
Penggalian

3 Industri 1.126,25 1.276,92 1.447,75 1.641,44 1.861,03

Listrik, Gas dan Air


4 906,97 1.018,77 1.144,35 1.285,41 1.443,86
Bersih

5 Konstruksi 183,43 216,20 254,84 300,38 354,06

Perdagangan, Hotel dan


6 5.659,80 6.636,05 7.780,70 9.122,79 10.696,38
Restoran

Pengangkutan dan
7 562,19 669,04 796,19 947,51 1.127,58
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 140,95 159,55 180,60 204,44 231,42
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 1.046,53 1.165,63 1.298,27 1.446,01 1.610,57

Kabupaten Bogor Barat 13.031,79 14.861,17 16.964,02 19.383,25 22.168,74

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 34


Hasil dan Pembahasan

Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar


adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 5,66 triliun rupiah
pada tahun 2014 dan terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor ini diprediksi
mencapai 10,69 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah sektor pertanian yang
mencapai nilai Rp. 2,04 triliun rupiah pada tahun 2014 dan meningkat menjadi
2,85 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor tersebut memiliki andil besar
terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 140,95 miliar
rupiah pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 231,42 miliar rupiah. Tabel 3.1.11
menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.

Tabel 3.1.11. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


DOB Kabupaten Bogor Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 15,69 14,95 14,24 13,54 12,86
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 10,44 10,07 9,71 9,34 8,99
Penggalian

3 Industri 8,64 8,59 8,53 8,47 8,39

Listrik, Gas dan Air


4 6,96 6,86 6,75 6,63 6,51
Bersih

5 Konstruksi 1,41 1,45 1,50 1,55 1,60

Perdagangan, Hotel dan


6 43,43 44,65 45,87 47,07 48,25
Restoran

Pengangkutan dan
7 4,31 4,50 4,69 4,89 5,09
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 1,08 1,07 1,06 1,05 1,04
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 8,03 7,84 7,65 7,46 7,27

Kabupaten Bogor Barat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 35


Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan Tabel 3.1.11. yang menguraikan distribusi persentase lapangan


usaha dari tahun ke tahun, terlihat adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan
usaha. Sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan
penurunan kontribusi, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran
menunjukkan peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah. Demikian
juga dengan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun meski relatif sedikit.
Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat tahun
2014 atas harga konstan diprediksi mencapai 4,15 triliun rupiah. Nilai ini terus
mengalami peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB
Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 5,17 triliun rupiah.
Tabel 3.1.12. menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor
Barat tahun 2014-2018.
Tabel 3.1.12. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 744,67 753,49 762,61 772,06 781,71
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 351,44 378,90 415,45 450,02 481,08
Penggalian

3 Industri 376,99 391,85 411,40 432,36 457,57

Listrik, Gas dan Air


4 370,33 384,97 402,01 423,63 446,86
Bersih

5 Konstruksi 47,64 51,51 55,96 60,51 64,77

Perdagangan, Hotel dan


6 1.614,37 1.732,33 1.859,29 1.997,36 2.146,18
Restoran

Pengangkutan dan
7 134,77 144,84 155,67 167,46 180,15
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 56,52 59,42 62,79 66,47 70,45
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 453,43 471,43 492,63 515,81 541,71

Kabupaten Bogor Barat 4.150,15 4.368,75 4.617,80 4.885,69 5.170,48

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 36


Hasil dan Pembahasan

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014
diprediksi akan tumbuh sebesar 5,05 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor Barat terus meningkat hingga pada tahun 2018 diprediksi akan
mencapai 5,25 persen. Berdasarkan prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tahun
2014-2018, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor
berada pada kisaran 5 persen. Nilai ini masih di bawah LPE Kabupaten Bogor yang
berada pada kisaran 6 persen.
Pada prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tahun 2014-2018, sektor yang
menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor konstruksi, sektor
perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor
dengan kinerja yang rendah ditunjukkan melalui laju pertumbuhannya yang
rendah. Sektor tersebut adalah sektor pertanian. Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor selama periode 2014-2018 ditampilkan pada Tabel 3.1.9.

Tabel 3.1.13. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Barat


Tahun 2014-2018 (persen)
No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 1,03 1,19 1,21 1,24 1,25
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 8,55 7,82 9,64 8,32 6,90
Penggalian

3 Industri 3,08 3,94 4,99 5,10 5,83

Listrik, Gas dan Air


4 3,85 3,95 4,43 5,38 5,48
Bersih

5 Konstruksi 7,05 8,12 8,65 8,12 7,05

Perdagangan, Hotel dan


6 7,20 7,31 7,33 7,43 7,45
Restoran

Pengangkutan dan
7 7,46 7,47 7,48 7,57 7,58
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 4,17 5,13 5,66 5,87 5,98
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 3,62 3,97 4,50 4,71 5,02

Kabupaten Bogor Barat 5,04 5,27 5,70 5,80 5,83

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 37


Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan sumber pertumbuhannya, sektor perdagangan, hotel dan


restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat. Hal ini ditunjukkan melalui nilai
sumber pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang paling besar
yaitu sekitar 3 persen dari total LPE yang mencapai sekitar 5 persen. Tingginya
sumber pertumbuhan yang berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran
menunjukkan kekuatan dan potensi yang dimiliki sektor ini dalam menentukan
capaian pertumbuhan ekonomi di DOB Kabupaten Bogor Barat. Berdasarkan
penghitungan sumber pertumbuhan, maka pada umumnya pertumbuhan sektor
yang memiliki kontribusi besar dalam penciptaan NTB akan memberikan kontribusi
yang besar pula dalam sumber pertumbuhan. Rincian sumber pertumbuhan tiap
lapangan usaha terdapat pada Tabel 3.1.14.

Tabel 3.1.14. Sumber Pertumbuhan PDRB DOB Kabupaten Bogor Barat


Tahun 2014-2018

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 0,19 0,21 0,21 0,20 0,20
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 0,70 0,66 0,84 0,75 0,64
Penggalian

3 Industri 0,29 0,36 0,45 0,45 0,52

Listrik, Gas dan Air


4 0,35 0,35 0,39 0,47 0,48
Bersih

5 Konstruksi 0,08 0,09 0,10 0,10 0,09

Perdagangan, Hotel dan


6 2,74 2,84 2,91 2,99 3,05
Restoran

Pengangkutan dan
7 0,24 0,24 0,25 0,26 0,26
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 0,06 0,07 0,08 0,08 0,08
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 0,40 0,43 0,49 0,50 0,53

Kabupaten Bogor Barat 5,04 5,27 5,70 5,80 5,83

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 38


Hasil dan Pembahasan

Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi mencapai 13,031 triliun rupiah,
nilai ini terus meningkat hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor diprediksi
mencapai 22,17 triliun rupiah. Sektor yang mendominasi perekonomian Kabupaten
Bogor Barat adalah sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan
motor. PDRB Kabupaten Bogor Barat berdasarkan klasifikasi 17 sektor atas dasar
harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.15.

Tabel 3.1.15. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku DOB Kabupaten Bogor Barat
Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

No. URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Kehutanan dan
1 2.045.039,36 2.222.300,79 2.414.927,03 2.624.249,87 2.851.716,55
Perikanan
Pertambangan dan
2 1.360.641,30 1.496.705,43 1.646.375,98 1.811.013,57 1.992.114,93
Penggalian

3 Industri Pengolahan 1.126.247,09 1.276.920,16 1.447.750,77 1.641.435,67 1.861.032,38

4 Pengadaan Listrik, Gas 666.932,93 745.831,03 864.204,94 1.001.030,27 1.144.513,77

5 Pengadaan Air 32.986,84 36.937,07 42.151,51 48.212,69 54.297,13

6 Konstruksi 183.425,02 216.204,07 254.840,92 300.382,38 354.062,34

Perdagangan Besar dan


7 Eceran, dan Reparasi Mobil 4.474.208,25 5.233.721,60 6.066.829,40 7.040.610,20 8.174.043,04
dan Motor
Transportasi dan
8 888.587,89 1.082.512,88 1.280.493,21 1.509.614,15 1.792.815,54
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
9 828.933,73 895.691,07 1.011.948,55 1.142.822,67 1.288.561,16
Makan Minum

10 Informasi dan komunikasi 207.269,77 245.373,08 296.037,53 357.006,05 433.632,36

11 Jasa Keuangan 80.383,42 89.824,83 105.964,19 125.047,82 148.078,45

12 Real Estate 243.723,42 275.771,97 323.360,74 379.060,89 445.785,97

13 Jasa Perusahaan 43.869,22 49.615,36 57.187,53 65.920,78 76.033,37

Administrasi Pemerintahan,
14 422.791,00 494.561,33 573.285,98 665.303,55 772.407,46
Pertahanan dan Jaminan

15 Jasa Pendidikan 282.631,49 330.609,23 383.235,85 444.748,66 516.346,54

Jasa Kesehatan dan


16 123.074,48 143.966,82 166.883,57 193.669,89 224.847,85
Kegiatan Sosial

17 Jasa lainnya 21.046,85 24.619,64 28.538,61 33.119,31 38.451,02

KABUPATEN BOGOR BARAT 13.031.792,07 14.861.166,36 16.964.016,30 19.383.248,41 22.168.739,85

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 39


Hasil dan Pembahasan

3. PDRB Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat (26 kecamatan)


Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku di Kabupaten Bogor setelah Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor
Barat (KBB) keluar, diprediksi mencapai 111,26 triliun rupiah. Nilai ini terus
mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB
KBB Bogor Barat diprediksi sebesar 171,51 triliun rupiah. Tabel 3.1.16 menguraikan
PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.
Tabel 3.1.16. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor-DOB KBB
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 2.959,03 3.244,24 3.629,81 4.010,71 4.545,37
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 560,20 715,35 950,11 1.205,20 1.481,20
Penggalian

3 Industri 69.748,50 77.321,01 86.054,52 95.734,44 104.481,64

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.502,64 2.727,90 3.038,17 3.355,42 3.735,09

5 Konstruksi 5.793,62 6.838,94 8.072,86 9.468,35 10.840,41

Perdagangan, Hotel dan


6 20.753,07 23.484,49 25.763,70 28.060,34 31.306,90
Restoran

Pengangkutan dan
7 4.776,21 5.686,81 6.478,96 7.308,62 8.490,83
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 1.651,63 1.827,84 2.064,48 2.316,82 2.662,58
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 2.513,03 2.808,46 3.139,27 3.479,33 3.970,25

Kabupaten Bogor-DOB KBB 111.257,93 124.655,04 139.191,88 154.939,22 171.514,26

Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah
sektor industri pengolahan yang mencapai 69,76 triliun rupiah pada tahun 2014 dan
terus meningkat hingga pada tahun 2018 sektor industri pengolahan diprediksi
mencapai 104,48 triliun rupiah. NTB terbesar kedua adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang mencapai nilai 20,75 triliun rupiah pada tahun 2014 dan
meningkat menjadi 31,31 triliun rupiah pada tahun 2018. Kedua sektor tersebut

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 40


Hasil dan Pembahasan

memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB. Sektor yang memiliki peranan
relatif kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yang pada tahun 2014
diprediksi mencapai 560,20 miliar rupiah dan meningkat menjadi 1,48 triliun pada
tahun 2018. Tabel 3.1.17 menyajikan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bogor
tanpa DOB KBB tahun 2014-2018.

Tabel 3.1.17. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 2,66 2,60 2,61 2,59 2,65
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 0,50 0,57 0,68 0,78 0,86
Penggalian

3 Industri 62,69 62,03 61,82 61,79 60,92

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,25 2,19 2,18 2,17 2,18

5 Konstruksi 5,21 5,49 5,80 6,11 6,32

Perdagangan, Hotel dan


6 18,65 18,84 18,51 18,11 18,25
Restoran

Pengangkutan dan
7 4,29 4,56 4,65 4,72 4,95
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 1,48 1,47 1,48 1,50 1,55
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 2,26 2,25 2,26 2,25 2,31

Kabupaten Bogor-DOB KBB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Tabel 3.1.17 yang menyajikan distribusi persentase lapangan usaha dari


tahun ke tahun, menunjukkan adanya pergeseran di beberapa sektor lapangan
usaha. Sektor industri pengolahan menunjukkan penurunan kontribusi, sedangkan
sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan
peningkatan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah.
Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB,
tahun 2014 diprediksi mencapai 36,93 triliun rupiah. Nilai ini terus mengalami

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 41


Hasil dan Pembahasan

peningkatan pada tahun berikutnya hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Bogor
atas dasar harga konstan diprediksi sebesar 47,02 triliun rupiah. Tabel 3.1.18
menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor Barat tahun
2014-2018.

Tabel 3.1.18. PDRB Atas Dasar Harga Konstan DOB Kabupaten Bogor Barat
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018 (Milyar Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 1.102,11 1.164,27 1.216,41 1.255,45 1.293,00
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 102,38 108,60 117,59 128,88 135,78
Penggalian

3 Industri 24.046,87 25.385,83 26.816,82 28.394,95 30.023,20

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.062,23 1.100,69 1.161,70 1.217,81 1.274,96

5 Konstruksi 1.557,14 1.755,18 1.960,21 2.171,41 2.375,15

Perdagangan, Hotel dan


6 6.037,12 6.459,72 6.941,38 7.433,34 8.029,81
Restoran

Pengangkutan dan
7 1.199,36 1.317,69 1.404,22 1.509,73 1.629,52
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 686,91 725,75 770,93 816,56 865,19
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 1.136,86 1.204,40 1.267,49 1.326,90 1.394,02

Kabupaten Bogor - DOB KBB 36.931,00 39.222,13 41.656,75 44.255,04 47.020,64

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten


Bogor Barat pada tahun 2014 diprediksi akan tumbuh sebesar 6,18 persen. Nilai
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor Barat terus meningkat hingga pada tahun
2018 diprediksi akan mencapai 6,25 persen. Berdasarkan prediksi PDRB Kabupaten
Bogor tanpa DOB KBB tahun 2014-2018, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB berada pada kisaran 6 persen lebih. Nilai
ini telah melampaui LPE Kabupaten Bogor yang berada pada kisaran 6 persen.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 42


Hasil dan Pembahasan

Pada prediksi PDRB Kabupaten Bogor Barat tanpa DOB Kabupaten Bogor
Barat tahun 2014-2018, sektor yang menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi adalah
sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi. Sektor dengan kinerja yang masih rendah
ditunjukkan melalui laju pertumbuhannya yang rendah. Sektor tersebut adalah
sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode
2014-2018 ditampilkan pada Tabel 3.1.19.
Tabel 3.1.19. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB KBB
Tahun 2014-2018
No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 7,80 5,64 4,48 3,21 2,99
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 5,82 6,07 8,27 9,60 5,36
Penggalian

3 Industri 5,01 5,57 5,64 5,88 5,73

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,85 3,62 5,54 4,83 4,69

5 Konstruksi 13,07 12,72 11,68 10,77 9,38

Perdagangan, Hotel dan


6 9,39 7,00 7,46 7,09 8,02
Restoran

Pengangkutan dan
7 7,57 9,87 6,57 7,51 7,93
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 6,25 5,65 6,22 5,92 5,96
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 5,05 5,94 5,24 4,69 5,06

Kabupaten Bogor-DOB KBB 6,18 6,20 6,21 6,24 6,25

Berdasarkan sumber pertumbuhannya, sektor industri pengolahan


merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor Barat. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber
pertumbuhan sektor industri pengolahan yang paling besar yaitu sekitar 3 persen
dari total LPE yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan
yang berasal dari sektor industri pengolahan menunjukkan kekuatan sektor ini

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 43


Hasil dan Pembahasan

dalam menentukan capaian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor tanpa DOB


Kabupaten Bogor Barat. Berdasarkan penghitungan sumber pertumbuhan, maka
pada umumnya pertumbuhan sektor yang memiliki kontribusi besar dalam
penciptaan NTB akan memberikan kontribusi yang besar pula dalam sumber
pertumbuhan. Rincian sumber pertumbuhan tiap lapangan usaha terdapat pada
Tabel 3.1.20.

Tabel 3.1.20. Sumber Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tanpa DOB Kabupaten
Bogor Barat Tahun 2014-2018 (persen)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Peternakan,
1 0,23 0,17 0,13 0,09 0,08
Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan
2 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02
Penggalian

3 Industri 3,30 3,63 3,65 3,79 3,68

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,11 0,10 0,16 0,13 0,13

5 Konstruksi 0,52 0,54 0,52 0,51 0,46

Perdagangan, Hotel dan


6 1,49 1,14 1,23 1,18 1,35
Restoran

Pengangkutan dan
7 0,24 0,32 0,22 0,25 0,27
Komunikasi

Keuangan, Real Estat dan


8 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11
Jasa Perusahaan

9 Jasa-Jasa 0,16 0,18 0,16 0,14 0,15

Kabupaten Bogor-DOB KBB 6,18 6,20 6,21 6,24 6,25

PDRB Kabupaten Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat berdasarkan


klasifikasi 17 sektor atas dasar harga berlaku disajikan dalam Tabel 3.1.21. Dalam
tabel tersebut terlihat bahwa PDRB Kabupaten Bogor setelah dikeluarkan DOB
Kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014 diprediksi mencapai 111,26 triliun rupiah.
Nilai ini terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 PDRB Kabupaten
Bogor tanpa DOB KBB Bogor Barat diprediksi sebesar 171,51 triliun rupiah. Sektor

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 44


Hasil dan Pembahasan

industri pengolahan menempati porsi terbesar disusul sektor perdagangan besar


dan eceran dan reparasi mobil dan motor di posisi kedua.
Tabel 3.1.21. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor tanpa
DOB Kabupaten Bogor Barat Berdasarkan 17 Lapangan Usaha Tahun 2014-2018
(Milyar Rupiah)

No. URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pertanian, Kehutanan dan
1 2.959,03 3.244,24 3.629,81 4.010,71 4.545,37
Perikanan

2 Pertambangan dan Penggalian 560,20 715,35 950,11 1.205,20 1.481,20

3 Industri Pengolahan 69.748,50 77.321,01 86.054,52 95.734,44 104.481,64

4 Pengadaan Listrik, Gas 2.581,99 2.824,04 3.123,80 3.426,56 3.799,87

5 Pengadaan Air 127,71 139,86 152,36 165,03 180,27

6 Konstruksi 5.793,62 6.838,94 8.072,86 9.468,35 10.840,41

Perdagangan Besar dan


7 Eceran, dan Reparasi Mobil 17.321,62 19.817,18 21.929,50 24.100,24 27.138,40
dan Motor

8 Transportasi dan Pergudangan 3.440,11 4.098,87 4.628,54 5.167,46 5.952,27

Penyediaan Akomodasi dan


9 3.209,17 3.391,48 3.657,85 3.911,92 4.278,11
Makan Minum

10 Informasi dan komunikasi 802,43 929,09 1.070,07 1.222,04 1.439,69

11 Jasa Keuangan 311,20 340,12 383,02 428,04 491,63

12 Real Estate 943,56 1.044,19 1.168,84 1.297,54 1.480,04

13 Jasa Perusahaan 169,84 187,87 206,71 225,65 252,44

Administrasi Pemerintahan,
14 1.636,81 1.872,63 2.072,23 2.277,36 2.564,45
Pertahanan dan Jaminan Sosial

15 Jasa Pendidikan 1.094,19 1.251,83 1.385,27 1.522,39 1.714,31

Jasa Kesehatan dan Kegiatan


16 476,48 545,12 603,23 662,94 746,51
Sosial

17 Jasa lainnya 81,48 93,22 103,16 113,37 127,66

KABUPATEN BOGOR - DOB KBB 111.257,93 124.655,04 139.191,88 154.939,22 171.514,26

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 45


Hasil dan Pembahasan

3.1.2. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan

Pembahasan pada bagian ini mengenai PDRB Kabupaten Bogor menurut


penggunaan atau disebut juga menurut pengeluaran. Analisis dilakukan secara
deskriptif mengenai PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga
konstan, laju dan sumber pertumbuhan komponen-komponen PDRB menurut
penggunaan, dan struktur ekonomi. Karena keterbatasan data untuk penghitungan
prediksi PDRB penggunaan, data-data yang disajikan hanya menghitung prediksi
PDRB penggunaan Kabupaten Bogor tahun 2014-2018, belum dapat mengitung PDRB
penggunaan DOB Kabupaten Bogor Barat. Perhitungan PDRB menurut penggunaan
di Kabupaten Bogor hingga saat ini baru dihitung sampai komponen-komponennya,
sedangkan penghitungan untuk sub komponennya masih belum bisa dilakukan, hal
tersebut dikarenakan keterbatasan data.

Dari sisi pengeluaran, penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun
2014 sebagian besar digunakan untuk Konsumsi Rumah tangga sebesar 59,53 triliun
rupiah, digunakan untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 35,56
triliun rupiah, Eksport Netto sebesar 11,63 triliun rupiah, Perubahan stok sebesar
10,94 triliun rupiah, dan Konsumsi Pemerintah sebesar 5,99 triliun rupiah.
Sedangkan yang digunakan untuk konsumsi lembaga non profit menempati posisi
terkecil sebesar 602,64 miliar rupiah. Tabel 3.1.22. menggambarkan nilai PDRB
menurut penggunaan.

Nilai prediksi PDRB Kabupaten Bogor menurut penggunaan terus mengalami


peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 193,68 triliun rupiah. Pengeluaran
terbesar masih ditempati komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar
91,92 triliun rupiah disusul pembentukan modal tetap bruto sebesar 60,13 triliun
rupiah.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 46


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1.22. PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun 2014-2018 (miliar rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pengeluaran Konsumsi
1 59.531,08 66.768,26 73.926,22 83.091,74 91.917,08
Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi
2 602,64 644,42 687,38 731,52 776,84
Lembaga Non Profit

Pengeluaran Konsumsi
3 5.999,53 6.743,97 7.538,19 8.549,84 9.275,98
Pemerintah

Pembentukan Modal tetap


4 35.547,57 40.574,61 46.441,10 52.285,30 60.129,77
Bruto

5 Perubahan Stok 10.974,40 12.242,05 13.401,15 14.327,76 14.768,72

6 Ekspor Netto 11.634,50 12.542,91 14.161,86 15.336,32 16.814,62

Kabupaten Bogor 124.289,72 139.516,21 156.155,90 174.322,47 193.683,00

Berdasarkan distribusi persentase setiap komponen PDRB penggunaan tahun


2014-2018 yang disajikan dalam Tabel 2.1.23, terlihat bahwa komponen yang
memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB penggunaan Kabupaten Bogor adalah
pengeluaran konsumsi rumah tangga. Artinya, sebagian besar output baik produksi
di dalam Kabupaten Bogor maupun impor dari luar Kabupaten Bogor sebagian besar
digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pada tahun 2014 porsi
penggunaan konsumsi rumah tangga adalah sebesar 47,90 persen, selanjutnya
menurun pada tahun berikutnya yang mencapai 47,86 persen, yang pada tahun
2018 diprediksi mencapai 47,46 persen. Sebaliknya, PMTB menunjukkan
peningkatan kontribusi terhadap PDRB total di Kabupaten Bogor. Kontribusi PMTB
pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 28,60 persen dan terus meningkat hingga
pada tahun 2018 mencapai 31,05 persen. Rincian distribusi persentase berdasarkan
PDRB penggunaan tahun 2014-2018 disajikan pada tabel 3.1.23

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 47


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1.23. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bogor menurut Penggunaan


Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014-2018

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pengeluaran Konsumsi
1 47,90 47,86 47,34 47,67 47,46
Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi
2 0,48 0,46 0,44 0,42 0,40
Lembaga Non Profit

Pengeluaran Konsumsi
3 4,83 4,83 4,83 4,90 4,79
Pemerintah

Pembentukan Modal tetap


4 28,60 29,08 29,74 29,99 31,05
Bruto

5 Perubahan Stok 8,83 8,77 8,58 8,22 7,63

6 Ekspor Netto 9,36 8,99 9,07 8,80 8,68

Kabupaten Bogor 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDRB penggunaan atas dasar harga konstan ditampilkan pada Tabel 3.1.24.
Penggunaan PDRB atas dasar harga konstan memiliki struktur yang sama dengan
PDRB penggunaan atas dasar harga berlaku. Pada tabel 3.1.24 terlihat bahwa
penggunaan untuk konsumsi rumah tangga menempati posisi terbesar yaitu pada
tahun 2014 mencapai 22,78 triliun rupiah. Selanjutnya konsumsi terbesar
berikutnya secara berturut-turut adalah PMTB sebesar 8,15 triliun rupiah, Eksport
Netto sebesar 5,73 triliun rupiah, Konsumsi Pemerintah sebesar 2,33 triliun rupiah
dan Perubahan Stok sebesar 1,79 triliun rupiah. Sedangkan yang digunakan untuk
Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 302,25 miliar rupiah.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 48


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1.24. PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018 menurut Penggunaan
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (miliar rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pengeluaran Konsumsi
1 22.776,19 24.140,61 25.500,11 27.020,86 28.611,96
Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi
2 302,25 316,33 330,91 345,99 361,59
Lembaga Non Profit

Pengeluaran Konsumsi
3 2.334,37 2.514,64 2.648,55 2.843,53 3.047,72
Pemerintah

Pembentukan Modal tetap


4 8.150,42 8.807,10 9.684,93 10.479,02 11.455,93
Bruto

5 Perubahan Stok 1.788,30 1.859,70 1.931,78 2.044,63 2.075,89

6 Ekspor Netto 5.729,62 5.952,50 6.178,27 6.406,94 6.638,51

Kabupaten Bogor 41.081,15 43.590,88 46.274,55 49.140,98 52.191,60

Berdasarkan PDRB penggunaan atas dasar harga konstan, dapat diprediksi


laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor tahun 2014-2018. Tabel 3.1.25
menyajikan data LPE Kabupaten Bogor berdasarkan komponen PDRB penggunaan.
Pada tabel tersebut terlihat bahwa pertumbuhan yang cukup tinggi dicapai oleh
komponen pembentukan modal tetap bruto, bahkan pada tahun 2016 diprediksi
mencapai 9,97 persen.
Pertumbuhan yang relatif besar juga dicapai oleh komponen pengeluaran
pemerintah. Pada tahun 2014, pertumbuhan pengeluaran pemerintah diperkirakan
mencapai 7,11 persen, dan pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 7,18 persen.
Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan jasa layanan kepada publik atau
masyarakat dalam bentuk kolektif atau individual. Artinya, bahwa setiap rupiah
yang dikeluarkan oleh pemerintah harus dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Peningkatan pengeluaran
pemerintah secara “riil” mendatangkan sebuah konsekuensi logis bahwa
masyarakat seharusnya dapat merasakan peningkatan pengeluaran konsumsi
pemerintah tersebut melalui pelayanan publik yang lebih baik. Rincian laju

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 49


Hasil dan Pembahasan

pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan penggunaan disajikan pada Tabel


3.1.25.

Tabel 3.1.25. Laju Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 - 2018
menurut Penggunaan (persen)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pengeluaran Konsumsi
1 6,50 5,99 5,63 5,96 5,89
Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi
2 4,67 4,66 4,61 4,56 4,51
Lembaga Non Profit

Pengeluaran Konsumsi
3 7,11 7,72 5,33 7,36 7,18
Pemerintah

Pembentukan Modal tetap


4 7,35 8,06 9,97 8,20 9,32
Bruto

5 Perubahan Stok 3,14 3,99 3,88 5,84 1,53

6 Ekspor Netto 3,21 3,89 3,79 3,70 3,61

Kabupaten Bogor 6,07 6,11 6,16 6,19 6,21

Berdasarkan sumber pertumbuhannya, komponen pengeluaran rumah tangga


merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor. Hal ini ditunjukkan melalui nilai sumber pertumbuhan
komponen pengeluaran rumah tangga yang paling besar yaitu sekitar 3 persen dari
total LPE yang mencapai sekitar 6 persen. Tingginya sumber pertumbuhan yang
berasal dari komponen pengeluaran rumah tangga menunjukkan kontribusi yang
sangat besar dari komponen pengeluaran rumah tangga dalam menentukan capaian
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor.
Komponen yang cukup besar dalam memberikan kontribusi dalam
pencapaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor adalah pembentukan modal
tetap bruto yang memberikan kontribusi sekitar lebih dari satu persen dari total
LPE sekitar 6 persen. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
menggambarkan bagian dari pendapatan (income) yang direalisasikan dalam
bentuk investasi (fisik) atau digunakan sebagai fungsi kapital. Fungsi kapital

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 50


Hasil dan Pembahasan

merupakan input tidak langsung (indirect input) di dalam proses produksi di


berbagai lapangan usaha. Kapital ini bisa bersumber dari produksi di dalam
Kabupaten Bogor atau dari luar Kabupaten Bogor. Bentuk-bentuk PMTB dapat
berwujud bangunan baik berupa tempat tinggal atau bukan tempat tinggal, mesin
dan peralatannya, alat angkutan maupun binatang ternak (misalkan sapi perah,
induk ayam petelur). Berikut Tabel 3.1.26 yang menyajikan sumber pertumbuhan
PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan penggunaan.

Tabel 3.1.26. Sumber Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Bogor Tahun 2014 -


2018 menurut Penggunaan (persen)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Pengeluaran Konsumsi
1 3,59 3,32 3,12 3,29 3,24
Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi
2 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Lembaga Non Profit

Pengeluaran Konsumsi
3 0,40 0,44 0,31 0,42 0,42
Pemerintah

Pembentukan Modal tetap


4 1,44 1,60 2,01 1,72 1,99
Bruto

5 Perubahan Stok 0,14 0,17 0,17 0,24 0,06

6 Ekspor Netto 0,46 0,54 0,52 0,49 0,47

Kabupaten Bogor 6,07 6,11 6,16 6,19 6,21

3.1.3. PDRB Perkapita

Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran


masyarakat secara makro salah satunya adalah pendapatan per kapita per tahun.
Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat
kesejahteraan di wilayah bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. PDRB per
kapita dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk indikator pendapatan perkapita.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 51


Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor


barat dan Kabupaten Bogor tanpa kabupaten Bogor Barat pada tahun 2014-2018.

45,00
40,65
40,00 37,70
33,90 34,80
35,00 32,04
31,16
28,52 29,42
30,00
26,06
25,00 23,75

20,00
14,85
15,00 13,06
11,50
10,15
10,00 8,98

5,00

0,00
Bogor Bogor Barat Bogor - Bogor Barat

2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 3.1.2. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga berlaku
Tahun 2014-2018 (juta rupiah)

Gambar 3.1.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor atas dasar


harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, PDRB
per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor diperkirakan mencapai 23,75
juta rupiah. Pada tahun-tahun berikutnya, nilai ini mengalami peningkatan hingga
pada tahun 2018 mencapai 33,90 juta rupiah.
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor Barat pada tahun
2014 diperkirakan hanya mencapai 8,98 juta rupiah. Pada tahun-tahun berikutnya,
nilai ini mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 mencapai 14,85 juta
rupiah. Berdasarkan nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku ini, DOB
Kabupaten Bogor Barat dapat dikategorikan menjadi kabupaten termiskin se-
Provinsi Jawa Barat.
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor tanpa Kabupaten
Bogor Barat pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 29,42 juta rupiah. Pada tahun-
tahun berikutnya, nilai ini mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018
mencapai 40,65 juta rupiah. Berdasarkan nilai PDRB perkapita Kabupaten Bogor

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 52


Hasil dan Pembahasan

tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat, maka Kabupaten Bogor dapat dikategorikan
sebagai kabupaten kaya di Provinsi Jawa Barat.
Peningkatan PDRB per kapita dari tahun ke tahun, masih belum
menggambarkan secara riil kenaikan pendapatan perkapita masyarakat di
Kabupaten Bogor secara umum. Hal ini disebabkan PDRB per kapita yang dihitung
berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih mengandung faktor inflasi yang
sangat berpengaruh terhadap pendapatan perkapita. Untuk mengamati
perkembangan pendapatan perkapita secara riil dapat digunakan PDRB per kapita
yang dihitung atas dasar harga konstan. Gambar 3.1.3 menyajikan PDRB perkapita
atas dasar harga konstan antara ketiga wilayah yang dianalisis.

12,00
11,14
10,77
10,41
10,08
9,76
10,00
9,14
8,78
8,45
8,14
7,85
8,00

6,00

4,00 3,29 3,46


2,99 3,13
2,86

2,00

0,00
Bogor Bogor Barat Bogor - Bogor Barat

2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 3.1.3. PDRB Perkapita per tahun atas dasar harga konstan
Tahun 2014-2018 (juta rupiah)

Bila dilihat berdasarkan dasar harga konstan, PDRB per kapita Kabupaten
Bogor atas dasar harga konstan diperkirakan sebesar Rp. 7,85 juta pada tahun
2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada tahun
2018 diperkirakan mencapai 9,14 juta rupiah. PDRB per kapita DOB Kabupaten
Bogor Barat atas dasar harga konstan diperkirakan sebesar Rp. 2,86 juta pada
tahun 2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada
tahun 2018 diperkirakan mencapai 3,46 juta rupiah. PDRB perkapita Kabupaten

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 53


Hasil dan Pembahasan

Bogor tanpa DOB Kabupaten Bogor Barat atas dasar harga konstan diperkirakan
sebesar 9,76 juta rupiah pada tahun 2014. Nilai ini menunjukkan peningkatan dari
tahun ke tahun hingga pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 11,14 juta rupiah.

3.1.4. DAYA BELI MASYARAKAT

Pada bidang ekonomi, pembangunan manusia direpresentasikan oleh


pengeluaran perkapita per tahun yang disesuaikan/ Purchasing Power Parity (PPP).
Komponen ini mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan
beberapa variabel seperti: keterampilan, kesempatan kerja, dan pendapatan.
Pengukuran komponen daya beli didekati dengan besarnya konsumsi per kapita
yang telah disesuaikan. Pemakaian variabel konsumsi riil dimaksudkan untuk
mengeliminir perbedaan dan perubahan harga (inflasi) yang terjadi, sehingga
angka yang dihasilkan dapat dibandingkan antar daerah dan antar waktu. Daya beli
masyarakat dapat menggambarkan tingkat kemampuan masyarakat untuk membeli
barang-barang yang dibutuhkan baik makanan maupun non makanan.
Kestabilan perekonomian sangat menentukan daya beli masyarakat.
Perubahan kebijakan di sektor ekonomi yang cenderung mendapat respon negatif
dari masyarakat seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ongkos
transportasi ternyata turut serta mempengaruhi kemampuan daya beli di
masyarakat dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan pada umumnya setiap
kenaikan pada dua sektor tersebut langsung diikuti oleh kenaikan harga berbagai
kebutuhan pokok/dasar. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang cukup
kondusif dari pemerintah agar setiap kebijakan yang diambil tetap mengedepankan
kepentingan masyarakat secara luas.
Gambar 3.1.3 menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Kabupaten Bogor
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 daya beli
masyarakat diprediksi mencapai Rp. 974.703,-. Nilai ini terus mengalami
peningkatan hingga pada tahun 2018 daya beli masyarakat mencapai Rp.
1.696.790,-. Untuk DOB Kabupaten Bogor Barat, daya beli masyarakat pada tahun
2014 diprediksi sebesar Rp. 716.399,- yang akan terus meningkat hingga mencapai
Rp. 1.199.386,- pada tahun 2018. Jika DOB Kabupaten Bogor Barat telah berdiri,

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 54


Hasil dan Pembahasan

maka daya beli masyarakat Kabupaten Bogor akan lebih tinggi dibandingkan
sebelum Kabupaten Bogor Barat berdiri. Kondisi ini sejalan dengan kondisi PDRB
perkapita antara Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten Bogor
setelah DOB Kabupaten Bogor Barat berdiri. Daya beli masyarakat Kabupaten Bogor
pada tahun 2014 diprediksi mencapai 1.105.079,- dan meningkat menjadi
1.955.084,- pada tahun 2018.

Gambar 3.1.4. Daya Beli Masyarakat Tahun 2014-2018

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 55


Hasil dan Pembahasan

3.2. ESTIMASI PENDUDUK

Misi pertama pembangunan Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018 adalah


membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. Dalam misi tersebut
terkandung makna sekaligus menjadi tantangan pembangunan. Salah satu
tantangan pembangunan 2013-2018 di Provinsi Jawa Barat (dalam RPJMD Provinsi
Jawa Barat 2013-2018) adalah tekanan jumlah penduduk yang semakin tinggi.
Kabupaten Bogor (4.771.932 jiwa) merupakan penyumbang jumlah penduduk
terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan laju pertumbuhan 3,15 persen per tahun
(tahun 2000-2010).
Pertumbuhan penduduk dan persebarannya juga merupakan salah satu isu
strategis dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013-2018. Karenanya
ketersediaan data dasar kependudukan dan estimasinya tahun 2013-2018 terkait
jumlah dan struktur penduduk yang akan digunakan sebagai input dalam
perencanaan pembangunan untuk rujukan dalam memperkirakan jumlah sumber
daya manusia (SDM) atau tenaga kerja yang dapat diserap dalam kegiatan
pembangunan dan sebagai output untuk menentukan kelompok sasaran (target
groups) pembangunan mutlak diperlukan.

3.2.1.Jumlah Penduduk, Sex ratio dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi sekaligus modal dasar


pembangunan. Penduduk yang berkualitas akan membawa ke arah kemajuan dan
akan menjadi beban jika penduduknya tidak berkualitas.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Bogor 4.771.932 jiwa atau menyumbang sekitar 2,01 persen dari total penduduk
Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor menduduki urutan ke-11 terbanyak
penduduknya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk menurut urutan provinsi
di Indonesia. Kabupaten Bogor menempati urutan pertama terbanyak penduduknya
pada tingkat kabupaten/kota seluruh Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten
Bogor menyumbang 11,08 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat (Laporan
Antara: Indikator Makro Kabupaten Bogor 2013).

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 56


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.1. Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk 2010 (Mei)


menurut Kabupaten/Kota se Jawa Barat

Jenis Kelamin  Distribusi
No  Kelompok Umur  %
Laki‐laki  Perempuan  Total 
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1  Kab. Bogor  2.452.562 2.319.370  4.771.932 11,08


**  Kab. Bogor Tanpa Bogor Barat  1.727.098   1.643.690    3.370.788  7,83
2  Kab. Bandung  1.620.274 1.558.269  3.178.543 7,38
3  Kab. Bekasi  1.347.223 1.283.178  2.630.401 6,11
4  Kab. Garut  1.217.768 1.186.353  2.404.121 5,58
5  Kota Bandung  1.215.348 1.179.525  2.394.873 5,56
6  Kab. Sukabumi  1.193.342 1.148.067  2.341.409 5,44
7  Kota Bekasi  1.183.620 1.151.251  2.334.871 5,42
8  Kab. Cianjur  1.123.091 1.048.190  2.171.281 5,04
9  Kab. Karawang  1.096.892 1.030.899  2.127.791 4,94
10  Kab. Cirebon  1.059.463 1.007.733  2.067.196 4,80
11  Kota Depok  880.816 857.754  1.738.570 4,04
12  Kab. Tasikmalaya  834.996 840.679  1.675.675 3,89
13  Kab. Indramayu  856.640 807.097  1.663.737 3,86
14  Kab. Ciamis  758.889 773.615  1.532.504 3,56
15  Kab. Bandung Barat  770.702 739.582  1.510.284 3,51
16  Kab. Subang  739.925 725.232  1.465.157 3,40
**  Kab. Bogor Barat  725.464  675.680  1.401.144 3,25
17  Kab. Majalengka  582.892 583.581  1.166.473 2,71
18  Kab. Sumedang  547.797 545.805  1.093.602 2,54
19  Kab. Kuningan  520.632 514.957  1.035.589 2,41
20  Kota Bogor  484.791 465.543  950.334 2,21
21  Kab. Purwakarta  436.082 416.439  852.521 1,98
22  Kota Tasikmalaya  321.460 314.004  635.464 1,48
23  Kota Cimahi  274.124 267.053  541.177 1,26
24  Kota Sukabumi  152.080 146.601  298.681 0,69
25  Kota Cirebon  148.600 147.789  296.389 0,69
26  Kota Banjar  87.031 88.126  175.157 0,41
JAWA BARAT  21.907.040 21.146.692  43.053.732 100,00
Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2010 (Mei)
Keterangan : ** = bagian dari Kabupaten Bogor

Laju pertumbuhan penduduk menggambarkan tingkat pertambahan


penduduk per-tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai
persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk digunakan untuk
mengetahui perubahan jumlah penduduk antar dua periode waktu. Jika jumlah

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 57


Hasil dan Pembahasan

penduduk hasil sensus penduduk 2010 dibandingkan dengan hasil penduduk 2000
diperolehlah laju pertumbuhan penduduk (LPP). LPP Kabupaten Bogor tahun
2000-2010 sebesar 3,15 persen. Artinya rata-rata setiap tahun selama tahun 2000
hingga 2010 rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor meningkat sebesar
3,15 per tahun. LPP sebesar ini digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk
hingga tahun 2018. Tabel 3.2.2. menyajikan data hasil proyeksi penduduk
pertengahan tahun dari tahun 2014 hingga tahun 2018.

Tabel 3.2.2. Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) Sex Ratio dan LPP
Kabupaten Bogor menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014-2018

Tahun  Laki‐laki  Perempuan  L+P  Sex Ratio  LPP 


(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 
Kabupaten Bogor 
2014  2.678.161 2.555.428 5.233.589 105  2,38 
2015  2.738.973 2.615.686 5.354.659 105  2,31 
2016  2.798.744 2.675.801 5.474.545 105  2,24 
2017  2.857.928 2.735.990 5.593.918 104  2,18 
2018  2.917.763 2.795.082 5.712.845 104  2,13 
Kabupaten Bogor Barat 
2014  748.610 702.757 1.451.367 107  0,93 
2015  754.687 708.879 1.463.566 106  0,84 
2016  760.001 714.491 1.474.492 106  0,75 
2017  764.691 719.650 1.484.341 106  0,67 
2018  769.091 724.061 1.493.152 106  0,59 
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 
2014  1.929.551 1.852.671 3.782.222 104  2,95 
2015  1.984.286 1.906.807 3.891.093 104  2,88 
2016  2.038.743 1.961.310 4.000.053 104  2,80 
2017  2.093.237 2.016.340 4.109.577 104  2,74 
2018  2.148.672 2.071.021 4.219.693 104  2,68 
Sumber: BPS, Proyeksi Hasil SP2010

Pada tahun 2018 diperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Bogor sebanyak


5.712.845 jiwa dengan komposisi laki-laki 2.917.763 jiwa dan perempuan
2.795.082 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun dari tahun 2010 hingga
2018 cenderung menurun. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kecenderungan
penurunan jumlah penduduk alami.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 58


Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk


Kabupaten Bogor Barat tahun 2010 (Mei) sebanyak 1.401.144 jiwa terdiri atas laki-
laki 725.464 jiwa dan perempuan 675.680 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten
Bogor Barat menyumbang 3,25 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Bogor Barat (1.401.144 jiwa ) menduduki urutan ke-17 penduduk
terbanyak se-Provinsi Jawa Barat. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor
Barat 2000-2010 sebesar 1,85 persen.

Diperkirakan tahun 2018 jumlah penduduk Kabupaten Bogor Barat sebanyak


1.493.152 jiwa. Sex ratio di Kabupaten Bogor Barat tahun 2010 – 2018 diperkirakan
berkisar antara 109 hingga 106.
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat berdasarkan hasil
SP2010 (Mei) sebanyak 3.370.788 jiwa yang terdiri atas laki-laki 1.727.098 jiwa dan
perempuan sebanyak 1.643.690 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat menyumbang 3,25 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat.
LPP Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 2000-2010 sebesar 3,74 persen.
Tingginya LPP Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih disebabkan karena
wilayahnya memiliki potensi ekonomi yang tinggi terutama sektor industri seperti
di Kecamatan Gunung Putri dan Kecamatan Cileungsi. Selain itu LPP yang tinggi
juga terjadi di Kecamatan Bojong gede yang merupakan tempat pemukiman yang
nyaman dan terjangkau karena kemudahan akses terutama mereka yang bekerja
di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jumlah perumahan di Kecamatan tersebut
meningkat tajam dalam sepuluh tahun terakhir.
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jika dilihat antar kecamatan se-
Kabupaten Bogor LPP terbesar terjadi di Kecamatan Gunung Putri sebesar 6,27
persen, kemudian Kecamatan Bojonggede sebesar 5,86 persen dan Kecamatan
Cileungsi sebesar 5,72 persen. Ketiga kecamatan tersebut berada pada Kabupaten
Bogor tanpa Bogor Barat. Hal ini sekaligus berdampak pada tingginya LPP
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 59


Hasil dan Pembahasan

3.2.2. Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2014 diperkirakan sebanyak


5.233.589 jiwa yang terdiri atas laki-laki sebanyak 2.678.161 jiwa dan perempuan
sebanyak 2.555.428 jiwa. Jika dilihat antar kecamatan jumlah penduduk terbesar
terdapat di Kecamatan Cibinong sebanyak 377.059 jiwa atau menyumbang 7,20
persen dari total penduduk Kabupaten Bogor, kemudian Kecamatan Gunungputri
sebanyak 381.653 jiwa atau menyumbang sebanyak 7,2 persen dari total penduduk
Kabupaten Bogor.
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor Barat tahun 2014 sebanyak 1.451.367
jiwa yang terdiri atas 748.610 jiwa laki-laki dan 702.757 jiwa perempuan. Sex ratio
antar kecamatan berkisar antara 102 (Kecamatan Dramaga) hingga 109 (Kecamatan
Leuwisadeng dan Cigudeg).

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 60


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten


Bogor dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014(Juni)

2014 (Juni) 
No  Kecamatan  Sex  Pertumbuhan Distribusi 
Laki‐laki  Perempuan Jumlah  Penduduk
Ratio  (%) 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1  Nanggung  43.980 41.078 85.058 107  0,36  1,63 
2  Leuwiliang  60.577 56.728 117.305 107  0,92  2,24 
3  Leuwisadeng  37.681 34.675 72.356 109  0,58  1,38 
4  Pamijahan  70.420 66.744 137.164 106  0,66  2,62 
5  Cibungbulang  66.345 62.538 128.883 106  0,78  2,46 
6  Ciampea  78755 74.460 153.215 106  1,06  2,93 
7  Tenjolaya  28.990 27.728 56.718 105  0,86  1,08 
8  Dramaga  53.278 52.271 105.549 102  1,22  2,02 
9  Ciomas  84.229 80.737 164.966 104  2,56  3,15 
10  Tamansari  50.742 47.511 98.253 107  1,69  1,88 
11  Cijeruk  43.450 39.634 83.084 110  1,42  1,59 
12  Cigombong  48.995 46.909 95.904 104  2,10  1,83 
13  Caringin  61.331 58.226 119.557 105  1,18  2,28 
14  Ciawi  56.836 53.155 109.991 107  1,68  2,10 
15  Cisarua  61.218 57.033 118.251 107  1,25  2,26 
16  Megamendung  53.233 48.736 101.969 109  1,32  1,95 
17  Sukaraja  96.824 92.466 189.290 105  2,25  3,62 
18  Babakan Madang  58.621 55.238 113.859 106  2,53  2,18 
19  Sukamakmur  39.556 37.120 76.676 107  0,74  1,47 
20  Cariu  22.904 22.719 45.623 101  ‐0,24  0,87 
21  Tanjungsari  25.681 24.912 50.593 103  0,34  0,97 
22  Jonggol  67.786 65.582 133.368 103  2,12  2,55 
23  Cileungsi  150.303 146.683 296.986 102  4,74  5,67 
24  Kelapa Nunggal  55.558 52.630 108.188 106  3,29  2,07 
25  Gunung Putri  188.770 192.883 381.653 98  5,29  7,29 
26  Citeureup  109.542 105.140 214.682 104  2,01  4,10 
27  Cibinong  191.410 185.649 377.059 103  3,65  7,20 
28  Bojong Gede  146.204 140.358 286.562 104  4,88  5,48 
29  Tajur Halang  56.380 53.945 110.325 105  3,20  2,11 
30  Kemang  52.209 49.742 101.951 105  2,50  1,95 
31  Ranca Bungur  26.828 25.109 51.937 107  0,97  0,99 
32  Parung  65.921 62.006 127.927 106  3,25  2,44 
33  Ciseeng  54.827 51.248 106.075 107  1,96  2,03 
34  Gunung Sindur  60.193 57.300 117.493 105  3,34  2,24 
35  Rumpin  69.773 64.494 134.267 108  1,02  2,57 
36  Cigudeg  63.250 57.813 121.063 109  0,84  2,31 
37  Sukajaya  29.322 27.055 56.377 108  0,37  1,08 
38  Jasinga  48.636 45.588 94.224 107  0,36  1,80 
39  Tenjo  35.362 33.242 68.604 106  0,98  1,31 
40  Parung Panjang  62.241 58.343 120.584 107  2,34  2,30 
KABUPATEN BOGOR 2.678.161 2.555.428 5.233.589 105  2,38  100,00 

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 61


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.4. Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan


di Kabupaten Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014

2014 (Juni)
No Kecamatan Sex Pertumbuhan Distribusi
Laki-laki Perempuan Jumlah
Ratio Penduduk (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Nanggung 43.980 41.078 85.058 107  0,36  5,86 
2 Leuwiliang 60.577 56.728 117.305 107  0,92  8,08 
3 Leuwisadeng 37.681 34.675 72.356 109  0,58  4,99 
4 Pamijahan 70.420 66.744 137.164 106  0,66  9,45 
5 Cibungbulang 66.345 62.538 128.883 106  0,78  8,88 
6 Ciampea 78755 74.460 153.215 106  1,06  10,56 
7 Tenjolaya 28.990 27.728 56.718 105  0,86  3,91 
8 Dramaga 53.278 52.271 105.549 102  1,22  7,27 
9 Rumpin 69.773 64.494 134.267 108  1,02  9,25 
10 Cigudeg 63.250 57.813 121.063 109  0,84  8,34 
11 Sukajaya 29.322 27.055 56.377 108  0,37  3,88 
12 Jasinga 48.636 45.588 94.224 107  0,36  6,49 
13 Tenjo 35.362 33.242 68.604 106  0,98  4,73 
14 Parung Panjang 62.241 58.343 120.584 107  2,34  8,31 
KAB. BOGOR BARAT 748.610 702.757 1.451.367 107  0,93  100,00 

Penyumbang penduduk terbesar di Kabupaten Bogor Barat adalah


Kecamatan Ciampea sebanyak 153.215 jiwa atau 10,56 persen dari total penduduk
Kabupaten Bogor Barat dan terendah adalah Kecamatan Kecamatan sebesar 3,88
persen.
Tabel 3.2.4. menunjukkan pertumbuhan penduduk antar kecamatan di
Kabupaten Bogor Barat berkisar antara 0,36 persen (Kecamatan Nanggung dan
Jasinga) hingga 2,34 persen (Kecamatan Parung Panjang).
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat pada tahun 2014
diperkirakan sebanyak 3.782.222 jiwa terdiri atas laki-laki 1.929.551 jiwa dan
perempuan sebanyak 1.852.671jiwa atau memiliki sex ratio sebesar 104. Dilihat
antar kecamatan sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Megamendung (109)
dan terendah terdapat di Kecamatan Gunungputri sebesar 98.
Pertumbuhan penduduk tahun 2014 tertinggi terdapat di Kecamatan
Gunungputri sebesar 5,29 persen dan terendah terdapat di Kecamatan Cariu
sebesar minus 0,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 62


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk menurut kecamatan di Kabupaten


Bogor tanpa Bogor Barat dirinci menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014

2014 (Juni)
No Kecamatan Sex Pertumbuhan Distribusi
Laki-laki Perempuan Jumlah
Ratio Penduduk (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 CIOMAS  84.229  80.737 164.966 104 2,56  4,36 
2 TAMANSARI  50.742  47.511 98.253 107 1,69  2,60 
3 CIJERUK  43.450  39.634 83.084 110 1,42  2,20 
4 CIGOMBONG  48.995  46.909 95.904 104 2,10  2,54 
5 CARINGIN  61.331  58.226 119.557 105 1,18  3,16 
6 CIAWI  56.836  53.155 109.991 107 1,68  2,91 
7 CISARUA  61.218  57.033 118.251 107 1,25  3,13 
8 MEGAMENDUNG  53.233  48.736 101.969 109 1,32  2,70 
9 SUKARAJA  96.824  92.466 189.290 105 2,25  5,00 
10 BABAKAN MADANG  58.621  55.238 113.859 106 2,53  3,01 
11 SUKAMAKMUR  39.556  37.120 76.676 107 0,74  2,03 
12 CARIU  22.904  22.719 45.623 101 ‐0,24  1,21 
13 TANJUNGSARI  25.681  24.912 50.593 103 0,34  1,34 
14 JONGGOL  67.786  65.582 133.368 103 2,12  3,53 
15 CILEUNGSI  150.303  146.683 296.986 102 4,74  7,85 
16 KLAPA NUNGGAL  55.558  52.630 108.188 106 3,29  2,86 
17 GUNUNG PUTRI  188.770  192.883 381.653 98 5,29  10,09 
18 CITEUREUP  109.542  105.140 214.682 104 2,01  5,68 
19 CIBINONG  191.410  185.649 377.059 103 3,65  9,97 
20 BOJONG GEDE  146.204  140.358 286.562 104 4,88  7,58 
21 TAJUR HALANG  56.380  53.945 110.325 105 3,20  2,92 
22 KEMANG  52.209  49.742 101.951 105 2,50  2,70 
23 RANCA BUNGUR  26.828  25.109 51.937 107 0,97  1,37 
24 PARUNG  65.921  62.006 127.927 106 3,25  3,38 
25 CISEENG  54.827  51.248 106.075 107 1,96  2,80 
26 GUNUNG SINDUR  60.193  57.300 117.493 105 3,34  3,11 
KAB. BOGOR TANPA
BOGOR BARAT
1.929.551  1.852.671 3.782.222 104 2,95  100,00 

Penyumbang penduduk terbesar di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat


tahun 2014 adalah Kecamatan Gunung Putri dengan jumlah penduduk sebanyak
381.653 jiwa atau sebesar 10,09 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor
tanpa Bogor Barat dan terendah terdapat di Kecamatan Cariu dengan penduduk
sebanyak 45.623jiwa atau -0,24 persen dari penduduk Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 63


Hasil dan Pembahasan

3.2.3. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk mencerminkan banyaknya penduduk tiap satuan luas


wilayah dalam km2. Luas wilayah yang digunakan dalam menghitung kepadatan
penduduk adalah luas daratan wilayah Kabupaten Bogor artinya tidak termasuk
luas perairan seperti waduk, danau atau setu.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor pada tahun 2018 diperkirakan
mencapai 2.145 jiwa/km2, di Kabupaten Bogor Barat sebesar 1.329 km2 dan Bogor
tanpa Bogor Barat akan mencapai 2.740 jiwa/km2 (Tabel 4.8).

Tabel 3.2.6. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor
tanpa Bogor Barat, Tahun 2014-2018

Jumlah Penduduk  Kepadatan (jiwa/km2) 
Bogor 
Tahun  Bogor 
Bogor  Tanpa 
Bogor  Bogor Barat  Tanpa  Bogor 
Barat  Bogor 
Bogor Barat
Barat 
(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7) 
2014  5.233.589  1.451.367 3.782.222 1.965  1.291  2.456 
2015  5.354.659  1.463.566 3.891.093 2.010  1.302  2.527 
2016  5.474.545  1.474.492 4.000.053 2.055  1.312  2.597 
2017  5.593.918  1.484.341 4.109.577 2.100  1.321  2.669 
2018  5.712.845  1.493.152 4.219.693 2.145  1.329  2.740 
Keterangan: Luas wilayah Kab Bogor = 2.663,82 km2; Bogor Barat= 1.123,82 km2
dan Bogor tanpa Bogor Barat = 1.540,01 km2

Dilihat antar Kecamatan pada tahun 2014, kecamatan dengan penduduk


terpadat adalah Kecamatan Ciomas mencapai 10.117 jiwa/km2, sedangkan
kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Tanjungsari sebesar 389 jiwa/km2.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 64


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.7. Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan


Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014
Jumlah  Luas  Kepadatan 
Kode  Kecamatan 
Penduduk  Km2  %  Penduduk 
(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 
010  NANGGUNG   85.058   135,25   5,08   629  
020  LEUWILIANG   117.305   61,77   2,32   1.899  
021  LEUWISADENG   72.356   32,83   1,23   2.204  
030  PAMIJAHAN  137.164   80,88   3,04   1.696  
040  CIBUNGBULANG   128.883   32,66   1,23   3.946  
050  CIAMPEA   153.215   51,06   1,92   3.000  
051  TENJOLAYA  56.718   23,68   0,89   2.395  
060  DRAMAGA   105.549   24,38   0,92   4.330  
070  CIOMAS   164.966   16,31   0,61   10.117  
071  TAMANSARI  98.253   21,61   0,81   4.546  
080  CIJERUK   83.084   31,66   1,19   2.624  
081  CIGOMBONG   95.904   40,43   1,52   2.372  
090  CARINGIN   119.557   57,30   2,15   2.087  
100  CIAWI   109.991   25,81   0,97   4.262  
110  CISARUA   118.251   63,74   2,39   1.855  
120  MEGAMENDUNG   101.969   39,87   1,50   2.557  
130  SUKARAJA   189.290   42,97   1,61   4.405  
140  BABAKAN MADANG   113.859   98,71   3,71   1.153  
150  SUKAMAKMUR   76.676   126,78   4,76   605  
160  CARIU   45.623   73,66   2,77   619  
161  TANJUNGSARI   50.593   129,99   4,88   389  
170  JONGGOL   133.368   126,86   4,76   1.051  
180  CILEUNGSI   296.986   73,79   2,77   4.025  
181  KLAPA NUNGGAL   108.188   97,64   3,67   1.108  
190  GUNUNG PUTRI   381.653   56,29   2,11   6.781  
200  CITEUREUP  214.682   67,19   2,52   3.195  
210  CIBINONG   377.059   43,37   1,63   8.694  
220  BOJONG GEDE   286.562   29,55   1,11   9.696  
221  TAJUR HALANG   110.325   29,28   1,10   3.768  
230  KEMANG   101.951   63,70   2,39   1.600  
231  RANCA BUNGUR   51.937   21,69   0,81   2.395  
240  PARUNG   127.927   73,77   2,77   1.734  
241  CISEENG   106.075   36,79   1,38   2.883  
250  GUNUNG SINDUR   117.493   51,26   1,92   2.292  
260  RUMPIN   134.267   111,01   4,17   1.210  
270  CIGUDEG   121.063   158,90   5,97   762  
271  SUKAJAYA   56.377   76,28   2,86   739  
280  JASINGA   94.224   208,07   7,81   453  
290  TENJO   68.604   64,45   2,42   1.064  
300  PARUNG PANJANG   120.584   62,59   2,35   1.926  
KABUPATEN BOGOR   5.233.589   2.663,82   100,00  1.965 

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 65


H
Hasil dan Pe
embahasan

3.2..4. Piramid
da Pendud
duk
Kompossisi pendud
duk berdaasarkan jen
nis kelamiin dan kellompok um
mur dapat
disajikan dala
am bentuk
k piramidaa penduduk seperti terlihat ppada Gamb
bar 3.2.1.
Piramida Pend
duduk Kab
bupaten Bo
ogor tergolong penduduk mudaa menuju "transisi".
Hal ini diperlihatkan ole
eh panjangg batang piramida
p untuk
u kelo mpok umu
ur 5-9 dan
14 tahun yang
10-1 y sedik
kit lebih p
panjang da
ari kelomp
pok umur lainnya da
an batang
piramida untu
uk kelompo
ok umur 600 tahun ke
e atas yang cukup peendek. Arttinya, ada
kece aten Bogorr di masa ddepan akan semakin
enderungan komposiisi pendud uk Kabupa
dido
ominasi ole
eh penduduk usia pro
oduktif. Hal ini menggambarkaan bahwa penduduk
Kabu
upaten Bo
ogor sedang mengaalami pertumbuhan, dimana tingkat kelahiran,
tingkat kematian dan tingkat p
pertumbuhan penduduk masihh tinggi. Tingginya
tingkat kelahiran diperliihatkan ole
eh panjang
gnya kelom
mpok umurr 0-4 dan 5-9
5 tahun,
seda
angkan tin
ngginya tiingkat ke matian diiperlihatka
an oleh ssemakin pendeknya
p
kelo
ompok umu
ur 60 ke attas.

75 th + 22.15
51 27.084
70‐74 th 21.68
82 24.798
65‐69 th 2
32.432 32.660
60‐64 th 46.030 45.345
4
55‐59 th 73.482 59.897
50‐54 th 1055.946 92.126
45‐49 th 139.9088 122.9933
40‐44 th 181.419 1163.069
35‐39 th 219
9.225 205.155
30‐34 th 232.2
270 232.0
087
25‐29 th 252.019
9 250
0.507
20‐24 th 242.05
50 243..070
15‐19 th 9
257.739 7.795
247
10‐14 th 281.907 266.969
5‐9 th 289.869 275.060
2
0‐4 th 280.032 266.873

400.00
00 300.000
0 200.000 100.000 0 100.000 2000.000 300
0.000 400.000
Laaki‐laki Perempuan
P n

Ga
ambar 3.2.1. Piramida Pendud
duk Kabupa
aten Bogorr Berdasarkkan Jenis Kelamin
K
da
an Kelomp
pok Umur, Tahun 201
14 (Juni)

Penyusunan Perencanaa
an Target Ind
dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20
018 66
H
Hasil dan Pe
embahasan

Jika dip
perhatikan
n, piramid
da pendud
duk Kabupaten Bogoor bentuk grafiknya
cend
derung mengerucut
m t di baggian atas.. Model piramida Kabupate
en Bogor
merrupakan pe
erpaduan dua
d modell piramida
a, yaitu mo
odel 3 dann 5. Model 3, untuk
kelo
ompok umu
ur 60 ke ba
awah, sedaangkan mo
odel 5 untu
uk kelomp ok umur 60
6 ke atas.
Perp
paduan mo
odel ini dapat dijelasskan bahw
wa tingkat kelahiran di Kabupa
aten Bogor
masih relatif tinggi, angka
a beb
ban tanggungan terrgolong reendah, da
an tingkat
perttumbuhan masih terg
golong tingggi.

75
5 th+ 7.386 8.752
70‐7
74 th 7.226 8.352
65‐6
69 th 9.885 9.876
60‐6
64 th 144.348 13.99
98
55‐5
59 th 20.5992 16.7
763
50‐5
54 th 30.065 26.302
45‐4
49 th 37.331 33.332
40‐4
44 th 44.658 41.6448
35‐3
39 th 3
53.083 499.040
30‐3
34 th 56.027 53.475
25‐2
29 th 66.773 61.742
20‐2
24 th 70.065 67.493
3
15‐1
19 th 3
79.733 74..749
14 th
10‐1 88.459 82.539
5‐9 th 84.194 80.094
8
0‐4 th 78.78
85 74..602

100.000 8
80.000 60.00
00 40.000 20.000 0 20.000 40.000 600.000 80.00
00 100.000
Laki‐laaki Peremp
puan

G
Gambar 3.2.2. Piram
mida Pendu
uduk Kabup
paten Bogo
or Barat Beerdasarkan
n Jenis
Kelamin dan Kellompok Um
mur, Tahun
n 2014 (Junni)

Gambarr 3.2.2. Piramida Penduduk


k Kabupatten Bogorr Barat tergolong
pend
duduk mu
uda menujju "transissi". Hal in
ni diperlih
hatkan oleeh panjan
ng batang
piramida untu
uk kelompo
ok umur 0--4, 5-9 dan
n 10-14 tah
hun yang seedikit lebih panjang
dari kelompok
k umur lainnya dan batang piramida untuk kelom
mpok umurr 60 tahun
ke a erungan kkomposisi penduduk
atas yang cukup pendek. Arrtinya, ada kecende
Kabu
upaten Bo
ogor di masa depan
n akan se dominasi ooleh penduduk usia
emakin did
prod
duktif. Hall ini mengg
gambarkan
n bahwa pe
enduduk Kabupaten
K Bogor Barrat sedang
men
ngalami pe
ertumbuhan, dimanaa tingkat kelahiran,
k tingkat keematian da
an tingkat

Penyusunan Perencanaa
an Target Ind
dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20
018 67
H
Hasil dan Pe
embahasan

perttumbuhan penduduk
k masih tiinggi. Tingginya tin
ngkat kelaahiran dipe
erlihatkan
oleh
h panjangn
nya kelompok umur 0-4 dan 5-9
5 tahun, sedangkaan tingginy
ya tingkat
kem
matian dipe
erlihatkan oleh semaakin pendeknya kelom
mpok umurr 60 ke ata
as.
Dalam kurun wak
ktu 10 tah
hun, kabup
paten bog
gor barat ssudah men
nunjukkan
unan angka kelahira n, hal ini terlihat pa
tingkat penuru ada panjanng batang kelompok
ur 0-4 th le
umu ebih pendek diband ingkan 5-9
9 tahun da
an lebih peendek diba
andingkan
10-1
14 tahun. Hal
H ini juga
a ditunjukkkan oleh LPP
L 2000-2010 yang hhanya 1,85
5 persen.

755 th + 14.765 18.332


70‐7
74 th 14.456 16.446
65‐6
69 th 22.547 22.784
60‐6
64 th 331.682 31.347
55‐5
59 th 52.8990 43.134
50‐5
54 th 75.881 65.824
45‐4
49 th 02.577
10 89.601
40‐4
44 th 136.761 1221.421
35‐3
39 th 1
166.142 156.115
30‐3
34 th 6.243
176 178.612
25‐2
29 th 185.246 188.765
20‐2
24 th 17
71.985 175.5
577
15‐1
19 th 178
8.006 173.0
046
14 th
10‐1 48
193.44 4.430
184
5‐9 th 205.675 194.966
0‐4 th 201.247
7 19
92.271

250.000 20
00.000 150.0
000 100.000 50.000 0 50.000 100.000 1550.000 200.00
00 250.000
La ki‐laki Perempuan
P

mbar 3.2.3. Piramida


Gam a Pendudukk Kabupate
en Bogor ta
anpa Bogoor Barat Be
erdasarkan
Jenis Kela
amin dan Kelompok Umur, Tahun 2014 ((Juni)

Gambarr 3.2.3. Piramida


P P en Bogor tanpa Bogor Barat
Penduduk Kabupate
terggolong pen
nduduk mu
uda menujju "transissi". Hal ini diperlihaatkan oleh
h panjang
bata
ang piramida untuk kelompok
k umur 0-4, 5-9 dan 10-14
1 tahuun yang sed
dikit lebih
panjjang dari kelompok
k umur
u lainn
nya dan ba
atang piram
mida untukk kelompok umur 60
tahu
un ke atas yang cuku
up pendek.. Artinya, ada
a kecend
derungan kkomposisi penduduk
Kabu
upaten Bo
ogor di masa depan
n akan se
emakin did
dominasi ooleh penduduk usia
prod
duktif. Hall ini menggambarkan
n bahwa penduduk
p Kabupaten
K n Bogor tanpa Bogor
Bara
at sedang mengalam
m i pertumb uhan, dimana tingka
at kelahiraan, tingkat kematian

Penyusunan Perencanaa
an Target Ind
dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20
018 68
Hasil dan Pembahasan

dan tingkat pertumbuhan penduduk masih tinggi. Tingginya tingkat kelahiran


diperlihatkan oleh panjangnya kelompok umur 0-4 dan 5-9 tahun, sedangkan
tingginya tingkat kematian diperlihatkan oleh semakin pendeknya kelompok umur
60 ke atas.
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat memiliki penduduk usia produktif yang
tinggi, hal ini terlihat dari batang piramida kelompok umur 25-29, 30-34 dan 35-39
tahun yang sedikit lebih panjang. Struktur seperti ini biasanya ditemukan
diwilayah-wilayah yang memiliki potensi ekonomi/industri sebagai mata
pencaharian.

3.2.5 Dependency Ratio

Penyajian data penduduk menurut kelompok umur seringkali disederhanakan


menjadi tiga kelompok, yaitu kurang dari 15 tahun, 15-64 tahun dan 65 tahun atau
lebih. Penduduk dapat digolongkan atas usia produktif dan tidak produktif. Jika
persentase penduduk (0-14) tahun minimal 40% dan penduduk 65 tahun keatas
tidak melebihi 5% dari total penduduk maka digolongkan penduduk usia tidak
produktif. Sebaliknya penduduk usia produktif, apabila persentase mereka yang
berusia (0-14) tahun maksimal 30% dan mereka yang berusia (15-64) tahun
persentasenya lebih dari 60%.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 69


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.8. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bogor, Tahun 2014 (Juni)

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P


(1) (2) (3) (4)
0-4 280.032  266.873  546.905 
5-9 289.869  275.060  564.929 
10-14 281.907  266.969  548.876 
15-19 257.739  247.795  505.534 
20-24 242.050  243.070  485.120 
25-29 252.019  250.507  502.526 
30-34 232.270  232.087  464.357 
35-39 219.225  205.155  424.380 
40-44 181.419  163.069  344.488 
45-49 139.908  122.933  262.841 
50-54 105.946  92.126  198.072 
55-59 73.482  59.897  133.379 
60-64 46.030  45.345  91.375 
65-69 32.432  32.660  65.092 
70-74 21.682  24.798  46.480 
75+ 22.151  27.084  49.235 
Jumlah 2.678.161  2.555.428  5.233.589 
Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010

Dari gambaran diatas dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten
Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun
sebanyak 65,20 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun
sebanyak 31,73 persen, dan usia 65 tahun keatas sebanyak 3,07 persen. Hal ini
memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor
merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian serius.
Penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan rasio
beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan
merupakan perbandingan antara penduduk tidak produktif (0-14 tahun dan 65
tahun keatas) dengan penduduk produktif (berusia 15-64 tahun).
Hasil proyeksi menunjukan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten
Bogor tahun 2014 sebesar 48,67 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar
4,71 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor
sebesar 53,38 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk
usia produktif harus menanggung sebanyak 53-54 penduduk yang tidak produktif.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 70


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.9. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bogor Barat, Tahun 2014 (Juni)

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P


(1) (2) (3) (4)
0-4  78.785    74.602    153.387  
5-9  84.194    80.094    164.288  
10-14  88.459    82.539    170.998  
15-19  79.733    74.749    154.482  
20-24  70.065    67.493    137.558  
25-29  66.773    61.742    128.515  
30-34  56.027    53.475    109.502  
35-39  53.083    49.040    102.123  
40-44  44.658    41.648    86.306  
45-49  37.331    33.332    70.663  
50-54  30.065    26.302    56.367  
55-59  20.592    16.763    37.355  
60-64  14.348    13.998    28.346  
65-69  9.885    9.876    19.761  
70-74  7.226    8.352    15.578  
75+  7.386    8.752    16.138  
Jumlah  748.610    702.757    1.451.367  
Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010

Komposisi penduduk dilihat menurut kelompok umur pada tahun 2014 di


Kabupaten Bogor Barat merupakan penduduk usia produktif, dimana penduduk usia
(15-64) tahun sebanyak 62,78 persen, sedangkan penduduk usia non produktif
(0-14) tahun sebanyak 33,67 persen, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,55
persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di
Kabupaten Bogor Barat merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat
perhatian serius.
Rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor Barat tahun 2014 sebesar
53,63 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 5,65 persen atau secara
keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor Barat sebesar 59,28
persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif
harus menanggung sebanyak 59 penduduk yang tidak produktif.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 71


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.2.10. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin
Di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, Tahun 2014(Juni)

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah L+P


(1) (2) (3) (4)
0-4  201.247    192.271    393.518  
5-9  205.675    194.966    400.641  
10-14  193.448    184.430    377.878  
15-19  178.006    173.046    351.052  
20-24  171.985    175.577    347.562  
25-29  185.246    188.765    374.011  
30-34  176.243    178.612    354.855  
35-39  166.142    156.115    322.257  
40-44  136.761    121.421    258.182  
45-49  102.577    89.601    192.178  
50-54  75.881    65.824    141.705  
55-59  52.890    43.134    96.024  
60-64  31.682    31.347    63.029  
65-69  22.547    22.784    45.331  
70-74  14.456    16.446    30.902  
75+  14.765    18.332    33.097  
Jumlah  1.929.551    1.852.671    3.782.222  
Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010

Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur, Kabupaten Bogor


tanpa Bogor Barat merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia
(15-64) tahun sebanyak 66,12 persen, sedangkan penduduk usia non produktif
(0-14) tahun sebanyak 30,99 persen, dan usia 65 tahun keatas sebanyak 2,89
persen. Tingginya penduduk usia produktif merupakan potensi besar suatu wilayah
untuk berkembang lebih baik dengan mengurangi tingkat pengangguran.
Rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat tahun
2014 sebesar 46,86 persen, dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,37 persen
atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor tanpa
Bogor Barat sebesar 51,24 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100
penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 51 penduduk yang tidak
produktif.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 72


Hasil dan Pembahasan

Jika dibandingkan antara Kabupaten Bogor Barat dengan Kabupaten Bogor


tanpa Bogor Barat, beban ketergantungan Bogor Barat (59,28%) lebih tinggi
dibandingkan Bogor tanpa Bogor Barat (51,24%).
Mengingat keterbatasan data, dalam melakukan estimasi penduduk menurut
kelompok umur tidak menggunakan metode komponen yang memperhatikan
migrasi maupun angka kematian menurut kelompok umur. Hal ini berdampak pada
angka dependecy ratio yang relatif sama.

Tabel 3.2.11. Prediksi Jumlah Penduduk (Juni) menurut Kelompok Umur


dan Dependecy ratio di Kabupaten Bogor, Tahun 2014-2018

Penduduk  Dependency 
Tahun 
0‐14 th  15‐64 th  65 th +  Total  Ratio 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6) 


Kabupaten Bogor 
2014  1.660.710 3.412.072 160.807 5.233.589  53,38 
2015  1.698.032 3.492.574 164.053 5.354.659  53,32 
2016  1.734.933 3.572.367 167.245 5.474.545  53,25 
2017  1.771.620 3.651.903 170.395 5.593.918  53,18 
2018  1.808.114 3.731.221 173.510 5.712.845  53,11 
Bogor Barat 
2014  488.673 911.217 51.477 1.451.367  59,28 
2015  492.737 918.927 51.902 1.463.566  59,27 
2016  496.387 925.832 52.273 1.474.492  59,26 
2017  499.668 932.063 52.610 1.484.341  59,25 
2018  502.600 937.642 52.910 1.493.152  59,25 
Bogor tanpa Bogor Barat 
2014  1.172.037 2.500.855 109.330 3.782.222  51,24 
2015  1.205.295 2.573.647 112.151 3.891.093  51,19 
2016  1.238.546 2.646.535 114.972 4.000.053  51,14 
2017  1.271.952 2.719.840 117.785 4.109.577  51,10 
2018  1.305.514 2.793.579 120.600 4.219.693  51,05 
Sumber: BPS, Proyeksi Hasil SP2010

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 73


3.3. ESTIMASI KETENAGAKERJAAN

Indikator terukur yang dirancang dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun
2013-2018 yang berhubungan dengan sasaran pembangunan kesejahteraan rakyat
di bidang ekonomi antara lain pertumbuhan ekonomi yang meningkat rata-rata
6,0 – 6,5 persen pertahun pada periode 2013-2018, inflasi terkendali pada angka
sekitar 0,30 – 0,35 persen per tahun, menurunkan tingkat pengangguran menjadi
7 – 8 persen pada akhir tahun 2018, dan menurunnya penduduk miskin menjadi
sekitar 5,00 – 4,10 persen pada akhir tahun 2018.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia dan Kabupaten Bogor khususnya
merupakan masalah yang besar dan kompleks. Besar karena menyangkut jutaan
jiwa, dan kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor
yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan tersebut, juga tidak
selalu mudah untuk diprediksi. Akibatnya, prediksi situasi ketenagakerjaan di suatu
wilayah, menjadi relatif sulit, kecuali disertai asumsi-asumsi tertentu.

3.3.1. Penduduk Usia Kerja

Penduduk usia kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun ke atas. Tabel
3.3.1 memperlihat jumlah dan persentase penduduk Usia kerja yang ada di
Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat.
Jumlah penduduk usia kerja tahun 2018 di Kabupaten Bogor diprediksi
sebanyak 3.901.496 jiwa atau 68,27 persen dari total penduduk Kabupaten Bogor.
Sebanyak 75 persen dari jumlah penduduk usia kerja bertempat tinggal pada
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat. Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten
Bogor tanpa Bogor Barat tahun 2018 diprediksi sebanyak 2.913.453 jiwa atau 68,96
persen dari total penduduk Kabupaten Bogor minus Bogor Barat.
Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor tahun 2018 diprediksi
sebanyak 988.043 jiwa atau sekitar 66,32 persen dari total penduduk di Kabupaten
Bogor Barat.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 74


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.3.1. Prediksi Jumlah Penduduk Usia Kerja, tahun 2013-2018

Bogor tanpa Bogor


Tahun Bogor Bogor Barat
Barat
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2014    3.572.103              68,23    960.559             66,32     2.611.544   68,96
2015    3.655.265              68,24    968.587             66,32     2.686.678   68,96
2016    3.737.653              68,25     975.778             66,32     2.761.875   68,96
2017    3.819.703              68,26     982.246             66,32     2.837.457   68,96
2018    3.901.496              68,27     988.043             66,32     2.913.453   68,96

3.3.2. Angkatan Kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Penduduk usia kerja dikelompokkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (AK) adalah penduduk usia kerja yang
bekerja ditambah penduduk yang menganggur. Bukan angkatan kerja (BAK) adalah
mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya.

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 75


Tabel 3.3.2. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018

Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten Bogor 
Angkatan Kerja 2.341.933     2.390.804     2.435.382      2.485.185   2.537.583 
- Bekerja 2.148.503     2.197.637     2.245.338      2.296.838   2.349.422 
- Menganggur         193.430         193.167         190.044       188.347      188.161 
Bukan Angkatan Kerja   1.230.170     1.264.463     1.302.272      1.334.517   1.363.913 
- Sekolah         279.367         289.222         322.313     339.924   349.772 
- Mengurus Rumah Tangga 745.004         760.671         760.885   768.820   780.509 
- Lainnya      205.799         214.570         219.073   225.773   233.632 
Penduduk Usia Kerja 3.572.103     3.655.267      3.737.654     3.819.702   3.901.496 
Kabupaten Bogor Barat 
Angkatan Kerja 640.911         653.668         664.890   677.686   691.378 
- Bekerja 562.496         575.360         587.848   601.332   615.099 
- Menganggur 78.415           78.308           77.042   76.354   76.279 
Bukan Angkatan Kerja 319.648         314.920         310.889   304.560   296.665 
- Sekolah 54.499           53.879           57.707   58.095   56.774 
- Mengurus Rumah Tangga 203.176         198.968         191.971   185.912   180.027 
- Lainnya 61.973           62.073           61.211   60.553   59.864 
Penduduk Usia Kerja 960.559         968.588         975.779   982.246   988.043 
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 
Angkatan Kerja     1.701.022     1.737.136     1.770.492      1.807.499   1.846.205 
- Bekerja 1.586.007     1.622.277     1.657.490      1.695.506   1.734.323 
- Menganggur 115.015         114.859         113.002   111.993   111.882 
Bukan Angkatan Kerja 910.522         949.543         991.383      1.029.957   1.067.248 
- Sekolah 224.868         235.343         264.606        281.829      292.999 
- Mengurus Rumah Tangga 541.828         561.703         568.914         582.908      600.482 
- Lainnya 143.826         152.497         157.863         165.220      173.768 
Penduduk Usia Kerja 2.611.544     2.686.679     2.761.875     2.837.456   2.913.453 

TPAK merupakan penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja
(AK) yaitu mereka yang bekerja dan pengangguran. TPAK Kabupaten Bogor
diprediksi berkisar antara 65 hingga 66 persen selama kurun waktu 2014-2018.
Penduduk usia kerja yang bekerja cenderung bertambah dan pengganggur
cenderung mengalami penurunan.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 76


Hasil dan Pembahasan

Penduduk usia kerja yang termasuk dalam bukan angkatan kerja (BAK)
adalah mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. BAK Kabupaten
Bogor diprediksi berkisar 34 hingga 35 persen selama kurun waktu 2014-2018.
Tabel 3.3.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut
Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor
tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018

Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten Bogor 
Angkatan Kerja         65,56             65,41           65,16             65,06             65,04 
- Bekerja         60,15             60,12           60,07             60,13             60,22 
- Menganggur           5,42                5,28             5,08                4,93                4,82 
Bukan Angkatan Kerja         34,44             34,59           34,84             34,94             34,96 
- Sekolah           7,82                7,91             8,62                8,90                8,97 
- Mengurus Rumah Tangga         20,86            20,81            20,36             20,13             20,01 
- Lainnya           5,76                5,87             5,86                5,91                5,99 
Penduduk Usia Kerja  100,00   100,00   100,00    100,00    100,00 
Kabupaten Bogor Barat 
Angkatan Kerja         66,72             67,49           68,14             68,99             69,97 
- Bekerja         58,56             59,40           60,24             61,22             62,25 
- Menganggur           8,16                8,08             7,90                7,77                7,72 
Bukan Angkatan Kerja         33,28             32,51           31,86             31,01             30,03 
- Sekolah           5,67                5,56             5,91                5,91                5,75 
- Mengurus Rumah Tangga         21,15             20,54           19,67            18,93             18,22 
- Lainnya           6,45                6,41            6,27                6,16                6,06 
Penduduk Usia Kerja      100,00           100,00        100,00          100,00          100,00  
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 
Angkatan Kerja         65,13             64,66           64,10             63,70             63,37 
- Bekerja         60,73             60,38           60,01             59,75             59,53 
- Menganggur           4,40                4,28             4,09                3,95                3,84 
Bukan Angkatan Kerja         34,87             35,34           35,90             36,30             36,63 
- Sekolah           8,61                8,76             9,58                9,93             10,06 
- Mengurus Rumah Tangga         20,75             20,91           20,60             20,54             20,61 
- Lainnya           5,51                5,68             5,72                5,82                5,96 
Penduduk Usia Kerja      100,00           100,00        100,00           100,00           100,00 

Berdasarkan hasil Sakernas tahun 2012, tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


(TPAK) total Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar 65,11 persen artinya 65,11
persen dari penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor terlibat dan berusaha terlibat
dalam kegiatan produktif menghasilkan barang dan jasa. TPAK tahun 2012 (65,11%)

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 77


mengalami peningkatan jika dibandingkan TPAK tahun 2011 (62,54%). TPAK
Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar 65,11 persen atau berada di atas TPAK
Provinsi Jawa Barat (63,78%), namun masih dibawah dari TPAK Nasional (67,88%).

3.3.3. Penduduk Bekerja dan Pengangguran

Angkatan kerja terdiri atas mereka yang bekerja dan menganggur. Indikator
yang dapat diperoleh terkait dengan komponen angkatan kerja adalah tingkat
kesempatan kerja (TKK) dan tingkat pengangguran terbuka (TPT).
TKK merupakan komplemen dari TPT. Tingkat kesempatan kerja (TKK)
adalah perbandingan penduduk usia kerja yang bekerja terhadap total angkatan
kerja. TKK Kabupaten Bogor tahun 2014 – 2018 diperdiksi sebesar 91 hingga 93
persen.
Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja. Mereka yang
tergolong usia kerja yang mencari kerja digolongkan sebagai pengangguran.

Tabel 3.3.4. Prediksi Angkatan Kerja Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu
di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018

Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten Bogor 
Angkatan Kerja 2.341.933  2.390.804   2.435.382   2.485.185  2.537.583 
- Bekerja  2.148.503  2.197.637    2.245.338   2.296.838  2.349.422 
- Menganggur     193.430     193.167      190.044      188.347     188.161 
Indikator    
- Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 91,74 91,92 92,20  92,42  92,59
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 8,26 8,08 7,80  7,58  7,41
Kabupaten Bogor Barat 
Angkatan Kerja  640.911     653.668      664.890      677.686     691.378 
- Bekerja     562.496    575.360      587.848      601.332     615.099 
- Menganggur      78.415      78.308        77.042       76.354       76.279 
Indikator    
- Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 87,77 88,02 88,41  88,73  88,97
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 12,23 11,98 11,59  11,27  11,03
 
 
 

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 78


Hasil dan Pembahasan

Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat 
Angkatan Kerja  1.701.022  1.737.136   1.770.492   1.807.499  1.846.205 
- Bekerja  1.586.007  1.622.277   1.657.490   1.695.506  1.734.323 
- Menganggur 115.015    114.859  113.002   111.993  111.882 
Indikator    
- Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 93,24 93,39 93,62  93,80  93,94
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,76 6,61 6,38  6,20  6,06

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara


penduduk usia kerja yang menganggur terhadap angkatan kerja. TPT Kabupaten
Bogor tahun 2013-2018 diprediksi mengalami penurunan hingga 7,41 persen di
tahun 2018.

3.3.4. Penduduk Bekerja dan Lapangan Usaha


Jumlah dan proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha
merupakan salah satu indikator yang digunakan melihat potensi sektor
perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Indikator tersebut juga digunakan
sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu
wilayah.
Diperkirakan empat sektor lapangan usaha masih mendominasi penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten Bogor untuk periode 2014 hingga 2018 yaitu industri;
perdagangan, hotel, restoran; Jasa-jasa dan sektor pertanian.
Di Kabupaten Bogor Barat pekerja lebih banyak diserap di sektor
perdagangan, industri pengolahan, pertanian dan sector jasa. Pola yang berbeda
dengan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat, di Kabupaten Bogor tanpa Bogor
Barat pekerja lebih banyak diserap disektor industri pengolahan, perdagangan,
jasa dan sektor pertanian.
Proporsi Pekerja di sektor pertanian di Kabupaten Bogor Barat lebih tinggi
dibandingkan Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat. Sebaliknya sector industry dan
jasa proporsinya lebih tinggi di Kabupatenn Bogor tanpa Bogor Barat dibandingkan
Kabupaten Bogor.

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 79


Tabel 3.3.5. Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (3) (4) (5) (6) (7)


Kabupaten Bogor
1. Pertanian    278.923       280.678     282.627      281.734     281.283 
2. Pertambangan & Penggalian      52.516         54.159        54.301        55.754       55.998 
3. Industri Pengolahan    654.847       682.858     704.037      726.452     745.882 
4. Listrik, Gas dan Air Minum        3.070           3.104          3.034          3.010          2.988 
5. Konstruksi    104.851          99.291     109.570      117.524      116.890 
6. Perdagangan, Hotel & Restoran   564.173       578.675      597.746      611.230     623.388 
7. Transportasi & Komunikasi    147.214       149.645     147.601     147.463      147.377 
8. Lembaga Keuangan      48.100         49.063       53.471        56.580        59.344 
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan    294.808        300.164      305.802      311.376      316.271 
Jumlah 2.148.502     2.197.637  2.258.189   2.311.123   2.349.421 
Kabupaten Bogor Barat
1. Pertanian       97.333  98.106  98.462   98.275        98.858 
2. Pertambangan & Penggalian 32.907  33.968  33.993   34.928   35.232 
3. Industri Pengolahan 124.288  129.869  133.348   137.811   142.827 
4. Listrik, Gas dan Air Minum 564  572  557   553   554 
5. Konstruksi 26.859  25.483  28.015   30.092   30.188 
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 164.513  169.042  173.988   178.158   183.194 
7. Transportasi & Komunikasi 36.147  36.813  36.172   36.191   36.487 
8. Lembaga Keuangan 8.238  8.420  9.138   9.685   10.256 
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 71.647  73.088  74.176   75.639   77.503 
Jumlah   562.496       575.361      587.849     601.332      615.099  
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
1. Pertanian 181.590  182.572  182.748      181.926      182.425 
2. Pertambangan & Penggalian 19.609  20.191  20.152        20.652        20.766 
3. Industri Pengolahan 530.559  552.989  566.299      583.723      603.055 
4. Listrik, Gas dan Air Minum 2.506  2.532  2.458   2.436   2.434 
5. Konstruksi 77.992  73.808  80.928        86.702        86.702 
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 399.660  409.633  420.498      429.454      440.194 
7. Transportasi & Komunikasi 111.067  112.832  110.572      110.342      110.890 
8. Lembaga Keuangan 39.862  40.643  43.992        46.503        49.088 
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 223.161  227.076  229.844      233.767      238.768 
Jumlah 1.586.006    1.622.276   1.657.491   1.695.505     1.734.322 

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 80


Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.3.6. Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor
Barat Tahun 2014-2018

Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (3) (4) (5) (6) (7)


Kabupaten Bogor 
1. Pertanian 17,30 17,05 16,75 16,34  16,07
5,73
2. Pertambangan & Penggalian
5,85 5,90 5,78 5,81 
3. Industri Pengolahan 22,10 22,57 22,68 22,92  23,22
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,10 0,10 0,09 0,09  0,09
5. Konstruksi 4,77 4,43 4,77 5,00  4,91
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 29,25 29,38 29,60 29,63  29,78
7. Transportasi & Komunikasi 6,43 6,40 6,15 6,02  5,93
8. Lembaga Keuangan 1,46 1,46 1,55 1,61  1,67
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 12,74 12,70 12,62 12,58  12,60
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00  100,00
Kabupaten Bogor Barat
1. Pertanian 17,30 17,05 16,75 16,34  16,07
2. Pertambangan & Penggalian 5,85 5,90 5,78 5,81  5,73
3. Industri Pengolahan 22,10 22,57 22,68 22,92  23,22
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,10 0,10 0,09 0,09  0,09
5. Konstruksi 4,77 4,43 4,77 5,00  4,91
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 29,25 29,38 29,60 29,63  29,78
7. Transportasi & Komunikasi 6,43 6,40 6,15 6,02  5,93
8. Lembaga Keuangan 1,46 1,46 1,55 1,61  1,67
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 12,74 12,70 12,62 12,58  12,60
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00  100,00
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
1. Pertanian 11,45 11,25 11,03 10,73  10,52
2. Pertambangan & Penggalian 1,24 1,24 1,22 1,22  1,20
3. Industri Pengolahan 33,45 34,09 34,17 34,43  34,77
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,16 0,16 0,15 0,14  0,14
5. Konstruksi 4,92 4,55 4,88 5,11  5,00
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 25,20 25,25 25,37 25,33  25,38
7. Transportasi & Komunikasi 7,00 6,96 6,67 6,51  6,39
8. Lembaga Keuangan 2,51 2,51 2,65 2,74  2,83
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 14,07 14,00 13,87 13,79  13,77
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00  100,00

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 81


Komposisi ini menunjukkan adanya transisi pergeseran sektor yang banyak menyerap
tenaga kerja Kabupaten Bogor dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan
jasa.

3.3.5. Penduduk Bekerja dan Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap dunia kerja. Tingkat


pendidikan penduduk yang bekerja di Kabupaten Bogor masih sangat rendah.
Diperkirkan masih sekitar separuh penduduk yang bekerja berpendidikan maksimun
tamat SD. Proporsi pekerja yang berpendidikan rendah cenderung mengalami
penurunan.

Tabel 3.3.7. Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Tingkat
Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa
Bogor Barat Tahun 2014-2018

Pendidikan 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (3) (4) (5) (6) (7)


Kabupaten Bogor 
≤ SD    1.078.693  1.094.106   1.108.201  1.123.119   1.137.721 
SLTP       442.120     455.334      469.355    484.727     500.759 
SLTA       482.994     497.128     511.874     527.870     544.411 
Perguruan Tinggi       144.697      151.069      155.908     161.122      166.531 
Jumlah    2.148.504    2.197.637   2.245.338  2.296.838   2.349.422 
Kabupaten Bogor Barat
≤ SD       371.123     377.467      383.297     389.494      395.644 
SLTP       108.679      112.283      116.077     120.247      124.618 
SLTA          70.131        72.443        74.839       77.446        80.161 
Perguruan Tinggi          12.563  13.167  13.636  14.145   14.676 
Jumlah       562.496  575.360  587.849  601.332   615.099 
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
≤ SD       707.570  716.639  724.904  733.625   742.077 
SLTP       333.441  343.051  353.278  364.480   376.141 
SLTA       412.863  424.685  437.035  450.424   464.250 
Perguruan Tinggi       132.134  137.902  142.272  146.977   151.855 
Jumlah    1.586.008  1.622.277   1.657.489  1.695.506   1.734.323 

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 82


Hasil dan Pembahasan

Proporsi pekerja yang berpendidikan rendah lebih tinggi di Kabupaten Bogor


Barat dibandingkan dengan Kabupaten Bogor tanpa Bogor barat. Sebaliknya
proporsi pekerja yang berpendidikan tamat Perguruan Tinggi lebih besar di
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat dibandingkan Kabupaten Bogor Barat. Proporsi
pekerja yang berpendidikan tinggi di prediksi mengalami peningkatan.

Tabel 3.3.8. Persentase Prediksi Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja
Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan
Bogor tanpa Bogor Barat Tahun 2014-2018

Pendidikan 2014 2015 2016 2017 2018

(1) (3) (4) (5) (6) (7)


Kabupaten Bogor 
≤ SD 50,21 49,79 49,36 48,90  48,43
SLTP 20,58 20,72 20,90 21,10  21,31
SLTA 22,48 22,62 22,80 22,98  23,17
Perguruan Tinggi 6,73 6,87 6,94 7,01  7,09
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00  100,00
Kabupaten Bogor Barat
≤ SD 65,98 65,61 65,20 64,77  64,32
SLTP 19,32 19,52 19,75 20,00  20,26
SLTA 12,47 12,59 12,73 12,88  13,03
Perguruan Tinggi 2,23 2,29 2,32 2,35  2,39
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00  100,00
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
≤ SD 44,61 44,17 43,74 43,27  42,79
SLTP 21,02 21,15 21,31 21,50  21,69
SLTA 26,03 26,18 26,37 26,57  26,77
Perguruan Tinggi 8,33 8,50 8,58 8,67  8,76
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00  100,00

Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013 83


Hasil dan pembahasan

3.4. KEMISKINAN

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat


perhatian pemerintah di negara manapun termasuk di Indonesia. Kemiskinan dan
penanggulangannya telah menjadi prioritas pembangunan dan menjadi agenda
pokok yang mengerahkan berbagai sumber daya pembangunan. Pada tahun 2014
Pemerintah Indonesia menargetkan angka kemiskinan menjadi 8 - 10 persen.
Kemiskinan masih menjadi salah satu isu strategis RPJMD 2013-2018 Provinsi Jawa
Barat yaitu penanggulangan penduduk miskin.
Dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat terkait dengan kemiskinan target yang
ingin dicapai pada tahun 2018 antara lain persentase penduduk miskin diturunkan
sebesar 5,0 hingga 4,10 persen, meningkatkan kemampunan daya beli sebesar Rp.
665 ribu, dan memeratakan kesejahteraan masyarakat dengan capaian indeks gini
0,30 hingga 0,35 point.
Sebagai bagian wilayah provinsi Jawa Barat kabupaten Bogorpun berupaya
mendukung program pembangunan, karenanya perencanaan dan capaian pada
tatanan kabupaten perlu ditentukan. Karena prediksi indikator terkait kemiskinan
dan kesejahteraan masyarakat perlu dihitung.

3.4.1. Prediksi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor

Kemiskinan merupakan persoalan mendasar, tidak hanya di negara maju


terlebih di negara berkembang dan terbelakang. Di Indonesia kepdulian
menurunkan kemiskinan terus diupayakan, hingga pemerintah membentuk Tim
Nasional Penanggulangan Percepatan Kemiskinan (TNP2K).
Kabupaten Bogorpun berupaya menurunkan tingkat kemiskinan.
Diperkirakan kemiskinan di kabupaten Bogor masih berkisar pada angka 9 hingga 8
persen.
Prediksi penduduk miskin periode 2013 hingga 2018 masih berada pada
kisaran angka 8 hingga 9 persen. Penurunan persentase kemiskinan dari tahun 2015
hingga 2018 sangat kecil kecuali ada upaya khusus.
Persentase penduduk miskin kabupaten Bogor sebagian besar
disumbang oleh penduduk miskin yang berada di Kabupaten Bogor Barat.
Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Barat sangat tinggi. Seperlima

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 84


Hasil dan pembahasan

lebih dari masyarakat yang tinggal di Kabupaten Bogor Barat merupakan penduduk
miskin.

Tabel 3.4.1. Prediksi Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten


Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat, 2014-2018

Perubahan
Jumlah Penduduk
Tahun Persentase (%) persentase
Miskin (ribu jiwa)
penduduk miskin (%)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten Bogor 
2014 470,91  9,00  0,26 
2015 475,29  8,88  ‐0,12 
2016 480,22  8,77  ‐0,10 
2017 485,62  8,68  ‐0,09 
2018 491,44  8,60  ‐0,08 
Bogor Barat 
2014 283,34  19,70  ‐0,22 
2015 293,90  20,25  0,55 
2016 296,24  20,24  ‐0,01 
2017 298,16  20,22  ‐0,02 
2018 300,23  20,23  0,01 
Bogor tanpa Bogor Barat 
2014 163,55  4,45  ‐0,14 
2015 193,89  5,13  0,67 
2016 189,92  4,88  ‐0,25 
2017 190,34  4,76  ‐0,12 
2018 187,09  4,55  ‐0,21 

Prediksi penduduk miskin di Kabupaten Bogor Barat tahun 2013-2018 masih


berkisar antara 19 hingga 20 persen. Perlu upaya sangat keras untuk menggerakan
roda perekonomian Kabupaten Bogor Barat. Relatif sangat sulit untuk menurunkan
tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor Barat.
Kabupaten Bogor minus Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang
potensial industri, perdagangan dan sektor Jasa. Pusat pemerintah ada di
Kabupaten ini. Angka kemiskinan tahun 2013 hingga 2018 diperkirakan antara 4-5
persen.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 85


Hasil dan pembahasan

3.4.2.Perubahan Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor

Garis kemiskinan diperkirakan terus meningkat, hal ini diprediksi oleh


adanya inflasi. Adapun persentase perubahan garis kemiskinan diperkirakan
cenderung menurun.
Garis kemiskinan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat diperkirakan lebih
rendah dibandingkan dengan Kabupaten minus Kabupaten Bogor Barat, hal ini salah
satunya karena perbedaan pola kecukupan untuk hidup layak yang lebih tinggi di
Kabupaten Bogor minus Bogor Barat.

Tabel 3.4.2 Garis Kemiskinan di Kabupaten Bogor dan Perubahannya Kabupaten


Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018

Garis Kemiskinan
Tahun Perubahan (%)
(Rp/Kapita/Bulan)
(1) (2) (3)
Kabupaten Bogor
2014 300.119,- 7,35
2015 320.667,- 6,85
2016 341.215,- 6,41
2017 361.763,- 6,02
2018 382.311,- 5,68
Kabupaten Bogor Barat
2014 278.483,- 6,85
2015 296.346,- 6,41
2016 314.208,- 6,03
2017 332.071,- 5,68
2018 349.933,- 5,38
Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat
2014 303.861,- 6,71
2015 322.956,- 6,28
2016 342.050,- 5,91
2017 361.145,- 5,58
2018 386.852,- 7,12

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 86


Hasil dan pembahasan

3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan di


Kabupaten Bogor

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan


persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah
penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga mengarah pada
pengurangan tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Tabel 3.4.3. Prediksi Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2)
Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa Bogor Barat
Tahun 2014-2018

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)


Tahun Bogor 
Bogor tanpa  Bogor 
Bogor  Bogor Barat Bogor  tanpa 
Bogor Barat  Barat 
Bogor Barat
(1)  (2)  (3)  (4) (5)  (6)  (7) 
2014 1,40  1,42  1,33  0,33  0,38  0,34 
2015 1,43  1,46  1,33  0,34  0,34  0,33 
2016 1,41  1,43  1,30  0,33  0,36  0,33 
2017 1,42  1,46  1,28  0,34  0,36  0,32 
2018 1,42  1,46  1,32  0,34  0,37  0,32 

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase


penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman
dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah
penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi
tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap
garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bogor
tanpa Bogor Barat cenderung menurun. Artinya rata-rata pengeluaran penduduk

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 87


Hasil dan pembahasan

miskin cenderung mendekati garis kemiskinan. Keadaan ini merupakan indikasi


bahwa dalam periode tersebut, rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung makin mendekati garis kemiskinan.

Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) memberikan


gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks
keparahan kemiskinan di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten
Bogor tanpa Bogor Barat di prediksi termasuk kategori sedang dengan kisaran 0,3.

3.4.4. Gini Ratio

Distribusi pendapatan nasional menggambarkan merata atau timpangnya


pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Distribusi
pendapatan nasional akan menentukan bagaimana pendapatan nasional yang
tinggi akan mampu menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan
dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan
menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum.
Gini ratio merupakan salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk
mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Tingkat
ketimpangan pendapatan di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih tinggi
dibandingkan dengan Bogor Barat, hal ini tercermin dari gini ratio Kabupaten Bogor
minus Bogor Barat lebih tinggi dibandingkan dengan Bogor Barat. Salah satu
penyebab tingginya gini ratio di Kabupaten Bogor tanpa Bogor Barat lebih tinggi
dibandingkan dengan kabupaten Bogor Barat adalah lebih heterogennya pola
kehidupan di Kabupaten tersebut.
Diprediksi gini ratio Kabupaten Bogor, Kabupaten Bogor Barat dan Bogor
tanpa Bogor Barat masih tergolong ke dalam kategori sedang hingga tahun 2018.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 88


Hasil dan pembahasan

Tabel 3.4.4. Prediksi Gini Ratio Kabupaten Bogor, Bogor Barat dan Bogor tanpa
Bogor Barat Tahun 2014-2018

Bogor tanpa
Tahun Bogor Bogor Barat
Bogor Barat
(1)  (2)  (3)  (4) 
2014 0,35 0,27 0,37
2015 0,35 0,30 0,36
2016 0,35 0,31 0,37
2017 0,35 0,32 0,37
2018 0,36 0,32 0,37

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 89


Hasil dan Pembahasan

3.5. PREDIKSI INFLASI

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan


terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang mendapat perhatian
khusu dari pemerintah. Hal ini disebabkan inflasi merupakan salah tolok ukur
perekonomian di suatu wilayah. Pemerintah bersama Bank Indonesia setiap tahun
selalu menyusun strategi program-program makro dan mikro ekonomi untuk
menetapkan target nilai inflasi selama setahun. Data inflasi selalu dirilis setiap
awal bulan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini BPS, untuk memonitor
perkembangan inflasi di Indonesia. Hal ini disebabkan inflasi berhubungan erat
dengan daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi makro.
Kabupaten Bogor dalam menyusun target indikator ekonomi Kabupaten
Bogor tahun 2014-2018 memasukkan inflasi sebagai salah satu indikator yang
ditetapkan. Berdasarkan data-data time series inflasi di Kabupaten Bogor
diprediksi untuk kondisi 2014 sampai 2018.
Secara umum, inflasi tahun 2014-2018 diprediksi masih terkendali pada level
3,5-5,5 persen. Nilai ini didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut :

1. Terjaganya harga bahan-bahan kebutuhan pokok makanan


Terjaganya harga-harga bahan makanan tak lepas dari upaya pemerintah
untuk memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antar
wilayah. Hal ini membuat lancarnya pasokan bahan makanan. Disamping itu,

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 90


Hasil dan Pembahasan

peningkatan produksi pangan yang didukung oleh meningkatnya luas lahan


dan produktivitas pertanian turut berperan dalam menjaga stabilitas harga.

2. Relatif stabilnya kelompok harga bahan kebutuhan yang diatur pemerintah


(administered prices).
Komoditi yang termasuk dalam administered price adalah barang-barang
yang mekanisme pembentukan harganya banyak dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah. Walaupun pada periode-periode lainnya pergerakan harga
komponen ini terbentuk dari mekanisme pasar, namun pada periode
tertentu terdapat pengaruh dari kebijakan pemerintah yang berdampak
sangat signifikan terhadap pembentukan keseimbangan harga yang baru
pada komponen ini. Sehingga dalam jangka panjang, pembentukan harga
komponen ini dapat dikatakan lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah. Jika barang-barang yang termasuk golongan administered
priced (misal : BBM, Tarif Dasar Listrik, tarif air minum) relatif stabil
harganya, maka inflasi akan dapat terkendali.

3. Membaiknya ekspektasi inflasi


Ekspektasi inflasi yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk
mengalihkan aset finansial yang dimilikinya menjadi asset riil, seperti
tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya. Begitu juga sebaliknya
ekspektasi inflasi yang rendah akan memberikan insentif terhadap
masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada sektor-sektor
produktif. Ekspektasi inflasi dapat dibentuk diantaranya melalui
pengumuman kepada publik mengenai target inflasi yang hendak dicapai
dalam beberapa periode ke depan. Disamping itu, penetapan harga dan
upah cenderung mengikuti koridor target inflasi yang ditetapkan dan kurang
responsif terhadap fluktuasi inflasi sesaat. Dengan penetapan terget inflasi,
diharapkan mempengaruhi ekspektasi masyarakat yang pada akhirnya
memiliki kekuatan untuk mengendalikan infalsi sesuai target yang
ditetapkan.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 91


Hasil dan Pembahasan

4. Stabilnya nilai tukar rupiah


Relatif stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan
mendorong kestabilan harga barang-barang impor. Hal ini turut berperan
untuk mngendalikan laju inflasi.

Prediksi inflasi Kabupaten Bogor yang berada pada kisaran 3,5-5,5 persen
per tahun dikategorikan sebagai inflasi rendah. Berdasarkan keparahannya inflasi
juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya,jika inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi tak menentu. Dengan prediksi inflasi sebesar 3,5-5,5
persen per tahun pada rentang waktu 2014-2018, diharapkan dapat menjadi
stimulus bagi masyarakat Kabupaten Bogor.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 92


Hasil dan Pembahasan

3.6. PREDIKSI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI KABUPATEN BOGOR

Pembangunan di segala bidang merupakan arah dan tujuan pemerintah.


Hakikat dari pembangunan itu sendiri adalah meningkatnya kesejahteraan
masyarakat. Kabupaten Bogor merupakan suatu wilayah dengan banyak potensi
yang dimilikinya. Salah satunya adalah potensi dalam bidang pertanian. Alam dan
iklimnya yang subur, menjadi penopang berkembangnya sektor pertanian di
Kabupaten Bogor. Peran sektor pertanian menjadi penting karena sektor ini
menjadi penopang pertumbuhan ekonomi wilayah, penyedia lapangan kerja,
penyedia kebutuhan pangan masyarakat, serta pendorong tumbuhnya sektor
industri. Akan tetapi kondisi yang terjadi sangat berbeda. Nasib petani dari hari ke
hari kian terpuruk. Tingkat kesejahteraannya tidak membaik, seiring dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang seharusnya dinikmati bersama. Posisi tawar petani
berada pada posisi yang lemah. Kebijakan pemerintah telah banyak dilakukan
namun belum mengena sasaran dan belum intensif. Akibatnya, nilai tukar produk
pertanian rendah. Peningkatan pendapatan di sektor pertanian pun termasuk
paling lambat kecuali bagi petani yang sudah menembus pasar ekspor dikarenakan
produk unggulan mereka.

Kebijakan dalam pembangunan, khususnya dibidang kesejahteraan seolah


menempatkan petani pada posisi yang diperhatikan, namun dalam kenyataan
membuktikan bahwa pertanian menjadi sektor yang inferior dalam
pengembangannya. Kondisi ini pada gilirannya akan membuat keterpurukan
pertanian yang pada akhirnya menurunkan kesejahteraan petani.

NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani
terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah
satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan
barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi
NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Dalam penyusunan target indikator ekonomi daerah Kabupaten Bogor, NTP
merupakan salah satu indikator yang dihitung nilainya selama lima tahun ke depan
yaitu 2014-2018. Penghitungan prediksi NTP ini berdasarkan kebutuhan

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 93


Hasil dan Pembahasan
P n

perencanaan pembang
gunan yan
ng berpihak bagi kesejahterraan peta
ani. Data
prediksi NTP tahun
t 2014
4-2018 disaajikan pad
da Gambar 3.6.1.

Gam
mbar 3.6.1. Prediksi NTP Kabup
paten Bogo
or Tahun 22014-2018

Pada Ga
ambar 3.6.1 terlihatt bahwa NTP
N Kabup
paten Bogoor mencap
pai 104,60
pad
da tahun 2014.
2 Nilai ini menggalami pe
eningkatan dari tahuun ke tahu
un hingga
akh
hirnya men
ncapai 117,56 pada ttahun 2018
8. Nilai NT
TP yang beerada di attas 100 ini
men
nunjukkan kesejahteraan pettani yang lebih baiik karena petani mengalami
m
surp
plus, pendapatannya
a naik dan pengeluarrannya lebiih rendah.

Secara umum
u NTP menghasi lkan 3 pen
ngertian :
• NTP > 100
1 berartti NTP pad a suatu pe
eriode terttentu lebihh baik dibandingkan
dengan NTP pada
a tahun daasar, dengan kata la
ain petani mengalam
mi surplus.
Harga produksi naik leb
bih besar dari ke
enaikan hharga kon
nsumsinya.
Pendap
patan petan
ni naik dan
n menjadi lebih besa
ar dari penngeluarannya.
• NTP = 100
1 berartti NTP pad
da suatu pe
eriode tertentu sam
ma dengan NTP pada
tahun dasar,
d deng
gan kata laain petani mengalam
mi impas. K
Kenaikan/p
penurunan
harga produksiny
ya sama dengan persentase
p e kenaikann/penurun
nan harga
barang konsumsi. Pendapattan petani sama deng
gan penge luarannya.

Penyusunan Perencanaa
an Target Ind
dikator Ekonomi Kabupatten Bogor Taahun 2014-20
018 94
Hasil dan Pembahasan

• NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan
NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan
harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga
barang konsumsinya. Pendapatan petani turun dan lebih kecil dari
pengeluarannya.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 95


Kesimpulan
 

BAB IV

KESIMPULAN

1. Kinerja perekonomian Kabupaten Bogor pada tahun 2014-2018 diprediksi


berkisar 6,07-6,21 persen. Kinerja DOB Kabupaten Bogor Barat diprediksi
lebih rendah dari kabupaten induknya, yaitu berkisar 5,04-5,83 persen pada
tahun 2014-2018. Kinerja perekonomian Kabupaten Bogor setelah DOB
Kabupaten Bogor berdiri diprediksi meningkat, menjadi sebesar 6,18-6,25
persen pada tahun 2014-2018. PDRB perkapita DOB Kabupaten Bogor Barat
diprediksi hanya 8,98-14,85 juta per orang per tahun. Nilai ini setara dengan
sepertiga PDRB Kabupaten Bogor. Bisa jadi, setelah pemisahan dari
induknya, DOB Kabupaten Bogor Barat menjadi kabupaten termiskin di
Provinsi Jawa Barat.

2. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor diprediksi sebesar 2,38-2,13


persen pada tahun 2014-2018. Laju pertumbuhan penduduk DOB Kabupaten
Bogor Barat mencapai 0,93-0,59 persen pada tahun 2014-2018. Laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor setelah DOB Kabupaten Bogor
Barat berdiri menjadi 2,95-2,68 persen pada tahun 2014-2018.

3. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Bogor Barat lebih tinggi


dibandingkan dengan Kabupaten Bogor. TPT Kabupaten Bogor, DOB
Kabupaten Bogor Barat dan Kabupaten Bogor tanpa Kabupaten Bogor Barat
menunjukkan penurunan pada tiap tahunnya.

4. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor diprediksi sekitar 8 persen, DOB


Kabupaten Bogor Barat sekitar 20 persen dan Kabupaten Bogor tanpa
Kabupaten Bogor Barat diprediksi sekitar 4 persen.

5. Inflasi di Kabupaten Bogor selama tahun 2014-2018 diprediksi mencapai


kisaran 3,5-5,5 persen.

6. NTP di Kabupaten Bogor pada tahun 2014-2018 diprediksi antara 104,60-


117,56. Peningkatan ini menunjukkan meningkatnya kesejahteraan para
petani di Kabupaten Bogor.

Penyusunan Perencanaan Target Indikator Ekonomi Kabupaten BogorTahun 2014-2018 96


 

Anda mungkin juga menyukai